Anda di halaman 1dari 17

LAPORAN PENUGASAN BLOK REPRODUKSI

DISUSUN OLEH: Jehan Fauzi R (09711014) Rizkyta Anggiasari (09711120) Ervin Tutorial : 26 Tutor : dr. Betty Eka Wahyuni

FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS ISLAM INDONESIA YOGYAKARTA 2011

BAB 1 DESKRIPSI KASUS I. Hasil Anamnesis

Identitas pasien

Nama Umur Alamat Agama Pekerjaan Pendidikan

: Nn R. : 24 tahun : sendowo B-28 : islam : mahasiswa : S-1

Anamnesis diberikan oleh Tempat/tanggal/pukul 2012/5.30 pm

: Nn. R : di rumah Nn. R Sendowo B-28, Yogyakarta/17 maret

Keluhan Utama Nyeri saat haid

Riwayat penyakit sekarang Pasien mengeluh nyeri saat haid sejak 8 bulan yang lalu pada saat menstruasi. Nyeri dirasakan seperti tertindih benda berat, terasa sakit sekali. Nyerinya itu dirasakan di bagian perut bawah .Namun tidak bisa menunjukan di sebelah kanan atau kiri. Nyeri yang dirasakan dirasakan pada awal-awal menstruasi sekitar hari pertama dan ke dua dan nyeri yang dirasakan hilang timbul dan dirasakan sekitar 3 5 jam.Dalam 1 hari mungkin dapat timbul 3 kali nyeri dan kemudian hilang.Nyeri yang dirasakan sangat sakit pada saat menstruasi hari pertama dan kedua.Terkadang pada hari ke tiga masih dirasakan nyeri namun tidak sehebat hari pertama menstruasi.Bila nyeri timbul pasien tidak dapat melakukan aktivitas sama sekali

dan hanya berbaring di tempat tidur.Bila nyeri datang pasien sampai bisa berkeringat dingin.pasien juga merasakan gangguan pada menstruasi terkadang dalam 1 bulan dapat menstruasi 2 kali.atau 1 kali tapi dengan siklus yang memndek dan menstruasi yang

memanjang sampai 10 hari dan juga darah yang keluar terkadang sedikit sampai banyak sekali.itu dirasakan sangat mengganggu pasien karena pada saat menstruasi pasien harus sering mengganti pembalut sekitar 5 kali perhari, dan pada saat timbul nyeri pasien biasa mengonsumsi mefinal . Riwayat perdarahan di luar haid tidak ada, tidak ada teraba benjolan, tidak ada demam, mual muntah tidak ada, tidak ada perubahan pada pola BAB dan BAK.Sudah mengobati dengan obat anti nyeri,hanya membaik sebentar tapi kemudian timbul lagi terkadang minum jamu-jamuan

Anamnesis sitem Cerebrospinal : demam (-), pusing (-) Kardiovaskuler: berdeba-debar(-),nyeri dada (-) Respirasi : sesak nafas (-),batuk (-), pilek (-) DIgesti : Mual(+), muntah (-) nafsu makan menurun, BAB (-) Urogenital :BAB (-), Bak lebih sering kencing Intugementum: tidak ada kelainan pada kulit Musculoskeletal : nyeri otot (-),Pegal (-)

Riwayat perkawinan Belum menikah

Riwayat menstruasi Menarche : 13 tahun Menstrusi : tidak teratur,siklus 20 hari , lama 10 hari,

Jumlah darah menstruasi: sedikit sampai banyak sekali,berganti pembalut 5 kali/hari Rasa sakit saat menstruasi : sakit sekali Perdarahn di luar siklus : tidak ada perdarahan HPMT :16 maret 2012 Riwayat fertilitas Tidak ada

Riwayat keluarga berencana Tidak ada

RPD Sewaktu SMA sering nyeri saat menstruasi tapi minum jamu2an Mondok karena DBD Tidak pernah infeksi pada genetalia Tidak DM, hipertensi (-) RPK Orang tua tidak ada yang mengalami gejala-gejala seperti pasien.Namun tante pasien pernah didiagnosis kista. Kebiasaan dan lingkungan Pasien Jarang olahraga, tempat tinggal kos-kosan bersih, suka makanan yang digoreng kering dan dibakar,seperti ayam penyetan dan pasien tidak suka sayur.

