Anda di halaman 1dari 8

Debt ratio

= Total Liabilities x 100% Total Assets BAB II TINJAUAN PUSTAKA

2.1.

Pengertian Dan Konsep Rasio Hutang

2.1.1. Pengertian Rasio Hutang Setiap perusahaan yang melakukan kegiatannya selalu membutuhkan dana. Kebutuhan dana tersebut digunakan untuk membiayai kebutuhan investasi maupun untuk kebutuhan sehari-hari. Selain dana dari modal sendiri, perusahaan memerlukan pinjaman atau hutang dari bank atau peusahaan lain. Dengan adanya pinjaman atau hutang dari pihak lain bisa meminimumkan biaya modal. Rasio Hutang merupakan rasio yang mengukur berapa besar aktiva perusahaan yang dibiayai oleh kreditur. Semakin tinggi debt ratio semakin besar jumlah modal pinjaman yang digunakan di dalam menghasilkan keuntungan bagi perusahaan. Rasio total hutang dengan total aktiva yang biasa disebut rasio hutang ( debt ratio ), mengukur persentase besarnya dana yang berasl dari hutang. Yang dimaksud dengan hutang adalah semua hutang yang dimiliki oleh perusahaan baik yang berjangka pendek maupun berjangka panjang. Kreditor lebih menyukai debt ratio yang rendah sebab tingkat keamanan dananya menjadi semakin baik. Untuk mengukur besarnya debt ratio bias dihitung dengan rumus sebagai berikut :

10

11 2.1.2. Macam - Macam Hutang

Mengenai macam-macam hutang, Djarwanto (2001:29) dalam bukunya Pokok Pokok Analisa Laporan Keuangan menggolongkan macam-macam hutang, sebagai berikut : 1. Hutang Jangka Pendek Hutang jangka pendek merupakan kewajiban perusahaan kepada pihak lain yang harus dipenuhi dalam waktu yang normal, umumnya satu tahun atau kurang semenjak neraca disusun, atau hutang yang jatuh temponya masuk siklus akuntansi yang sedang berjalan. Yang termasuk hutang jangka pendek adalah : a) Hutang dagang ( account payable ) Semua pinjaman yang timbul karena pembelian barang-barang dagangan atau jasa secara kredit. Pinjaman tersebut akan dikembalikan dalam waktu satu tahun atau kurang ( jangka waktu operasi perusahaan yang normal ). b) Wesel bayar ( notes payable ) Wesel bayar adalah promes tertulis dari perusahaan untuk membayar sejumlah uang atas perintah pihak lain pada tanggal tertentu yang akan datang yang ditetapkan ( hutang wesel ). Promes dapat diberikan kepada bank ketika perusahaan meminjam uang, kepada kreditur untuk pembelian barang dagangan secara kredit, atau kepada perusahaan lain untuk pembelian aktiva yang lain selain barang dagangan.

12

c) Penghasilan yang ditangguhkan ( deferred revenue ) Penghasilan yang diterima lebih dahulu merupakan penghasilan yang sebenarnya belum menjadi hak perusahaan. Pihak lain telah menyerahkan uang lebih dahulu kepada perusahaan sebelum perusahaan menyerahkan barang atau jasanya ( perusahaan berkewajiban untuk memenuhinya ). Penghasilan baru direalisir bila jasa-jasa telah dipenuhi atau transaksi penjualan telah selesai. Yang termasuk penghasilan yang ditangguhkan misalnya pembayaran dimuka dari langgan untuk hasil produksi, sewa yang diterima dimuka, uang langganan majalah yang diterima lebih dahulu. d) Hutang deviden ( dividends payable ) Bagian laba perusahaan yang diberikan sebagai deviden kepada pemegang saham tetapi belum dibayarkan pada waktu neraca disusun. e) Hutang pajak Beban pajak perseroan yang belum dibayar pada waktu neraca disusun. f) Kewajiban yang masih harus dipenuhi ( accruals payable ) Kewajiban yang timbul karena jasa-jasa yang diberikan kepada perusahaan selama jangka waktu tertentu tetapi pembayarannya belum dilakukan ( misalnya upah, bunga, sewa, pensiun, pajak harta milik, dan lain-lain ). g) Hutang jangka panjang yang jatuh tempo ( maturing long term debt ) Sebagian atau seluruh hutang jangka panjang yang menjadi hutang jangka pendek karena sudah sampai waktunya untuk dilunasi.

