Anda di halaman 1dari 19

ACARA I

PRINSIP KEKEKALAN DAN NERACA MASSA DAN ENERGI

I. PENDAHULUAN
A. Latar belakang
Massa dan energi dalam mempuyai sifat yang kekal. Massa yang
masuk akan sama dengan massa yang keluar, bila tidak ada perubahan laju
akumulasi massa. Begitu juga dengan energi, jumlah energi yang masuk akan
sama dengan jumlah energi yang keluar.
Hukum kekekalan massa dan hukum kekalan energi menyatakan
bahwa massa dan energi tidak dapat dimusnahkan atau dihilangkan dan tidak
dapat dibuat ataupun diciptakan, bila terjadi perubahan massa maka yang
terjadi hanyalah merupakan konversi massa dari bentuk satu menjadi bentuk
lainnya dengan jumlah massa yang tetap.
Untuk mengetahui tentang kedua hukum kekekalan ini lebih lanjut
maka dalam praktikum acara ini akan mempelajari prinsip kekekalan massa
dan energi serta analisa neraca massa dan energi. yang merupakan prinsip
dasar yang sangat penting dalam proses produksi.
Sifat inilah yang dijadikan dasar dalam pembuatan neraca massa dan
neraca energi. Dengan menghitungkan jumlah massa yang terlibat dalam suatu
reaksi, kita dapat menghitung efektifitas suatu proses.
B. Tujuan
1. Mempelajari prinsip kakakalan massa
2. Mempelajari prinsip kekekalan energi
3. Mempelajari analisa neraca massa
4. Mempelajari analisa neraca energi

II. METODE
A. Pendekatan Teori
Fluida adalah zat yang tidak mampu menahan gaya geser. Fluida
dibedakan dari benda padat karena kemampuannya untuk mengalir. Ikatan
molekul dalam fluida jauh lebih kecil dari ikatan molekul dalam zat padat,
akibatnya fluida mempunyai hambatan yang relatif kecil pada perubahan
bentuk karena geseran. Kurangnya hambatan terhadap geseran inilah yang
memungkinkan aliran fluida, dan juga merupakan sebab mengapa massa
fluida tidak dapat mempertahankan suatu bentuk yang tetap bila berada dalam
medan gravitasi (Titherington, 1984).
Massa adalah sejumlah zat yang bersifat kekal. Hal ini berarti bahwa
massa tidak dapat diciptakan dan dimusnahkan, tetapi massa dapat berubah
menjadi bentuk yang lain. Perubahan massa dari bentuk yang satu ke dalam
bentuk yang lain merupakan perubahan konversi saja tetapi jumlahnya sama
(Orientaro,1984).
Massa itu bersifat kekal artinya bahwa massa itu tidak dapat
dimusnahkan atau dihilangkan dan tidak dapat dibuat atau diciptakan. Kalau
terdapat perubahan massa, maka yang terjadi hanyalah merupakan konversi
massa dari bentuk satu menjadi bentuk lainnya dengan jumlah massa yang
tetap. Berdasarkan sifat tersebut maka dapat dikatakan bahwa jumlah massa
dalam satu sistem akan konstan ( Anonim, 2008 ).
Suatu fluida harus kontinu bahwa massa fluida bersifat kekal. Yakni
tidak dapat diciptakan dan tidak dapat dimusnahkan. Kekekalan massa fluida
mempersyaratkan bahwa dalam suatu volume zat selalu konstan, dan karena
itu, laju perubahan massanya = nol. Berbagai bentuk persamaan kontinuitas
untuk suatu vlume kontrol diturunkan dengan menyatakan secara matematik
bahwa laju netto influks massa ke dalam suatu daerah itu = laju perubahan
massa di daerah tersebut. Massa masuk ke dalam sistem= massa keluar dari
sistem + laju akumulasi massa dalam system (Olson, 1993).
Prinsip dari neraca bahan dan energi adalah bahwa jumlah bahan atau
energi yang masuk ke dalam suatu sistem yang setimbang (steady state)

