Anda di halaman 1dari 9

DEFINISI Kelainan Sel Plasma (Diskrasia Sel Plasma, Gammopati Monoklonal) adalah keadaan dimana sekelompok sel plasma

berkembangbiak secara berlebihan dan menghasilkan sejumlah besar antibodi yang abnormal. Sel plasma berasal dari limfosit (suatu jenis sel darah putih), yang secara normal menghasilkan antibodi untuk membantu tubuh melawan infeksi. Terdapat ribuan jenis sel plasma, yang terutama ditemukan di dalam sumsum tulang dan kelenjar getah bening. Setiap sel plasma membelah dan berkembangbiak untuk membentuk suatu kelompok (clone), yang terdiri dari sejumlah sel yang sama. Sel-sel dari satu clone hanya menghasilkan satu jenis antibodi (imunoglobulin). Pada kelainan sel plasma, satu clone sel plasma tumbuh secara berlebihan dan menghasilkan satu jenis molekul yang menyerupai antibodi dalam jumlah yang sangat banyak. Karena sel-sel ini dan antibodi yang dihasilkannya tidak normal, maka mereka tidak membantu melindungi tubuh melawan infeksi. Selain itu pembentukan antibodi yang normal seringkali berkurang, sehingga penderita lebih mudah terkena infeksi. Jumlah antibodi abnormal yang terus menerus bertambah ini menyusup dan merusak berbagai organ dan jaringan. Pada monoclonal gammopathies of undetermined significance, sel-sel plasmanya abnormal tetapi tidak bersifat ganas. Mereka menghasilkan sejumlah besar antibodi abnormal tetapi biasanya tidak menyebabkan masalah yang berarti. Penyakit ini menetap selama beberapa tahun (sampai 25 tahun) dan tidak memerlukan pengobatan. Penyakit ini lebih sering ditemukan pada usia lanjut. Dengan penyebab yang tidak diketahui, pada 2030% penderita, penyakit ini bisa berkembang menjadi mieloma multipel (suatu kanker sel plasma). Makroglobulinemia juga bisa terjadi pada penderita penyakit ini.

Anemia Karena Kelainan Pada Sel Darah Merah

Share Penghancuran sel darah merah bisa terjadi karena: - sel darah merah memiliki kelainan bentuk - sel darah merah memiliki selaput yang lemah dan mudah robek

- kekurangan enzim yang diperlukan supaya bisa berfungsi sebagaimana mestinya dan enzim yang menjaga kelenturan sehingga memungkinkan sel darah merah mengalir melalui pembuluh darah yang sempit. Kelainan sel darah merah tersebut terjadi pada penyakit keturunan tertentu.

SFEROSITOSIS HEREDITER. Sferositosis Herediter adalah penyakit keturunan dimana sel darah merah berbentuk bulat. Sel darah merah yang bentuknya berubah dan kaku terperangkap dan dihancurkan dalam limpa, menyebabkan anemia dan pembesaran limpa. Anemia biasanya ringan, tetapi bisa semakin berat jika terjadi infeksi.

Sferositosis

Jika penyakit ini berat, bisa terjadi: - sakit kuning (jaundice) - anemia - pembesaran hati - pembentukan batu empedu. Pada dewasa muda, penyakit ini sering dikelirukan sebagai hepatitis. Bisa terjadi kelainan bentuk tulang, seperti tulang tengkorak yang berbentuk seperti menara dan kelebihan jari tangan dan kaki. Biasanya tidak diperlukan pengobatan, tetapi anemia yang berat mungkin memerlukan tindakan pengangkatan limpa. Tindakan ini tidak memperbaiki bentuk sel darah merah, tetapi mengurangi jumlah sel yang dihancurkan dan karena itu memperbaiki anemia.@mypotik

ELIPTOSITOSIS HEREDITER. Eliptositosis Herediter adalah penyakit yang jarang terjadi, dimana sel darah merah berbentuk oval atau elips. Penyaki ini kadang menyebabkan anemia

ringan, tetapi tidak memerlukan pengobatan. Pada anemia yang berat mungkin perlu dilakukan pengangkatan limpa.

