Anda di halaman 1dari 6

CARA BERPIKIR YANG BENAR

A. BENTUK-BENTUK PEMIKIRAN
Sebelum membahas cara berpikir yang benar, terlebih dahulu kami bahas betuk-bentuk pemikiran. Ada tiga bentuk pemikiran yakni pengertian (konsep), pernyataan (proposisi) dan penalaran (reasoning).

a. Pengertian merupakan suatu yang abstrak, pengertian muncul bersamaan dengan observasi empiris.ketika kita melihat awan,pohon langit dan laut

terbentuklah pemikiran tentang awan, pohon, langit, dan laut dalam pikiran. Jadi aktvitas pikiran terjadi bersamaan dengan aktivitas indera. tepat tidaknya pemikiran tergantung pada tepat tidaknya observasi empiris.sekali terbentuk pengertian menjadi data dalam proses berfikir lebih lanjut.oleh sebab itu

pengertian juga disebut data empiric atau data psikologis. Pengertian di sampaikan dalam wujud lambang, yakni bahasa. Dalam bahasa, lambang pengertian ialah kata.kata sebagai fungsi pengertian disebut term. Tidak ada pengertian yang berdiri sendiri. Selalu ada rangkaian-rangkaian pengertian. Dalam rangkaian pengertian itulah disebut pernyataan atau proposisi. Sering proposisi disebut juga kalimat.

b. Proposisi terdiri dari tiga unsur yakni, subjek, predikat dan kata

penghubung. Predikat adalah pengertian yang menerangkan, subjek adalah pengertian yang diterangkan dan kata penghubung (kopula) mengakui atau memungkiri hubungan antara subjek dan predikat.

c. Penalaran adalah bentuk pemikiran yang lebih rumit karena merupakan bentuk tertinggi dari pemikiran, ia dapat di definisikan sebagai proses pengambilan keputusan berdasarkan proposisi-proposisi sebelumnya, sehingga menghasilkan sebuah kesimpulan yang berupa proposisi akhir. Sebuah penalaran terdiri dari premis dan kesimpulan, premise dibedakan lagi menjadi premis mayor dan minor. Penalaran sering dibedakan menjadi dua, yakni, penalaran induktif dan penalaran deduktif, pada penalaran deduktif, konklusi lebih sempit dari premis, pada penalaran induktif konklusi lebih luas dari premis.

Contoh penalaran deduktif Semua manusia akan mati (premis mayor) Bambang adalah manusia (premis minor) Jadi, Bambang akan mati (konklusi)

Contoh penalaran induktif Logam 1 jika dipanaskan akan memuai (premis mayor) Logam 2 jika dipanaskan akan memuai (premis minor) Semua logam akan memuai jika dipanaskan (konklusi) Perlu dipahami bahwa yang benar tidak sama dengan yang logis. Yang benar adalah suatu proposisi, sebuah proposisi itu benar jika ada kesesuaian

antara subjek dan predikat. Yang logis adalah penalaran, suatu penalaran dikatakan logis jika mempunyai bentuk yang tepat. Ada empat hukum yang bisa dijadikan alat pengukur kelogisan suatu penalaran. 1. Apabila premis benar, konklusi benar Contoh : Manusia akan mati Ali adalah manusia Ali akan mati.

Di sini premis mayor dan minornya benar, oleh sebab itu konklusinya juga benar. 2. Apabila konklusi salah, premisnya salah Contoh : Semua manusia akan mati Malaikat adalah manusia Jadi, malaikat akan mati Di sini konklusinya salah, sebab itu premisnya (kedua-duanya atau salah satunya) pasti salah. 3. Apabila premisnya salah, konklusinya dapat benar dapat salah Contoh : Malaikat itu benda fisik Batu itu malaikat

Jadi, batu itu malaikat Di sini kedua premisnya salah, tapi konklusinya benar 4. Apabila konklusinya benar, premisnya dapat benar dapat salah Sama seperti contoh hukum pertama.

B. LOGIKA
Logika adalah jalan pikiran yang masuk akal (Kamus Besar Bahasa Indonesia (2003:680). Logika disebut juga sebagai penalaran. Menurut Salam (1997:140) penalaran adalah suatu proses penemuan kebenaran, dan setiap jenis penalaran memiliki kriteria kebenarannya masing-masing. Penalaran merupakan suatu proses berpikir yang membuahkan pengetahuan. Agar pengetahuan yang dihasilkan penalaran itu mempunyai dasar kebenaran, maka proses berpikir itu harus dilakukan melalui suatu cara tertentu. Suatu penarikan kesimpulan baru dianggap valid jika proses penarikan kesimpulan itu dilakukan manurut cara tertentu tersebut.

C. CARA PENARIKAN KESIMPULAN

Ada dua jenis cara penarikan kesimpulan, yakni logika induktif dan logika deduktif. Logika induktif erat hubungannya dengan penarikan kesimpulan dari kasus-kasus individual nyata menjadi kesimpulan yang bersifat umum.

Sedangkan di pihak lain, kita mempunyai logika deduktif, yang membantu kita dalam menarik kesimpulan dari hal yang bersifat umum menjadi kasus bersifat individual. Jadi kebenaran suatu kesimpulan tergantung dari tiga hal yakni kebenaran premis mayor, kebenaran premis minor dan kebenaran pengambilan kesimpulan. Sekiranya salah satu dari ketiga unsur tersebut adalah salah maka kesimpulannya sudah pasti akan salah. Matematika adalah pengetahuan yang disusun secara deduktif. Argumentasi matematika seperti a sama dengan b dan bila b sama dengan c maka a sama dengan c merupakan suatu penalaran deduktif. Kesimpulan yang berupa pengetahuan baru bahwa a sama dengan c pada hakekatnya bukan merupakan pengetahuan baru dalam arti yang sebenarnya, melainkan sekedar konsekuensi dari dua pengetahuan yang sudah kita ketahui sebelumnya, yakni bahwa a sama dengan b dan b sama dengan c. Kebenaran baru yang didapatkan lewat penalaran deduktif ini dinamakan kebenaran tautologis.

D. KESIMPULAN

Ada tiga bentuk pemikiran yakni pengertian (konsep), pernyataan (proposisi) dan penalaran (reasoning). Sarana berpikir ilmiah adalah alat untuk membantu proses metode ilmiah untuk mendapat ilmu dan teori yang lain. Hal yang perlu diperhatikan bahwa sarana berpikir ilmiah bukanlah ilmu melainkan kumpulan pengetahuan yang didapat berdasarkan metode ilmiah, sehingga

diharapkan dapat memungkinkan kita melakukan penelaahan ilmiah secara baik.

Anda mungkin juga menyukai