adalah sama dengan yang keluar, jadi massa dan energi yang bekerja pada
suatu sistem adalah tetap. Prinsip tersebut mendasarkan pada hukum
kekekalan massa dan energi. Sistem di sini diartikan sebagai segala sesuatu
yang dapat dicirikan oleh adanya batas-batas (boundary) yang jelas, sedang
setimbang yang dimaksud tidak ada akumulasi yang bekerja secara kontinyu.
Pada umumnya suatu proses atau sistim kontinyu diawali dengan suatu fase
tidak setimbang (unsteady state) terlebih dahulu, setelah ada penyesuaian baru
menjadi setimbang (steady state) atau stabil. (Suyitno, 1989)
Sebelum membuat persamaan untuk keseimbangan massa, terlebih
dahulu visualisasikan prosesnya dan tentukan batasan dari sistem dimana
keseimbangan massa terjadi. Sangatlah penting mengetahui tentang jalannya
proses dan efek-efek yang mempengaruhi distribusi bahan.(Toledo, 1981)
Inflow = Outflow + Accumulation
Persamaan tersebut digunakan untuk mengetahui berat total dari
masing-masing bahan yang masuk atau meninggalkan sistem yang akan
memperlihatkan besar total keseimbangan massa. (Toledo, 1981)
Penyusuanan neraca massa dilakukan berdasarkan hukum kekekalan
massa, ditulis sgg berikut :

mmasuk mak = mkel


Dengan demikian tahap I dalam penyusunan neraca massa adalah
melihat pada tiga kategori dasar yaitu massa yang masuk, massa yang
terakumulasi atau massa yang tersimpan dan massa yang keluar atau
meninggalkan sistem. Jika massa saja terakumulasi = 0, maka min = mout
maka proses disebut steady state. Bila terakumulasi 0, berarti min mout,
maka proses terjadi disebut unsteady state. Persamaan neraca massa dapat
digunakan seacara terpisah maupun secara bersamaan, tergantung pada
permasalahan yang akan diselesaikan. (Supriyanto, 1999).
Pada prinsip kekekalan dan neraca massa energi terdapat tiga
persamaan:

m in m out

dm ak
dt

m in m out

min

dmak
dt

Energi dalam proses pengolahan pangan dapat digolongkan menjadi


energi mekanik dan energi panas. Energi mekanik dalam proses dapat berubah
menjadi panas namun sering diabaikan sehingga dianggap tidak ada konversi
energi mekanik menjadi energi panas. Energi mekanik (dalam joule) sendiri
dapat dikelompokkan menjadi energi tekanan statis (p v), energi kinetik dan
energi potensial (m g z). Bila energi dinyatakan dalam satuan energi/bobot
(dalam satuan meter = joule/newton), maka akan berupa tinggi energi. Neraca
tinggi energi mekanik dalam angkutan massa berupa aliran cairan dalam pipa
dikemukakan dengan persamaan Bernoulli:
p1/g + u12 + z1 = p2/2 + u22 + z2 = H
Dengan mengabaikan kehilangan energi karena gesekan dengan
dinding pipa, maka persamaan tersebut dapat digunakan untuk menunjukkan
konversi bentuk energi mekamik satu kebentuk lainnya (Anonim, 2009).
Menurut Wilson (1984), Penentuan kondisi aliran merupakan bentuk
hukum pertama termodinamika yang diaplikasikan untuk mengontrol
penurunan volume , bentuk keadaan yang tepat dari persamaan hukum pertama
termodinamika adalah persamaan Bernoulli yaitu :
y1 + patm/g = V22/2g + patm/g
Menurut Robert dan Vennard (1982), untuk aliran fluida yang seragam
dan incompressibel persamaan dimensi pertama mungkin lebih mudah
diintegrasikan dalam dua titik karena dan gn keduanya konstan, maka :
P1/ + V12/2gn + z1 = P2/ + V22/2gn + z2
Dengan persamaan Bernoulli :
P/ + V22/2gn + z = H = konstan
B. Alat dan bahan
1. Bak air