KEKURANGN G6PD Kekurangan G6PD adalah suatu penyakit dimana enzim G6PD (glukosa 6 fosfat dehidrogenase) hilang dari selaput sel darah merah. Enzim G6PD membantu mengolah glukosa(gula sederhana yang merupakan sumber energi utama untuk sel darah merah) dan membantu menghasilkan glutation (mencegah pecahnya sel). Penyakit keturunan ini hampir selalu menyerang pria. Beberapa penderita yang mengalami kekurangan enzim G6PD tidak pernah menderita anemia. Hal-hal yang bisa memicu penghancuran sel darah merah, yaitu: - demam - infeksi virus atau bakteri - krisis diabetes - bahan tertentu (misalnya aspirin, vitamin K dan kacang merah) bisa menyebabkan anemia. Anemia bisa dicegah dengan menghindari hal-hal tersebut. Tidak ada pengobatan yang dapat menyembuhkan kekurangan G6PD. Penyakit Leukemia ditemukan pada abad 19. Leukemia merupakan salah satu jenis kanker yang menjadi momok bagi banyak orang. Kanker adalah sekelompok penyakit yang saling berkaitan satu sama lain. Semua jenis kanker bermula dari kelainan sel, kemudian menyerang darah dan jaringan. Secara normal, sel akan tumbuh dan memisah menjadi sel baru ketika tubuh membutuhkannya. Ketika sel menua, maka sel tersebut akan mati dan sel-sel baru akan menggantikan tempatnya. Kadangkadang urutan proses ini berlangsung menyimpang. Sel-sel baru tumbuh dan berkembang biak ketika tubuh tidak membutuhkannya. Sel-sel yang telah tua juga tidak mati seperti seharusnya terjadi. Leukemia bermula dari kelainan seperti ini, yaitu kelainan sel darah putih. Sel darah putih yang abnormal ini kemudian disebut dengan sel kanker. Pada awalnya, sel kanker ini masih dapat berfungsi hampir mendekati normal. Namun, lama kelamaan sel kanker menjadi berkembang sangat banyak sehingga mendesak dan mengganggu fungsi sel darah yang lain. Pada awal penemuannya, penampakan kelainan sel darah putih (leukosit) tampak homogen. Namun, dengan berkembangnya teknologi kedokteran di bidang patologi dan sitologi, kelainan sel darah putih mulai tampak heterogen dengan rentang gejala yang bervariasi, mulai dari kronis hingga akut.

Gejala umum Leukemia adalah : 1. Demam dan berkeringat pada malam hari 2. Sering mengalami infeksi 3. Kelelahan dan lemas 4. Sakit kepala 5. Pendarahan, misalnya gusi berdarah, lebam kebiruan pada kulit, dan bintik merah di bawah kulit. 6. Nyeri tulang atau persendian 7. Berat badan turun secara drastis 8. Rasa tidak nyaman di dada dikarenakan pembesaran pembuluh darah 9. Pembengkakan kelenjar limpa, terutama di ketiak dan leher

