Anda di halaman 1dari 15

Ginjal dibungkus oleh jaringan fibrus tipis dan mengkilat yang disebut kapsula fibrosa (true capsule) ginjal

dan di luar kapsul ini terdapat jaringan lemak perirenal. Di sebelah kranial ginjal terdapat sebuah kelenjar yaitu adrenalin. Bersama dengan ginjal kelenjar adrenal ini dibungkus oleh fasia Gerota yang berfungsi sebagai barier dalam menghambat pendarahan dari parenkim ginjal serta mencegak ekstravasasi urine pada saat trauma ginjal, termasuk infeksi dan perluasan dari tumor. Di luar fasia gerota ini terdapat jaringan lemak retroperitoneal atau disebut jaringan lemak pararenal. Di sebelah posterior ginjal dilindungi oleh otot punggung yang tebal, tulang rusuk XI dan XII, sedangkan di anterior dilindungi oleh organ - organ intraperitoneal. Ginjal kanan dikelilingi oleh hepar, kolon, dan duodenum; sedangkan ginjal kiri dikelilingi oleh lien, lambung, pankreas, jejunum, dan kolon. Struktur Ginjal

Ginjal dapat dibagi menjadi 2 bagian yaitu medula dan kortek. Pada bagian medula inilah terdapat nephron dan di dalam medula terdapat duktuli. Nephron merupakan bagian terkecil dari ginjal yang terdiri atas, tubulus kontortus proksimalis, tubulus kontortus distalis, dan duktus kolegentes. Di nephron inilah terjadi filtrasi dan sekresi sehingga dibentuklah urine . Setiap hari kurang lebih 180 liter cairan tubuh difiltrasi glomerulus dan menghasilkan 1 - 2 liter urine. Kemudian urine disalurkan melalui piramida ke sistem kalises ginjal. Yaitu kaliks minor - infundibulum - kaliks mayor - pielum/pelvis renal. Mukosa sistem pelvikalises terdiri dari epitel transisional dan dinding terdiri atas otot polos yang mampu berkontraksi untuk mengalirkan urine sampai ke ureter.

Vaskularisasi Ginjal

Mendapatkan darah dari arteri renalis yang merupakan cabang dari aorta abdominalis. Renal arteri ternagi menjadi 2 yaitu anterior dan posterior. Cabang posterior memperdarahi segmen medial dari permukaan posterior sedangkan cabang anterior memperdarahi kutub kranial dan kaudal dan seluruh permukaan anterior ginjal. Arteri renal merupakan end arteri, jika terjadi kerusakan pada arteri ini menimbulkan iskemia/nekrosis pada daerah yang dilayaninya.

Urutan vaskularisasi ginjal arteri Renal - arteri interlobar - arteri arkuata - arteri interlobularis - arteri afferent glomerulus - arteri efferent

Selanjutnya darah keluar dari ginjal melalui vena renalis yang langsung masuk ke vena cava infeior

Sistem Limfatik : mengalir menuju lnn lumbaris

Fungsi Ginjal selain membentuk urine. 1. Sekresi hormon ADH dan aldosteron dalam mengatur jumlah cairan tubuh 2. Mengatur metabolisme ion Ca dan vitamin D 3. Induksi pembentukan sel - sel darah merah melalui hormon eritropoietin 4. Mengatur tekanan darah melalui hormon Renin

Proses Pembentukan Urin


Urin dibentuk di nefron yaitu dengan menyaring darah dan kemudian mengambil kembali ke dalam darah bahan-bahan yang bermanfaat. Dengan demikian akan tersisa bahan tak berguna, yang nantinya akan keluar dari nefron dalam bentuk suatu larutan, yang disebut urin. Sebelum menjadi urin, di dalam ginjal akan terjadi tiga macam proses, yaitu: Filtrasi, Reabsorpsi, dan Augmentasi.