2. Pipa aliran
3. Stopwacth
4. Gelas ukur atau ember sudah ditera
5. Garis atau mistar ukur
6. Air
C. Cara kerja
a). Pengukuran lama pengisian dan laju aliran massa ke bak air
1. Bak air dan tera volume atau isi diisi berdasarkan tinggi isi
2. Kecepatan

alir

pasokan

air

maksimal

diukur.

Diperkirakan

pengaturan agar paling sedikit dapat diatur tiga kecepatan aliran


pasokan air.
3. Kran pengatus bak air ditutup
4. Stopwacth disiapkan
5. Pipa pasokan air kebak dihubungkan dan start pada stopwacth ditekan
6. Perubahan volume atau tinggi air dalam bak diamati. Diusahakan
sedikitnya tujuh titik ketinggian dapat teramati.
7. Dilakukan dua kali pengulangan
b). Pengukuran pasokan dan pengatusan massa tanpa ada perubahan
volume akumulasi
1. Bak air digunakan pada percobaan A, biarkan air penuh
2. Pipa pasokan air pada kecepatan pasokan tertinggi dan kran pengatus
dibuka.
3. Setelah ketinggian air dalam bak konstan tinggi permukaan air dan
kecepatan pembuangan air diukur.
4. Langkah 1-3 diulangi dengan kecepatan alir pasokan yang lebih
rendah. Hal ini diulangi sampai ada tiga macam kecepatan pasokan
air.
c). Pengukuran aliran pengatusan massa dan perubahan volume akumulasi
1. Bak air digunakan pada percobaan A, biarkan air penuh.
2. Kran air pengatus dibuka semaksimal mungkin.

3. Tinggi permukaan air dan kecepatan pembuangan air diukur.


4. Langkah 1-3 diulangi dengan kecepatan alir pengatusan yang lebih
rendah. Hal ini diulangi sampai ada tiga macam kecepatan pasokan
air.
d). Pengukuran kecepatan pasokan dan pengatusan dengan tinggi
permukaan berubah
Bak air dikosongkan.
2. Kran pemasok dibuka maksimal dan pipa pasokan air dimasukkan
kebak air. Kecepatan pengatusan diukur sekecil mungkin agar
volume air dalam bak bertambah. Waktu pengamatan dicatat.
1. Nomor 2 diamati dengan interval waktu secukupnya sampai tinggi
permukaan mencapai konstan/maksimal. Sedikitnya diusahakan
ada 6-7 pengukuran.
2. Langkah 1-3 diulangi dengan kran pengatur kecepatan pengatusan
bertambah. Hal ini diulangi sampai ada tiga macam kecepatan
pengatusan air.
D. Cara analisa
1. Pengukuran lama pengisian dan laju aliran massa ke bak air
a. Membuat Grafik waktu (t) vs ketinggian (h)
y = ax + b, a = dh/dt
b. Mencari Min
Qin = A x dh/dt
dengan A = D2, D = diameter tabung dan dh/dt = gradien grafik
Min = Qin x
2. Pengukuran pasokan dan pengatusan massa tanpa ada perubahan volume
akumulasi
a. Mencari Mout untuk setiap bukaan
Vout =

2 gh k

Qout = A x Vk

A = D2 , D = diameter kran

Q ak = Atab x dh/dt = A x (h2-h1)/(t2-t1)

Qin

= Qout + Qak

Mout = Qout x air


b. Membuat Grafik t vs Mout
y = ax + b, a = dh/dt
3. Pengukuran aliran pengatusan massa dan perubahan volume akumulasi
a. Mencari nilai Mout
Vout =

