Anda di halaman 1dari 3

NAMA NIM SEMESTER PRODI M.KULIAH D.

PENGASUH

: : : : : :

MENTARI 2010122058 4B PEND. FISIKA KOMPUTER FISIKA MISRAKANDI, S.Pd, M.Pd

SIMULASI KOMPUTER TENTANG MEDAN DAN POTENSIAL LISTRIK DI SEKITAR MUATAN TITIK DALAM PEMBELAJARAN FISIKA

Kemajuan pesat dalam perangkat lunak dan perangkat keras komputer banyak mempengaruhi pola pikir manusia. Dalam bidang pendidikan dan pengajaran, termasuk pembelajaran fisika, berkembang pola pembelajaran berbantuan komputer, yang lebih dikenal dengan CAI (Computer Aided Instruction). Dalam pembelajaran fisika CAI diharapkan dapat meningkatkan efektivitas pembelajaran pada semua jenjang pendidikan. Banyak gejala fisis yang tidak kasatmata dapat divisualisasikan dengan bantuan komputer. Solusi numerik dengan bantuan komputer juga dapat membantu memecahkan masalah fisis yang sukar dipecahkan secara analitik. Pengembangan CAI merupakan masalah yang perlu mendapat perhatian, karena pengembang seharusnya mempunyai bekal pengetahuan dalam materi pembelajaran, metode pembelajaran, dan pemrograman untuk dapat mewujudkan CAI. Untunglah saat ini telah banyak dikenal bahasa pemrograman visual berbasis window, yang relatif mudah digunakan, misalnya Delphi,Visual Basic, Visual Fortran, dan Visual C++. Banyak pula program aplikasi yang lebih berdaya guna misalnya, Mathematica, Math Lab, dan Maple. Peranan Simulasi Komputer dalam Pembelajaran Fisika CAI merupakan kegiatan belajar-mengajar yang dibantu dengan komputer. Pada dasarnya, CAI dapat dibagi menjadi enam ragam, yaitu: ujian, latihan, tutorial terprogram, tutorial dialog, simulasi, dan inkuari (Romiszwoski, 1986). Sedangkan, dalam bidang fisika, penggunaan komputer dalam fisika dapat dibagi menjadi lima kategori, yaitu: analisis numerik, manipulasi simbolik, simulasi, pengumpulan dan analisis data, dan visualisasi (Gould dan Tobochnik,1996: 2). Oleh karena itu, dapat dikatakan bahwa simulasi merupakan salah satu bentuk CAI. Simulasi komputer digunakan untuk meniru situasi kehidupan sebenarnya dan (maha)siswa menjadi pengendali situasi itu. Salah satu bentuk simulasi adalah pemodelan proses. Karakteristik suatu sistem dalam kondisi tertentu dapat diperlihatkan dengan komputer dan perangkat lunaknya. Oleh karena itu, simulasi dalam pembelajaran fisika dapat menyajikan bentuk visual dari suatu gejala fisis tertentu. Simulasi komputer seringkali dikenal sebagai eksperimen komputer, karena simulasi sangat mirip dengan eksperimen laboratorium. Eksperimen laboratorium berpangkal sampel, sedangkan simulasi komputer berpangkal pada model yang digagas dari sistem fisika yang sedang diperhatikan. Kemudian model itu diimplementasikan pada komputer melalui langkah-langkah tertentu yang disebut dengan algoritma. Algoritma dapat diungkapkan dalam diagram alir, kode semu, atau pernyataan naratif.