Filtrasi

Filtrasi terjadi di glomerulus. Untuk mengetahui lebih lanjut tentang filtrasi, terlebih dahulu akan dibahas tentang pengertian filtrasi. Filtrasi adalah proses penyaringan darah yang mengandung zat-zat sisa metabolisme yang dapat menjadi racun bagi tubuh. Proses filtrasi ini terjadi di glomerulus dan kapsula Bowman yang menghasilkan filtrat gromerulus atau urin primer. Mula-mula darah masuk ke glomerulus melalui arteriol afferent dan terjadi filtrasi sehingga menghasilkan urin primer, kemudian urin primer akan memasuki kapsula Bowman. Proses filtrasi terjadi akibat mengkerut dan mengembangnya arteriol afferent dan arteriol efferent yang masuk dan meninggalkan glomerulus. Selama terjadi filtrasi sel-sel darah dan molekul protein tidak dapat disaring, sedangkan molekul-molekul yang berukuran lebih kecil seperti: garam, asam amino dan gula dapat disaring sehingga menjadi bagian dari filtrat glomerulus atau urin primer.

Reabsorpsi Reabsorpsi terjadi di tubulus kontortus proksimal yang nantinya akan menghasilkan urin sekunder. Urin primer yang berkumpul dalam kapsula Bowman masuk ke dalam tubulus kontortus proksimal dan terjadi proses reabsorpsi.

Pada proses ini terjadi penyerapan kembali zat yang berguna oleh dinding tubulus, lalu masuk ke pembuluh darah yang mengelilingi tubulus. Zat-zat yang diserap kembali oleh darah antara lain: glukosa, asam amino dan ion-ion anorganik (Na+,K+, Ca++, Cl-, HCO3-, HPO4-3, SO4-3). Proses ini terjadi karena transpor aktif. Hasil dari reabsorpsi urin primer adalah urin sekunder yang mengandung sisa limbah nitrogen dan urea. Dengan demikian urin sekunder adalah hasil saringan dari urin primer yang mengandung limbah nitrogen dan urea. Urine sekunder akan masuk ke lengkung Henle menuju tubulus kontortus distal. Pada saat melewati lengkung Henle desenden, air berosmosis keluar sehingga volume urin sekunder menurun dan menjadi pekat. Saat melewati lengkung Henle asenden, garam

(Na+) dipompa keluar, sehingga kepekatan urin berkurang tetapi volume urin tetap. Dengan demikian konsentrasi garam di luar tubulus meningkat. Augmentasi Dari lengkung Henle asenden, urin sekunder akan masuk ke tubulus distal. Di dalam tubulus distal urin sekunder mengalami augmentasi yaitu proses penambahan zat zat yang tidak diperlukan oleh tubuh ke dalam tubulus kontortus distal. Zat sisa yang dikeluarkan dari pembuluh darah kapiler adalah ion hidrogen (H+), ion kalium (K+), NH3dan kreatinin. Pengeluaran (H+) ini membantu menjaga pH yang tetap dalam darah.

Selama melewati tubulus distal dan tubulus kolektifus, urin kehilangan banyak air (H2O) sehingga konsentrasi urin semakin pekat. Setelah itu urin memasuki pelvis renalis dan menuju ureter, kemudian dialirkan ke vesica urinaria untuk ditampung sementara waktu. Pengeluaran urin diatur oleh otot-otot sfingter. Kandung kemih hanya mampu menampung kurang lebih 300 ml. Kadung kemih di kendalikan oleh saraf pelvis dan serabut saraf simpatis dari plexus hipogastrik.

Dalam posting sebelumnya berjudul Sistem Ekskresi Pada Manusia, telah sedikit kita bahas mengenai ginjal dan bagian bagiannya. Seperti kita tahu, ginjal adalah salah satu organ ekskresi yang berfungsi membuang zat sisa metabolisme dalam bentuk urin. Proses pembentukan urin sendiri dibagi menjadi tiga tahap, yaitu tahap penyaringan (filtrasi), tahap penyerapan kembali (reabsorbsi), dan tahap augmentasi. Dan berikut adalah penjelasannya.