2 gh k

Qout = Atab x dh/dt


dh / dt

h2 h1
t 2 t1

Qout = A x Vk

A = D2 , D = diameter kran

Mout = Qout x air


b. Membuat Grafik waktu (t) vs ketinggian (h) dengan persamaan garis
y = ax + b
4. Pengukuran kecepatan pasokan dan pengatusan dengan tinggi
permukaan berubah
a. Mencari nilai Qak
Vout =

2 gh k

dh / dt

h2 h1
t 2 t1

Qout = A x Vk

A = D2 , D = diameter kran

Mout = Qout x air


Q ak = A x dh/dt
Qin

= Qout + Qak

b. Membuat grafik waktu (t) vs Qak

III. PERHITUNGAN DAN PEMBAHASAN


A. Data Pengamatan
1. Pengukuran lama pengisian dan laju aliran massa ke bak air
t (bukaan
Penuh)
1
2

h (m)

5
8
11
13
16
20
22
24

0.1
0.2
0.3
0.4
0.5
0.6
0.7
0.8

3
6
9
11
14
17
19
22

rerata

4
7
10
12
15
18,5
20,5
23

t(bukaan
sedang)2/3
1
2

9
16
24
31
38
45
52
59

rerata

9
17
24
31
38
45
53
60

9
16,5
24
31
38
45
52,5
59,5

t(bukaan
kecil)1/3
1
2

rerata

23
46
70
94
117
140
163
186

22,5
45,5
69,5
92,5
116,5
139
162,5
185

22
45
69
91
116
138
162
184

2. Pengukuran pasokan dan pengatusan massa tanpa ada perubahan volume


akumulasi
t (s)
10
20
30
40
50
60
70
80
90
100
110
120
130
140

t (bukaan
Penuh)
1
2

21
34
41
46,5
51
53,5
56,5
57
58
59
59,5
60
60,5
60,5

21
34
41
46,5
50
53
55
56,5
57,5
58,5
59,5
59,8
60
60

rerata

0,21
0,34
0,41
0,465
0,505
0,5325
0,5575
0,5675
0,5775
0,5875
0,595
0,599
0,6025
0,6025

t(bukaan
sedang)2/3
1
2

10
16,5
20,5
22,5
24
25
26
26,5
26,8
27
27,1
27,3
27,3

rerata

12
17
21
23,5
25
26
26,5
27
27,1
27,2
27,2
27,2
27,2

0,11
0,1675
0,2075
0,23
0,245
0,255
0,2625
0,2675
0,2695
0,271
0,2715
0,2725
0,2725

t(bukaan
kecil)1/3
1
2

1,4
1,5
1,6
1,7
1,8
1,9
1,9

rerata

1 0,012
1,1 0,013
1,2 0,014
1,2 0,0145
1,2 0,015
1,2 0,0155
1,2 0,0155

3. Pengukuran aliran pengatusan massa dan perubahan volume akumulasi


h (m)
0.7
0.6
0.5
0.4

t (bukaan
Penuh)
1
2

2
6
9
12

2
5
8
11

rerata

2
5,5
8,5
11,5

t(bukaan
sedang)2/3
1
2

7
15
24
35

6
14
22
31

rerata

6,5
14,5
23
33

t(bukaan
kecil)1/3
1
2

40
86
133
185

41
88
138
196

rerata

40,5
87
135,5
190,5

15
20
25
35

0.3
0.2
0.1
0

4.

15
20
25
39

15
20
25
37

45
59
76
109

41
53
69
103

43
56
72,5
106

245
315
523
583

259
334
432
613

Pengukuran kecepatan pasokan dan pengatusan dengan tinggi permukaan


berubah
t (s)
10
20
30
40
50
60
70
80
90
100
110
120
130
140
150
160
170
180
190
200
210
220

h (bukaan
Penuh)
1

0,013
0,014
0,015
0,015

0,011
0,012
0,013
0,013

rerata
0,012
0,013
0,014
0,014

h (bukaan
sedang)2/3
1

0,015
0,016
0,017
0,018
0,019
0,019

0,015
0,016
0,017
0,018
0,019
0,019

rerata
0,015
0,016
0,017
0,018
0,019
0,019

h (bukaan
kecil)1/3bawah
1/6 atas
1
2
0,02
0,038
0,052
0,065
0,08
0,091
0,101
0,111
0,121
0,13
0,14
0,149
0,155
0,16
0,168
0,175
0,18
0,197
0,204
0,209
0,21
0,21

