Anda di halaman 1dari 26

1

MOTOR BAKAR

1. Prinsip pengubahan tenaga pada motor bakar
Motor bakar adalah pesawat pengerak mula yang mengubah tenaga kimia
bahan bakar menjadi tenaga panas ( kalor ) dengan jalan pembakaran, panas
tersebut selanjutnya di rubah menjadi tenaga mekanik
Proses pengubahan tenaga kimia bahan bakar menjadi tenaga mekanik
pada motor bakar














Mekanisme Engkol : berfungsi merubah gerak translasi torak ( gerak
bolak-balik torak) menjadi gerak putar pada poros engkol.
Udara
Bahan bakar
Pembakaran

Tekanan naik akibat
pembakaran

Tekanan mendorong
torak bergerak lurus
2

Macam-macam motor bakar pembakaran dalam :

1. Motor torak












2. Motor Wankel










isap
buang
3

3. Turbin gas

Pompa ( Impeler )
Ruang bakar
Impeler )
Turbin

1.1 Motor Bensin.
Motor bensin termasuk ke dalam jenis motor bakar torak. Proses
pembakaran bahan bakar dan udara di dalam silinder (internal combustion
engine). Motor bakar bensin dilengkapi dengan busi dan karburator yang
membedakanya dengan motor diesel .
Busi berfungsi untuk membakar campuran udara-bensin yang telah
dimampatkan dengan jalan memberi loncatan api listrik diantara kedua
elektrodanya. Karena itu motor bensin dinamai dengan spark ignitions.
Sedangkan karburator adalah tempat bercampurnya udara dan bensin. Campuran
tersebut kemudian masuk ke dalam silinder yang dinyalakan oleh loncatan bunga
api listrik dari busi menjelang akhir langkah kompresi.
Motor diesel tipe penyalaannya yaitu dengan kompresi, dimana pada
langkah hisap hanya udara yang dimasukkan kedalam ruang bakar dan pada sesaat
menjelang langkah kompresi berakhir bahan bakar disemprotkan dan dengan
tekanan dan temperatur yang tinggi terjadilah pembakaran. Dalam
4

perkembangannya kedua motor bakar ini sangat banyak digunakan baikitu
dikendaraan maupun di aparatus yang lain.
1. Prinsip Dasar Motor Bensin Empat Langkah
Mesin empat langkah adalah mesin yang melengkapi satu siklusnya yang terdiri
dari proses hisap ,kompresi, ekspansi, dan buang selama dua putaran poros
engkol. Prinsip kerja motor bensin empat langkah di gambarkan pada gambar 2.1
dibawah ini.

Gambar 2.1 Prinsip Kerja Motor Diesel Empat Langkah
Siklus Otto(ideal) pembakaran tersebut dimisalkan dengan pemasukan
panas pada volume konstan.

Keterangan grafik
0 1 Proses pengisapan udara dan pemasukan bahan bakar dari luar.
1 2 Kompresi (Proses Isentropik)
5

2 3 Pemasukan Kalor (Terjadi Pada Tekanan Konstan)
3 4 Kerja (Diangap proses Isentropik)
4 1 Pengeluaran Kalor pada Volume Konstan).

2. Daya Poros
Daya poros didefinisikan sebagai momen putar dikalikan dengan kecepatan putar
poros engkol.
Daya poros diketahui dari pengukuran, dinamometer-brake digunakan untuk
mengukur momen putar dan tachometer untuk mengukur putaran poros engkol.
3. Tekanan Efektif Rata rata
Tekanan efektif rata rata didefinisikan sebagai tekanan efektif dari fluida kerja
terhadap torak sepanjang langkahnya untuk menghasilkan kerja persiklus.
4. Efisiensi Termal
Efisiensi termal menyatakan perbandingan antara daya yang dihasilkan terhadap
jumlah bahan bakar yang diperlukan untuk jangka waktu tertentu.
5. Efisiensi volumetrik
Efisiensi volumetrik didefinisikan sebagai perbandingan antara laju aliran udara
sebenarnya terhadap laju aliran ideal.
Pemakaian bahan bakar dinyatakan dalam kg/jam, misalkan pemakaian 50cc
bahan bakar setiap detik maka jumlah bahan bakar yang dipakai dalam kg/jam
adalah :
m
f
=
t
50
. Spgr bahan bakar .
1000
3600
kg/jam
6. Pemakaian bahan bakar spesifik
Pemakaian bahan bakar spesifik didefinisikan sebagai banyaknya bahan bakar
yang terpakai perjam untuk menghasilkan setiap kW daya motor.

