Anda di halaman 1dari 20

PERKEMBANGAN ISLAM PADA ABAD PERTENGAHAN

Disusun Untuk Memenuhi Salah Satu Tugas Mata Pelajaran Pendidikan Agama Islam Guru : Drs. Ridwanullah, M.Pd

Disusun Oleh : Aji Gontara Andri Haryanto Galih Somantri Lala Zakiah Rinda Hidayat Siti Hajar

SMA Negert 1 Bantarujeg


Jalan Siliwangi No. 119 Bantarujeg Tlp. (0262) 2481523 Majalengka 45464
i

KATA PENGANTAR Segala puji hanya milik Allah SWT. Shalawat dan salam selalu tercurahkan kepada Rasulullah SAW. Berkat limpahan rahmat-Nya penyusun mampu menyelesaikan tugas makalah ini guna untuk memenuhi tugas mata pelajaran Pendidikan Agama Islam. Agama sebagai sistem kepercayaan dalam kehidupan manusia dapat dikaji melampaui berbagai sudut pandang. Islam sebagai agama yang telah berkembang selama empat belas abad lebih menyimpan banyak masalah yang perlu diteliti, baik itu menyangkut ajaran dan pemikiran keagamaan maupun realitas,sosial,politik,ekonomi,dan budaya. Dalam penyusunan tugas atau materi ini, tidak sedikit hambatan yang penulis hadapi. Namun penulis menyadari bahwa kelancaran dalam penyusunan materi ini tidak lain berkat bantuan,dorongan,dan bimbingan orang tua, sehingga kendala-kendala yang penulis hadapi teratasi. Makalah ini disusun agar pembaca dapat memperluas tentang sejarah islam mengenai Perkembangan Islam Pada Abad Pertengahan yang kami sajikan berdasarkan pengamatan dan berbagai sumber informasi, referensi dan berita. Makalah ini dibuat dengan penuh kesabaran dan terutama pertolongan dari Allah SWT. Mudah-mudahan makalah ini bermanfaat khususnya bagi penulis, umumnya bagi pembaca sekalian. Bantarujeg, 06 Desember 2011

Penulis

DAFTAR ISI KATA PENGANTAR..........................................................................................................................i DAFTAR ISI.......................................................................................................................................ii BAB I PENDAHULUAN................................................................................................................................1 A. Latar Belakang Masalah..................................................................................................................1 B. Rumusan Masalah............................................................................................................................1 C. Tujuan...............................................................................................................................................1 BAB III PERKEMBANGNAN ISLAM PADA ABAD PERTENGAHAN.....................................................2
a. Kerajaan Turki Usmani.........................................................................................2 b. Kerajaan Safawiyah..............................................................................................6 c. Kerajaan Mugal.....................................................................................................9 d. Perilaku Pencerminan Terhadap Perkembangan Islam Pada Abad Pertengahan. 13 1. Penghayatan terhadap Ilmu Pengetahuan..........................................................13

BAB III PENUTUP...........................................................................................................................................15


i. Kesimpulan......................................................................................................15 ii. Saran..............................................................................................................17

DAFTAR PUSTAKA........................................................................................................................17

ii

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Sejak masa pemerintahan Bani umayyah dan Bani Abbasiyah, Ilmu pengetahuan telah berkembang pesat. Para khalifah dan pemimpin umat pada waktu itu menaruh perhatian yang besar terhadap ilmu pengetahuan, baik agama maupun ilmu-ilmu umum. Kemajuan bidang ilmu pengetahuan dan budaya pada abad pertengahan memang tidak semaju pada masa Daulah Bani Umayyah maupun Daulah Bani Abbasiah. Namun demikian pada masa ini bidang agama, ilmu pengetahuan, budaya atau seni arsitektur tetap memperoleh perhatian, sehingga terbuka kesempatan munculnya tokoh-tokoh muslim sesuai dengan bidang keahlian maupun profesi masing-masing. Demikian pula perkembangan umat islam yang ada di bumi, sejak masa rasulullah SAW. Hingga sekarang juga mengalami perubahan dalam perkembangannya, Menurut para ahli sejarah dapat dibagi menjadi beberapa periode yaitu pada tahun 650-1000M dinamakan masa kejayaan islam I, tahun 1000-1250M islam mengalami masa kemunduran, dan tahun 1500-1800M disebut sebagai masa tiga kerajaan besar yakni kerajaan Usmani, Kerajaan Safawi, dan Kerajaan Mugal. B. Rumusan Masalah Dalam penulisan karya tulis tentang Sejarah Perkembangan Islam Pada Abad Pertenghan juga dalam menguraikan karya tulis ini tidak jauh dari pokok permasalahan yang sekaligus diambil sebagai judul dan ingin mengetahui; 1. Sejarah perkembangan islam pada abad pertengahan. 2. Perkembangan ilmu pengetahuan dan budaya. 3. Bagaimana perilaku yang mencerminkan penghayatan terhadap sejarah perkembangan islam pada abad pertengahan. C. Tujuan Selain untuk memenuhi salah satu tugas mata pelajaran Pendidikan Agama Islam, penulis juga mempunyai maksud; a. Ingin mengetahui sejarah perkembangan islam pada abad pertengahan.
1