II.

Hasil pemeriksaan fisik KU: baik ,compos mentis

Nadi : 82 kali /menit Frekuensi pernafasan : 20 kali/menit Tekanan darah : 120/80 mmhg Suhu; 36,5 C TB: 164 cm BB: 64 kg III. Hasil data lain Ca-125 hasil 70

USG dilakukan 2 kali Pertama Kesan : kista endometriosis(kista coklat ) 5 kali 6 cm

USG yang terakhir ukuran kista mengecil ,kesan 2 kali 1 cm namun hasil USG hilang

IV.

Diagnosis Banding

Kista endometriasis ovarium dextra Kista neoplastik

V.

Rencana pemeriksaan fisik KU Tanda vital Thoraks Abdomen

VI.

Rencana pemeriksaan penunjang Lab darah rutin Ca-125 untuk screening tumor ovarium

USG Biopsi dan Laparoskopi karena diduga tumor , maka biopsi dan laparoskopi adalah pemeriksaan yang dapat melihat makroskopik dan mikroskopik dan keganasan .Namun harus dipertimbangkan umur dan ekonomi pasien.

VII.

Rencana penatalaksanaan Azol 200 mg ,3 kali 1 sebagai penghambat hormon FSH dan LH Vitamin E Sambil diedukasi karena harus dipantau apakah tumornya akan bertambah kecil atau membesar.

VIII. Pembahasan a.analisis hasil anamnesis - Identitas Identitas sangat perlu ditanyakan untuk mengetahui faktor resiko penyakit seperti umur, status untuk mengetahui riwayat perkawinan, alamat untuk mengetahui faktor lingkungan, seperti faktor resiko apakah dari lingkungan yang bersih. RPS Gejala-gejala yang dikeluhkan : Nyeri perut bawah yang progresif dan dekat paha yang terjadi pada dan selama haid (dismenore). Sebab dari dismenore ini tidak diketahui tetapi mungkin ada hubungannya dengan vaskularisasi dan perdarahan dalam sarang endometriosis pada waktu sebelum dan semasa haid. Namun ada teori yang mengatakan bahwa pada saat terjadi nyeri dikarenakan peningkatan hormon estrogen sehingga meningkatkan jumlah prostaglandin mengaktifkan enzim siklooginase.kemudian terjadi

hiperaktivitas uterus juga. Dengan kata lain, wanita dengan endometriosis mempunyai kelainan genetik dan membantu perkembangan produksi estrogen endometrium lokal. Disamping itu, estrogen juga dapat merangsang aktifitas siklooksigenase tipe-2 lokal (COX-2) yang membuat prostaglandin (PG)E2, suatu perangsang poten terhadap aromatase dalam sel stroma yang berasal dari endometriosis, sehingga produksi estrogen berlangsung terus secara lokal. Estron dan estradiol saling dirubah oleh kerja 17-hidroksisteroid dehidrogenase (17HSD), yang terdiri dari 2 tipe: tipe-1 merubah estron menjadi estradiol (bentuk estrogen yang lebih poten) dan tipe-2 merubah estradiol menjadi estron. Dalam endometrium eutopik normal, progesteron merangsang aktifitas tipe-2 dalam kelenjar epitelium, enzim tipe-2 ini sangat banyak ditemukan pada kelenjar endometrium fase sekresi. Dalam jaringan endometriotik, tipe-1 ditemukan secara normal, tetapi tipe-2 secara bersamaan tidak ditemukan. Progesteron tidak merangsang aktiftas tipe-2 dalam susukan endometriotik karena tampilan reseptor progesteron juga abnormal. Reseptor progesteron terdiri dari 2 tipe:

PR-A dan PR-B, keduanya ini ditemukan pada endometrium eutopik normal, sedangkan pada jaringan endometriotik hanya PR-A saja yang ditemukan.

