6, FEBRUARI 1994
TAK TERTINGGAL - Program mengunjuungi mantan pembina dan pelatih terus dilakukan oleh pengelola JIC. Januari lalu, giliran Kak Trisno
yang jadi tuan rumah, meski cuma ada lima Purna Paskibraka’78 yang bisa hadir. Dari kiri: Syaiful Azram, Saraswati, Kak Merry Laban, Kak
Trisno, Rita Sudradjat, Sonny Jwarson dan Budi Saddewo.
Buletin Purna Paskibraka ‘’78 ini diterbitkan untuk menggalang (Yogya), Tatiana Shinta Insamodra (Lampung), Chelly Urai Sri
kembali rasa persaudaraan (brotherhood) sesama teman Ranau (Kalbar), Saraswati (Jakarta), Amir Mansur (Jakarta), I
seangkatan, bukan untuk tujuan-tujuan lain. Sebagian atau seluruh Gde Amithaba (Bali), Budi Saddewo (Jateng).
isi buletin ini dapat dikutip/diperbanyak atau dibagikan kepada Purna Surat-surat dapat dialamatkan ke:
Paskibraka angkatan lainnya. RITA SUDRADJAT, Jalan Mandar 14 Blok DD3 No.3 Bintaro
Terbit atas inisiatif Purna Paskibraka 1978 yang kini berada di Sektor 3A, Tangerang 15225.
Jakarta yaitu: Syaiful Azram (Sumut), Arita Sudradjat (Jabar), SYAIFUL AZRAM, Pondok Tirta Mandala (Tahap V) Blok
Sonny Jwarson Parahiyanto (Jatim), Budihardjo Winarno E4 No.1, Sukamaju, Sukmajaya, Depok 16415.
Paskibraka ’78 Jakarta InfoCenter
dulu, menurut kita, hanya akan menda-
S
EPERTl JUGA YANG TERJADI daerah dalam mempersiapkan Musyawa- depan korps Paskibraka yang kita cintai.
pada bulan-bulan sebelumnya, rah Nasional (Munas) yang direncanakan Tapi tujuan yang paling utama, Reuni kita
meski sudah ada 10 Purna Paski- akan berlangsung Oktober 1994. sendiri harus membuahkan pikiran-pikiran
braka’78 yang ada di Jakarta dan menjadi Dari Munas itulah, menurut Kak Syahril, yang bernas dan bisa memberi kontribusi
pendukung JIC secara teoritis, hambatan pengurus baru yang terpilih akan memper- nyata, termasuk pada Rakernas, bukan
untuk bertemu secara keseluruhan alias siapkan rencana Reuni Besar Paskibraka sekadar ”cuap-cuap”. Itulah kesimpulan-
lengkap tetap saja belum bisa terjadi. nya.
Pertemuan rutin bulanan, kadang malah
dua kali sebulan, memang dihadiri minimal
Catatan dari Dengan waktu yang terus menekan kita
dari belakang, JIC telah sepakat bahwa
lima orang. Tapi, orangnya berganti-ganti.
Tak heran kalau dalam perternuan di
Jakarta untuk tahun ini, kita hanya mampu meng-
adakan Reuni Purna Paskibraka’78. Reuni
rumah Kak Trisno 8 Januari lalu misalnya, itulah nantinya yang akan menjadi cikal
Gde Amithaba baru bisa ketemu dengan pada tahun 1995, bersamaan dengan HUT bakal Reuni Besar Purna Paskibraka, mini-
Rita Sudradjat, Saraswati dan Budi Sad- Proklamasi ke-50. Kita tentu sepakat dan mal dengan merujuk pada pengalaman kecil
dewo. Amir Mansur pun baru bisa bertatap sependapat, Rakernas PPI adalah jalan yang akan kita jalaniAgustus ini. Dan, ren-
muka dengan Budi Saddewo pada 6 yang dianggap terbaik bagi PGM untuk cana Reuni kecil itu, agaknya ”klop” de-
Februari di PGM. Lalu, dalam pertemuan konsolidasi ulang setelah kepengurusan ngan penjadwalan yang dibuat oleh PGM.