b. Untuk menambah wawasan penulis. BAB III PERKEMBANGNAN ISLAM PADA ABAD PERTENGAHAN a. Kerajaan Turki Usmani i. Asal-Usul Dinasti Turki Usmani Nama kerajaan Usmaniyah itu diambil dari dan dibangsakan kepada nenek moyang mereka yang pertama, Sultan Usmani Ibnu Sauji Ibnu Arthogol Ibnu Sulaimansyah Ibn Kia Alp, kepala Kabilah Kab di Asia Tengah. Awal mula berdirinya Dinasti ini banyak tertulis dalam legenda dan sejarah sebelum tahun 1300. Dinasti ini berasal dari suku Qoyigh Oghus yang mendiami daerah Mongol dan daerah utara negeri Cina kurang lebih tiga abad. Kemudian mereka pindah ke Turkistan, Persia dan Iraq. Mereka masuk Islam pada abad ke-9/10 ketika menetap di Asia Tengah. Pada abad ke-13 M, mereka mendapat serangan dan tekanan dari Mongol, akhirnya mereka melarikan diri ke Barat dan mencari perlindungan di antara saudara-saudaranya yaitu orang-orang Turki Seljuk, di dataran tinggi Asia kecil. Dibawah pimpinan Ertoghrul, mereka mengabdikan diri kepada Sultan Alaudin II yang sedang berperang melawan Bizantium. Karena bantuan mereka inilah, Bizantium dapat dikalahkan. Kemudian Sultan Alauddin memberi imbalan tanah di Asia kecil yang berbatasan dengan Bizantium. Sejak itu mereka terus membina wilayah barunya dan memilih kota Syukud sebagai ibukota. Ertoghrul meninggal Dunia tahun 1289. Kepemimpinan dilanjutkan oleh puteranya, Usman. Putera Ertoghrul inilah yang dianggap sebagai pendiri kerajaan Usmani. Usman memerintah antara tahun 1290-1326 M. ii. Perkembangan Turki Usmani Penguasa pertamanya adalah Usman yang sering disebut Usman I. Pada masa Usman I wilayah kerajaan diperluas. Ia menyerang daerah perbatasan Byzantium dan menaklukkan kota Broessa tahun 1317 M, kemudian pada tahun 1326 M dijadikan sebagai ibu kota kerajaan.

Pada masa pemerintahan Orkhan (1326-1359 M), kerajaan Turki Usmani ini dapat menaklukkan Azmir (1327 M), Thawasyanli (1330 M), Uskandar (1338 M), Ankara (1354 M) dan Gallipoli (1356 M). Daerah-daerah itulah yang pertama kali diduduki kerajaan Usmani, ketika Murad I, pengganti Orkhan berkuasa (1359-1389 M). Selain memantapkan keamanan dalam negeri, ia melakukan perluasan daerah ke benua Eropa. Ia dapat menaklukkan Adnanopel yang kemudian dijadikan ibukota kerajaan yang baru. Turki Usmani mengalami kemajuannya pada masa Sultan Muhammad II (1451-1484 M) atau Muhammad Al-Fatah. Beliau mengalahkan Bizantium dan menaklukkan Konstantinopel pada tahun 1453 M yang merupakan kekuatan terakhir Imperium Romawi Timur. Pada masa Sultan Salim I (1512-1520 M), ekspansi dialihkan ke Timur, Persia, Syiria dan Mesir berhasil ditaklukkannya. Ekspansi tersebut dilanjutkan oleh putranya Sulaiman I (1520-1526 M) dan berhasil menaklukkam Irak, Belgaro,kepulauan Rhodes, Tunis dan Yaman. Masa beliau merupakan puncak keemasan dari kerajaan Turki Usmani, karena dibawah pemerintahannya berhasil menyatukan wilayah yang meliputi Afrika Utara, Mesir, Hijaz, Irak, Armenia, Asia Kecil, Krimea, Balkan, Yunani, Bulgaria, Bosnia, Hongaria, Rumania sampai batas sungai Danube dengan tiga lautan, yaitu laut Merah, laut Tengah dan laut Hitam. iii. Kemajuan-Kemajuan Turki Usmani Akibat kegigihan dan ketangguhan yang dimiliki oleh para pemimpin dalam mempertahankan Turki Usmani membawa dampak yang baik sehingga kemajuankemajuan dalam perkembangan wilayah Turki Usmani dapat di raihnya dengan cepat. Dengan cara atau taktik yang dimainkan oleh beberapa penguasa Turki seperi Sultan Muhammad yang mengadakan perbaikan-perbaikan dan meletakkan dasar-dasar keamanan dalam negerinya yang kemudian diteruskan oleh Murad II (1421-1451M). Sehingga Turki Usmani mencapai puncak kejayaan pada masa Muhammad II (1451- 1484 M). Kemajuan dan perkembangan wilayah kerajaan Usmani yang luas berlangsung dengan cepat dan diikuti oleh kemajuankemajuan dalam bidang-bidang kehidupan lain yang penting, diantaranya : i. Bidang Kemiliteran dan Pemerintahan
3