Jenis-Jenis Leukemia Leukemia dikelompokkan berdasarkan seberapa cepat penyakitnya timbul dan berkembang. Oleh karena itu, terdapat dua kelompok besar leukemia, yaitu : 1. Leukemia kronis, yaitu sel kanker yang munculnya lama. Terkadang, penderita Leukemia kronis tidak merasakan gejala apa-apa. Kondisi penderita memburuk dalam tempo lama. 2. Leukemia akut, yaitu kelainan sel darah yang sangat abnormal. Sel kanker ini sudah hampir tidak dapat berfungsi normal. Jumlah sel kanker berkembang dalam jumlah besar dengan sangat cepat. Keadaan penderita Leukemia akut cepat memburuk. Tipe Leukemia juga dikelompokkan berdasar tipe sel darah putih yang terinfeksi. Leukemia dapat menyerang sel lymphoid atau sel myeloid. Sel Lymphoid dihasilkan kelenjar limpa yang berfungsi untuk menjaga kekebalan tubuh. Sel Myeloid adalah suatu materi yang dihasilkan oleh sumsum tulang. Leukemia yang menyerang sel lymphoid disebut dengan Lymphocytic Leukemia. Leukemia yang menyerang sel myeloid disebut dengan Myelogenous Leukemia. Terdapat empat tipe leukemia berdasarkan tipe sel darah putih yang diserang, yaitu : 1. Lymphocytic Leukemia kronis (Chronic Lymphoblastic Leukemia/CLL), yaitu tipe Leukemia yang lebih sering menyerang orang tua di atas 55 tahun.

2. Myeloid Leukemia kronis (Chronic Myelogenous Leukemia/CML), yaitu tipe Leukemia yang menyerang orang dewasa. 3. Lymphocytic Leukemia akut (Acute Lymphoblastic Leukemia/ALL), yaitu tipe Leukemia yang umum ditemui pada penderita anak-anak. Tetapi, ALL juga menyerang orang dewasa. 4. Myeloid Leukemia akut (Acute Myelogenous Leukemia/AML), yaitu tipe Leukemia yang menyerang pada penderita anak-anak dan orang dewasa. Selain itu, masih terdapat satu tipe Leukemia kronis yang sangat jarang dijumpai, yaitu Hairy Cell Leukemia.

Faktor Resiko Tidak ada yang mengetahui dengan pasti penyebab Leukemia. Namun, penelitian menunjukkan bahwa orang-orang dengan faktor resiko tertentu memiliki peluang lebih besar terinfeksi Leukemia. Faktor resiko tersebut adalah : 1. Paparan radiasi yang sangat tinggi. Faktor resiko ini terjadi ketika ledakan bom atom di Nagasaki dan Hiroshima (pasca Perang Dunia II) dan ketika terjadi tragedi Chernobyl pada tahun 1986. Meski hanya resiko rendah, perawatan kesehatan yang menggunakan radiasi seperti rontgen atau sinar X juga meningkatkan resiko infeksi Leukemia, 2. Bekerja dengan bahan kimia berbahaya, seperti benzena dan formaldehid secara terus menerus. 3. Kemoterapi. Beberapa bahan yang digunakan untuk kemoterapi secara terus menerus dapat mencetuskan Leukemia beberapa tahun kemudian. 4. Down Syndrome dan beberapa penyakit kelainan genetik lain dapat memicu leukemia dikarenakan kelainan kromosom. 5. Infeksi virus Human T-Cell Leukemia Virus-I (HTLV-I). Virus ini menyebabkan timbulnya salah satu tipe Leukemia langka, yaitu Chronic Lymphocytic Leukemia atau T-Cell Leukemia. Namun, virus ini tidak menular sesama manusia. 6. Myelodiplastic Syndrome, suatu penyakit kelainan darah, dapat mencetuskan Myeloid Leukemia akut pada penderitanya. Penelitian terdahulu menganggap medan elektromagnet sebagai salah satu faktor resiko pencetus kanker. Medan elektromagnet merupakan salah satu bentuk radiasi ringan yang terdapat di sekitar menara kabel, alat komunikasi, atau alat elektronik. Namun, bukti menunjukkan bahwa medan elektromagnet tidak terlalu dominan mencetuskan leukemia.