6

7. Perbandingan Bahan Bakar-Udara
Untuk menentukan perbandingan perbandingan bahan bakar-udara digunakan
persamaan :

a
f
m
m

A
F
=
8. Laju Air Pendingin
Alat ukur ini digunakan untuk mengukur volume aliran air yang masuk radiator,
maka debit aliran air dapat ditentukan :

Q
a
=
t
V
a

Maka laju massa aliran air :
m
a
=
a a
Q . (kg/s)
dimana :
m
a
= laju massa air pendingin

a
= massa jenis air, kg/m
3

Q
a
= debit aliran air, m
3
/s
Prinsip keseimbangan energi digunakan untuk mengetahui energi dalam
bentuk panas yang digunakan secara efektif pada suatu sistem. Skema
keseimbangan energi seperti gambar dibawah ini :





Q
loss

H
f

H
u

H
Ne

H
sp

H
gb

7

1.2. Motor Bakar Diesel
Motor bakar diesel yang berbeda dengan motor bakar bensin proses
penyalaannya bukan dengan loncatan bunga api listrik. Pada langkah isap
hanyalah udara segar yang masuk kedalam silinder. Pada waktu torak hampir
mencapai TMA bahan bakar disemprotkan kedalam silinder.
Terjadilah penyalaanan untuk pembakaran, pada saat udara masuk kedalam
silinder sudah bertemperatur tinggi.
a. Sistim bahan bakar
ada tiga sistem yang banyak dipakai dalam penyaluran bahan bakar dari tangki
bahan bakar sampai masuk kedalam silinder pada motor diesel
1. sistem pompa pribadi
2. sistem distribusi dan
3. sistem akumulator

b. Prinsip Dasar Motor Diesel Empat Langkah
Mesin empat langkah adalah mesin yang melengkapi satu siklusnya yang terdiri
dari proses kompresi, ekspansi, buang dan hisap selama dua putaran poros engkol.
Prinsip kerja motor diesel empat langkah di gambarkan pada gambar 2.1 dibawah
ini.

Gambar 2.2 Prinsip Kerja Motor Diesel Empat Langkah


8

c. Tinjauan Energi Motor Diesel
Motor diesel dapat dipandang sebagai sistem yang menerima energi, mengubah
sebagian energi menjadi kerja dan membuang sebagian energi lain. Aliran energi
masuk berasal dari udara dan bahan bakar. Energi yang hilang berupa energi
thermal yang terbawa oleh gas buang, energi hilang dari radiator dan rugi
gesekan, sehingga volume atur dapat digambarkan seperti gambar 2.4





Gambar 2.4. Volume Atur Untuk Menganalisa Kerja Maksimum

d. Parameter-parameter mesin
Parameter-parameter mesin yang diukur untuk menentukan karakteristik
pengoperasian pada motor bakar diesel
r
u
a
s
B
Vd
Vc
TDC
BDC
s


Gambar 2.1. Sistem Motor Bakar

Siklus Dari Mesin
Gas
Buang
P
o
, T
o
Udara
Po , To
Bahan Bakar
P
o
, T
o
Permukaan
Kontrol
W
cv
Q
cv
9