Untuk pertama kalinya Kerajaan Usmani mulai mengorganisasi taktik, strategi tempur dan kekuatan militer dengan baik dan teratur. Selain itu, kerajaan Usmani membuat struktur pemerintahan dengan kekuasaan tertinggi di tangan Sultan yang dibantu oleh Perdana Menteri yang membawahi Gubernur. ii. Bidang Ilmu Pengetahuan dan Budaya Kebudayaan Turki Usmani merupakan perpaduan bermacam-macam kebudayaan diantaranya adalah kebudayaan Persia, Bizantium dan Arab. Dari kebudayaan Persia mereka banyak mengambil ajaran-ajaran tentang etika dan tata krama dalam istana rajaraja. Organisasi pemerintahan dan kemiliteran banyak diserap dari Bizantium. Dan ajaran tentang prinsip-prinsip ekonomi, sosial dan kemasyarakatan, keilmuan dan huruf diambil dari Arab. Dalam bidang Ilmu Pengetahuan di Turki Usmani tidak begitu menonjol karena mereka lebih memfokuskan pada kegiatan militernya, sehingga dalam khasanah Intelektual Islam tidak ada Ilmuan yang terkemuka dari Turki Usmani . iii. Bidang Keagamaan Agama dalam tradisi masyarakat Turki mempunyai peranan besar dalam lapangan sosial dan politik. Masyarakat di golongkan berdasarkan agama, dan kerajaan sendiri sangat terikat dengan syariat sehingga fatwa ulama menjadi hukum yang berlaku. Oleh karena itu, ajaran ajaran thorikot berkembang dan juga mengalami kemajuan di Turki Usmani. Kemajuan-kemajuan yang diperoleh kerajaan Turki Usmani tersebut tidak terlepas daripada kelebihan-kelebihan yang dimilikinya, antara lain:
1) Mereka adalah bangsa yang penuh semangat, berjiwa besar dan giat. 2) Mereka memiliki kekuatan militer yang besar. 3) Mereka menghuni tempat yang sangat strategis, yaitu Constantinopel yang berada

pada tititk temu antara Asia dan Eropa.


4) Keberanian, ketangguhan dan kepandaian taktik yang dilakukan olah para penguasa

Turki Usmani sangatlah baik, serta terjalinnya hubungan yang baik dengan rakyat kecil, sehingga hal ini pun juga mendukung dalam memajukan dan mempertahankan kerajaan Turki Usmani. iv. Kemunduran Kerajaan Turki Usmani
4

Kemunduran Turki Usmani terjadi setelah wafatnya Sulaiman Al-Qonuni. Hal ini disebabkan karena banyaknya kekacauan yang terjadi setelah Sultan Sulaiman meninggal diantaranya perebutan kekuasaan antara putera beliau sendiri. Para pengganti Sulaiman sebagian besar orang yang lemah dan mempunyai sifat dan kepribadian yang buruk. Juga karena melemahnya semangat perjuangan prajurit Usmani yang mengakibatkan kekalahan dalam mengahadapi beberapa peperangan. Ekonomi semakin memburuk dan system pemerintahan tidak berjalan semestinya. Selain faktor diatas, ada juga faktor-faktor yang menyebabkan kerajaan Usmani mengalami kemunduran, diantaranya adalah:
a. Wilayah Kekuasaan yang Sangat Luas

Perluasan wilayah yang begitu cepat yang terjadi pada kerajaan Usmani, menyebabkan pemerintahan merasa kesulitan dalam melakukan administrasi pemerintahan, terutama pasca pemerintahan Sultan Sulaiman. Sehingga administrasi pemerintahan kerajaan Usmani tidak beres. Hal ini menyebabkan wilayah-wilayah yang jauh dari pusat mudah direbut oleh musuh dan sebagian berusaha melepaskan diri. b. Heterogenitas Penduduk Sebagai kerajaan besar, yang merupakan hasil ekspansi dari berbagai kerajaan, mencakup Asia kecil, Armenia, Irak, Siria dan negara lain, maka di kerajaan Turki terjadi heterogenitas penduduk. Dari banyaknya dan beragamnya penduduk, maka jelaslah administrasi yang dibutuhkan juga harus memadai dan bisa memenuhi kebutuhan hidup mereka. Akan tetapi kerajaan Usmani pasca Sulaiman tidak memiliki administrasi pemerintahan yang bagus di tambah lagi dengan pemimpin-pemimpin yang berkuasa sangat lemah dan mempunyai perangai yang jelek. c. Kelemahan para Penguasa Setelah sultan Sulaiman wafat, maka terjadilah pergantian penguasa. Penguasapenguasa tersebut memiliki kepribadian dan kepemimpinan yang lemah akibatnya pemerintahan menjadi kacau dan susah teratasi. d. Budaya Pungli Budaya ini telah meraja lela yang mengakibatkan dekadensi moral terutama dikalangan pejabat yang sedang memperebutkan kekuasaan (jabatan).
e. Pemberontakan Tentara Jenissari

Pemberontakan Jenissari terjadi sebanyak empat kali yaitu pada tahun 1525 M, 1632 M, 1727 M dan 1826 M. f. Merosotnya Ekonomi Akibat peperangan yang terjadi secara terus menerus maka biaya pun semakin membengkak, sementara belanja negara pun sangat besar, sehingga perekonomian kerajaan Turki pun merosot.
g. Terjadinya Stagnasi dalam Lapangan Ilmu dan Teknologi

Kerajaan usmani kurang berhasil dalam pengembagan Ilmu dan Teknologi ini karena hanya mengutamakan pengembangan militernya. b. Kerajaan Safawiyah 1. Asal-Usul Kerajaan Safawiyah Safi al-Din berasal dari keturunan orang berada dan memilih sufi sebagai jalan hidupnya. Ia keturunan Iman Syi'ah yang keenam, Musa al-Kazhim. Gurunya bernama Syekh Taj al-Din Ibrahim Zahidi (1216-1301 M) yang dikenal dengan julukan Zahid alGilani. Karena prestasi dan ketekunannya dalam kehidupan tasawuf, Safi al-Din dijadikan menantu oleh gurunya tersebut, Safi al-Din mendirikan tarekat Safawiyah setelah ia menggantikan guru dan sekaligus mertuanya yang wafat pada tahun 1301 M. Pengikut tarekat ini sangat teguh memegang ajaran agama. Pada mulanya gerakan tasawuf bertujuan memerangi orang-orang ingkar, kemudian memerangi golongan yang mereka sebut ahliahli bid'ah. Tarekat yang dipimpin Safi al-Din ini semakin penting terutama setelah ia mengubah bentuk tarekat itu dari pengajian tasawuf murni yang bersifat lokal menjadi gerakan keagamaan yang besar pengaruhnya di Persia, Syria dan Anatolia. Lama kelamaan murid-murid tarekat Safawiyah berubah menjadi tentara yang teratur, fanatik dalam kepercayaan dan menentang setiap orang yang bermazhab selain Syi'ah. Kecenderungan memasuki dunia politik itu mendapat wujud kongritnya pada masa kepemimpinan Juneid (1447-1460 M). Kepemimpinan gerakan Safawi berada di tangan Ismail cucu dari Juneid. Di kota Tibriz ibukota Ak Koyunlu, Ismail memproklamasikan dirinya sebagai raja pertama Dinasti Safawi. Ia disebut juga Ismail I. Ismail I berkuasa selama lebih kurang 23 tahun, yaitu
6