Nyeri tidak selalu didapatkan pada endometriosis walaupun kelainan sudah luas sebaliknya kelainan ringan dapat menimbulkan gejala nyeri yang hebat. Nyeri yang hebat dapat menyebabkan mual, mntah, dan diare. Dismenore primer terjadi selama tahun-tahun awal mestruasi, dan semakin meningkat dengan usia saat melahirkan anak, dan biasanya hal ini tidak berhubungan dengan endometriosis. Dismenore sekunder terjadi lebih lambat dan akan semakin meningkat dengan pertambahan usia. Hal ini bisa menjadi tanda peringatan akan terjadinya endometriosis, walaupun beberapa wanita dengan endometriosis tidak terlalu merasakannya. Poli dan hipermenorea, dapat terjadi pada endometriosis apabila kelainan pada ovarium sangat luas sehingga fungsi ovarium terganggu, bila terjadi endometriosis di ovarium sehingga ada jaringan endometrium yang tumbuh di eksterna .Pada saat meluruh dikarena jaringan endometrium yang berlebihan sehingga pada saat penurunan estrogen yang tiba-tiba terjadi peluruhan juga jaringan endometrium yang terletak di luar uerus.Jadi darahnya banyak. Mualnya karena terjadi peningkatan hormon estrogen ,dimana estrogen akan meningkatkan keasaman lambung dan pada saat terjadi dismenorrea akan terjadi peningkatan saraf simpatis sehingga mengaktifasi pusat mual muntah di medula oblongata.

RPD

Ditanyakan untuk mengetahui apakah sebelumnya sudah pernah menderita seperti ini atau belum.Untuk mengetahui penyakit penyakit sekunder atau primer..ditanyakan apakah pernah menderita penyakit infeksi pada saluran genetalia.

RPK

Riwayat penyakit keluarga harus ditanyakan berkaitan dengan

riwayat

keturunan, genetik dll. Pada Endometriosis 6-7 kali lebih sering ditemukan pada hubungan keluarga ibu dan anak dibandingkan populasi umum, karena endometriosis mempunyai suatu dasar genetik. Matriks metaloproteinase (MMP) merupakan enzim yang menghancurkan matriks ekstraseluler dan membantu lepasnya endometrium normal dan pertumbuhan endometrium baru yang dirangsang oleh estrogen.Pada penderita endometriosis terdapat gangguan respon imun yang menyebabkan pembuangan debris pada darah haid yang membalik tidak efektif. peritoneum dan selanjutnya terjadi proliferasi sel. Pada penderita endometriosis terdapat gangguan respon imun yang menyebabkan pembuangan debris pada darah haid yang membalik tidak efektif. Makrofag merupakan bahan kunci untuk respon imun alami, bagian sistem imun yang tidak antigen-spesifik dan tidak mencakup memori imunologik. Makrofag mempertahankan tuan rumah melalui pengenalan, fagositosis, dan penghancuran mikroorganisme yang jahat dan juga bertindak sebagai pemakan, membantu untuk membersihkan sel apoptosis dan sel-sel debris. Makrofag mensekresi berbagai macam sitokin, faktor pertumbuhan, enzim dan prostaglandin dan membantu fungsi-fungsi faktor diatas disamping merangsang pertumbuhan dan proliferasi tipe sel yang lain. Makrofag terdapat dalam cairan peritoneum normal dan jumlah serta aktifitasnya meningkat pada wanita dengan endometriosis. Pada penderita endometriosis, makrofag yang terdapat di peritoneum dan monosit yang beredar teraktivasi sehingga penyakitnya berkembang melalui sekresi faktor pertumbuhan dan sitokin yang merangsang proliferasi dari endometrium ektopik dan menghambat fungsi pemakannya. Riwayat hipertensi dan DM tidak berhubungan dengan adanya penyakit pada pasien. b. Analisis Diagnosis Banding - kista endometriosis karena dari anamnesis dilihat gejala2nya nyeri pada saat haid, kemudian gangguan pada haid, nyeri perut bagian bawah , kemudian dari pemeriksaan USG terlihat awal USG terlihat kista dengan ukuran 5 cm ,kemudian bulan lalu setelah Usg lagi ternyata ukuran kista sudah mengecil. Kista ovarium jenis non neoplastik seperti endometriosis dalam 2 bulan sampai 3 bulan dapat mengecil. Namun tidak ada pemeiksaan yang sederhana untuk mendiagnosis

endometriosis. Dalam kenyataannya, satu-satunya cara untuk mendiagnosis pasti endometriosis adalah dengan melakukan laparoskopi dan melakukan biopsi jaringan. Pemeriksaan ini merupakan standar emas dalam mendiagnosis endometriosis.