Untuk sebuah mesin dengan diameter silinder B , crank offset a , panjang langkah
S dan perputar dengan kecepatan N seperti pada gambar 2.1 maka kecepatan rata-
rata piston adalah ;

p
U = 2SN
dimana N biasanya diberi satuan RPM (revolution per minute), p U dalam
m/detik (ft/sec), dan B,a dan S dalam m atau cm (ft atau in).
Jarak s antara crank axis dan wrist pin axis diberikan oleh persamaan
s = a cos u + u
2 2 2
sin a r
dimana :
a = crankshaft
r = connecting rod length
u = crank shaft offset

e. Metoda Perhitungan
Daya poros efektif, N
e

Daya poros diperoleh dari pengukuran, dihitung dalam watt (Nm/s) atau dalam
kW dan didefinisikan sebagai momen torsi dikalikan dengan kecepatan putar
poros engkol.
T = m . g . l (N.m)
dimana :
T = Momen torsi, Nm
M = Gaya berat, kgf
G = gaya gravitasi bumi, m/s
2

L = panjang lengan momnen torsi, m
10

maka :
N
e
=
60
T . n . 2t
(kW)
N
e
= Daya poros efektif, kW
N = putaran poros engkol, rpm
Tekanan efektif rata rata, P
e

Tekanan efektif rata rata didefinisikan sebagai tekanan efektif dari fluida kerja
terhadap torak sepanjang langkahnya untuk menghasilkan kerja persiklus.
P
e
=
6
L
e
10 x 60 x
a n x x z x V
N
(kPa)
dimana:
P
e
= tekanan efektif rata rata, kPa
Z = Jumlah silinder
a = Jumlah siklus per putaran
= 1 untuk motor 2-langkah
= 2 untuk motor 4-langkah
Pemakaian bahan bakar, m
f

Pemkaian bahan bakar dinyatakan dalam kg/h, maka jumlah bahan bakar yang
terpakai sebanyak 10cc dalam detik adalah :
m
f
=
1000
3600
x x
t
10
bb
(kg/h)
dimana :
t = waktu pemakaian bahan bakar sebanyak 10 cm
3

bb
= massa jenis bahan bakar
11

= 0,7329 gram/cm
3
untuk bensin
Pemakaian bahan-bakar spesifik, B
e

Pemakaian bahan bakar spesifik merupakan parameter penting untuk sebuah
motor yang berhubungan erat dengan efisiensi termal motor. Pemakaian bahan
bakar spesifik didefinisikan sebagai banyaknya bahan bakar yang terpakai per jam
untuk menghasilkan
Setiap kW daya motor.
B
e
=
e
f
N
m
(kg/kWh)
Laju aliran massa udara, m
a

Daya yang dapat dihasilkan motor dibatasi opleh jumlah udara yang diisap ke
dalam silinder. Pemakaian udara diukur dengan manometer tabung-U, dimana
yang diukur adalah beda tekanan pada tabung pitot. Laju aliran udara karena
pengaruh perbedaan tekanan pada tabung pitot.
Kecepatan aliran udara melewati pitot :
v
u
= C h . g 2 A (m/s)
Laju aliran udara volumetrik yang melewati orifis :
m
v
=
6 -
a
2
10 v
4
d

t
(m
3
/s)
maka laju aliran udara adalah:
m
a
= 3600 m
v u
(kg/h)
Perbandingan bahan bakar-udara, F/A
Perbandingan bahan bakar-udara yang masuk ke karburator dapat dihitung dengan
persamaan sebagai berikut :
F/A =
a
f
m
m

12

Laju air pendingin
Maka laju massa aliran air :
m
a
=
a
. Q
a
(kg/s)
dimana :
m
a
= laju massa air

a
= massa jenis air, kg/m
3

Q
a
= debit aliran air, m
3
/s
Efisiensi volumetrik, q
v
Efisiensi volumetrik didefinisikan sebagai perbandingan antara laju aliran udara
sebenarnya terhadap laju aliran aliran udara ideal diperoleh dari persamaan :
Persamaan laju aliran udara ideal :
m
ia
= V
L
z n a
-6
u
10 60 kg/h
Efisiensi volumetrik adalah:
ia
a
m
m
=
v
q
Efisiensi termal,
t
q
Efisiensi termal menyatakan perbandingan antara daya yang dihasilkan terhadap
jumlah energi bahan bakar yang diperlukan untuk jangka waktu tertentu.
LHV m
N

f
e

=
T
q
Neraca kalor
Panas yang dihasilkan dapat digunakan secara efektif. Sebagian panas yang hilang
dapat dinyatakan dengan prinsip balance energi sebagai berikut :