antara tahun 1501 dan 1524 M. Pada sepuluh tahun pertama ia berhasil memperluas wilayah kekuasaannya. Ia dapat menghancurkan sisa-sisa kekuatan Ak Koyunlu di Hamadan (1503 M), menguasai Privinsi Kaspia di Nazandaran, Gurgan dan Yzd (1504 M), Diyar Bakr (1505-1507 M), Baghdad dan daerah barat daya Persia (1508 M), Sirwan (1509 M) dan Kurasan (1510 M). Ketika terjadi peperangan dengan Turki Usmani terjadi pada tahun 1514 M di Chaldiran, dekat Tabriz. Ismail I mengalami kekalahan, Keadaan ini menimbulkan dampak negatif bagi kerajaan Safawi, yaitu terjadinya persaingan segi tiga antara pimpinan sukusuku Turki, pejabat-pejabat keturunan Persia, dan Qizilbash dalam merebut pengaruh untuk memimpin kerajaan Safawi. Rasa permusuhan dengan kerajaan Usmani terus berlangsung sepeninggal Ismail. Peperangan-peperangan antar dua kerajaan besar Islam ini terjadi beberapa kali pada zaman pemerintahan Tahmasp I (1524-1576 M), Ismail II (1576-1577 M) dan Muhammad Khudabanda (1577-1578 M). Pada masa tiga raja tersebut, kerajaan Safawi dalam keadaan lemah. Kondisi memprihatinkan ini baru bisa diatasi setelah raja Safawi kelima, Abbas I naik tahta. Ia memerintah dari tahun 1588-1628 M. Masa kekuasaan Abbas I merupakan puncak kejayaan kerajaan Safawi. Secara politik ia mampu mengatasi berbagai kemelut di dalam negeri yang mengganggu stabilitas negara dan berhasil merebut kembali wilayah-wilayah yang pernah direbut oleh kerajaan lain pada masa raja-raja sebelumnya. 2. Kemajuan yang Dicapai Kemajuan yang dicapai oleh kerajaan Safawi tidah hanya terbatas di bidang politik. Di bidang yang lain, kerajaan ini juga banyak mengalami kemajuan. Kemajuan itu antara lain adalah sebagai berikut : a. Bidang Ekonomi Stabilitas politik kerajaan Safawi pada masa Abbas I ternyata telah memacu perkembangan perekonomian Safawi. Lebih-lebih setelah kepulauan Hurmuz dikuasai dan pelabuhan Gumrun dirubah menjadi Bandar Abbas. Dengan dikuasainya bandar ini maka salah satu jalur dagang laut antara Timur dan Barat yang biasa diperebutkan oleh Belanda, Inggris dan Perancis sepenuhnya menjadi milik kerajaan Safawi. Di samping sektor
7

perdagangan, kerajaan Safawi juga mengalami kemajuan di sektor pertanian terutama di daerah Bulan Sabit Subur (Fertile Crescent). b. Bidang Ilmu Pengetahuan Dalam sejarah Islam, bangsa Persia dikenal sebagai bangsa yang berperadaban tinggi dan berjasa dalam mengembangkan ilmu pengetahuan. Ada beberapa ilmuwan yang selalu hadir di majlis istana, yaitu Baha al-Din al-Syaerazi, seorang filosof, dan Muhammad Baqir ibn Muhammad Damad, seorang filosof, ahli sejarah, teolog dan seorang yang pernah mengadakan observasi mengenai kehidupan lebah-lebah. c. Bidang Pembangunan Fisik dan Seni Para penguasa kerajaan ini telah berhasil menciptakan Isfahan, ibukota kerajaan menjadi kota yang sangat indah. Di kota tersebut berdiri bangunan-bangunan besar lagi indah seperti mesjid-mesjid, rumah-rumah sakit, sekolah-sekolah, jembatan raksasa di atas Zende Rud, dan istana Chihil Sutun. Kota Isfahan juga diperindah dengan taman-taman wisata yang ditata rapi. Ketika Abbas I wafat, di Isfahan terdapat 162 mesjid, 48 akademi, 1802 penginapan dan 273 pemandian umum. Di bidang seni, kemajuan nampak dalam gaya arsitektur bangunan-bangunannya, seperti telihat pada mesjid Shah yang dibangun tahun 1611 M dan mesjid Syekh Lutf Allah yang dibangun tahun 1603 M. Unsur seni lainnya terlihat pula dalam bentuk kerajinan tangan, keramik, karpet, permadani, pakaian dan tenunan, mode, tembikar dan benda seni lainnya. Seni lukis mulai dirintis sejak zaman Tahmasp I. Raja Ismail I pada tahun 1522 M membawa seorang pelukis timur ke Tabriz, pelukis itu bernama Bizhad. 3. Masa Kemunduran dan Kehancuran Sepeninggal Abbas I kerajaan Safawi berturut-turut diperintah oleh enam raja, yaitu Safi Mirza (1628-1642 M), Abbas II (1642-1667 M), Sulaiman (1667-1694 M), Husain (1694-1722 M), Tahmasp II (1722-1732 M), dan Abbas III (1733-1736 M). Pada masa raja-raja tersebut kondisi kerajaan Safawi tidak menunjukkan grafik naik dan berkembang, tetapi justru memperlihatkan kemunduran yang akhirnya membawa kepada kehancuran. Safi Mirsa, cucu Abbas I adalah seorang pemimpin yang lemah. Ia sangat kejam terhadap pembesar-pembesar kerajaan. Kemajuan yang pernah dicapai oleh Abbas I segera menurun. Kota Qandahar (sekarang termasuk wilayah Afganistan) lepas dari kekuasaan kerajaan Safawi, diduduki oleh kerajaan Mughal yang ketika itu diperintah oleh Sultan
8