0,02
0,03
0,042
0,052
0,059
0,065
0,074
0,078
0,083
0,085
0,088
0,092
0,095
0,095
0,095
0,095
0,095
0,095
0,095
0,095
0,095
0,095

rerata
0,02
0,034
0,047
0,0585
0,0695
0,078
0,0875
0,0945
0,102
0,1075
0,114
0,1205
0,125
0,1275
0,1315
0,135
0,1375
0,146
0,1495
0,152
0,1525
0,1525

252
324,5
477,5
598

B. Perhitungan dan Contoh Perhitungan


1. Pengukuran lama pengisian dan laju aliran massa ke bak air
a. Membuat Grafik waktu (t) vs ketinggian (h)
1) Bukaan penuh

bukaan penuh

25

y = 27.262x + 1.4821
R = 0.9973

20
t(s)

15
10

bukaan penuh
Linear

5
0
0

0.5
h(m)

2) Bukaan sedang

bukaan sedang

80

y = 71.845x + 2.1071
R = 0.9999
bukaan
sedang

60
t(s)40
20
0
0

0.5
h(m)

Linear
(bukaan
sedang)

3) Bukaan kecil

bukaan kecil
200

y = 232.74x - 0.6071
R = 0.9999

150

bukaan kecil

t(s) 100
50

Linear (bukaan
kecil)

0
0

0.5
h (m)

b. Mencari Min (pada bukaan penuh)


A = Dtab2 = (0,1)2 = 0,00785 m2
Qin = A x dh/dt = 0,00785 m2 x 27,262 m/s = 0,008560268 m3/s
Dengan cara yang sama didapkan Qin untuk bukaan sedang
sebesar 0,56398325 m3/s dan untuk bukaan kecil sebesar 1,827009
m3/s.
Min = Qin x = 0,008560268 m3/s x 1000 kg/m3 = 8,560268 kg/s
Dengan cara yang sama didapkan Min untuk bukaan sedang
sebesar 563,98325 kg/s dan untuk bukaan kecil sebesar 1827,009
kg/s
2. Pengukuran pasokan dan pengatusan massa tanpa ada perubahan volume
akumulasi
a. Mencari Mout untuk setiap bukaan
Bukaan penuh
V out

Q out

2,04939
2,607681
2,863564
3,04959
3,17805
3,263434
3,339162
3,368976
3,398529
3,427827
3,449638
3,461214
3,471311
3,471311

0,00064351
0,00081881
0,00089916
0,00095757
0,00099791
0,00102472
0,0010485
0,00105786
0,00106714
0,00107634
0,00108319
0,00108682
0,00108999
0,00108999

Q ak
0,00010205
0,00005495
0,000043175
0,0000314
2,15875E-05
0,000019625
7,85E-06
7,85E-06
7,85E-06
5,8875E-06
0,00000314
2,7475E-06
0
3,3783E-05

Q in

M out

0,00074556
0,00087376
0,00094233
0,00098897
0,0010195
0,00104434
0,00105635
0,00106571
0,00107499
0,00108223
0,00108633
0,00108957
0,00108999
0,00112377

0,643509
0,818812
0,899159
0,957571
0,997908
1,024718
1,048497
1,057858
1,067138
1,076338
1,083186
1,086821
1,089992
1,089992