1. Penyaringan (Filtrasi)

Mula-mula darah yang masih mengandung air (H2O), glukosa(C6H12O6), amonia (NH3), garam, urea, dan asam amino masuk ke glomerulus melalui arteriol afferent untuk mengalami proses filtrasi. Glomerulus merupakan bagian dari badan malpighi. Sel-sel kapiler glomerulus yang mempuyai karakteristik berpori dan bertekanan tinggi ini semakin mempermudah berlangsungnya proses penyaringan atau filtrasi.

Di dalam glomerulus, terjadi proses penyerapan kembali sel-sel darah, keping darah, dan molekul-molekul protein yang berukuran besar. Sementara itu, molekul-molekul kecil yang terkandung dalam darah seperti glukosa, asam amino, natrium, kalium, klorida, bikarbonat, dan urea lolos dari penyaringan dan ikut mengendap bersama urin primer. Urin primer yang sudah terbentuk ini kemudian akan ditampung di dalam kapsul bowman.

2. Penyerapan Kembali (Reabsorbsi)

Setelah darah mengalami filtrasi di glomerulus, maka urin primer yang sudah ditampung dalam kapsul bowman akan masuk ke dalam tubulus kontortus proksimal untuk mengalami proses penyerapan kembali (reabsorbsi).

Urin primer yang terbentuk melalui proses filtrasi masih mengandung beberapa zat yang

berguna bagi tubuh, seperti glukosa, asam amino, dan beberapa ion seperti Na+, Cl, HCO3-, dan K+. Zat-zat yang masih berguna bagi tubuh ini selanjutnya akan masuk ke dalam pembuluh darah yang mengelilingi tubulus. Semantara itu zat-zat yang sudah tidak berguna lagi bagi tubuh seperti amonia, garam, dan urea akan membentuk urin sekunder. Urin sekunder ini lalu masuk ke lengkung henle untuk menuju ke tubulus kontortus distal. Pada saat melewati lengkung henle, air urin akan berubah menjadi lebih pekat dan volumenya menurun karena terosmosis. Pada urin sekunder ini, sudah tidak ditemukan lagi zat-zat yang masih berguna bagi tubuh. Sementara itu, komposisi zat-zat sisa metabolisme akan bertambah.

3. Augmentasi

Setelah mengalami proses reabsorbsi, urin sekunder akan masuk tubulus kontortus distal melalui lengkung henle. Di dalam tubulus kontortus distal, urin sekunder akan kehilangan banyak sekali air (H2O) sehingga urin menjadi lebih pekat. Disini jugalah urin sekunder mengalami penambahan zat sisa dan zat-zat beracun seperti ion hidrogen (H+) dan urea.

Setelah mengalami penambahan berbagai zat sisa pada proses augmentasi, urin sekunder kemudian menuju pelvis lalu masuk ke vesica urinaria melalui saluran ureter untuk ditampung sementara. Dari sana urin akan menuju ke kantung kemih. Kantung kemih hanya mampu menampung kurang lebih 300 ml air urin. Saat kantung kemih terisi penuh, maka dinding kantung kemih akan tertekan sehingga kita merasa ingin buang air kecil.

Urin yang ditampung di dalam kandung kemih ini selanjutnya akan keluar tubuh melalui saluran uretra. Urin sesungguhnya ini memiliki komposisi berupa air 96%, urea 2,5%, garam 1,5%, dan juga telah bercampur dengan zat warna empedu yang memberi warna pada air urin.

Manusia sendiri normalnya akan memproduksi urin sebanyak dua liter per hari. Banyak sedikitnya air urin yang diproduksi oleh manusia sebenarnya juga disebabkan oleh beberapa faktor diantaranya adalah jumlah air yang diminum, suhu udara, dan tekanan darah.