Syah Jehan, sementara Baghdad direbut oleh kerajaan Usmani. Abbas II adalah raja yang suka minum-minuman keras sehingga ia jatuh sakit dan meninggal. Abbas II kemudian digantikan dengan Sulaiman. Sebagaimana Abbas II, Sulaiman juga seorang pemabuk. Kemudian ia diganti oleh Shah Husein yang alim. Pengganti Sulaiman ini memberi kekuasaan yang besar kepada para ulama Syi'ah yang sering memaksakan pendapatnya terhadap penganut aliran Sunni. Sikap ini membangkitkan kemarahan golongan Sunni Afghanistan, sehingga golongan ini memberontak dan berhasil mengakhiri kekuasaan dinasti Safawi. Di antara sebab-sebab kemunduran dan kehancuran kerajaan Safawi ialah konflik yang berkepanjangan dengan kerajaan Usmani. Bagi kerajaan Usmani berdirinya kerajaan Safawi yang beraliran Syi'ah merupakan ancaman langsung terhadap wilayah kekuasaannya. Penyebab lainnya adalah dekadensi moral yang melanda sebagian para pemimpin kerajaan Safawi. Ini turut mempercepat proses kehancuran kerajaan tersebut. Penyebab penting lainnya adalah karena pasukan ghulam (budak-budak) yang dibentuk oleh Abbas I tidak memiliki semangat perang yang tinggi seperti Qizilbash. Hal ini disebabkan karena pasukan tersebut tidak disiapkan secara terlatih dan tidak melalui proses pendidikan rohani seperti yang dialami oleh Qizilbash. Sementara itu, anggota Qizilbash yang baru ternyata tidak memiliki militansi dan semangat yang sama dengan anggota Qizilbash sebelumnya. Tidak kalah penting dari sebab-sebab di atas adalah sering terjadinya konflik intern dalam bentuk perebutan kekuasaan di kalangan keluarga istana. c. Kerajaan Mugal

a. Asal-Usul Kerajaan Mughal Mughal merupakan kerajaan Islam di anak benua India, dengan Delhi sebagai ibukotanya, berdiri antara tahun 1526-1858 M. Dinasti Mughal di India didirikan oleh seorang penziarah dari Asia tengah bernama Zahiruddin Muhammad Babur (1482-1530 M), salah satu cucu dari Timur Lenk dari etnis Mongol, keturunan Jengis Khan yang telah masuk Islam dan pernah berkuasa di Asia Tengah pada abad ke 15. Kerajaan ini berdiri pada saat di Asia kecil berdiri tegak sebuah kerajaan Turki Usmani dan di Persia kerajaan Safawi.
9

Pada tahun 1504 M, ia menduduki Kabul, ibukota Afganistan. Ia memperluas kekuasaannya ke sebelah Timur (India) dan berdirilah kerajaan Mughal di India. Pada tahun 1530 M Babur meninggal Dunia dalam usia 48 tahun setelah memerintah selama 30 tahun, dengan meninggalkan kejayaan-kejayaan yang cemerlang. Pemerintahan selanjutnya dipegang oleh anaknya Humayun (1530-1539 M). Pada tahun 1540 M terjadi pertempuran dengan Sher Khan di Kanauj. Dalam pertempuran ini Hamayun mengalami kekalahan. Ia terpaksa melarikan diri ke Kandahar dan selanjutnya ke Persia. Humayun dapat mengalahkan Sher Khan Shah setelah hampir 15 tahun berkelana meninggalkan Delhi. Ia kembali ke India dan menduduki tahta kerajaan Mughal pada tahun 1555 M. Setahun setelah itu (1556 M) ia meninggal Dunia karena terjatuh dari tangga perpustakaanya. Sepeninggalnya kerajaan Mughal diperintah oleh anaknya yang bernama Akbar. b. Masa Kejayaan Kerajaan Mughal Masa kejayaan Mughal dimulai pada masa pemerintahan Akbar (1556-1605). dan tiga raja penggantinya, yaitu Jehangir (1605-1628 M), Syah Jehan (1628-1658 M), Aurangzeb (1658-1707 M). Setelah itu, kemajuan kerajaan Mughal tidak dapat dipertahankan oleh raja-raja berikutnya. Dalam ekspansi yang dilakukan oleh Akbar, ia dapat menguasai Chundar, Ghond, Chitor, Ranthabar, Kalinjar, Gujarat, Surat, Bihar, Bengal, Kashmir, Orissa, Deccan, Gawilgarh, Narhala, Ahmadnagar, dan Asirgah. Wilayah yang sangat luas itu diperintah dalam suatu pemerintahan militeristik. Hal itu membuat kerajaan Mughal menjadi sebuah kerajaan besar. Wilayah Kabul dijadikan sebagai gerbang ke arah Turkistan dan kota Kandahar sebagai gerbang ke arah Persia. Akbar berhasil menerapkan bentuk politik sulakhul (toleransi universal), yaitu politik yang mengandung ajaran bahwa semua rakyat India sama kedudukannya, tidak dapat dibedakan oleh etnis atau agama. Keberhasilan yang dicapai Akbar dapat dipertahankan oleh penerusnya yang bernama Jehangir, Syah Jehan dan Aurangzeb yang mana mereka memang terhitung raja-raja yang besar dan kuat. Segala macam pemberontakan dapat dipadamkan, sehingga rakyat merasa aman dan damai. Pada masa Syah Jehan banyak pendatang Portugis yang bermukim di Hugli Bengala, menyalahgunakan kepercayaan yang diberikan kepada mereka dengan jalan menarik pajak dan menyebarkan agama Kristen. Kemudian Syah Jehan meninggal pada
10