13

a). Energi Masuk
- Energi bahan bakar masuk (H
f
)
H
f
= m
f
. LHV (kW)
- Energi udara masuk (Hu)
H
u
= m
u
. c
pu
. T
1
(kW)
b). Energi Keluar
- Energi gas buang (H
gb
)
H
gb
= (m
u
+ m
f
) . c
pgb
. T
gb
(kW)
asumsi : c
pgb
= 950 + (0.25T
gb
) (J/kg. K )
- Energi poros efektif dalam bentuk panas
H
Ne
= N
e
(kW)
- Energi keluar air pendingin (H
ap
)
H
ap
= m
ap
. c
pap
. (T
k
T
m
) (kW)
c). Energi Yang Hilang (Q
loss
)
Q
loss
= (H
u
+ H
f
) (H
Ne
+ H
ap
+ H
gb
) (kW)
Persentase keseimbangan energi menjadi :
1 =
f u
loss
u
gb
u
ap
u
Ne
H H
H
H
H
H
H
H
H
+
+
+
+
+
+
+
f f f
H H H







14

TURBIN UAP

1. Turbin Uap
Siklus Renkine setelah diciptakan langsung diterima sebagai standar untuk
pembangkit daya yang menggunakan uap (steam ). Siklus Renkine nyata yang
digunakan dalam instalasi pembangkit daya jauh lebih rumit dari pada siklus
renkine ideal asli yang sederhana. siklus ini merupakan siklus yang paling
banyak digunakan untuk pembangkit daya listrik sekarang ini. Oleh karena
siklus Rankine merupakan sikus uap cair maka paling baik siklus itu
digambarkan dengan diagram P-v dan T-s dengan garis yang menunjukkan uap
jenuh dan cair jenuh. Fluida kerjanya adalah air (H
2
O).
Turbin Uap adalah salah satu komponen dasar dalam pembangkit listrik
tenaga uap. Dimana komponen utama dari sistem tersebut yaitu : Ketel,
kondensor, pompa air ketel, dan turbin itu sendiri. Uap yang berfungsi sebagai
fluida kerja dihasilkan oleh katel uap, yaitu suatu alat yang berfungsi untuk
mengubah air menjadi uap.

2 3


Wp

W
T



1 4

Gambar.1. Siklus rankine
BOILER
konderser
Q in
Q out
15

Siklus ideal yang terjadi didalam turbin adalah siklus Renkine ; Air pada
siklus 1 dipompakan, kondisinya adalah isentropik s
1
= s
2
masuk ke boiler
dengan tekanan yang sama dengan tekanan di kondenser tetapi Boiler
menyerap panas sedangkan kondenser melepaskan panas, kemudian dari boiler
masuk ke turbin dengan kondisi super panas h
3
=

h
4
dan keluaran dari
turbin berbentuk uap jenuh dimana laju aliran massa yang masuk ke turbin
sama dengan laju aliran massa keluar dari turbin, ini dapat digambarkan
dengan menggunakan diagram T-s berikut:

Menurut Hukum pertama Thermodinamika, kerja yang dihasilkan oleh
suatu proses siklus adalah sama dengan Jumlah Perpindahan Kalor pada fluida
kerja selama proses siklus tersebut berlangsung. Jadi untuk proses Siklus 1
2 2 3 3 4 1
Dengan rumus:
W = | T dS
W = Kerja per satuan berat fluida kerja
Ds = Luas 1 2 - 2 2 3 4 - 1 pada diagaram ( T s )
Dalam kenyataan Siklus sistem Turbin Uap menyimpang dari Siklus
Ideal (Siklus Rankine ) antara lain karena faktor tersebut dibawah ini :
1. Kerugian dalam pipa atau saluran fluida kerja, misalnya kerugian
gesekan dan kerugian kalor ke atmosfer disekitarnya .
2. Kerugian tekanan dalam ketel uap
16

