I. PENDAHULUAN
A. Latar belakang
Massa dan energi dalam mempuyai sifat yang kekal. Massa yang
masuk akan sama dengan massa yang keluar, bila tidak ada perubahan laju
akumulasi massa. Begitu juga dengan energi, jumlah energi yang masuk akan
sama dengan jumlah energi yang keluar.
Hukum kekekalan massa dan hukum kekalan energi menyatakan
bahwa massa dan energi tidak dapat dimusnahkan atau dihilangkan dan tidak
dapat dibuat ataupun diciptakan, bila terjadi perubahan massa maka yang
terjadi hanyalah merupakan konversi massa dari bentuk satu menjadi bentuk
lainnya dengan jumlah massa yang tetap.
Untuk mengetahui tentang kedua hukum kekekalan ini lebih lanjut
maka dalam praktikum acara ini akan mempelajari prinsip kekekalan massa
dan energi serta analisa neraca massa dan energi. yang merupakan prinsip
dasar yang sangat penting dalam proses produksi.
Sifat inilah yang dijadikan dasar dalam pembuatan neraca massa dan
neraca energi. Dengan menghitungkan jumlah massa yang terlibat dalam suatu
reaksi, kita dapat menghitung efektifitas suatu proses.
B. Tujuan
1. Mempelajari prinsip kakakalan massa
2. Mempelajari prinsip kekekalan energi
3. Mempelajari analisa neraca massa
4. Mempelajari analisa neraca energi
II. METODE
A. Pendekatan Teori
Fluida adalah zat yang tidak mampu menahan gaya geser. Fluida
dibedakan dari benda padat karena kemampuannya untuk mengalir. Ikatan
molekul dalam fluida jauh lebih kecil dari ikatan molekul dalam zat padat,
akibatnya fluida mempunyai hambatan yang relatif kecil pada perubahan
bentuk karena geseran. Kurangnya hambatan terhadap geseran inilah yang
memungkinkan aliran fluida, dan juga merupakan sebab mengapa massa
fluida tidak dapat mempertahankan suatu bentuk yang tetap bila berada dalam
medan gravitasi (Titherington, 1984).
Massa adalah sejumlah zat yang bersifat kekal. Hal ini berarti bahwa
massa tidak dapat diciptakan dan dimusnahkan, tetapi massa dapat berubah
menjadi bentuk yang lain. Perubahan massa dari bentuk yang satu ke dalam
bentuk yang lain merupakan perubahan konversi saja tetapi jumlahnya sama
(Orientaro,1984).
Massa itu bersifat kekal artinya bahwa massa itu tidak dapat
dimusnahkan atau dihilangkan dan tidak dapat dibuat atau diciptakan. Kalau
terdapat perubahan massa, maka yang terjadi hanyalah merupakan konversi
massa dari bentuk satu menjadi bentuk lainnya dengan jumlah massa yang
tetap. Berdasarkan sifat tersebut maka dapat dikatakan bahwa jumlah massa
dalam satu sistem akan konstan ( Anonim, 2008 ).
Suatu fluida harus kontinu bahwa massa fluida bersifat kekal. Yakni
tidak dapat diciptakan dan tidak dapat dimusnahkan. Kekekalan massa fluida
mempersyaratkan bahwa dalam suatu volume zat selalu konstan, dan karena
itu, laju perubahan massanya = nol. Berbagai bentuk persamaan kontinuitas
untuk suatu vlume kontrol diturunkan dengan menyatakan secara matematik
bahwa laju netto influks massa ke dalam suatu daerah itu = laju perubahan
massa di daerah tersebut. Massa masuk ke dalam sistem= massa keluar dari
sistem + laju akumulasi massa dalam system (Olson, 1993).
Prinsip dari neraca bahan dan energi adalah bahwa jumlah bahan atau
energi yang masuk ke dalam suatu sistem yang setimbang (steady state)
adalah sama dengan yang keluar, jadi massa dan energi yang bekerja pada
suatu sistem adalah tetap. Prinsip tersebut mendasarkan pada hukum
kekekalan massa dan energi. Sistem di sini diartikan sebagai segala sesuatu
yang dapat dicirikan oleh adanya batas-batas (boundary) yang jelas, sedang
setimbang yang dimaksud tidak ada akumulasi yang bekerja secara kontinyu.