Kista neoplastik, untuk mendiagnosis kista neoplastik harus dilihat dari USG juga , kemudian BIOPSI jaringan, hanya saja untuk kista neoplastik semakin hari semakin membesar.Tidak seperti kista nonneoplastik.

c. Analisis dan kemungkinan hasil pemeriksaan fisik

Keadaan umum Kesadaran Tekanan Darah Nadi Suhu Nafas Supraklavikula Dada Abdomen Genitalia Inguinal Ekstremitas

: Baik : Komposmentis : 120/80 mmHg : 82x/ menit : 36,5C : 20x/ menit : KGB tidak teraba

Edema : (-) Anemis: (-) Sianosis: (-) Gizi TB BB : Baik : 164cm : 64 kg

: Paru dan jantung dalam batas normal : Status Ginekologi : Status Ginekologi : KGB tidak teraba : Edema tungkai (-)

Abdomen : Inspeksi : Perut datar, tidak tampak benjolan, striae (-), bekas luka (-), tanda-tanda peradangan (-) Palpasi : Teraba massa di regio suprapubis bila besar,sekarang tidak teraba.nyeri tekan (-), nyeri lepas (-) Perkusi : Pekak daerah massa, shifting dullness (-)

Auskultasi : Bising usus (+) normal

Genitalia : Inspeksi : Vulva dan uretra tenang

Inspekulo : Vulva dan vagina tenang Portio kenyal, permukaan licin, OUE tertutup, fluksus (-), erosi (-), laserasi (-), polip (-), massa (-), fluor albus (-)

Analisis pemeriksaan fisik Pada pemeriksaan keadaan umum Untuk mengetahui bagaimana yang dialami pasien dengan melihat eksperesi yang ditimbulkan. a. b. Pasien dalam keadaan sadar atau tidak Apakah pasien tampak sakit ringan, atau berat atau pasien merasakan nyeri sekali yang dapat ditunjukan dengan ekpresi menahan nyeri sambil memegang perutnya sebagai contoh. c. Apakah pasien tampak sangat kurus (cachexia) atau memiliki berat badan berlebih (obesitas). Pasien dengan cachexia dapat dijumpai pada tuberculosis dan pada pasien tumor ganas stadium lanjut dan anorexia nervosa. Pada pasien ini tampak saat anamnesis tidak menunjukkan suatu ekspresi yang menunjukkan terganggunya aktivitas terhadap keluhan yang diderita, hal ini menunjukkan keadaan umum pasien baik selain itu pasien pada saat anamnesis berada dalam tingkat kesadaran penuh atau composmentis. Pemeriksaan vital sign dilakukan untuk menunjukkan apakah ada kelainan pada tanda-tanda vital pasien ini. Kelainan tanda-tanda vital seperti tekanan darah, suhu, frekuensi nadi dan respirasi dapat menunjukkan suatu factor resiko tertentu yang mendukung tingkat keparahan keluhan yang diderita pasien. Pada pasien ini pemeriksaan vital sign telah dilakukan dan hasilnya tidak ada yang menunjukkan kelainan, semuanya normal. Pemeriksaan selanjutnya yang dilakukan adalalah pemeriksaan status generalis. Pemeriksaan ini juga untuk mendukung diagnosis dan mencari kelainan lain dari pasien yang mengarahkan ke suatu diagnosis. Pemeriksaan ini meliputi dari pemeriksaan inspeksi kepala dan leher, palpasi daerah supraklavikula untuk mengetahui ada pembesaran kelenjar limfe atau tidak, auskultasi jantung, pemeriksaan Abdomen meliputi inspeksi, palpasi, perkusi dan auskultasi. Pemeriksaan abdomen. Pemeriksaan ini menjadi suatu pemeriksaan fisik yang direncanakan bagi pasien. Kemungkinan hasil dari pemeriksaan ini, yakni dari pemeriksaan