Bukaan sedang
V out

Q out

Q ak

Q in

M out

1,48324
1,830301
2,037155
2,144761
2,213594
2,258318
2,291288

0,00031049
0,00038314
0,00042644
0,00044897
0,00046338
0,00047274
0,00047964

4,51375E-05
0,0000314
1,76625E-05
0,000011775
7,85E-06
5,8875E-06
0,000003925

0,00035563
0,00041454
0,00044411
0,00046074
0,00047123
0,00047863
0,00048357

0,310492
0,383143
0,426444
0,44897
0,463379
0,472741
0,479643

2,313007
2,321637
2,328089
2,330236
2,334524
2,334524

0,00048419
0,000486
0,00048735
0,0004878
0,00048869
0,00048869

0,00000157
1,1775E-06
3,925E-07
7,85E-07
0
1,64548E-05

0,00048576
0,00048717
0,00048774
0,00048858
0,00048869
0,00050515

0,484189
0,485996
0,487347
0,487796
0,488694
0,488694

Bukaan kecil
V out

Q out

0,489898
0,509902
0,52915
0,538516
0,547723
0,556776
0,556776

5,1276E-05

Q ak

7,85E-07
7,85E-07
3,925E-07
3,925E-07
3,925E-07
0
1,73821E-06

5,337E-05
5,5384E-05
5,6365E-05
5,7328E-05
5,8276E-05
5,8276E-05

Q in

M out

5,2061E-05

0,051276
0,05337
0,055384
0,056365
0,057328
0,058276
0,058276

5,4155E-05
5,5777E-05
5,6757E-05
5,7721E-05
5,8276E-05
6,0014E-05

Contoh perhitungan pada bukaan penuh ketinggian 0,21 m


Vout =

2,04939 m/s

Akran = D2 =1/4 (0,02)2 = 0,000314 m2


Qout = A x Vk = 0,000314 m2 x 2,04939 m/s = 0,00064351m3/s
Q ak = Atab x dh/dt = 0,00785 m2 x 0,0015 m/s = 0,00010205 m3/s
Qin

= Qout + Qak = 0,0006435m3/s + 0,00010205 m3/s


= 0,00074556 m3/s

Mout = Qout x air = 0,0006435 m3/s x 1000 kg/m = 0,6435


b. Membuat Grafik t vs Mout
y = ax + b, a = dh/dt
bukaan penuh

t vs Mout
150
y = 271.4x - 195.27
R = 0.7089

100

t vs Mout
t (sekon) 50
Linear (t vs
Mout)

0
0
-50

0.5

1
M out

1.5

bukaan sedang

t vs M out
150
y = 590.83x - 198.49
R = 0.6539
t vs M out

100
t (sekon) 50

Linear (t vs M
out)

0
0
-50

0.2

0.4

0.6

M out

Bukaan kecil

t vs M out
80
y = 7903.4x - 400.64
R = 0.9246

60

t vs M out

t(sekon) 40
20

Linear (t vs M
out)

0
0.05

0.055

0.06

M out

3. Pengukuran aliran pengatusan massa dan perubahan volume akumulasi


a. Mencari nilai Mout
Bukaan penuh
V

3,741657
3,464102
3,162278
2,828427
2,44949
2
1,414214

Q out

M out

0,27475
0,2355
0,2355
0,27475
0,3925
0,3925
0,942

274,75
235,5
235,5
274,75
392,5
392,5
942

Q Out

0,001175
0,001088
0,000993
0,000888
0,000769
0,000628
0,000444

Bukaan sedang
V

Q out

M Out

Q out

3,741657 0,000098125 0,098125 0,000783


3,464102 9,23529E-05 0,092353 0,000725
3,162278
0,0000785
0,0785 0,000662
2,828427
0,0000785
0,0785 0,000592
2,44949 6,03846E-05 0,060385 0,000513
2 4,75758E-05 0,047576 0,000419
1,414214 2,34328E-05 0,023433 0,000296
0
0
0
0

Bukaan kecil
V
3,741657
3,464102
3,162278
2,828427
2,44949
2
1,414214
0

Q out
1,68817E-05
1,61856E-05
1,42727E-05
1,27642E-05
1,08276E-05
5,13072E-06
6,51452E-06
0