Pada umumnya suatu proses atau sistim kontinyu diawali dengan suatu fase
tidak setimbang (unsteady state) terlebih dahulu, setelah ada penyesuaian baru
menjadi setimbang (steady state) atau stabil. (Suyitno, 1989)
Sebelum membuat persamaan untuk keseimbangan massa, terlebih
dahulu visualisasikan prosesnya dan tentukan batasan dari sistem dimana
keseimbangan massa terjadi. Sangatlah penting mengetahui tentang jalannya
proses dan efek-efek yang mempengaruhi distribusi bahan.(Toledo, 1981)
Inflow = Outflow + Accumulation
Persamaan tersebut digunakan untuk mengetahui berat total dari
masing-masing bahan yang masuk atau meninggalkan sistem yang akan
memperlihatkan besar total keseimbangan massa. (Toledo, 1981)
Penyusuanan neraca massa dilakukan berdasarkan hukum kekekalan
massa, ditulis sgg berikut :
m in m out
dm ak
dt
m in m out
min
dmak
dt
2. Pipa aliran
3. Stopwacth
4. Gelas ukur atau ember sudah ditera
5. Garis atau mistar ukur
6. Air
C. Cara kerja
a). Pengukuran lama pengisian dan laju aliran massa ke bak air
1. Bak air dan tera volume atau isi diisi berdasarkan tinggi isi
2. Kecepatan
alir
pasokan
air
maksimal
diukur.
Diperkirakan
2 gh k
Qout = A x Vk
A = D2 , D = diameter kran
Qin
= Qout + Qak
2 gh k
h2 h1
t 2 t1
Qout = A x Vk
A = D2 , D = diameter kran
2 gh k
dh / dt
h2 h1
t 2 t1
Qout = A x Vk
A = D2 , D = diameter kran
= Qout + Qak
h (m)
5
8
11
13
16
20
22
24
0.1
0.2
0.3
0.4
0.5
0.6
0.7
0.8
3
6
9
11
14
17
19
22
rerata
4
7
10
12
15
18,5
20,5
23
t(bukaan
sedang)2/3
1
2
9
16
24
31
38
45
52
59
rerata
9
17
24
31
38
45
53
60
9
16,5
24
31
38
45
52,5
59,5
t(bukaan
kecil)1/3
1
2
rerata
23
46
70
94
117
140
163
186
22,5
45,5
69,5
92,5
116,5
139
162,5
185
22
45
69
91
116
138
162
184
t (bukaan
Penuh)
1
2
21
34
41
46,5
51
53,5
56,5
57
58
59
59,5
60
60,5
60,5
21
34
41
46,5
50
53
55
56,5
57,5
58,5
59,5
59,8
60
60
rerata
0,21
0,34
0,41
0,465
0,505
0,5325
0,5575
0,5675
0,5775
0,5875
0,595
0,599
0,6025
0,6025
t(bukaan
sedang)2/3
1
2
10
16,5
20,5
22,5
24
25
26
26,5
26,8
27
27,1
27,3
27,3
rerata
12
17
21
23,5
25
26
26,5
27
27,1
27,2
27,2
27,2
27,2
0,11
0,1675
0,2075
0,23
0,245
0,255
0,2625
0,2675
0,2695
0,271
0,2715
0,2725
0,2725
t(bukaan
kecil)1/3
1
2
1,4
1,5
1,6
1,7
1,8
1,9
1,9
rerata
1 0,012
1,1 0,013
1,2 0,014
1,2 0,0145
1,2 0,015
1,2 0,0155
1,2 0,0155
t (bukaan
Penuh)
1
2
2
6
9
12
2
5
8
11
rerata
2
5,5
8,5
11,5
t(bukaan
sedang)2/3
1
2
7
15
24
35
6
14
22
31
rerata
6,5
14,5
23
33
t(bukaan
kecil)1/3
1
2
40
86
133
185
41
88
138
196
rerata
40,5
87
135,5
190,5
15
20
25
35
0.3
0.2
0.1
0
4.