terbaru, 26 Februari di rumah Budi Sad- PPI Pusat berjalan sekitar lima tahun (mulai Mudah-mudahan, kesepakatan yang
dewo, Amir baru bisa ”gebuk-gebukan” 1989). Kepengurusan PPI agaknya butuh telah diambil oleh 10 orang yang kalian per-
dengan Gde. ”penyegaran” agar kiprahnya lebih nyata cayai di Jakarta ini dapat kalian terima. De-
Hasil rangkumannya, sampai saat ini di masa mendatang. ngan segala keterbatasan yang ada, kami
Chelly dan Tetty belum bertemu dengan Warga JIC sendiri akan mendukung sadar bahwa baru sebatas inilah yang bisa
Gde atau Budi Saddewo, meski keempatnya Rakernas PPI itu, meski menurut sikap kami lakukan. Itu sebabnya, dukungan ka-
sudah sering telepon teleponan. Itulah yang sejak awal kami sepakati, bukan lian selalu kami nantikan, baik dukungan
sulitnya Jakarta dan gambaran kesibukan Rakernas atau Munas dulu yang penting, moril (masukan, gagasan, atau usul dan sa-
kami yang berusaha keras dan bertekad melainkan Reuni Besar Purna Paskibraka. ran) apalagi materil, kami sangat berterima
tetap menghidupkan markas JIC. Boleh jadi, Rakemas dan Munas tanpa Reuni lebih kasih. • P’7&JIC
karena kesibukan yang sama, Chelly dan
Tetty baru akan ketemu Gde atau Budi Sad-
dewo bersamaan dengan reuni bulan A-
gustus. Tak perlu heran, dan mari kita ter-
tawa bersama-sama dengan kelucuan ini...
Selain pertemuan di rumah Budi Saddewo
yang memang benar-benar difokuskan un-
tuk membahas persiapan akhir dan pembu-
atan proposal Reuni Purna Paskibraka’78
(lihat halaman 7), pertemuan di rumah Kak
Trisno dan di PGM —yang tadinya akan
diteruskan ke rumah baru Syaiful di Depok
tapi batal— memang mengumpulkan bebe-
rapa informasi cukup menggembirakan.
Artinya, para pembina di PGM, terutama
Kak Darminto yang kebetulan ditemui, me-
rasa gembira dengan rencana kita.
Sampai saat ini, JIC sendiri belum mende-
ngar ada rencana angkatan lain untuk reuni
pada bulan Agustus mendatang. Dari Kak
Syahrir llyas, Kasubdit Bimbingan Organi-
sasi Pemuda PGM, kami hanya mendapat
kabar bahwa sekitar bulan Agustus, akan
DIREKTORAT PGM : Untuk mendapatkan informasi terbaru, Sonny Jwarson, Budiharjo
ada Rapat Kerja Nasional Purna Paskibraka Winarno dan Syaiful Azram datang ke PGM. Kebetulan mereka bertemu dengan Kak
Indonesia (Rakernas PPI). Rakernas itu Darminto (tengah) dan Drs Syahrir Ilyas, Kasubdit Bimbingan Organisasi Pemuda
merupakan ajang pertemuan utusan PPI Ditbinmud (kedua dari kiri).
Buku Kenangan
Paskibraka ’78
UNTUK mempersiapkan penerbitan ”Buku Kenangan Paski-
braka’78” dan mengusahakan agar pada saat Reuni dapat di-
bagi-bagikan, jauh-jauh hari kami minta kalian membantu me-
nyediakan bahan-bahan untuk isinya. Kami tidak mau buku itu
hanya catatan yang memuat cerita tentang Paskibraka’78 versi
satu atau dua orang. Buku itu harus menjadi milik kita bersama
dan tentu saja yang mengisinya pun mesti kita semua pula.
Bagian awal buku itu akan berisi sambutan dari Dirjen Diklu-
sepora dan Direktur PGM (kalau bisa sih sekaligus Menteri
Pendidikan dan Kebudayaan). Beberapa tulisan berikutnya akan
mengisahkan kembali suasana latihan dan pelaksanaan pengi-
baran dan penurunan bendera tahun 1978. Usai itu, berbagai
cerita tentang acara penyerta seperti audlensi ke beberapa pejabat
negara terutarna acara dengan Bapak Presiden, kunjungan ke
tempa. bersejarah dan tempat-tempat rekreasi.
Untuk memberi tempat bagi penuangan pengalaman pribadi, KELUARGA BUDI SADDEWA: Seusal mengadakan pertemuan,
kami akan menyediakan ruang untuk catatan-catatan pribadi fotografer JIC sempat mengabadikan keluarga Budi Saddewo. Tampak
Budi sedang menggendong anak kedua Raras bersama anak pertama,
tentang apa saja selama latihan. Ini sangat penting, karena cerita- dan istri tercinta.
cerita itulah nantinya yang akan menjadi bagian lain prasasti
dari sejarah hidup kita. Bagian akhir akan memuat data terbaru
dari Purna Paskibraka’78.