kepala, pasien kemungkinan tidak menunjukkan suatu gejala yang negatif. Pemeriksaan leher juga tidak ada tanda yang menunjukkan infeksi seperti pembesaran kelenjar limfonodi, dan tidak ada tanda peningkatan JVP. Pada pemeriksaan jantung dan paru kemungkinan tidak ada kelainan karena gejala yang dialami pasien saat ini tidak sampai memperburuk kondisi pernapasan dan peredaran darah pasien, salah satu contohnya terlihat dari hasil vital sign. Kemudian dilanjutkan pemeriksaan abdomen, pada inspeksi tidak tampak benjolan karena saat ini kista endometriosis pasien sudah mengecil, pada palpasi, untuk perabaan massa tumor kemungkinan sudah tidak didapatkan lagi dengan ukuran tumor sebesar 2 cm, tetapi bisa saja ditemukan, pada palpasi untuk nyeri tekan dalam kemungkinan pasien akan merasakan nyeri abdomen bagian kuadran kanan karenan penekanan terhadap lokasi kista. Pemeriksaan organ genitalia bagian eksterna dan interna kemungkinan tidak menunjukkan suatu kelainan. Karena pasien sendiri saat anamnesis menyatakan tidak ada tanda-tanda leukore patologis ataupun nyeri bagian organ genitalia,maupun rasa gatal sehingga hal tersebut dapat menunjukkan kemungkinan saat pemeriksaan organ genitalia tidak ada kelainan. Untuk pemeriksaan gynekologi tidak dapat dilakukan, karena pasien belum menikah.

d. analisis dan hasil pemeriksaan penunjang


pemeriksaan penunjang yang bisa dilakukan untuk pasien dengan gejala seperti diatas yakni: 1. Laparoskopi Pemeriksaan ini sangat berguna untuk mengetahui apakah sebuah tumor berasal dari ovarium atau tidak. Pemeriksaan ini dilakukan dengan memasukan laparoskop ke dalam rongga peritoneum melalui insisi kecil di bawah umbilicus. Teknik ini telah dikembangkan sehingga memungkinkan melakukan operasi melalui laparoskop, sehingga mengurangi lamanya rawat inap di rumah sakit. 2. USG Dengan pemeriksaan ini dapat ditentukan letak dan batas tumor, apakah tumor berasal dari uterus, ovarium atau kandung kemih, apakah tumor kistik atau solid, dan dpat dibedakan pula antara cairan dalam rongga perut yang bebas dan yang tidak. 3. Foto rontgen Pemeriksaan ini berguna untuk menentukan adanya hidrotoraks. 4. Koloskop

Merupakan mikroskop berkekuatan rendah untuk melakukan inspeksi serviks dan vagina pada beberapa kasus kalau terdeteksi sel abnormal dengan papsmear. Pemeriksaan ini dilakukan dengan memasukkan speculum vagina cusco, lalu koloskop ditempatkan pada bagian depan vagina dan panjang fokusnya disesuaikan untuk memeriksa bagian traktus genitalia yang dicurigai. 5. CT Scan dan MRI Memegang peranan penting dalam penyebaran penyakit keganasan pada organ genitalia. Pemeriksaan ini jarang dilakukan karena biaya pemeriksaannya mahal. 6. Biopsy endometrium Teknik ini digunakan untuk mendapatkan sampel endometrium utnuk pemeriksaan histology, dengan memasukkan sebuah kuret kecil melalui serviks tanpa anestesi. 7. Pemeriksaan Laboratorium Salah satunya dilakukan pemeriksaan jumlah lekosit dan laju endap darah. Jumlah lekosit dan laju endap darah dapat diperiksa pada proses peradangan. Ini penting utnuk membedakan apakah suatu proses dalam pelvis disebabkan oleh peradangan atau neoplasma atau retensi, dan apakah peradangan sifatnya akut atau sudah kronik.