15
20
25
39
15
20
25
37
45
59
76
109
41
53
69
103
43
56
72,5
106
245
315
523
583
259
334
432
613
h (bukaan
Penuh)
1
0,013
0,014
0,015
0,015
0,011
0,012
0,013
0,013
rerata
0,012
0,013
0,014
0,014
h (bukaan
sedang)2/3
1
0,015
0,016
0,017
0,018
0,019
0,019
0,015
0,016
0,017
0,018
0,019
0,019
rerata
0,015
0,016
0,017
0,018
0,019
0,019
h (bukaan
kecil)1/3bawah
1/6 atas
1
2
0,02
0,038
0,052
0,065
0,08
0,091
0,101
0,111
0,121
0,13
0,14
0,149
0,155
0,16
0,168
0,175
0,18
0,197
0,204
0,209
0,21
0,21
0,02
0,03
0,042
0,052
0,059
0,065
0,074
0,078
0,083
0,085
0,088
0,092
0,095
0,095
0,095
0,095
0,095
0,095
0,095
0,095
0,095
0,095
rerata
0,02
0,034
0,047
0,0585
0,0695
0,078
0,0875
0,0945
0,102
0,1075
0,114
0,1205
0,125
0,1275
0,1315
0,135
0,1375
0,146
0,1495
0,152
0,1525
0,1525
252
324,5
477,5
598
bukaan penuh
25
y = 27.262x + 1.4821
R = 0.9973
20
t(s)
15
10
bukaan penuh
Linear
5
0
0
0.5
h(m)
2) Bukaan sedang
bukaan sedang
80
y = 71.845x + 2.1071
R = 0.9999
bukaan
sedang
60
t(s)40
20
0
0
0.5
h(m)
Linear
(bukaan
sedang)
3) Bukaan kecil
bukaan kecil
200
y = 232.74x - 0.6071
R = 0.9999
150
bukaan kecil
t(s) 100
50
Linear (bukaan
kecil)
0
0
0.5
h (m)
Q out
2,04939
2,607681
2,863564
3,04959
3,17805
3,263434
3,339162
3,368976
3,398529
3,427827
3,449638
3,461214
3,471311
3,471311
0,00064351
0,00081881
0,00089916
0,00095757
0,00099791
0,00102472
0,0010485
0,00105786
0,00106714
0,00107634
0,00108319
0,00108682
0,00108999
0,00108999
Q ak
0,00010205
0,00005495
0,000043175
0,0000314
2,15875E-05
0,000019625
7,85E-06
7,85E-06
7,85E-06
5,8875E-06
0,00000314
2,7475E-06
0
3,3783E-05
Q in
M out
0,00074556
0,00087376
0,00094233
0,00098897
0,0010195
0,00104434
0,00105635
0,00106571
0,00107499
0,00108223
0,00108633
0,00108957
0,00108999
0,00112377
0,643509
0,818812
0,899159
0,957571
0,997908
1,024718
1,048497
1,057858
1,067138
1,076338
1,083186
1,086821
1,089992
1,089992
Bukaan sedang
V out
Q out
Q ak
Q in
M out
1,48324
1,830301
2,037155
2,144761
2,213594
2,258318
2,291288
0,00031049
0,00038314
0,00042644
0,00044897
0,00046338
0,00047274
0,00047964
4,51375E-05
0,0000314
1,76625E-05
0,000011775
7,85E-06
5,8875E-06
0,000003925
0,00035563
0,00041454
0,00044411
0,00046074
0,00047123
0,00047863
0,00048357
0,310492
0,383143
0,426444
0,44897
0,463379
0,472741
0,479643
2,313007
2,321637
2,328089
2,330236
2,334524
2,334524
0,00048419
0,000486
0,00048735
0,0004878
0,00048869
0,00048869
0,00000157
1,1775E-06
3,925E-07
7,85E-07
0
1,64548E-05
0,00048576
0,00048717
0,00048774
0,00048858
0,00048869
0,00050515
0,484189
0,485996
0,487347
0,487796
0,488694
0,488694
Bukaan kecil
V out
Q out
0,489898
0,509902
0,52915
0,538516
0,547723
0,556776
0,556776
5,1276E-05
Q ak
7,85E-07
7,85E-07
3,925E-07
3,925E-07
3,925E-07
0
1,73821E-06
5,337E-05
5,5384E-05
5,6365E-05
5,7328E-05
5,8276E-05
5,8276E-05
Q in
M out
5,2061E-05
0,051276
0,05337
0,055384
0,056365
0,057328
0,058276
0,058276
5,4155E-05
5,5777E-05
5,6757E-05
5,7721E-05
5,8276E-05
6,0014E-05
2,04939 m/s
t vs Mout
150
y = 271.4x - 195.27
R = 0.7089
100
t vs Mout
t (sekon) 50
Linear (t vs
Mout)
0
0
-50
0.5
1
M out
1.5
bukaan sedang
t vs M out
150
y = 590.83x - 198.49
R = 0.6539
t vs M out
100
t (sekon) 50
Linear (t vs M
out)
0
0
-50
0.2
0.4
0.6
M out
Bukaan kecil
t vs M out
80
y = 7903.4x - 400.64
R = 0.9246
60