tahun 1658 M dan terjadinya perebutan tahta kerajaan di kalangan istana. Mughal terpecah menjadi beberapa bagian. Shuja menobatkan dirinya sebagai Raja di Bengala. Murad menobatkan dirinya sebagai Raja di Ahmadabad. Shuja bergerak memasuki pemerintahan di Delhi. Namun pasukan Aurangzeb berhasil mengalahkannya pada tahun 1658 M. kemudian Aurangzeb memerangi pasukan Murad dan dimenangkan oleh Aurangzeb. Oleh karena itu, Aurangzeb secara resmi dinobatkan menjadi Raja Mughal. Aurangzeb meninggal pada tahun 1707 M. Selama satu setengah abad, India di bawah Dinasti Mughal menjadi salah satu Negara adikuasa. Dalam bidang ekonomi, kerajaan Mughal dapat mengembangkan program pertanian, perrtambangan dan perdagangan. Akan tetapi, sumber keuangan negara lebih banyak bertumpu pada sektor pertanian. Di samping untuk kebutuhan dalam negeri, hasil pertanian itu di ekspor ke Eropa, Afrika, Arabia dan Asia Tenggara bersamaan dengan hasil kerajinan, seperti pakaian tenun dan kain tipis bahan gordiyn yang banyak di produksi di Bengal dan Gujarat. Untuk meningkatkan produksi, Jehangir mengizinkan Inggris (1611 M) dan Belanda (1617 M) mendirikan pabrik pengolahan hasil pertanian di Surat. Bersamaan dengan majunya bidang ekonomi, bidang seni dan budaya juga berkembang. Karya seni terbesar yang dicapai kerajaan Mughal adalah karya sastra gubahan penyair istana, berbahasa Persia dan India. Karya seni yang dapat dinikmati sampai sekarang dan merupakan karya seni terbesar yang dicapai oleh kerajaan Mughal adalah karya-karya arsitektur yang indah dan mengagumkan. Pada masa Akbar di bangun istana Fatpur Sikri di Sikri, Villa dan masjidmasjid yang indah. Pada masa Syah Jehan dibangun masjid berlapiskan mutiara dan Taj Mahal di Agra, masjid Raya Delhi dan istana indah di Lahore. c. Masa Kemunduran Kerajaan Mughal Pada abad ke-18 M kerajaan ini memasuki masa-masa kemunduran, kekuasaan politiknya mulai merosot, suksesi kepemimpinan di pusat menjadi ajang perebutan, gerakan separatis Hindu di India Tengah, Sikh di belahan utara dan Islam di bagian timur semakin lama semakin mengancam. Sementara itu para pedagang Inggris yang diijinkan oleh Jehangir menanamkan modal di India, dengan didukung oleh kekuatan bersenjata semakin kuat menguasai wilayah pantai.
11

Pada masa kekuasaan Syah Alam, kerajaan Mughal memasuki keadaan yang lemah dan perusahaan Inggris (EIC) yang sudah semakin kuat mengangkat senjata melawan pemerintah kerajaan Mughal. Peperangan berlangsung berlarut-larut dan Syah Alam membuat perjanjian damai dengan menyerahkan Qudh, Bengal dan Orisa kepada Inggris. Bahadur Syah (1837-1858 M), penerus Akbar, tidak menerima isi perjanjian antara EIC dengan ayahnya itu, sehingga terjadi konflik antara kedua kekuatan tersebut. Pada waktu yang sama, pihak EIC mengalami kerugian, sehingga EIC mengadakan pungutan yang tinggi terhadap rakyat secara ketat dan cenderung kasar. Karena rakyat merasa ditekan, maka mereka, baik yang beragama Hindu maupun Islam bangkit mengadakan pemberontakan. Terjadilah perlawanan rakyat India terhadap kekuatan Inggris pada bulan Mei 1857 M yang dipimpin oleh Bahadur Syah. Perlawanan mereka dapat dipatahkan dengan mudah oleh Inggris. Dengan demikian berakhirlah sejarah kekuasaan Dinasti Mughal di daratan India dan tinggallah disana umat Islam yang harus berjuang mempertahankan eksistensi mereka. d. Faktor-Faktor Penyebab Kemunduran Kerajaan Mughal Ada beberapa faktor yang menyebabkan kekuasaan Dinasti Mughal ini mundur pada satu setengah abad terakhir, dan membawa kehancuran pada tahun 1858 M adalah:
a. Terjadi stagnasi dalam pembinaan kekuatan militer sehingga operasi militer Inggris di

wilayah-wilayah pantai tidak dapat segera di pantau oleh kekuatan maritim Mughal. Begitu juga kekuatan pasukan darat. Bahkan mereka kurang terampil dalam mengoperasikan persejataan buatan Mughal itu sendiri.
b. Kemerosotan moral dan hidup mewah di kalangan elite politik, yang mengakibatkan

pemborosan dalam penggunaan uang negara.