3. Kerugian energi didalam turbin karena adanya gesekan pada fluida kerja
dan bagian-bagian dari turbin.

2. Prinsip Kerja Turbin Uap
Secara singkat prinsip kerja turbin uap adalah sebagai berikut :
- Uap masuk kedalam turbin melalui nosel. Didalam nosel energi panas dari
uap dirubah menjadi energi kinetis dan uap mengalami pengembangan.
Tekanan uap pada saat keluar dari nosel lebih kecil dari pada saat masuk ke
dalam nosel, akan tetapi sebaliknya kecepatan uap keluar nosel lebih besar
dari pada saat masuk ke dalam nosel.
Uap yang memancar keluar dari nosel diarahkan ke sudu-sudu turbin yang
berbentuk lengkungan dan dipasang disekeliling roda turbin. Uap yang
mengalir melalui celah-celah antara sudu turbin itu dibelokkan kearah
mengikuti lengkungan dari sudu turbin. Perubahan kecepatan uap ini
menimbulkan gaya yang mendorong dan kemudian memutar roda dan poros
turbin.
- Jika uap masih mempunyai kecepatan saat meninggalkn sudu turbin
berarti hanya sebagian yang energi kinetis dari uap yang diambil oleh
sudu-sudu turbin yang berjalan. Supaya energi kinetis yang tersisa saat
meninggalkan sudu turbin dimanfaatkan maka pada turbin dipasang lebih
dari satu baris sudu gerak. Sebelum memasuki baris kedua sudu gerak.
Maka antara baris pertama dan baris kedua sudu gerak dipasang satu baris
sudu tetap ( guide blade ) yang berguna untuk mengubah arah kecepatan
uap, supaya uap dapat masuk ke baris kedua sudu gerak dengan arah yang
tepat.
- Kecepatan uap saat meninggalkan sudu gerak yang terakhir harus dapat
dibuat sekecil mungkin, agar energi kinetis yang tersedia dapat
dimanfaatkan sebanyak mungkin. Dengan demikian effisiensi turbin
menjadi lebih tinggi karena kehilangan energi relatif kecil.

17

3. Klasifikasi turbin uap
Turbin Uap dapat diklasifikasikan menjadi beberapa kategori yang
berbeda berdasarkan pada konstruksinya, prinsip kerjanya dan menurut peoses
penurunan tekanan uap sebagai berikut:
3.1 Klasifikasi Turbin berdasarkan Prinsip Kerjanya
1. Turbin Impulse
- Turbin impuls atau turbin tahapan impuls adalah turbin sederhana
berrotor satu atau banyak (gabungan ) yang mempunyai sudu-sudu
pada rotor itu. Sudu biasanya simetris dan mempunyai sudut masuk
dan sudut keluar.
Turbin satu tahap.
Turbin impuls gabungan.
Turbin impuls gabungan kecepatan.
Ciri-ciri dari turbin impuls antara lain:
- Proses pengembangan uap / penurunan tekanan seluruhnya terjadi pada
sudu diam / nosel.
- Akibat tekanan dalam turbin sama sehingga disebut dengan Tekanan
Rata.
2. Turbin Reaksi
Turbin reaksi mempunyai tiga tahap, yaitu masing-masingnya terdiri dari
baris sudu tetap dan dua baris sudu gerak. Sudu bergerrak turbin reaksi
dapat dibedakan dengan mudah dari sudu impuls karena tidak simetris,
karena berfungsi sebagai nossel bentuknya sama dengan sudu tetap
walaupun arahnya lengkungnya berlawanan.
Ciri-ciri turbin ini adalah :
- Penurunan tekanan uap sebagian terjadi di Nosel dan Sudu Gerak
- Adanya perbedaan tekanan didalam turbin sehingga disebut Tekanan
Bertingkat.

