Anda di halaman 1dari 2

KEBOBROKAN SISTEM PENDIDIKAN di INDONESIA

Focus kajian : para dosen ekonomi di beberapa perguruan tinggi

Rendahnya mutu pendidikan di dalam teori Human Kapital akan berimbas pada penurunan tingkat produktifitas tenaga kerja ; penurunan produktifitas tenaga kerja berkorelasi positif dengan pertumbuhan ekonomi. Rendahnya mutu pendidikan salah satunya lebih disebabkan faktor tenaga pengajarnya (dalam hal ini adalah dosennya). Karena kebanyakan metode ajar yang terjadi sekarang ini adalah bukan mengajarkan bagaimana memahami sesuatu masalah, menemukan akar masalah dan mencarikan solusinya, namun lebih menitik-beratkan(malah memaksa) untuk memahami model yang ada ; kebanyakan dari model yang diajarkan tersebut tidak pernah ada dalam realitanya, sehingga ketika para mahasiswa tersebut dihadapkan pada suatu permasalahan mereka tidak mampu untuk memecahkannya. Jika kita mencoba menghubungkan kondisi diatas dengan hadits Nabi Muhammad SAW yang berbunyi serahkanlah suatu pekerjaan pada ahlinya jika tidak tunggulah kehancuran, maka akan terlihat bahwa hal ini memang cocok dengan kondisi yang terjadi sekarang ini. Dimana para dosen yang mengajar bukan karena kepintarannya saja, namun lebih disebabkan oleh faktor-faktor yang lain. Sebuah guyonan segar dari teman-teman saya di Sosiologi yang sampai saat ini masih segar dalam ingatan saya yang mengatakan bahwa : seseorang menjadi dosen didasarkan atas tiga I, dimana i yang pertama adalah idiot, i yang kedua adalah ikatan dinas, dan terakhir adalah idealisme. Pada zaman sekarang ini kebanyakan orang yang

menjadi dosen lebih didasarkan atas dua i yang pertama, yaitunya idiot karena tidak mampu membuka lapangan pekerjaan dan hanya mengharapkan gaji dari pemerintah. Dan umumnya orang-orang pada tipe i pertama ini lebih menganggap bahwa menjadi dosen sebagai barang inferior, dimana ketika mereka tidak lulus(diterima) bekerja di tempat yang mereka inginkan, maka menjadi dosen merupakan alternatif terakhir bagi mereka. Atau menjadi dosen ini ibarat terminal bis,dimana ketika bus yang mereka tunggu belum datang, mereka akan duduk dengan sabar menunggunya, dan ketika bus itu sudah datang mereka akan pergi meninggalkan terminal tersebut. Begitu juga dengan kebanyakan dosen tersebut ketika mereka mengajukan lamaran pada suatu instansi(kantor), untuk mengisi masa tunggu maka mereka memanfaatkannya untuk menjadi asisten dosen. Dan i yang kedua adalah ikatan dinas, dengan harapan agar ketika menjadi dosen mereka berharap agar mendapat riset selalu, atau dengan menjadi dosen terbuka kemungkinan bagi mereka untuk melanjutkan studinya (baik S2 maupun S3) di dalam maupun di luar negeri.. Nah itulah hal yang melatarbelakangi kenapa saya menulis arikel ini.

Anda mungkin juga menyukai