c. Pendekatan Aurangzeb yang terlampau kasar dalam melaksanakan ide-ide puritan dan

kecenderungan asketisnya, sehingga konflik antar agama sangat sukar diatasi oleh sultansultan sesudahnya.
d. Semua pewaris kerajaan pada masa terakhir adalah orang-orang lemah dalam bidang

kepemimpinan, sehingga tidak mampu menangani kemerosotan politik dalam negeri.


e. Banyak terjadinya pemberontakan sebagai akibat dari lemahnya para pemimpin kerajaan

Mughal setelah kepemimpinan Aurangzeb, sehingga banyak wilayah-wilayah kerajaan


12

Mughal yang terlepas dari kekuasaan Mughal. Adapun pemberontakanpemberontakan tersebut antara lain:
1) Kaum Hindu yang dipimpin oleh Banda berhasil merebut Sadhura, letaknya di

sebelah utara Delhi dan juga kota Sirhind.


2) Golongan Marata yang dipimpin oleh Baji Rao dan berhasil merebut wilayah

Gujarat.
3) Pada masa pemerintahan Syah Alam terjadi beberapa serangan dari pasukan

Afghanistan yang dipimpin oleh Ahmad Khan Durrani. Syah Alam mengalami kekalahan dan Mughal jatuh pada kekuasaan Afghanistan. d. Perilaku Pencerminan Terhadap Perkembangan Islam Pada Abad Pertengahan 1. Penghayatan terhadap Ilmu Pengetahuan Telah diketahui bagaimana tradisi keilmuwan di kalangan kaum muslimin pada abad pertengahan, maka selayaknya Umat Islam menjadikan motivator untuk diri mereka sendiri. Sarjana kaum muslimin memiliki semangat luar biasa untuk menguasai berbagai macam disiplin ilmu, tidak hanya ilmu pengetahuan saja yang mereka dalami, namun juga berbagai pengetahuan alam. Dari sini dapat diketahui bahwa Islam tidak sama sekali membuat pemisahan antar ilmu-ilmu agama dan nonagama. Semua ilmu pengetahuan yang bermanfaat bagi manusia pada hakikatnya adalah ilmu Allah yang harus dipelajari. Karena hanya dengan ilmu pengetahuan sajalah sebuah kaum akan terangkat derajatnya disisi Alloh swt. 2. Penghayatan terhadap Kebudayaan Islam Pada Abad Pertengahan
a. Di antara sarjana muslim asal Andalusia dalam bidang filsafat adalah Ibnu Thufail.

Beliau lahir di Asya, Granada. Beliau pernah menjabat sebagai menteri bidang politik dan sebagai gubernur di wilayah Sabtah dan Tonjah di Maghribi. Sebagai seorang filosof, beliau juga menguasai disiplin ilmu lainnya seperti ilmu hukum, pendidikan, dan kedokteran. Dari Ibnu Thufail, kita dapat mencontoh kepribadiannya. Beliau tidak hanya menguasai satu ilmu, melainkan berbagai ilmu kehidupan. Kita pun harus bisa seperti beliau, jangan terpaku dalam satu ilmu, dan berusahalah memperluas sagala bidang ilmu.
13

b. Sarjana muslim lainnya adalah al-Idrisi yang lahir di Ceuta. Beliau adalah seorang ahli

Geografi yang menulis kitab ar-Rujari. Kitab ini dikenal dengan sebutan kitab Roger, salah satu referensi yang membahas peta dunia dan juga menerangkan pembagianpembagian zona iklim di dunia. Ar-Rujari seorang yang tekun dan pekerja keras, selain mendalami ilmu Geografi, beliau juga menekuni ilmu Botani di Cordoba. Dari al-idris kita dapat meniru sifat tekun dan kerja kerasnya. Dengan tekun dan selalu bekerja keras kita akan memperoleh hasil yang sesuai degan kita harapkan. Menghayati berbagai manfaat perkembangan Islam pada masa Bani Abasiyyah
1) Dari sejarah perkembangan Islam pada abad pertengahan ada pesan tersirat bahwa

sebagai umat Islam kita harus menjunjung tinggi ilmu pengetahuan.


2) Dari bidang politik pada abad pertengahan kita dapat mengambil pelajaran mengenai

betapa pentingnya musyawarah dalam kehidupan bermasyarakat. Sistem pemerintahan pada abad pertengahan berbentuk kerajaan dengan meninggalkan azas musyawarah sehingga cenderung otoriter.
3) Adapun pelajaran yang dapat diambil pada abad perkembangan Islam pada abad

pertengahan yaitu memulai sesuatu harus dengan niat dan pelaksanaan yang baik. Hal tersebut dapat dilihat pada saat berdirinya Dinasti Abasiyyah diawali dengan menghancurkan bani umayyah, maka akhirnya Bani Abasiyyah diruntuhkan oleh tentara Mongol.
4) Persatuan itu penting. Hal tersebut juga merupakan keteladanan pada perkembangan

Islam abad pertengahan. Kehancuran Bani Abasiyyah ditandai dengan perebutan kekuasaan di kalangan Bani Abasiyyah itu sendiri.
5) Pelajaran yang dapat diambil yaitu kekuasaan atau jabatan adalah sebuah amanat yang

harus dipertanggungjawabkan di hadapan Allah swt dengan sesama manusia. Menghayati peristwa perkembangan Islam pada abad pertengahan
1) Kemajuan di bidang ekonomi pada masa Kerajaan Safawi sangat menonjol, terutama

pada sektor perdagangan dan pertanian. Hal ini terjadi karena dikuasainya Bandar Abbas, jalur perdagangan dari Eropa ke Asia menjadi milik kerajaan Syafawi. Dari sektor pertanian, kerajaan safawi mengalami kemajuan, terutama di daerah bulan sabit Subur.

