Anda di halaman 1dari 2

Penyebab Ketidakseimbangan IPTEK Oleh Maria L A Naibaho, 0906564132 Fakultas Ilmu Keperawatan

Pendayagunaan IPTEK dewasa ini mulai tidak terkontrol sehingga berdampak buruk bagi lingkungan. Hal ini disebabkan pengembangan IPTEK yang mulai mengacuhkan lingkungan. Diharapkan melalui tulisan ini, setiap orang sadar akan pentingnya menjaga lingkungan. Tulisan ini dibuat berdasarkan studi literatur yang bertujuan memberi informasi tentang penyebab terjadinya ketidakseimbangan IPTEK.

Kata kunci: Ekosistem, lingkungan, manusia, teknologi. Perkembangan IPTEK semakin meningkat seiring dengan peningkatan populasi manusia. Populasi yang meningkat tersebut menyebabkan kebutuhan manusia juga semakin meningkat. Sehingga untuk memenuhi kebutuhan tersebut, dibutuhkan juga ilmu dan teknologi yang memadai. Sementara perkembangan IPTEK dapat memicu terjadinya industrialisasi. Dan indutrialisasi mengakibatkan pengeluaran limbah yang mencemari lingkungan (P.R. Ehrlich dan A.H. Erhlich, 1970). Misalnya terciptanya bahan-bahan sintetik yang dapat meracuni lingkungan. Berikut ini akan dibahas tentang penyebab terjadinya ketidakseimbangan IPTEK. Perkembangan IPTEK yang tidak seimbang dengan lingkungan disebabkan oleh ketidakpedulian manusia terhadap lingkungan sekitarnya. Banyak manusia yang hanya memen tingkan kepentingan pribadi, misalnya demi meraup untung sebesar-besarnya, orangorang sering melakukan eksploitasi lingkungan secara besar-besaran. Hal ini mengakibatkan keseimbangan lingkungan menjadi rusak. Dan hal ini bukan saja berdampak buruk bagi tumbuhan dan hewan di lingkungan tersebut, tetapi juga bagi manusia itu sendiri. Penyebab lainnya adalah karena kelalaian manusia dalam menjaga lingkungan. Sehingga, IPTEK yang seharusnya bermanfaat bagi lingkungan justru memberikan dampak buruk bagi makhluk hidup dan lingkungan, bahkan kematian. Salah satu contoh ketidakseimbangan antara IPTEK dengan lingkungan adalah peningkatan bahan bakar yang tidak ramah lingkungan. Baik bahan bakar transportasi, maupun bahan bakar fosil di pabrikpabrik, yang menghasilkan zat sisa seperti COx, SOx, NOx, CFC dan berbagai

senyawa berbahaya lainnya yang berdampak negatif bagi lingkungan (Srikandi Fardiaz, 1992). Contoh lainnya adalah Tragedi Teluk Minamata (Jepang, 1960) yang diakibatkan racun merkuri hasil pembuangan limbah pabrik. IPTEK sebenarnya sangat bermanfaat bagi kehidupan manusia, jika saja dikelola secara tepat dan benar. Zat-zat sisa pembakaran pabrik dan transportasi sesungguhnya masih dapat ditolerir lingkungan selama masih dalam batas kewajaran. .karena alam memiliki daya lenting, yaitu daya untuk pulih kembali ke keadaan seimbang. Selain itu, sistem lingkungan juga memiliki daya dukung, yaitu kemampuan lingkungan untuk dapat memenuhi kebutuhan sejumlah makhluk hidup agar dapat tumbuh dan berkembang secara wajar di dalamnya (Istamar Syamsuri, 2004). Manusia harus mampu menyeimbangkan antara IPTEK dengan lingkungan. Sehingga zat-zat sisa yang dihasilkan pembakaran pabrik masih dapat diimbangi oleh lingkungan, sehingga alam tetap dapat memulihkan keadaan tersebut melalui daya lenting dan daya dukung lingkungan. Sebab jika terjadi ketidakseimbangan antara IPTEK dengan lingkungan, maka lingkungan yang rusak tidak akan mampu pulih dengan sendirinya. Melalui tulisan ini, diharapkan agar setiap orang sadar akan pentingnya menjaga keseimbangan lingkungan.

Daftar Pustaka
Syamsuri, Istamar. Biologi Jilid 1B. Jakarta: Penerbit Erlangga, 2004. Fardiaz, Srikandi. Polusi Air dan Udara. Yogyakarta: Penerbit Kanisius, 1992. Ehrlich, P.R. dan Erhlich, A.H. Population, Resources and Environment. SanFransisco: W.H. Freeman Co., 1970.

Anda mungkin juga menyukai