Anda di halaman 1dari 2

BAB I PENDAHULUAN

1.1 LATAR BELAKANG Pelepasan logam berat dari industri ke lingkungan menimbulkan banyak masalah terhadap kesehatan manusia dan ekosistem perairan. Buangan industri merupakan sumber utama kontaminasi logam berat. Karena akumulasi logam berat dalam rantai makanan dan persistensinya di lingkungan, maka penting untuk menarik logam-logam berat tersebut dari limbah cair. Limbah hasil analisa Chemical Oxygen Demand (COD) banyak mengandung parameter pencemar yang sangat berbahaya bagi lingkungan. Dalam limbah ini terkandung logam-logam berat yang sangat berbahaya seperti Cr, Ag, dan Hg. Di dalam limbah hasil analisa COD Laboratorium Baristand Industri Padang didapatkan kadar Cr sebesar 620-680 ppm, Ag sebesar 3400-3269 ppm dan Hg sebesar 76-87 ppm. Untuk itu agar limbah tersebut tidak dapat merusak lingkungan, maka dilakukan pengurangan logam-logam berat tersebut dengan melakukan adsorbsi, salah satunya dengan menggunakan perlit. Perlit adalah batuan vulkanik yang bersifat kaca, apabila dipanaskan pada temperatur 760-1.0900C akan mengembang sampai 20 kali dari volume aslinya. Pemanfaatan perlit sebagai insulator panas, material tahan api, material bangunan ringan, flapon, media tanaman hidroponik, dan sebagai filter telah banyak digunakan baik dalam bentuk dasar maupun dalam bentuk perlit yang telah dikembangkan (dipanaskan), namun perlit sebagai adsorben masih sedikit yang dilaporkan (Somasundaran, 2006). Penggunaan partikel yang lebih halus dari 35 mesh belum pernah dilakukan, selain itu perlit di Sumatera Barat masih merupakan limbah hasil sampingan tambang obsidian yang belum banyak dimanfaatkan. Disamping itu penggunaannya untuk adsorpsi pencemar dalam limbah pengujian COD belum pernah dilaporkan, sehingga telah dilakukan penelitian sebelumnya (Kurnia,Atikah,2010) belum dapat disimpulkan waktu optimum yang baik untuk melakuakan adsorbsi pada limbah hasil analisa COD dengan menggunakan perlit. 1.2 PERUMUSAN MASALAH Kurnia dan Atikah (2010) telah melakukan pengurangan logam berat limbah hasil COD dengan metode adsorpsi. Hasil penelitian menunjukkan waktu optimum yang didapatkan adalah 60 s.d. 120 menit dengan ukuran partikel perlit 80 mesh. Hasil ini belum bisa digunakan untuk waktu optimum pada penyerapan perlit terhadap logam Ag, Hg, dan Cr yang lebih baik karena pada penelitian ini menggunakan limbah hasil analisa COD, yang mungkin logam-logam di dalamnya untuk di adsorbsi masing terpengaruh oleh logam lainnya. Pemanfaatan perlit di Sumatera Barat masih kurang optimal karena perlit merupakan hasil samping dari penambangan obsidian. Padahal perlit itu sendiri bias digunakan sebagai

adsorben untuk bahan-bahan logam yang terdapat di limbah sehingga dapat mengurangi pencemaran lingkungan. 1.3 TUJUAN PENELITIAN Mempelajari proses adsorbsi menggunakan adsorben perlit dengan memperhatikan konsentrasi logam, ukuran perlit, dan waktu perlit terhadap logam dari Cr, Hg dan Ag. 1.4 BATASAN MASALAH Berdasarkan perumusan masalah diatas, untuk lebih terarahnya penelitian ini permasalahan akan dibatasi pada efektifitas penyerapan perlit dengan menggunakan konsentrasi logam , ukuran partikel dan waktu kontak terhadap logam Cr, Hg dan Ag.

Anda mungkin juga menyukai