Anda di halaman 1dari 5

AKUNTANSI PIUTANG

A. PENGERTIAN PIUTANG (RECEIVABLE)


Piutang (Receivable) Adalah klaim terhadap pihak lain agar pihak lain tersebut membayar sejumlah uang atau jasa dalam waktu paling lama satu tahun atau satu periode akuntansi Piutang (Receivable) merupakan klaim (hak untuk mendapatkan) uang dari entitas lain. Piutang juga disebut tagihan atau receivable. Menurut bukti pendukungnya piutang dapat dikelompokkan menjadi: 1. Piutang Wesel/Notes Receivable atau Wesel Tagih Yaitu tagihan yang didukung oleh instrument kredit resmi seperti Promes. Promes adalah janji tertulis untuk membayar uang pada tanggal tertentu tanpa syarat. 2. Piutang Usaha Biasa Yaitu tagihan yang didukung oleh bukti usaha biasa seperti faktur atau bukti bahwa perusahaan telah menjual barang/jasa ke pihak yang berhutang (debitur).

Contoh : Pada Tanggal 14 Febfruari 2008 PT. X menjual barang dagangan kepada PT. Y secara kredit seharga Rp. 1.000.000 Dengan Demikian PT. X Memiliki Piutang dari PT. Y. Dan PT. Y Mempuyai Hutang Sebesar Rp. 1.000.000 yang belum dilunasi kepada PT. X. Jurnal : Tanggal 2008 Feb 1 Keterangan Piutang => Penjualan Ref Debet Rp. 1.000.000 Rp. 1.000.000 Kredit

A. PIUTANG USAHA (ACCOUNT RECEIVABLE)

Piutang Usaha (Account Receivable) adalah piutang yang timbul dari penjualan barang
atau jasa yang dihasilkan perusahaan. Dalam kegiatan normal perusahaan, piutang usaha biasanya akan dilunasi dalam tempo kurang dari satu tahun, makanya piutang usaha dikelompokkan ke dalam kelompok aktiva lancar. Piutang usaha yang dimiliki belum tentu seluruhnya dapat ditagih, mungkin ada sebagian piutang usaha yang tidak dapat ditagih karena sesuatu hal misalnya debitur diyatakan bangkrut, alamat debitur sudah tidak diketahui lagi dan sebagainya. Piutang usaha yang tidak dapat ditagih merupakan kerugian atau beban bagi perusahaan. Jadi piutang usaha tersebut harus dihapuskan dari pembukuan.

B. PENCATATAN PIUTANG
Sesuai dengan Standar Akuntansi Keuangan, piutang dicatat dan diakui sebesar jumlah bruto (nilai jatuh tempo) dikurangi dengan taksiran jumlah yang tidak akan diterima. Itu berarti piutang harus dicatat sebesar jumlah yang diharapkan akan dapat ditagih. Karena itu berkaitan dengan pengelolaan piutang, perusahaan harus membuat suatu cadangan piutang tidak tertagih yang merupakan taksiran jumlah piutang yang tidak akan dapat ditagih dalam periode tersebut.

C. PIUTANG USAHA BIASA

Timbulnya piutang dan akuntansinya Piutang dapat timbul karena menjual barang/jasa atau karena perusahaan memberi pinjaman ke perusahaan lain. Umumnya piutang dicatat pada saat timbulnya yaitu setelah perusahaan menyerahkan barang/jasa yang dijual.

D. PIUTANG WESEL (NOTES RECEIVABLE)


Piutang Wesel (Notes Receivable) adalah piutang yang didukung instrument kredit resmi seperti promes. Promes adalah janji tertulis untuk membayar uang pada tanggal tertentu tanpa syarat.

A. MENCARI DANA DENGAN PIUTANG


Apabila perusahaan ingin mengkonversi piutang menjadi kas sebelum piutang tersebut jatuh tempo/belum dibayar oleh debitur, maka ada 3 cara yang dapat dilakukan: 1. Menjaminkan piutang (assignment) 2. Menjual piutang (factoring) 3. Mendiskontokan Wesel/Promes