t vs M out
t(sekon) 40
20
Linear (t vs M
out)
0
0.05
0.055
0.06
M out
3,741657
3,464102
3,162278
2,828427
2,44949
2
1,414214
Q out
M out
0,27475
0,2355
0,2355
0,27475
0,3925
0,3925
0,942
274,75
235,5
235,5
274,75
392,5
392,5
942
Q Out
0,001175
0,001088
0,000993
0,000888
0,000769
0,000628
0,000444
Bukaan sedang
V
Q out
M Out
Q out
Bukaan kecil
V
3,741657
3,464102
3,162278
2,828427
2,44949
2
1,414214
0
Q out
1,68817E-05
1,61856E-05
1,42727E-05
1,27642E-05
1,08276E-05
5,13072E-06
6,51452E-06
0
M Out
0,016882
0,016186
0,014273
0,012764
0,010828
0,005131
0,006515
0
Q out
0,000392
0,000363
0,000331
0,000296
0,000256
0,000209
0,000148
0
= 2,828 m/s
t VS h
y = -45.298x + 31.417
R = 0.9365
40
20
t VS h
t (s)
0
0
-20
0.5
h (m)
Linear (t VS h)
Bukaan sedang
t VS h
150
y = -130.42x + 89.958
R = 0.9351
100
t VS h
t(s) 50
Linear (t VS h)
0
0
-50
0.5
h (m)
Bukaan kecil
t VS h
700
600
500
400
t(S) 300
200
100
0
-100 0
y = -771.85x + 533.33
R = 0.9473
t VS h
Linear (t VS h)
0.5
h(m)
Q Out
0,00015383
0,00016011
0,00016615
0,00016615
Bukaan Sedang
M Out
0,153828
0,160109
0,166153
0,166153
Q ak
7,85E-07
7,85E-07
0
2,7475E-06
Q in
0,00015461
0,00016089
0,00016615
0,0001689
Q Out
M Out
Q ak
0,547723
0,565685
0,583095
0,6
0,616441
0,616441
0,00011466
0,00011842
0,00012206
0,0001256
0,00012904
0,00012904
0,114657
0,118417
0,122061
0,1256
0,129042
0,129042
7,85E-07
7,85E-07
7,85E-07
7,85E-07
0
Q in
0,00011544
0,0001192
0,00012285
0,00012639
0,00012904
2,4858E-06 0,00013153
Bukaan kecil
V
Q Out
0,632456
0,824621
0,969536
1,081665
1,178983
1,249
1,322876
1,374773
1,428286
1,466288
1,509967
1,552417
1,581139
1,596872
1,621727
1,643168
1,658312
1,708801
1,729162
1,74356
1,746425
1,746425
6,6197E-05
8,631E-05
0,00010148
0,00011321
0,0001234
0,00013073
0,00013846
0,00014389
0,00014949
0,00015347
0,00015804
0,00016249
0,00016549
0,00016714
0,00016974
0,00017198
0,00017357
0,00017885
0,00018099
0,00018249
0,00018279
0,00018279
M Out
Q ak
Q in
= 0,565685 m/s
t VS Qak
50
y = 6E+06x + 18.318
R = 0.3159
40
t (s)
30
20
t VS Qak
10
Linear (t VS Qak)
0
0
0.000001
0.000002
0.000003
Qak
Bukaan sedang
t VS Q ak
80
y = 9E+06x + 26.444
R = 0.1603
60
t(s) 40
t VS Q ak
20
Linear (t VS Q ak)
0
0
0.0000010.0000020.000003
Q ak
Bukaan kecil
t VS Q ak
250
y = -2E+07x + 202.53
R = 0.6831
200
t(s)
150
t VS Q ak
100
50
0
-0.000005 0 0.0000050.000010.000015
Q ak
Linear (t VS Q
ak)
IV. KESIMPULAN
1. Semakin besar bukaan kran maka akan semakin cepat waktu pengisian.
2.
Semakin besar bukaan kran maka debit aliran yang masuk akan semakin
besar.
3. Laju akumulasi massa yang masuk akan sebanding dengan debit aliran
yang masuk.
4. Kecepatan aliran akan sebanding dengan ketinggian dan laju akumulasi
massa.
5. Semakin tinggi ketinggian konstan yang dicapai maka kecepatan konstan
akan semakin tinggi , demikian juga debit akan semakin tinggi tetapi Q ak
semakin kecil.
6. Semakin kecil bukaan kran maka penurunan ketinggian akan semakin
lama, sehingga debit keluarnya juga semakin turun.
7. Debit aliran akumulasi akan sebanding dengan perubahan ketinggian
terhadap waktu.
8. Semakin besar bukaan kran maka debit aliran akumulasinya akan semakin
tinggi.
9. Debit aliran yang masuk merupakan penjumlahan antara debit aliran yang
keluar dengan debit yang terakumulasi.
DAFTAR PUSTAKA