Perawatan dan Penyembuhan Penderita leukemia umumnya shock setelah mengetahui dirinya menderita kanker. Oleh karena itu, berkaitan dengan perawatan dan penyembuhannya, penderita perlu ditemani kerabat atau teman ketika berkonsultasi ke dokter. Baik penderita maupun pendampingnya diharapkan aktif bertanya tentang kemungkinan alternatif perawatan dan pengobatan apa saja yang dapat dijalani. Membuat catatan tentang daftar pertanyaan dan poin penting penjelasan dokter sangat baik untuk diterapkan. Jika mungkin, penderita sebaiknya dirawat di pusat perawatan penderita kanker. Jika akses tersebut sulit, penderita diharapkan berusaha membuat rencana perawatan dan pengobatan dengan dokter spesialis berpengalaman. Tidak lupa, penderita diharapkan mencari second opinion untuk mencari peluang kesembuhan yang lebih baik. Perawatan dan pengobatan Leukemia dibedakan sesuai dengan tipe dan tingkat Leukemia yang diderita. Penderita Leukemia akut harus segera mendapat perawatan dan pengobatan untuk menghilangkan sel kanker. Jika berhasil, perawatan dan pengobatannya harus tetap dijalankan beberapa waktu untuk mencegah sel kanker muncul kembali. Penderita Leukemia kronis dapat menunda perawatan hingga gejala, tapi dengan tetap menjalani pengobatan. Penderita seperti ini berada dalam status waspada sambil menunggu gejalanya mulai tampak parah. Leukemia kronis seringkali dapat disembuhkan. Terapi yang umum diberikan pada penderita Leukemia adalah : 1. Kemoterapi

Dapat diberikan melalui mulut, kateter yang dipasang di antara dada dan leher, injeksi intravena, atau bahkan injeksi langsung ke cairan serebrospinal (cairan yang berada di luar pembuluh darah utama otak). Hal ini dilakukan jika injeksi intravena tidak dapat menjangkau cairan serebrospinal karena terhambat dinding pembuluh darah otak. Penderita menjalani kemoterapi dalam siklus tertentu, misalnya dalam periode penyembuhan dan periode pemulihan. Kemoterapi dapat dilakukan dengan opname atau rawat jalan di rumah.

2.

Radiasi

Terapi ini menggunakan sinar berenergi tinggi untuk membunuh sel kanker. Radiasi dapat dilakukan dengan mesin langsung pada organ yang diserang, misalnya pada pembuluh darah, otak, atau ke seluruh tubuh.

3.

Transplantasi sel induk (stem cell)

Metode ini ditempuh dengan pengobatan berdosis tinggi dan radiasi yang bertujuan untuk membunuh sel kanker dan sel normal yang diproduksi di sumsum tulang. Setelah semua sel induk hilang, maka sumsum tulang ditransplantasikan melalui sebuah pipa di pembuluh darah vena yang menembus ke tulang belakang di leher atau dada penderita. Perawatan dan pengobatan kanker seringkali menimbulkan efek samping yang spesifik sesuai dengan tipe terapinya dan tingkat keparahan kanker yang diderita. Umumnya, perawatan kanker memang selalu menimbulkan efek samping dikarenakan banyak jaringan yang mati karena pengobatan. Sebagai tambahan, penderita kanker juga perlu mendapatkan perawatan untuk mengatasi rasa sakit yang ditimbulkan akibat pengobatan dan juga konsultasi emosi selama menjalani perawatan. Perawatan ini disebut dengan perawatan paliatif dan support care.