Gambaran mikroskopik dari endometrium sangat variabel. Lokasi yang sering terdapat ialah pada ovarium Pada ovarium tampak kista-kista biru kecil sampai besar berisi darah tua menyerupai coklat. Darah tua dapat keluar sedikit-sedikit karena luka pada dinding kista dan dapat menyebabkan perlekatan antara permukaan ovarium dengan uterus, sigmoid dan dinding pelvis. Kista coklat kadang-kadang dapat mengalir dalam jumlah banyak ke dalam rongga peritoneum karena robekan dinding kista dan menyebabkan akut abdomen. Tuba pada endometriosis biasanya normal.4 Pada pemeriksaan mikroskopik ditemukan ciri-ciri khas bagi endometriosis yakni kelenjar-kelenjar dan stroma endometrium dan perdarahan bekas dan baru berupa eritrosit, pigmen hemosiderin dan sel-sel makrofag berisi hemosiderin. Disekitarnya tampak sel-sel radang dan jaringan ikat sebagai reaksi dari jaringan normal disekelilingnya. Jaringan endometriosis seperti juga jaringan endometrium di dalam uterus dapat dipengaruhi oleh estrogen dan progesteron. Sebagai akibat dari pengaruh hormon-hormon tersebut, sebagian besar sarang endometriosis berdarah secara periodik yang menyebabkan reaksi jaringan sekelilingnya berupa radang dan perlekatan.

CA-125 merupakan suatu antigen permukaan sel yang semula diduga khas untuk ovarium. Karena endometriosis merupakan proses proliferasi sel yang bersifat destruktif, maka lesi ini tentu akan meningkatkan kadar CA-125. Banyak yang berpendapat bahwa endometriosis adalah suatu penyakit autoimun karena memiliki kriteria yang cenderung lebih banyak pada wanita, bersifat familiar, menimbulkan gejala klinik, melibatkan multiorgan dan menunjukkan aktivitas sel B-poliklonal.

Dengan melihat pertumbuhan kista pada pasien ini yang semakin mengecil bukan merupakan indikasi laparoskopi pada Nn. R. Kemudan dari segi ekonomi laparoskopi dan biopsi sangat mahal. Oleh karena itu , pada pasien ini biopsi dan laparoskopi tidak dilakukan.

Penatalaksanaan

Kista endometriosis bisa diterapi dengan medikamentosa dan pembedahan. Pengobatanendometriosis juga bertujuan untuk menghilangkan nyeri dan memperbaiki fertilitas

Terapi interval

Beberapa

peneliti

percaya

bahwa

endometriosis

dapat

ditekan

dengan

pemberian profilaksis berupa kontrasepsi oral kombinasi berkesinambungan, analog GnRH,medroksiprogesteron, atau danazol sebagai upaya untuk meregresi penyakit yang asimtomastik dan mengatasi fertilitas subsekuen.

Terapi medis: Azol 200mgx3, analog GnRH Semua obat ini memiliki efek yang sama dalam mengurangi nyeri dan durasinya dan tambahan vitamin E. Pil kontrasepsioral kombinasi berperan dalam supresi ovarium dan memperpanjang efek progestin. Semua agen progesteron berperan dalam desidualisasi dan atrofi endometrium.

Medroksiprogesteron asetat berperan dalam mengurangi nyeri.

Megestrol asetat juga memiliki efek yang sama The levonorgestrel intrauterine system (LNG-IUS) berguna dalam mengurangi nyeri akibat endometriosis.