Sistem Ekskresi pada Manusia


Filed under: Sistem Ekskresi gurungeblog @ 7:07 am Tags: ginjal, hati, Kelainan, kulit, manusia, paru-paru, pengobatan, penyakit, Sistem Ekskresi

sistem-ekskresi-manusia Manusia memiliki organ atau alat-alat ekskresi yang berfungsi membuang zat sisa hasil metabolisme. Zat sisa hasil metabolisme merupakan sisa pembongkaran zat makanan, misalnya: karbondioksida (CO2), air (H20), amonia (NH3), urea dan zat warna empedu. Zat sisa metabolisme tersebut sudah tidak berguna lagi bagi tubuh dan harus dikeluarkan karena bersifat racun dan dapat menimbulkan penyakit. Organ atau alat-alat ekskresi pada manusia terdiri dari: 1. Paru-paru, 2. Hati, 3. Kulit, dan 4. Ginjal. PARU-PARU

paru-paru Paru-paru berada di dalam rongga dada manusia sebelah kanan dan kiri yang dilindungi oleh tulang-tulang rusuk. Paru-paru terdiri dari dua bagian, yaitu paru-paru kanan yang memiliki tiga gelambir dan paru-paru kiri memiliki dua gelambir. Paru-paru sebenarnya merupakan kumpulan gelembung alveolus yang terbungkus oleh selaput yang disebut selaput pleura. FUNGSI PARU-PARU Paru-paru merupakan organ yang sangat vital bagi kehidupan manusia karena tanpa paruparu manusia tidak dapat hidup. Dalam Sistem Ekskresi, paru-paru berfungsi untuk mengeluarkan KARBONDIOKSIDA (CO2) dan UAP AIR (H2O). Didalam paru-paru terjadi proses pertukaran antara gas oksigen dan karbondioksida. Setelah membebaskan oksigen, sel-sel darah merah menangkap karbondioksida sebagai hasil metabolisme tubuh yang akan dibawa ke paru-paru. Di paru-paru karbondioksida dan uap air dilepaskan dan dikeluarkan dari paru-paru melalui hidung KELAINAN-KELAINAN PADA PARU-PARU Kelainan-kelainan pada paru-paru, diantaranya adalah: 1. Asma atau sesak nafas, yaitu kelainan yang disebabkan oleh penyumbatan saluran pernafasan yang diantaranya disebabkan oleh alergi terhadap rambut, bulu, debu atau tekanan psikologis. 2.Kanker Paru-Paru, yaitu gangguan paru-paru yang disebabkan oleh kebiasaan merokok. Penyebab lain adalah terlalu banyak menghirup debu asbes, kromium, produk petroleum dan radiasi ionisasi. Kelainan ini mempengaruhi pertukaran gas di paru-paru. 3.Emphysema, adalah penyakit pembengkakan paru-paru karena pembuluh darahnya terisi udara. CARA MENGATASI KELAINAN PADA PARU-PARU Upaya menghindari dan mengatasi kelainan-kelainan pada paru-paru adalah dengan menjalankan pola hidup sehat, diantaranya: 1. Mengatur pola makan dengan mengkonsumsi makanan yang sehat dan bergizi secara teratur

2. Berolah raga dengan teratur 3. Istirahat minimal 6 jam per hari 4. Mengindari konsumsi rokok, minum minuman beralkohol dan narkoba 5. Hindari Stress HATI (HEPAR)