14

Dari katerangan itu kita dapat berusaha menata perekonomian bangsa dengan kuat. Perekonomian merupakan salah satu sendi yang dapat mengukuhkan kehidupan bangsa. Kondisi perekonomian yang rapuh akan menimbulkan penderitaan bagi rakyatnya dan imperialisme akan dengan mudah menjajah bangsa kita.
2) Kita harus menjaga dan melestarikan kebudayaan Islam yang merupakan warisan

peradaban dari masa lalu. 3) Kita harus menjaga persatuan dan kesatuan untuk mempertahankan tanah air kita.

BAB III PENUTUP i. 1. Kesimpulan

Kerajaan Turki Usmani a. Nama kerajaan Usmaniyah itu diambil dari dan dibangsakan kepada nenek moyang mereka yang pertama, Sultan Usmani Ibnu Sauji Ibnu Arthogol Ibnu Sulaimansyah Ibn Kia Alp, kepala Kabilah Kab di Asia Tengah. Dinasti ini berasal dari suku Qoyigh Oghus yang mendiami daerah Mongol dan daerah utara negeri Cina kurang lebih tiga abad. b. Kemajuan-kemajuan Turki Usmani dapat tercapai dengan cara atau taktik yang dimainkan oleh beberapa penguasa Turki seperi Sultan Muhammad yang mengadakan
15

perbaikan-perbaikan dan meletakkan dasar-dasar keamanan dalam negerinya yang kemudian diteruskan oleh Murad II (1421-1451M). Sehingga Turki Usmani mencapai puncak kejayaan pada masa Muhammad II (1451- 1484 M). c. Kemunduran Turki Usmani terjadi setelah wafatnya Sulaiman Al-Qonuni disebabkan adanya perebutan kekuasaan, para pengganti Sulaiman sebagian besar orang yang lemah dan mempunyai sifat dan kepribadian yang buruk, melemahnya semangat perjuangan prajurit Usmani yang mengakibatkan kekalahan dalam mengahadapi beberapa peperangan, ekonomi semakin memburuk dan sistem pemerintahan tidak berjalan semestinya dan kurang berhasilnya dalam pengembagan Ilmu dan Teknologi ini karena hanya mengutamakan pengembangan militernya. 2. Kerajaan Safawiyah a. Kerajaan Safawi berasal dari sebuah gerakan tarekat yang berdiri di Ardabil, sebuah kota di Azerbaijan. Nama Safawiyah diambil dari nama pendirinya yaitu Safi al-Din (1252-1334 M). b. c. Puncak kemajuan kerajaan Safawi dicapai pada masa pemerintahan Abbas I. Kemajuan yang dicapai kerajaan Safawi tidak hanya terbatas di bidang politik, tetapi juga pada bidang ekonomi, bidang ilmu pengetahuan dan pembangunan fisik dan seni.
d. Di antara sebab-sebab kemunduran dan kehancuran kerajaan Safawi adalah konflik

berkepanjangan dengan kerajaan Usmani, kemudian dekadensi moral yang melanda sebagian para pemimpin kerajaan Safawi, dan pasukan Ghulam (budak-budak) yang dibentuk oleh Abbas I tidak memiliki semangat perang yang tinggi. 3. Kerajaan Mugal
a.

Mughal merupakan kerajaan Islam di anak benua India, dengan Delhi sebagai ibukotanya, berdiri antara tahun 1526-1858 M. Dinasti Mughal di India didirikan oleh seorang penziarah dari Asia tengah bernama Zahiruddin Muhammad Babur (1482-1530 M), salah satu cucu dari Timur Lenk dari etnis Mongol, keturunan Jengis Khan yang telah masuk Islam dan pernah berkuasa di Asia Tengah pada abad ke 15.

b. Masa kejayaan Mughal dimulai pada masa pemerintahan Akbar (1556-1605). dan tiga

raja penggantinya, yaitu Jehangir (1605-1628 M), Syah Jehan (1628-1658 M), Aurangzeb (1658-1707 M).
16

c.

Pada abad ke-18 M kerajaan Mugal memasuki masa-masa kemunduran, kekuasaan politiknya mulai merosot, suksesi kepemimpinan di pusat menjadi ajang perebutan, gerakan separatis Hindu di India Tengah, Sikh di belahan utara dan Islam di bagian timur semakin lama semakin mengancam. Sementara itu para pedagang Inggris yang diijinkan oleh Jehangir menanamkan modal di India, dengan didukung oleh kekuatan bersenjata semakin kuat menguasai wilayah pantai.

ii.

Saran Penulis berharap makalah ini dapat menambah wawasan mengenai perkembangan islam pada abad pertengahan dan dapat bermanfaat bagi pembaca khususnya bagi penulis.

DAFTAR PUSTAKA http://rulrid.wordpress.com/2010/04/20/perkembangan-islam-zaman-pembaharuan/ http://sejarah.kompasiana.com/2010/10/05/perkembangan-islam-abad-pertengahan/ Saepudin, Didin. 2007. Sejarah Peradaban Islam, Jakarta:Uin Jakarta press.

17

Anda mungkin juga menyukai