Karena itu, tolong kalian siapkan:
Ringan Sama Dijinjing
• Tulisan tentang pengalaman selama latihan di Cempaka Putih DENGAN ikhlas, kami memang akan menangani penerbitan dan
dan pelaksanaan tugas di Istana Merdeka. pengiriman buletin ini setiap bulan dengan dana yang ada pada kami
bersepuluh di Jakarta.
• Cerita-cerita lucu yang mengesankan ketika di asrama. Tapi, tentu saja tidak adil kalau kita semua tidak ikut andil. Kami cuma
• Foto-foto waktu latihan yang menurut kalian pantas dimuat. bias mengimbau, kalau ada kelebihan ”uang dapur” ya kami-kami dibantu.
Berapa aja deh... pokoknya asal ada.
(pinjam juga boleh, nanti dikembalikan). Kalau ada, silakan kirim atau transfer lewat rekening:
• Biodata plus foto terbaru (foto keluarga bagi yang sudah ber- SYAIFUL AZRAM
keluarga). Formulirnya ada kami tampirkan bersama buletin TAHAPAN BCA No. 071-100-27158-8
(Cabang Blok A, Cipete) atau
ini, tolong diisi dan segera dikirimkan. TAPLUS BNI No. 022-78009964.6
• dan lain-lain yang dianggap perlu untuk dimuat di buku itu. (Cabang Kebayoran Baru, Blok M)
Mungkin, tidak salah jika kami mengatakan permintaan kami Jangan lupa, kirimkan resinya agar bisa diketahui setelah masuk.
adalah ”wajib”. Soalnya, kalau kalian tidak membantu, jelas **) BCA online di 23 kota: Medan, Pekanbaru, Batam, Palembang, Jabotabek,
Karawang, Depok, Cilegon, Serang, Bandung, Semarang, Yogyakarta,
percuma saja buku itu diterbitkan. Tanpa banyak omong kami Klaten, Salatiga, Solo, Malang, Surabaya, Sidoarjo, Denpasar, dan Kuta.
menunggu kiriman kalian selambat-tambatnya akhir Mei 1994. Sementara BNI rasanya ada di setiap ibukota kabupaten/kodya di seluruh
Indonesia.
Awas lho, jangan sampai lupa! •
P
hiladelphia, 18 Januari 1994. Hallo ada di tempat. Suara-suara di seberang hubungi Wah, saat itu serasa kita masih
teman-temanku Paskibraka’78! sana semuanya bihng lagi nggak di belasan tahun deh, cerita seputar Cem-
Saya Izziah nih. Nggak tau deh, tempat. Untuk kesekian kalinya, saya paka Putih (PHI) dan sekitarnya. Sebe-
gimana senengnya bisa berkomunikasi mohon sama suara di seberang, tolong lumnya saya pernah juga ketemu Oka
lagi dengan kalian. Sesuatu yang telah disampaikan. Tapi mungkin saya yang waktu masih kuliah di Surabaya.
begitu lama saya inginkan, tapi nggak tau lagi nggak beruntung. Oh ya, saya minta maaf tidak bisa hadir
gimana untuk menjalankannya. Maka- Sampai hari terakhir saya di Jakarta, waktu ngumpul-ngumpul tanggal 8 Ja-
nya, terima kasih sekali atas usaha kalian: nuari. Kebetulan, hari itu saya baru ber-
Rita, Sonny, Syaiful, Mahruzal, Tatiana, angkat dariAceh menuju Jakarta.Terima
Chelly, Budi dan semuanya yang telah kasih Sonny, atas undangan dan surat-
memulai lebih dulu. nya. Ternyata kamu masih ingat dengan
Rasanya banyak sekali yang ingin saya ”Poh” ya... I really appreciate that... Ka-
tulis, maksud saya pengen cerita-cerita lau saya tidak sempat membalas surat-
gitu. (Abis bayangin... 15 tahun lebih... nya, itu karena surat kamu datang pada
waktu yang cukup lama). Saya sampai hari terakhir saya di Jakarta (11 Januari).