Read more: http://www.untukku.com/artikel-untukku/sel-kanker-berawal-dari-kelainan-seldarah-putih-untukku.html#ixzz1qbXGv1EO 1.Penyakit Addison Terjadi karena sekresi yang berkurang dariglukokortikoid. Hal ini dapat terjadi misalnya karena kelenjar adrenal terkena infeksi atau oleh sebab autoimun. Gejala gejalanya berupa : a.Berkurangnya volume dan tekanan darah karena turunnya kadar Na+ dan volume air dari cairan tubuh. b.Hipoglikemia dan turunnya daya tahan tubuh terhadap stress, sehingga penderita mudah menjadi shock dan terjadi kematian hanya karena stress kecil saja misalnya flu atau kelaparan. c.Lesu mental dan fisik. 2.Sindrom Cushing Kumpulan gejala gejala penyakit yang disebabkan oleh sekresi berlebihan dari glukokortikoid seperti tumor adrenal dan hipofisis. Juga dapat disebabkan oleh pemerian obat obatan kortikosteroid yang berlebihan. Gejalanya berupa : a.Otot otot mengecil dan menjadi lemah karena katabolisme protein. b.Osteoporosis c.Luka yang sulit sembuh d.Gangguan mental misalnya euphoria (terasa segan) Diwarta - Lintas post 3.Sindrom Adrenogenital Kelainan dimana terjadi kekurangan produksi glukokortikoid yang biasanya akibat kekurangan enzim pembentuk glukokotikoid pada kelenjar adrenal. Akibatnya kadar ACTH meningkat dan zona retikularis dirangsang untuk mensekresi androgen yang menyebabkan timbulnya tanda

tanda kelainan sekunder pria pada seorang wanita yang disebut virilisme yang timbulnya janggut dan distribusi rambut seperti pria, otot otot tubuh seperti pria, perubahan suara, payudara mengecil, klitoris membesar seperti penis dan kadang kadang kebotakan. Pada pria di bawah umur timbul pubertas perkoks, yaitu timbulnya tanda tanda kelamin sekunder di bawah umur. Pada pria dewasa gejala gejala diatas tertutup oleh tanda tanda kelamin sekunder normal yang disebabkan oleh testosterone. Tetapi bila timbul sekresi berlebihan dari estrogen dan progesterone timbul tanda tanda kelamin sekunder wanita antara lain yaitu ginaekomastia (payudara membesar seperti pada wanita). 4.Peokromositoma Tumor adrenal medulla yang menyebabkan hipersekresi adrenalin dan noradrenalin dengan akibat sebagai berikut : a.Basa metabolisme meningkat b.Glukosa darah meningkat c.Jantung berdebar d.Tekanan darah meninggi e.Berkurangnya fungsi saluran pencernaan f.Keringat pada telapak tangan Kesemuanya menyebabkan berat badan menurun dan tubuh lemah. Pengobatanya melalu operasi. Pembengkakan dari kelenjar tiroid yang menimbulkan pembenjolan pada leher bagian depan. Penyebab struma antara lain peradangan, tumor ataupun defisiensi yodium. Pada defisiensi yodium, struma terjadi karena kadar T4 dan T3 menurun, kadar TASH meningkat, hal ini menrangsang sel sela folikel untuk hipertropi dan hyperplasia. 6.Diabetes Mellitus Diabetes Mellitus (DM) adalah penyakit yang disebabkan oleh kalainan hormon yang mengakibatkan sel sel dalam tubuh tidak dapat menyerap glukosa dari darah. Penyakit ini timbul ketikda dala darah tidak terdapat cukup insulin dalam darah. Pada kedua hal tersebut, sel sel tubuh tidak mendapat cukup glukosa daridarah sehingga kekurangan energi dan akhirnya terjadi pembakaran cadangan lemak dan protein tubuh. Sementara itu, system pencernaan tetap dapat meyerap glukosa dari makanan sehingga kadar glukosa dalam darah menjadi sangat tinggi dan akhirnya diekskresi bersama urin. Penderita DM dapat meninggal karena penyakit yang dideritanya atau karena komplikasi yang ditimbulkan oleh penyakit ini, misalnya penyakit ginjal, gangguan jantung dan gangguan saraf. DM terdapat dua macam tipe yaitu DM Tipe I (insuline dependent) yaitu diabetes yang timbul akibat dari kerusakan sel sel beta pancreas karena infeksi virus atau kerusakan gen. Gen adalah materi genetic yang membawa sifat sifat yang diturunkan. Diabetes tipe I biasanya timbul sebelum penderita berusia 15 tahun. Penderita membutuhkan suplemen insulin yang diberikan dengan cara penyuntikan. DM tipe II timbul karena sel sel tubuh tidak mampu bereaksi terhadap indulin walaupun sel sel beta pancreas memproduksi cukup insulin. Penyakit ini bersifat mneurun dan merupakan akibat kerusakan gen yang mengkode reseptor insulin pada sel. Biasanya DM tipe II berasosiasi dengan kegemukan dan baru timbul setelah penderita berusia 40 tauhn. Penyakit ini dapat dikontrol dengan pengaturan konsumsi gula dan mengurangi berat badan. Selain itu dianjurkan