M Out
0,016882
0,016186
0,014273
0,012764
0,010828
0,005131
0,006515
0

Q out
0,000392
0,000363
0,000331
0,000296
0,000256
0,000209
0,000148
0

Contoh perhitungan pada bukaan kecil (0,4 m)


Vout =

= 2,828 m/s

Qout = Atab x dh/dt = [0,00785m2 x (-0,00256 m/s)]


= 0,000016887 m3/s
Qout = A x Vk = 1/3 x 0,000314 m2 x 2,828 m/s = 0,0000785 m3/s
Mout = Qout x air = 0,0000785 m3/s x 1000 kg/m3 = 0,0785 kg/s
c. Membuat Grafik waktu (t) vs ketinggian (h) dengan persamaan garis
y = ax + b
Bukaan penuh

t VS h
y = -45.298x + 31.417
R = 0.9365

40
20

t VS h

t (s)
0
0
-20

0.5
h (m)

Linear (t VS h)

Bukaan sedang

t VS h
150

y = -130.42x + 89.958
R = 0.9351

100

t VS h

t(s) 50

Linear (t VS h)

0
0
-50

0.5

h (m)

Bukaan kecil

t VS h
700
600
500
400
t(S) 300
200
100
0
-100 0

y = -771.85x + 533.33
R = 0.9473

t VS h
Linear (t VS h)

0.5
h(m)

4. Pengukuran kecepatan pasokan dan pengatusan dengan tinggi permukaan


berubah
a. Mencari nilai Qak
Bukaan penuh
V
0,489898
0,509902
0,52915
0,52915

Q Out
0,00015383
0,00016011
0,00016615
0,00016615

Bukaan Sedang

M Out
0,153828
0,160109
0,166153
0,166153

Q ak
7,85E-07
7,85E-07
0
2,7475E-06

Q in
0,00015461
0,00016089
0,00016615
0,0001689

Q Out

M Out

Q ak

0,547723
0,565685
0,583095
0,6
0,616441
0,616441

0,00011466
0,00011842
0,00012206
0,0001256
0,00012904
0,00012904

0,114657
0,118417
0,122061
0,1256
0,129042
0,129042

7,85E-07
7,85E-07
7,85E-07
7,85E-07
0

Q in

0,00011544
0,0001192
0,00012285
0,00012639
0,00012904
2,4858E-06 0,00013153

Bukaan kecil
V

Q Out

0,632456
0,824621
0,969536
1,081665
1,178983
1,249
1,322876
1,374773
1,428286
1,466288
1,509967
1,552417
1,581139
1,596872
1,621727
1,643168
1,658312
1,708801
1,729162
1,74356
1,746425
1,746425

6,6197E-05
8,631E-05
0,00010148
0,00011321
0,0001234
0,00013073
0,00013846
0,00014389
0,00014949
0,00015347
0,00015804
0,00016249
0,00016549
0,00016714
0,00016974
0,00017198
0,00017357
0,00017885
0,00018099
0,00018249
0,00018279
0,00018279

M Out

Q ak

Q in

0,066197 0,00001099 7,7187E-05


0,08631 1,0205E-05 9,6515E-05
0,101478 9,0275E-06 0,00011051
0,113214
8,635E-06 0,00012185
0,1234 6,6725E-06 0,00013007
0,130729 7,4575E-06 0,00013819
0,138461
5,495E-06 0,00014396
0,143893 5,8875E-06 0,00014978
0,149494 4,3175E-06 0,00015381
0,153471 5,1025E-06 0,00015857
0,158043 5,1025E-06 0,00016315
0,162486 3,5325E-06 0,00016602
0,165493 1,9625E-06 0,00016746
0,167139 0,00000314 0,00017028
0,169741 2,7475E-06 0,00017249
0,171985 1,9625E-06 0,00017395
0,17357 6,6725E-06 0,00018024
0,178854 2,7475E-06 0,0001816
0,180986 1,9625E-06 0,00018295
0,182493
3,925E-07 0,00018289
0,182792
0 0,00018279
0,182792 5,4415E-06 0,00018823