hati Hati merupakan kelenjar terbesar yang terdapat dalam tubuh manusia. Letaknya di dalam rongga perut sebelah kanan. Berwarna merah tua dengan berat mencapai 2 kilogram pada orang dewasa. Hati terbagi menjadi dua lobus, kanan dan kiri. Zat racun yang masuk ke dalam tubuh akan disaring terlebih dahulu di hati sebelum beredar ke seluruh tubuh. Hati menyerap zat racun seperti obat-obatan dan alkohol dari sistem peredaran darah. Hati mengeluarkan zat racun tersebut bersama dengan getah empedu. FUNGSI HATI Hati merupakan organ yang sangat penting, berfungsi untuk: 1. Menghasilkan empedu yang berasal dari perombakan sel darah merah 2. Menetralkan racun yang masuk ke dalam tubuh dan membunuh bibit penyakit 3. Mengubah zat gula menjadi glikogen dan menyimpanya sebagai cadangan gula 4. Membentuk protein tertentu dan merombaknya 5. Tempat untuk mengubah pro vitamin A menjadi vitamin 6. Tempat pembentukan protrombin yang berperan dalam pembekuan darah Zat warna empedu hasil perombakan sel darah merah yang telah rusak tidak langsung dikeluarkan oleh hati, tetapi dikeluarkan melalui alat pengeluaran lainnya. Misalnya, akan dibawa oleh darah ke ginjal dan dikeluarkan bersama-sama di dalam urin.

KELAINAN-KELAINAN PADA HATI Gangguan pada hati yang umumnya dijumpai di masyarakat saat ini adalah HEPATITIS atau PENYAKIT KUNING. Disebut demikian karena tubuh penderita menjadi kekuningan, disebabkan zat warna empedu beredar ke seluruh tubuh. Penyakit ini disebabkan oleh serangan virus yang dapat menular melalui makanan, minuman, jarum suntik dan transfusi darah. Hepatitis adalah peradangan pada sel-sel hati. Penyebab penyakit hepatitis yang utama adalah virus. Virus hepatitis yang sudah ditemukan sudah cukup banyak dan digolongkan menjadi virus hepatitis A, B, C, D, E, G, dan TT. Beberapa jenis hepatitis yang saat ini harus diwaspadai adalah: 1. Hepatitis A yang disebabkan oleh Virus Hepatitis A (VHA) 2. Hepatitis B yang disebabkan oleh Virus Hepatitis B (VHB) 3. Hepatitis C yang disebabkan oleh Virus Hepatitis C (VHC) MENGATASI KELAINAN-KELAINAN PADA HATI Cara mengatasi kelainan-kelainan pada hati diantaranya adalah dengan: 1. Pemberian vaksinasi 2. Makan makanan yang sehat 3. Menghindari penggunaan obat-obatan terlarang 4. Berolahraga dengan teratur 5. Sterilisasi penggunaan jarum suntik 6. Menghindari pergaulan bebas (berganti-ganti pasangan) KULIT

Seluruh permukaan tubuh kita terbungkus oleh lapisan tipis yang sering kita sebut kulit. Kulit merupakan benteng pertahanan tubuh kita yang utama karena berada di lapisan anggota tubuh yang paling luar dan berhubungan langsung dengan lingkungan sekitar. FUNGSI KULIT

Fungsi kulit antara lain sebagai berikut: - mengeluarkan keringat - pelindung tubuh - menyimpan kelebihan lemak - mengatur suhu tubuh, dan - tempat pembuatan vitamin D dari pro vitamin D dengan bantuan sinar matahari yang mengandung ultraviolet Proses Pembentukan Keringat Bila suhu tubuh kita meningkat atau suhu udara di lingkungan kita tinggi, pembuluhpembuluh darah di kulit akan melebar. Hal ini mengakibatkan banyak darah yang mengalir ke daerah tersebut. Karena pangkal kelenjar keringat berhubungan dengan pembuluh darah maka terjadilah penyerapan air, garam dan sedikit urea oleh kelenjar keringat. Kemudian air bersama larutannya keluar melalui pori-pori yang merupakan ujung dari kelenjar keringat. Keringat yang keluar membawa panas tubuh, sehingga sangat penting untuk menjaga agar suhu tubuh tetap normal. Kelainan pada kulit yang banyak dialami oleh para remaja adalah jerawat. Ada tiga tipe jerawat, yaitu: 1. Komedo 2. Jerawat biasa 3. Cystic Acne (Jerawat Batu/Jerawat Jagung) Banyak jenis obat dan perawatan yang ditawarkan untuk menghilangkan jerawat. Namun, sesungguhnya alam sudah menyediakan aneka tanaman yang mampu menghilangkan jerawat. Tanaman-tanaman itu antara lain tomat, jeruk nipis, belimbing wuluh, mentimun, dan temulawak. MENGATASI KELAINAN PADA KULIT Kulit perlu mendapat perawatan yang tepat agar senantiasa sehat. Berikut 4 langkah perawatan kulit yang sangat mendasar:

1. Makan Makanan Yang Mengandung Nutrisi Kulit seperti juga organ tubuh lain, terdiri atas sel-sel yang berkembang dan membutuhkan berbagai nutrisi. Nutrisi pada kulit digunakan untuk mengaktifkan sirkulasi darah ke kulit, menjaga kelenturan dan kekencangan kulit serta mencegah oksidasi lemak yang menyebabkan kulit menjadi kering. 2. Minum Air Putih Minimal 8 Gelas Setiap Hari Air berfungsi sebagai media untuk mengangkut dan membuang zat-zat yang tidak dibutuhkan tubuh dan mencegah kekeringan. Selain 8 gelas air segar setiap hari, asupan cairan yang baik bagi kulit bisa didapatkan dari buah dan sayuran. 3. Berolahraga Dengan Teratur Olahraga teratur 3 kali seminggu akan membantu kelancaran sirkulasi darah, sehingga asupan nutrisi kulit terpenuhi. 4. Mandi Untuk Membersihkan Badan Mandi secara teratur menggunakan sabun, bermanfaat menghilangkan lemak dan kotoran pada permukaan kulit. Namun kita perlu berhati-hati dalam memilih sabun, karena detergen yang terkandung di dalamnya cenderung meningkatkan pH kulit sehingga dapat menyebabkan kekeringan pada kulit. GINJAL Dunia kedokteran biasa menyebutnya ren (renal/kidney). Bentuknya seperti kacang merah, berjumlah sepasang dan terletak di daerah pinggang. Ukurannya kira-kira 11x 6x 3 cm. Beratnya antara 120-170 gram. Struktur ginjal terdiri dari: kulit ginjal (korteks), sumsum ginjal (medula) dan rongga ginjal (pelvis). Pada bagian kulit ginjal terdapat jutaan nefron yang berfungsi sebagai penyaring darah. Setiap nefron tersusun dari Badan Malpighi dan saluran panjang (Tubula) yang bergelung. Badan Malpighi tersusun oleh Simpai Bowman (Kapsula Bowman) yang didalamnya terdapat Glomerolus. FUNGSI GINJAL 1. Menyaring dan membersihkan darah dari zat-zat sisa metabolisme tubuh 2. Mengeksresikan zat yang jumlahnya berlebihan 3. Reabsorbsi (penyerapan kembali) elektrolit tertentu yang dilakukan oleh bagian tubulus ginjal 4. Menjaga keseimbanganan asam basa dalam tubuh manusia 5. Menghasilkan zat hormon yang berperan membentuk dan mematangkan sel-sel darah merah (SDM) di sumsum tulang PROSES PEMBENTUKAN URINE Ginjal berperan dalam proses pembentukan urin yang terjadi melalui serangkaian proses, yaitu: penyaringan, penyerapan kembali dan augmentasi. 1. Penyaringan (filtrasi) Proses pembentukan urin diawali dengan penyaringan darah yang terjadi di kapiler glomerulus. Sel-sel kapiler glomerulus yang berpori (podosit), tekanan dan permeabilitas yang tinggi pada glomerulus mempermudah proses penyaringan.