untuk mengurangi konsumsi lemak dan garam. Bagaimana cara mendeteksi diabetes, gejala awal diabetes ialah penderita merasa lemas, tidak bertenaga, ingin makan yang manis, sering buang air kecil, dan mudah sekali merasa haus. Kombinasi dari gejala gejala di atas serta memiliki kerabat yang juga menderita diabetes mengharuskan seseorang melakukan tes toleransi glukosa. Pada tes toleransi glukosa diharuskan minum larutan gula kemudian kadar glukosanya diukur pada tiap interval waktu. Diabetes bukan satu satunya penyakit yang ditimbulkan oleh insulin. Bebrapa orang memiliki sel sel beta pancreas yang terlalu aktif sehingga mensekresi terlalu banyak insulin ketika mengkonsumsi gula. Sebagia akibatnya kadar glukosa dalam darah turun dibawah normal. Kondisi ini disebut hipoglisemia, biasanya terjadi 2 4 jam setelah makan, yang ditandai dengan rasa lapar, lemas, berkeringat, dan gelisah. Pada beberapa kasus, otak tidak mendapat cukup glukosa sehingga penderita dapat menjadi pingsan, koma, bahkan meninggal. Hipoglisemia tidak lazim ditemukan dan kebanyakan dapat dikontrol dengan meningkatkan frekuensi makan yan glebih serind dan dalam jumlah kecil. 7.Hipotiroidea Keadaan dimana terjadi kekurangan hormone tiroid. Bila terjadi pada masa bayi dan anak, hipotiroidea menimbulkan kretinisme yaitu tubuh menjadi pendek karena pertumbuhan tulang dan otot tersumbat, disertai kemunduran mental karena sel sel otak kurang berkembang. Anak yang keratin memiliki muka bulat, perut buncit, leher pendek, dan lidah yang besar. Kretinisme dapat diobati dengna pemberian hormone tiroid asalkan tidak terlambat. Bila terjadi pada orang dewasa, hipotiroidea menimbulkan miksedema. Gejala gejala berupa kulit tebal, muka bengkak, rambut kasar, mudah gemuk, lemah, denyut jantung lambat, suhu tubuh rendah, lamban secara fisik atau mental. Hipotiroid dapat terjadi bila terdapat defisiensi yodium pada makanan. Hal ini dapat dihindarkan dengan mengkonsumsi garam beryodium. 8.Hipertiroidea Keadaan dimana hormone tiroid disekresikan melebihi kadar normal. Gejala gejalanya berupa berat badan menurun, gemetaran, berkeringat, nafsu makan besar, jantung berdebar dan BMR maneingkatmelebihi 20 sampai 100. Hipertiroidea paling sering terdapat pada penyakit Graves, suatu penyakit auto imun dimana terbentuk antibody (thyroid stimulating antibody, TSA6) terhadap reseptor TSH pada sel sel tiroid, mengaktifkan reseptor reseptor. Ini, maka kadar T4 dan T3 darah meninkat. Penyakit Graves juga disertai dengan goiter (struma, pembengkakan kelenjar tiroid, dan penonjolan bola mata (eksoptalmus) yang disebabkan oleh reaksi radang terhadap imun kompleks pada otot bola mata eksternal dan jaringan sekitar bola mata.

Read more: Macam macam penyakit akibat Kelainan Pada Sistem Hormon | Smart Click

Anda mungkin juga menyukai