Contoh : Pada Tanggal 14 Febfruari 2008 PT. X menjual barang dagangan kepada PT. Y secara kredit seharga Rp. 1.000.000 Dengan Demikian PT. X Memiliki Piutang dari PT. Y. Dan PT. Y Mempuyai Hutang Sebesar Rp. 1.000.000 yang belum dilunasi kepada PT. X. Jurnal : Tanggal 2008 Feb 1 Keterangan Piutang => Penjualan Ref Debet Rp. 1.000.000 Rp. 1.000.000 Kredit
Piutang Usaha (Account Receivable) adalah piutang yang timbul dari penjualan barang
atau jasa yang dihasilkan perusahaan. Dalam kegiatan normal perusahaan, piutang usaha biasanya akan dilunasi dalam tempo kurang dari satu tahun, makanya piutang usaha dikelompokkan ke dalam kelompok aktiva lancar. Piutang usaha yang dimiliki belum tentu seluruhnya dapat ditagih, mungkin ada sebagian piutang usaha yang tidak dapat ditagih karena sesuatu hal misalnya debitur diyatakan bangkrut, alamat debitur sudah tidak diketahui lagi dan sebagainya. Piutang usaha yang tidak dapat ditagih merupakan kerugian atau beban bagi perusahaan. Jadi piutang usaha tersebut harus dihapuskan dari pembukuan.
B. PENCATATAN PIUTANG
Sesuai dengan Standar Akuntansi Keuangan, piutang dicatat dan diakui sebesar jumlah bruto (nilai jatuh tempo) dikurangi dengan taksiran jumlah yang tidak akan diterima. Itu berarti piutang harus dicatat sebesar jumlah yang diharapkan akan dapat ditagih. Karena itu berkaitan dengan pengelolaan piutang, perusahaan harus membuat suatu cadangan piutang tidak tertagih yang merupakan taksiran jumlah piutang yang tidak akan dapat ditagih dalam periode tersebut.
Timbulnya piutang dan akuntansinya Piutang dapat timbul karena menjual barang/jasa atau karena perusahaan memberi pinjaman ke perusahaan lain. Umumnya piutang dicatat pada saat timbulnya yaitu setelah perusahaan menyerahkan barang/jasa yang dijual.
Jurnal : Tanggal 2002 Jan 1 Keterangan Kas Beban Administrasi => Utang Bank Piutang Usaha Dijaminkan => Piutang Usaha Ref Debet Rp. 1.775.000 Rp. 25.000 Rp. 1.800.000 Rp. 2.000.000 Rp. 2.000.000 Kredit
Jurnal : Tanggal 2002 Juli 1 Keterangan Retur Penjualan Dan Pengurangan Harga => Piutang Usaha Dijaminkan Ref Debet Rp. 50.000 Rp. 50.000 Kredit
3. MENDISKONTOKAN WESEL.
Kebutuhan kas segera dapat dipenuhi pula dengan meminjam uang ke bank atau lembaga lain dengan jaminan (mendiskontokan) wesel tagih (janji tertulis yang tidak bersyarat dari satu pihak kepada pihak lain untuk membayar sejumlah uang dimasa mendatang). Jika pada saat wesel jatuh tempo dan pihak penerbit wesel tidak melunasi kewajibannya, maka pihak yang mendiskontokan wesel bertanggung jawab terhadap pelunasan kewajibannya kepada pihak kreditor.
Contoh : PT. X memiliki promes dari PT. Y nominal Rp. 600.000 berhubungan 12% setahun dengan jangka waktu 60 hari bertanggal 10 Mei 2008. Pada tanggal 19 Juni 2008 promes tersebut oleh PT. X didiskontokan ke Bank CBA dengan diskonto 10%. Berdasarkan data di atas uang yang diterima oleh PT. X dari hasil penjualan promes sebagai berikut :
Nilai nominal Promes Bunga = Rp. 600.000 x 60/360 x 12% Nilai jatuh tempo Diskonto 19 Juni-9 Juli 2008 Rp. 612.000 x 20/360 x 10% Diterima Jurnal : Tanggal Keterangan 2008 Juni 19 Kas => Pendapatan Bunga => Wesel Tagih Ref
Rp. 600.000 Rp. 12.000 + Rp. 612.000 Rp. 3.400 _ Rp. 608.600
Kredit