18

3.2 Klasifikasi turbin uap berdasarkan pada tingkat penurunan Tekanan Dalam
Turbin
- Turbin Tunggal ( Single Stage )
Dengan kecepatan satu tingkat atau lebih turbin ini cocok untuk untuk
daya kecil, misalnya penggerak kompresor, blower, dll.
- Turbin Bertingkat (Aksi dan Reaksi ).
Disini sudu-sudu turbin dibuat bertingkat, biasanya cocok untuk daya
besar. Pada turbin bertingkat terdapat deretan sudu 2 atau lebih. Sehingga
turbin tersebut terjadi distribusi kecepatan / tekanan.
3.3 Klasifikasi turbin berdasarkan Proses Penurunan Tekanan Uap
- Turbin Kondensasi.
Tekanan keluar turbin kurang dari 1 atm dan dimasukkan kedalam
kompresor.
- Turbin Tekanan Lawan.
Apabila tekanan sisi keluar turbin masih besar dari 1 atm sehingga
masih dapat dimanfaatkan untuk menggerakkan turbin lain.
- Turbin Ekstraksi.
Didalam turbin ini sebagian uap dalam turbin diekstraksi untuk roses
pemanasan lain, misalnya proses industri.

4. Prinsip Kerja Turbin Uap Jenis Bertingkat 905 TG 1 / 2 / 3 / 4
Turbin pembangkit listrik tenaga uap UP II Dumai adalah turbin yang
mempunyai Condensing Axial Flow Type dan memiliki turbin jenis bertingkat.
Turbin uap yang diinjeksikan steam LP kedalam turbin dan keluaran dalam
bentuk condence (uap jenuh) dan disebut dengan turbin uap kondensasi.
Besarnya tekanan keluaran 0,04 bar sampai dengan 0,1 bar.
Turbin uap dibuat dengan daya yang telah ditentukan. Daya yang
dihasilkan turbin diperoleh dari selisih entalphi (panas jatuh) dan kapasitas uap
( massa aliran uap persatuan waktu ) yang masuk kedalam turbin. Dan pada
19

saat transformasi energi didalam turbin terjadi kerugian, sehingga daya yang
dihasilkan turbin dapat dihitung dengan persamaan berikut:
P = h . m
s
. q
i
. q
m
dalam

KW
Dimana :
h : selisih entalpi dari ekspansi esentropik antara uap baru masuk kedalam
turbin dengan uap bekas yang keluar dari turbin , dalam KJ/Kg.
M
s
: kapasitas uap (massa uap yang masuk kedalam turbin persatuan
waktu).
q
i
: Rendemen dalam turbin.
q
m
: Rendamen mekanis dari turbin.

Dan randemen dari kopling dari turbin
q
I
. q
m
= q
c
Besarnya harga randemen dari turbin tergantung dari kepada sistem
sudu-sudu turbin. Pada turbin bertingkat deretan sudu ada dua atau lebih
sehingga dalam turbin tersebut terjadi distribusi kecepatan / tekanan, tegantung
dari jenis turbin ( aksi dan reaksi ) serta hasil-hasil fabrikasi. Berikut gambar
grafik kecepatan bertingkat dan tekanan bertingkat pada turbin bertingkat aksi
dan reaksi. Turbin reaksi mengalami ekspansi pada sudu pengarah maupun
pada sudu gerak sehingga menggerakan dan mendorong sudu dalam arah
aksial. Untuk mengurangi dorongan aksial ini, adalah biasanya dengan
memasang sudu-sudu gerak pada pada drum yang juga berfungsi sebagai rotor.