Berdasarkan algoritma tersebut disusun program komputer dengan menggunakan bahasa pemrograman tertentu. Program komputer ini mensimulasikan sistem fisika yang sedang diperhatikan. Program komputer ini mirip dengan peralatan fisis dalam eksperimen laboratorium. Dalam eksperimen laboratorium peralatan perlu dikalibrasi, sedangkan dalam simulasi program komputer perlu diujicoba. Simulasi Komputer tentang Pola Medan Listrik di Sekitar Muatan Titik Gejala fisis dalam pembelajaran fisika sebaiknya ditunjukkan dalam situasi sebenarnya atau eksperimen laboratorium. Namun demikian, tidak semua gejala fisis dapat ditunjukkan dalam situasi sebenarnya, misalnya gejala fisis yang berbahaya atau gejala atomik dan molekuler. Kadangkala, eksperimen laboratorium juga sulit dilakukan karena keterbatasan peralatan laboratorium. Dalam keadaan semacam itu simulasi komputer dapat digunakan sebagai pengganti. Seperti telah dikemukakan sebelumnya, gejala medan listrik dapat ditunjukkan dengan metode gosokan.. Medan listrik dapat ditunjukkan dengan elektroskop. Karena kelembaban udara sering berpengaruh terhadap gerakan daun elektroskop dan kuat medan listrik biasanya sangat kecil, maka gejala medan listrik ini sukar ditunjukkan dengan elektroskop. Pola medan listrik di sekitar benda bermuatan listrik tidak mudah ditunjukkan dengan percobaan seperti medan magnetik. Pola medan magnetik dapat ditunjukkan dengan serbuk besi yang ditaburkan di atas kertas yang membatasi benda bermagnet dan serbuk besi itu. Pola medan magnetik di sekitar kawat berarus listrik dapat ditunjukkan dengan bantuan sejumlah kompas kecil. Penyusunan perangkat percobaan semacam itu sukar dilakukan untuk menunjukkan pola medan listrik. Algoritma Simulasi Dalam artikel ini gejala fisis yang disimulasikan adalah medan listrik di sekitar muatan titik, khusunya monopol dan dipol. Muatan titik dapat disimulasikan dengan bola bermuatan listrik homogen dengan ukuran sangat kecil. Dipol listrik disimulasikan dengan sepasang monopol yang bemuaran berlawanan. Algoritma untuk menunjukkan pola medan listrik di sekitar bola bermuatan homogen dapat diungkapkan secara naratif sebagai berikut (Zimmerman dan Olness, 1995). (1) Menentukan medan listrik di dalam bola dan di luar bola. (2) Menggambarkan pola medan listrik dalam dua dimensi. (3) Mencari potensial listrik di dalam bola dan di luar bola. (5) Menggambarkan pola garis ekipotensial dalam dua dimensi. (6) Menggambarkan pola medan listrik dalam tiga dimensi. (7) Menggambarkan pola permukaan ekipotensial dalam tiga dimensi. Algoritma untuk menunjukkan pola medan listrik di sekitar dipol listrik dapat diungkapkan secara naratif sebagai berikut (Zimmerman dan Olness, 1995). (1) Menentukan potensial coulomb muatan titik (monopol). Potensial coulomb dipol dicari dengan superposisi sepasang monopol. (2) Menggambarkan pola garis ekipotensial dalam dua dimensi. (3) Menyatakan potensial dalam koordinat bola dan mengekspansikannya. (4) Menghitung medan listrik dipol, yaitu nilai negatif dari gradien potensial. (5) Menggambarkan pola medan listrikdipol dalam tiga dimensi. (6) Menggambarkan pola medan listrik dipol dalam dua dimensi.

DAFTAR PUSTAKA Gould, H., Tobochnik, J. 1996. An Introduction to Computer Simulation Methods: Application to Physical System. Reading, Massachusetts: Addison-Wesley Publishing Company. Romiszwoski, A.J. 1986. Developing Auto-Instructional Material. London: Kogan Page. Wolfram, S. 1999. The Mathematica Book. Version 4. Fourth edition. New York: Cambridge University Press). Zimmerman, R.L., Olness, F.I. 1995. Mathematica for Physics. Reading, Massachusetts: Addison-Wesley Publishing Company.

Anda mungkin juga menyukai