bingung sendiri dari mana harus memu- Saya memang nggak sempat nulis, tapi
lainya. saya coba-coba terus untuk menghu-
Oya.. Selamat Tahun Baru dulu la ya.. bungi. Tapi ya itu.. nggak ada yang
Tahun baru kemaren saya di Jakarta. Be- ngangkat telepon. Sekali lagi.. untung saja
berapa bulan sebelumnya, saya membaca temen sekantor Syaiful ada yang me-
”Surat Pembaca” yang ditulis Syaiful di nyampaikan pesan saya. Hari terakhir di
majalah Editor. Sebenarnya suami saya Jakarta, saya masih terus-terus mencoba
sih yang ngasi tahu tentang kalian yang kontak ke kamu-kamu semua kok...
di Jakarta sedang mengumpulkan alamat- Ngomong-ngomong, soal uang ”da-
alamat kita semua. pur” buletin kita, wah... saya setuju sekali
Rasanya saya waktu itu bermimpi saja, dengan usulan kalian. InsyaAllah... saya
bener nih... Pengen rasanya nulis surat akan ikut nimbrung juga.
cepet-cepet, tapi (nah.. ini nih alasannya Okay... kali ini cukup dulu ya berita
mulai dicari-cari saya lagi banyak PR dan dari saya. Lain waktu saya sambung. Te-
juga sedang ujian. Tapi udah gitu, yang rus terang, sebenarnya saya masih pe-
namanya tinggai di negeri orang, pasti ngen cerita-cerita lagi. Tapi ntar aja deh
Izziah bersama Mirza dan kedua
haus bacaan sendiri, jadi itu majalah nggak anaknya, Nessa dan Reza
ya.. abis ”ya nggak yakin sih kalau tulisan
bisa tinggal lama di rurnah kita. Ya gituhh.. saya enak dibaca ha.. ha.. ha.. (Hobby
kita saling tukar-tukar bacaan. Kita lang- saya juga nggak berani berharap, takut saya masih suka ngakak.. ha.. ha.. ha..).
ganan satu majalah, temen lain langganan kecewa sih. Tapi aih.. begitu mobil kita Oh ya saya lupa. Saya sekarang sudah
majalah lainnya, terus ditukar-tukar gitu. baru saja mau berangkat dari rumah me- punya ”ekor” 2 orang, cowok dan ce-
Harapan (penuh harapan lho) saya bisa nuju airport, eh si Syaiful nelepon.Aduh.. wek. Saya dan suami saya (Mirza Hasan)
ketemu temen-temen di Jakarta. Bener Syaiful... kamu bener-bener penyelamat beserta kedua buntut itu tinggal di:
kejutan deh, ternyata di Jakarta saya da- deh... ha.. ha.. ha.. Karena Syaiful juga Lancaster Avenue, apt # 313
pat berita lebih banyak lagi tentang kalian makanya di airport saya coba lagi kontak Philadelphia, PA, 19104, USA
melalui Buletin Paskibraka’78. Lagi-lagi ke Tetty. Kalau kebetulan ada di antara kalian
nih, makasih buanyaaak ya... Wow, di seberang sana saya dan Tati- yang lagi maen ke sana harus mampir
Saya pertajam mata saya yang rabun ana bisa ngobrol ngalor-ngidul lewat te- ya?! Okay.. bye,
untuk melihat-lihat foto kalian... walau lepon umum, sampai-sampai saya tidak IZZIAH
tetap kurang jelas juga. Tapi ya cukup peduli kalau ada orang lain yang nunggu
untuk membedakan betapa waktu sudah kapan sih saya ini selesai bicara. Waktu Permohonan!
berjalan lama. Mereka yang ada di foto itu dalam pikiran saya hanya satu pengen Boleh nggak sih kalau buletin berikut-
juga berubah. Pengeeen deh rasanya kete- ngobrol. Ego saya timbul begitu saja, di nya dikirim ke alamat saya di atas, biar
mu. Mulai saya nempelin telinga di tele- samping pikiran saya juga bekerja. Ya.. saya nggak ketinggalan berita-berita ka-
pon terus, saya coba-coba menghubungi sekali-sekali biarin deh.Yang nggak sabar lian. Boleh dong ya?
satu persatu. nunggu, biar cari telepon yang lain aja.
Ah... ternyata temen-temen saya ada Oh ya, surat ini sudah begitu panjang. • Edisi sebelum ini juga sudah dikirim-
lah orang yang sibuk, semuanya nggak Habis, surat temen-temen yang di buletin kan ke alamat kamu yang itu.... (Red)