Angunan Tradisional
Angunan Tradisional
Pada masyarakat tadisional Batak Toba, dikenal dua macam jenis bangunan, antara lain: 1.Jabu, yaitu tempat tinggal bagi beberapa keluarga. 2.Sopo, tempat musyawarah dan menyimpan bahan makanan. Kedua jenis bangunan tersebut merupakan bangunan panggung yang lantainya berada 1,60 meter dari atas tanah, dikelilingi oleh dinding papan kayu setinggi 0,40 meter4. Pada Bangunan Jabu, terdapat semacam loteng (mezzanine) yang dicapai dengan tangga. Bagian depan bisa untuk melihat keluar, digunakan untuk pertahanan maupun bermain musik, sementara penarinya berada di halaman rumah. Sedangkan loteng bagian belakang digunakan sebagai tempat untuk menyimpan barang5. Bangunan Sopo, pada jaman dahulu menjadi bangunan serbaguna yang menjadi ruangan pertemuan warga pada saat-saat tertentu, dan pada kesehariannya dipakai kaum ibu-ibu untuk menenun pada siang hari dan untuk tidur para pemuda diwaktu malam6. Atap bangunan berbentuk melengkung dengan bubungan bagian depan lebih menonjol. Yang gunanya untuk melindungi dari panas matahari waktu bekerja menumbuk padi atau mengadakan upacara adat di halaman rumah7.
4.Dinas Pekerjaan Umum, http://www.pu.go.id/publik/bencana/SIATI/simtradisional.html 5.Mahatmanto, Materi kuliah (Milis) ARNUS, 1999 6.Pemda SUMUT, http://www.northsumatera.com/Tobasa/Lake Toba Fiesta.htm 7.Abdul Kadir, Album Seni Budaya Sumatera Utara, 1983, Dep. P&K, hal.10
Orientasi Masa
Orientasi perkampungan Batak tidak mempunyai patokan yang khusus, ada yang berorientasi utaraselatan, ada yang berorientasi barat-timur. Untuk daerah perbukitan, orientasi rumah adalah tegak lurus dengan lereng, disebabkan adanya mitos, bukit adalah tempat bermukimnya para hantu.
Atap Samosir