Contoh perhitungan pada bukaan sedang (t = 20 detik)


Vout =

= 0,565685 m/s

Qout = A x Vk = 2/3 x 0,000314m2 x 0,565685m/s = 0,0000863 m3/s


Mout = Qout x air = 0,0000863 m3/s x 1000 kg/m3 = 0,0863 kg/s
Q ak = Atab x dh/dt = 0,00785 m2 x 0,1 m/s = 0,000785 m3/s
Qin

= Qout + Qak = 0,0000863 m3/s + 0,000785 m3/s


= 0,000096515m3/s

b. Membuat grafik waktu (t) vs Qak


Bukaan penuh

t VS Qak
50
y = 6E+06x + 18.318
R = 0.3159

40
t (s)

30
20

t VS Qak

10

Linear (t VS Qak)

0
0

0.000001
0.000002
0.000003
Qak

Bukaan sedang

t VS Q ak
80
y = 9E+06x + 26.444
R = 0.1603

60
t(s) 40

t VS Q ak

20

Linear (t VS Q ak)

0
0

0.0000010.0000020.000003
Q ak

Bukaan kecil

t VS Q ak
250

y = -2E+07x + 202.53
R = 0.6831

200
t(s)

150

t VS Q ak

100
50

0
-0.000005 0 0.0000050.000010.000015
Q ak

Linear (t VS Q
ak)

IV. KESIMPULAN
1. Semakin besar bukaan kran maka akan semakin cepat waktu pengisian.
2.

Semakin besar bukaan kran maka debit aliran yang masuk akan semakin
besar.

3. Laju akumulasi massa yang masuk akan sebanding dengan debit aliran
yang masuk.
4. Kecepatan aliran akan sebanding dengan ketinggian dan laju akumulasi
massa.
5. Semakin tinggi ketinggian konstan yang dicapai maka kecepatan konstan
akan semakin tinggi , demikian juga debit akan semakin tinggi tetapi Q ak
semakin kecil.
6. Semakin kecil bukaan kran maka penurunan ketinggian akan semakin
lama, sehingga debit keluarnya juga semakin turun.
7. Debit aliran akumulasi akan sebanding dengan perubahan ketinggian
terhadap waktu.
8. Semakin besar bukaan kran maka debit aliran akumulasinya akan semakin
tinggi.
9. Debit aliran yang masuk merupakan penjumlahan antara debit aliran yang
keluar dengan debit yang terakumulasi.

DAFTAR PUSTAKA

Anonim. 2009. Petunjuk Praktikum Satuan Operasi. Laboratorium Teknik


Produksi Pertanian, Fakultas Teknologi Pertanian, UGM. Yogyakarta
Olson dan Wright, 1993, Dasar-dasar mekanika fluida teknik, Gramedia Pustaka
Utama, Jakarta.
Robert dan Vennard, 1982, Elementary Fluid Mechanics, John Wiley dan Sons,
USA.
Supriyanto. 1999. Hand Out Satuan Operasi. Fakultas Teknologi Pertanian,
Universitas gadjah Mada. Yogyakarta
Suyitno. 1989. Satuan Operasi. Pusat Pengantar Universitas pangan danGizi
Universitas Gadjah Mada : Yogyakarta.
Titherington, J.G Rimmer. 1984. Mekanika Terapan edisi Kedua. Penerbit
Erlangga. Jakarta
Toledo, Romeo T. 1979. Fundamentals of Food Process Engineering. Avi
Publishing Company. Westport Connecticut.
Welty, james R.1984. Fundamentals of Momentum, Heat, and Mass Transfer.
John Wiley and Sons Inc. Canada. 84 - 88

Anda mungkin juga menyukai