Selain penyaringan, di glomelurus juga terjadi penyerapan kembali sel-sel darah, keping darah, dan sebagian besar protein plasma. Bahan-bahan kecil yang terlarut di dalam plasma darah, seperti glukosa, asam amino, natrium, kalium, klorida, bikarbonat dan urea dapat melewati saringan dan menjadi bagian dari endapan. Hasil penyaringan di glomerulus disebut filtrat glomerolus atau urin primer, mengandung asam amino, glukosa, natrium, kalium, dan garam-garam lainnya 2. Penyerapan kembali (reabsorbsi) Bahan-bahan yang masih diperlukan di dalam urin pimer akan diserap kembali di tubulus kontortus proksimal, sedangkan di tubulus kontortus distal terjadi penambahan zat-zat sisa dan urea. Meresapnya zat pada tubulus ini melalui dua cara. Gula dan asam amino meresap melalui peristiwa difusi, sedangkan air melalui peristiwa osmosis. Penyerapan air terjadi pada tubulus proksimal dan tubulus distal. Substansi yang masih diperlukan seperti glukosa dan asam amino dikembalikan ke darah. Zat amonia, obat-obatan seperti penisilin, kelebihan garam dan bahan lain pada filtrat dikeluarkan bersama urin. Setelah terjadi reabsorbsi maka tubulus akan menghasilkan urin sekunder, zat-zat yang masih diperlukan tidak akan ditemukan lagi. Sebaliknya, konsentrasi zat-zat sisa metabolisme yang bersifat racun bertambah, misalnya urea. 3. Augmentasi Augmentasi adalah proses penambahan zat sisa dan urea yang mulai terjadi di tubulus kontortus distal. Dari tubulus-tububulus ginjal, urin akan menuju rongga ginjal, selanjutnya menuju kantong kemih melalui saluran ginjal. Jika kantong kemih telah penuh terisi urin, dinding kantong kemih akan tertekan sehingga timbul rasa ingin buang air kecil. Urin akan keluar melalui uretra. Komposisi urin yang dikeluarkan melalui uretra adalah air, garam, urea dan sisa substansi lain, misalnya pigmen empedu yang berfungsi memberi warna dan bau pada urin. KELAINAN PADA GINJAL Kelainan-kelainan pada ginjal diantaranya adalah gagal ginjal dan batu ginjal. 1. Gagal Ginjal Gagal ginjal merupakan kelainan pada ginjal dimana ginjal sudah tidak dapat berfungsi sebagaimana mestinya yaitu menyaring dan membersihkan darah dari zat-zat sisa metabolisme. Penyebab terjadinya gagal ginjal antara lain disebabkan oleh:

1. Makan makanan berlemak 2. Kolesterol dalam darah yang tinggi 3. Kurang berolahraga 4. Merokok, dan 5. Minum minuman beralkohol. Mengatasi Gagal Ginjal Kemajuan ilmu pengetahuan, memungkinkan fungsi ginjal digantikan. Penggantian fungsi tersebut dikenal dengan Renal Replacement Therapy (RRT) atau Terapi Pengganti Ginjal (TPG). Ada dua cara TPG, yakni transplantasi/cangkok ginjal dan dialisis/cuci darah . Dialisis/cuci darah dibedakan menjadi: 1. HD (Hemodialisis), dialisis dengan bantuan mesin 2. PD (Peritoneal Dialisis), dialisis melalui rongga perut 2. Batu Ginjal Urine banyak mengandung mineral dan berbagai bahan kimiawi. Urin belum tentu dapat melarutkan semua itu. Apabila kita kurang minum atau sering menahan kencing, mineralmineral tersebut dapat mengendap dan membentuk batu ginjal. Batu ginjal merupakan kristal yang terlihat seperti batu yang terbentuk di ginjal. Kristalkristal tersebut akan berkumpul dan saling berlekatan untuk membentuk formasi batu. Apabila batu tersebut menyumbat saluran kemih antara ginjal dan kandung kemih, saluran kemih manusia yang mirip selang akan teregang kuat karena menahan air seni yang tidak bisa keluar. Hal itu tentu menimbulkan rasa sakit yang hebat.S

Anda mungkin juga menyukai