1. MENJAMINKAN PIUTANG USAHA


Dalam keadaan ini perusahaan akan memperoleh jumlah kas tertentu dari penjamin (assignor), misalnya bank. Perusahaan harus segera membayar secara berangsur kepada penjamin apa bila piutang sudah tertagih, meliputi pokok penjamin, biaya pinjaman dan biaya bunga. Piutang yang dijaminkan mengurangi jumlah aktiva lancar (modal kerja) di dalam Neraca. Piutang yang dijaminkan harus dicantumkan secara jelas untuk menunjukkan terbatasnya penguasaan perusahaan atas piutang tersebut. Contoh : Pada tanggal 1 Januari 2002 PT. A memperoleh pinjaman dari Bank BAC dengan jaminan piutang usaha. Piutang usaha yang dijaminkan sebesar Rp. 2.000.000. pinjaman yang diterima 90% dari piutang yang dijaminkan dipotong beban administrasi Rp. 25.000. Bunga pinjaman 18% setahun. Jumlah pinjaman (90% x Rp. 2.000.000) Beban Administrasi Pinjaman yang diterima = Rp. 1.800.000 Rp. 25.000 _ Rp. 1.775.000

Jurnal : Tanggal 2002 Jan 1 Keterangan Kas Beban Administrasi => Utang Bank Piutang Usaha Dijaminkan => Piutang Usaha Ref Debet Rp. 1.775.000 Rp. 25.000 Rp. 1.800.000 Rp. 2.000.000 Rp. 2.000.000 Kredit

2. MENJUAL PIUTANG USAHA


Jika dana diperoleh dengan menjual piutang, maka hak menagih berpindah dari perusahaan kreditur kepada pihak yang membeli piutang. Dalam penjualan piutang pada umumnya ditentukan cadangan dari retur penjualan dan penurunan harga karena kerusakan dan sudah diperhitungkan pula kemungkinan tidak tertagihnya sebagian piutang. Dengan demikian pembeli piutang hanya membayar sebagian saja dari piutang yang dijual. Rekening piutang yang dijual harus dihapus dari laporan keuangan. Contoh : Pada Tanggal 1 Juli 2000 PT. X menjual piutang usaha yang bernilai Rp. 1.500.000 kepada Bank ABC. Harga jual piutang usaha Rp. 1.350.000. penyisihan piutang tak tertagih pada Tanggal 1 Juli 2000 sebesar Rp. 100.000. untuk menjaga kemungkinan adanya potongan penjualan, Bank ABC menahan 10% dari harga jual piutang usaha. Harga jual piutang usaha Piutang yang diperkirakan akan ditagih Rugi atas penjualan piutang Harga jual piutang usaha Ditahan oleh Bank ABC Uang yang diterima Rp. 1.350.000 Rp. 1.400.000 _ Rp. 50.000 Rp. 1.350.000 Rp. 13.500 (10% x Rp. 1.350.000) Rp. 1.336.500

Jurnal : Tanggal 2002 Juli 1 Keterangan Retur Penjualan Dan Pengurangan Harga => Piutang Usaha Dijaminkan Ref Debet Rp. 50.000 Rp. 50.000 Kredit

3. MENDISKONTOKAN WESEL.
Kebutuhan kas segera dapat dipenuhi pula dengan meminjam uang ke bank atau lembaga lain dengan jaminan (mendiskontokan) wesel tagih (janji tertulis yang tidak bersyarat dari satu pihak kepada pihak lain untuk membayar sejumlah uang dimasa mendatang). Jika pada saat wesel jatuh tempo dan pihak penerbit wesel tidak melunasi kewajibannya, maka pihak yang mendiskontokan wesel bertanggung jawab terhadap pelunasan kewajibannya kepada pihak kreditor.

Contoh : PT. X memiliki promes dari PT. Y nominal Rp. 600.000 berhubungan 12% setahun dengan jangka waktu 60 hari bertanggal 10 Mei 2008. Pada tanggal 19 Juni 2008 promes tersebut oleh PT. X didiskontokan ke Bank CBA dengan diskonto 10%. Berdasarkan data di atas uang yang diterima oleh PT. X dari hasil penjualan promes sebagai berikut :

Nilai nominal Promes Bunga = Rp. 600.000 x 60/360 x 12% Nilai jatuh tempo Diskonto 19 Juni-9 Juli 2008 Rp. 612.000 x 20/360 x 10% Diterima Jurnal : Tanggal Keterangan 2008 Juni 19 Kas => Pendapatan Bunga => Wesel Tagih Ref

Rp. 600.000 Rp. 12.000 + Rp. 612.000 Rp. 3.400 _ Rp. 608.600

Debet Rp. 608.600

Kredit

Rp. 8.600 Rp. 600.000

Anda mungkin juga menyukai