20

KETEL UAP

Ketel uap adalah sebuah alat untuk menghasilkan uap, dimana terdiri dari
dua bagianya ng pe nt i ng : da pur pema na s a n, di ma na ya ng
me ngha s i l kan pa nas ya ng di da pa t da r i pembakaran bahan bakar dan
boiler proper, sebuah alat yang mengubah air menjadi uap.
Boiler adalah bejana tertutup dimana panas pembakaran dialirkan ke air
sampai terbentuk air panas atau steam. Air panas atau steam pada tekanan tertentu
kemudian digunakan untuk mengalirkan panas ke suatu proses. Air adalah media
yang berguna dan murah untuk mengalirkan panas ke suatu proses. Jika air
dididihkan sampai menjadi steam, volumnya akan meningkat sekitar 1.600 kali,
menghasilkan tenaga yang menyerupai bubuk mesiu yang mudah meledak,
sehingga boiler merupakan peralatan yang harus dikelola dan dijaga dengan
sangat baik. Sistem boiler terdiri dari: sistem air umpan, sistem steam dan sistem
bahan bakar. Sistem air umpan menyediakan air untuk boiler secara otomatis
sesuai dengan kebutuhan steam. Berbagai kran disediakan untuk keperluan
perawatan dan perbaikan. Sistem steam mengumpulkan dan mengontrol produksi
steam dalam boiler. Steam dialirkan melalui sistem pemipaan ke titik pengguna.
Pada keseluruhan sistem, tekanan steam diatur menggunakan kran dan dipantau
dengan alat pemantau tekanan. Sistem bahan bakar adalah semua peralatan yang
digunakan untuk menyediakan bahan bakar untuk menghasilkan panas yang
dibutuhkan.
Peralatan yang diperlukan pada sistem bahan bakar tergantung pada jenis
bahan bakar yang digunakan pada sistem. Air yang disuplai ke boiler untuk
dirubah menjadi steam disebut air umpan. Dua sumber air umpan adalah: (1)
Kondensat atau steam yang mengembun yang kembali dari proses dan (2) Air
makeup (air baku yang sudah diolah) yang harus diumpankan dari lua r ruang
boiler dan plant proses. Untuk mendapatkan efisiensi boiler yang lebih tinggi,
digunakan economizer untuk memanaskan awal air umpan menggunakan limbah
panas pada gas buang.

21

1. Jenis Boiler

Bagian ini menerangkan tentang berbagi jenis boiler: Fire tube boiler,
Water tube boiler, Paket boiler, Fluidized bed combustion boiler, Atmospheric
fluidized bed combustion boiler, Pressurized fluidized bed combustion boiler,
Circulating fluidized bed combustion boiler, Stoker fired boiler, Pulverized fuel
boiler, Boiler pemanas limbah (Waste heat boiler) dan and Pemanas fluida termis.

1.1 Fire Tube Boiler





Pada fire tube boiler, gas panas melewati pipa-pipa dan air umpan boiler
ada didalam shell untuk dirubah menjadi steam. Fire tube boilers biasanya
digunakan untuk kapasitas steam yang relative kecil dengan tekanan steam rendah
sampai sedang. Sebagai pedoman, fire tube boilers kompetitif untuk kecepatan
steam sampai 12.000 kg/jam dengan tekanan sampai 18 kg/cm2. Fire tube boilers
dapat menggunakan bahan bakar minyak bakar, gas atau bahan bakar padat dalam
operasinya. Untuk alasan ekonomis, sebagian besar fire tube boilers dikonstruksi
sebagai paket boiler (dirakit oleh pabrik) untuk semua bahan baka
22

1.2 Water Tube Boiler




Pada water tube boiler, air umpan boiler mengalir melalui pipa-pipa
masuk kedalam drum. Air yang tersirkulasi dipanaskan oleh gas pembakar
membentuk steam pada daerah uap dalam drum. Boiler ini dipilih jika kebutuhan
steam dan tekanan steam sangat tinggi seperti pada kasus boiler untuk pembangkit
tenaga. Water tube boiler yang sangat modern dirancang dengan kapasitas steam
antara 4.500 12.000 kg/jam, dengan tekanan sangat tinggi. Banyak water tube
boilers yang dikonstruksi secara paket jika digunakan bahan bakar minyak bakar
dan gas. Untuk water tube yang menggunakan bahan bakar padat, tidak umum
dirancang secara paket. Karakteristik water tube boilers sebagai berikut:
a. Forced, induced dan balanced draft membantu untuk meningkatkan
efisiensi pembakaran
b. Kurang toleran terhadap kualitas air yang dihasilkan dari plant pengolahan
air.
c. Memungkinkan untuk tingkat efisiensi panas yang lebih tinggi
23