Analog GnRH berguna untuk menurunkan gejala nyeri, namun tidak berefek dalam meningkatkan angka fertilitas. Terapi dengan GnRH menurunkan gejalanyeri pada 85-100% wanita dengan endometriosis. Azol golongan Danazol berperan untuk menghambat siklus follicle-stimulating hormone (FSH)and luteinizing hormone (LH) dan mencegah steroidogenesis di korpus luteum Manfaat vitamin E untuk kesehatan adalah sebagai berikut : meningkatkan daya tahan tubuh, membantu mengatasi stres, meningkatkan kesuburan, meminimalkan risiko kanker dan penyakit jantung koroner. sebagai Antioksidan. Semua vitamin E adalah antioksidan dan terlibat dalam banyak proses tubuh dan beroperasi sebagai antioksidan alami yang membantu melindungi struktur sel yang penting terutama membran sel dari kerusakan akibat adanya radikal bebas. Dalam melaksanakan fungsinya sebagai antioksidan dalam tubuh, vitamin E bekerja dengan cara mencari, bereaksi dan merusak rantai reaksi radikal bebas. Dalam reaksi tersebut, vitamin E sendiri diubah menjadi radikal. Namun radikal ini akan segera beregenerasi menjadi vitamin aktif melalui proses biokimia yang melibatkan senyawa lain. Terapi bedah bisa diklasifikasikan menjadi terapi bedah konservatif jika fungsi reproduksi berusaha dipertahankan, semikonservatif jika kemampuan reproduksi dikurangi tetapi fungsi ovarium masih ada, dan radikal jika uterus dan ovarium diangkat secara keseluruhan. Usia, keinginan untuk memperoleh anak lagi, perubahan kualitas hidup, adalah hal-hal yang

menajdi pertimbangan ketika memutuskan suatu jenis tindakan operasi. Pembedahan konservatif
o

Tujuannya

adalah

merusak

jaringan

endometriosis

dan

melepaskan

perlengketan perituba dan periovarian yang menjadi sebab timbulnya gejala nyeri dan mengganggu transportasi ovum. Pendekatan laparoskopi adalah

metode pilihan untuk mengobati endometriosis secara konservatif. Ablasi bisa dilakukan dengan dengan laser atau elektrodiatermi. Secara keseluruhan, angka rekurensi adalah 19%. Pembedahan ablasi laparoskopi dengan diatermi bipolar atau laser efktif dalam menghilangkan gejala nyeri pada 87%. Kista endometriosis dapat diterapi dengan drainase atau kistektomi. Kistektomi laparoskopi mengobati keluhan nyeri lebih baik daripada tindakan drainase. Terapi medis dengan agonis GnRH mengurangi ukuran kista tetapi tidak berhubungan dengan hilangnya gejala nyeri.
o

Flushing tuba dengan media larut minyak dapat meningkatkan angka kehamilan pada kasus infertilitas yang berhubungan dengan endometriosis.

Untuk dismenorhea yang hebat dapat dilakukan neurektomi presakral. Bundel saraf yang dilakukan transeksi adalah pada vertebra sakral III, dan bagian distalnya diligasi.

Laparoscopic Uterine Nerve Ablation (LUNA) berguna untuk mengurangi gejala dispareunia dan nyeri punggung bawah.

Untuk pasien dengan endometriosis sedang, pengobatan hormonal adjuvant postoperative efektif untuk mengurangi nyeri tetapi tidak ada berefek pada fertilitas. Analog GnRH, danazol, dan medroksiprogesteron berguna untuk hal ini.

Pembedahan semikonservatif
o

Indikasi pembedahan jenis ini adalah wanita yang telah melahirkan anak dengan lengkap, dan terlalu muda untuk menjalani pembedahan radikal, dan merasa terganggu oleh gejala-gejala endometriosis. Pembedahan yang dimaksud adalah histerektomi dan sitoreduksi dari jaringan endometriosis pelvis. Kista endometriosis bisa diangkat karena sepersepuluh dari jaringan ovarium yang berfungsi diperlukan untuk memproduksi hormon. Pasien yang dilakukan histerektomi dengan tetap mempertahankan ovarium memiliki risiko enam kali lipat lebih besar untuk mengalami rekurensi dibandingkan dengan wanita yang dilakukan histerektomi dan ooforektomi.

Daftar Pustaka

Mochtar,. R., 1998. Sinopsis Obsetri (1ed), Penerbit Buku Kedokteran EGC, Jakarta. Jones, D.L.,2001. Dasar-dasar Obstetri dan Ginekologi, edisi 6, Jakarta: Hipokrates Siswosudarmo, R., Emilia, O.,2008. Obstetri Fisiologi, Yogyakarta : Pustaka Cendekia Press Schorge, J.O.et al.2008. Williams Gynekology. USA: Mcgraw-Hill

Anda mungkin juga menyukai