1.3 Paket Boiler





Disebut boiler paket sebab sudah tersedia sebagai paket yang lengkap.
Pada saat dikirim ke pabrik, hanya memerlukan pipa steam, pipa air, suplai bahan
bakar dan sambungan listrik untuk dapat beroperasi. Paket boiler biasanya
merupakan tipe shell and tube dengan rancangan fire tube dengan transfer panas
baik radiasi maupun konveksi yang tinggi.
Ciri-ciri dari packaged boilers adalah:
a. Kecilnya ruang pembakaran dan tingginya panas yang dilepas
menghasilkan penguapan yang lebih cepat.
b. Banyaknya jumlah pipa yang berdiameter kecil membuatnya memiliki
perpindahan panas konvektif yang baik.




24


c. Sistim forced atau induced draft menghasilkan efisiensi pembakaran yang
baik.
d. Sejumlah lintasan/pass menghasilkan perpindahan panas keseluruhan yang
lebih baik.
e. Tingkat efisiensi thermisnya yang lebih tinggi dibandingkan dengan boiler
lainnya.

Boiler tersebut dikelompokkan berdasarkan jumlah pass nya yaitu berapa
kali gas pembakaran melintasi boiler. Ruang pembakaran ditempatkan sebagai
lintasan pertama setelah itu kemudian satu, dua, atau tiga set pipa api. Boiler yang
paling umum dalam kelas ini adalah unit tiga pass/ lintasan dengan dua set fire
tube/ pipa api dan gas buangnya keluar dari belakang boiler.

1.4 Atmospheric Circulating Fluidized Bed Combustion Boilers (CFBC)



Dalam sistim sirkulasi, parameter bed dijaga untuk membentuk padatan
melayang dari bed. Padatan diangkat pada fase yang relatif terlarut dalam
pengangkat padatan, dan sebuah down-comer dengan sebuah siklon merupakan
aliran sirkulasi padatan. Tidak terdapat pipa pembangkit steam yang terletak
25

dalam bed. Pembangkitan dan pemanasan berlebih steam berlangsung di bagian
konveksi, dinding air, pada keluaran pengangkat/ riser. Boiler CFBC pada
umumnya lebih ekonomis daripada boiler AFBC, untuk penerapannya diindustri
memerlukan lebih dari 75 100 T/jam steam.
Untuk unit yang besar, semakin tinggi karakteristik tungku boiler CFBC
akan memberikan penggunaan ruang yang semakin baik, partikel bahan bakar
lebih besar, waktu tinggal bahan penyerap untuk pembakaran yang efisien dan
penangkapan SO2 yang semakin besar pula, dan semakin mudah penerapan teknik
pembakaran untuk pengendalian NOx daripada pembangkit steam AFBC.

2. Efisiensi Boiler

Efisiensi termis boiler didefinisikan sebagai persen energi (panas) masuk
yang digunakan secara efektif pada steam yang dihasilkan.
Terdapat dua metode pengkajian efisiensi boiler:
a. Metode Langsung: energi yang didapat dari fluida kerja (air dan steam)
dibandingkan dengan energi yang terkandung dalam bahan bakar boiler.
b. Metode Tidak Langsung: efisiensi merupakan perbedaan antara
kehilangan dan energi yang masuk.

Efisiensi ini dapat dievaluasi dengan menggunakan rumus:


Parameter yang dipantau untuk perhitungan efisiensi boiler dengan metode
langsung adalah:
a. Jumlah steam yang dihasilkan per jam (Q) dalam kg/jam
b. Jumlah bahan bakar yang digunakan per jam (q) dalam kg/jam
26

c. Tekanan kerja (dalam kg/cm2(g)) dan suhu lewat panas (oC), jika ada
d. Suhu air umpan (oC)
e. Jenis bahan bakar dan nilai panas kotor bahan bakar (GCV) dalam kkal/kg
bahan bakar

Anda mungkin juga menyukai