13

2. Hutang Jangka Panjang Hutang jangka panjang merupakan kewajiban perusahaan kepada pihak lain yang harus dipenuhi dalam jangka waktu melebihi satu tahun. Timbulnya pinjaman ini umumnya karena perusahaan memerlukan dana besar untuk membelanjai perluasan pabrik, tambahan perlengkapan, modal kerja, atau tanah, melunasi hutang jangka pendek atau hutang jangka panjang lainnya. Yang termasuk hutang jangka panjang adalah : a) Hutang hipotik ( mortgage note payable ) Hutang hipotik merupakan surat tanda berhutang dengan jangka waktu pembayaran melebihi satu tahun, dimana pembayarannya dijamin dengan aktiva tertentu seperti misalnya bangunan, tanah, atau perobat. b) Hutang obligasi ( bonds payable ) Hutang obligasi adalah surat tanda berhutang yang dikeluarkan dibawah cap segel, yang berisi kesanggupan membayar pokok pinjaman pada tanggal jatuh temponya dan membayar bunganya secara teratur pada setiap interval waktu tertentu yang telah disepakati. c) Wesel bayar jangka panjang ( notes payable long term ) Wesel bayar jangka panjang adalah wesel bayar dimana jangka waktu pembayarannya melebihi jangka waktu satu tahun atau melebihi jangka waktu operasi normal.

Rentabilitas

L M

x 100%

14

2.2.Pengertian dan Konsep Rentabilitas 2.2.1. Pengertian Rentabilitas Salah satu ukuran utama keberhasilan di dalam mengelola usahanya adalah tingkat rentabilitasnya. Rentabilitas adalah kemampuaan perusahaan dalam menghasilkan keuntungan dengan semua modal yang bekerja di dalamnya. Semua modal yang bekerja di dalam perusahaan adalah modal sendiri dan modal asing. Rentabilitas suatu perusahaan menunjukan perbandingan antara laba dengan aktiva atau modal yang menghasilkan laba tersebut, dan umumnya diformulasikan sebagai berikut :

Dimana L adalah merupakan jumlah laba yang diperoleh selama periode tertentu, sedang M adalah modal atau aktiva yang digunakan untuk menghasilkan laba tersebut. Untuk menilai rentabilitas suatu perusahaan adalah bermacam-macam dan tergantung pada laba dan aktiva atau modal mana yang akan diperbandingkan antara satu dengan yang lainnya. Apakah itu laba yang berasal dari operasi atau laba neto sesudah pajak dengan aktiva operasi, atau juga laba neto sesudah pajak diperbandingkan dengan keseluruhan aktiva tangible, ataukah yang akan diperbandingkan itu laba neto sesudah pajak dengan jumlah modal sendiri.

15 2.2.2. Laba Laba merupakan pos dasar dan penting dari ikhtisar keuangan yang memiliki berbagai kegunaan dalam berbagai konteks, pengertian laba itu sendiri merupakan selisih antara pengeluaran dan pemasukkan. Laba perusahaan dalam hal ini dapat dijadikan sebagai ukuran dari efisiensi dan efektifitas dalam sebuah unit kerja dikarenakan tujuan utama dari pendirian perusahaan adalah untuk memperoleh laba yang sebesar-beasrnya dalam jangka pendek maupun jangka panjang. Oleh karena itu, laba suatu perusahaan khususnya pada pusat laba atau unit laba usaha yang menjadikan laba sebagai tujuan utamanya merupakan alat untuk mengukur prestasi pimpinan atau manajer atau dengan kata lain efisiensi dan efektifitas dari suatu perusahaan dapat dilihat dari laba yang diraih unit tersebut. Laba merupakan tujuan perusahaan dimana dengan laba perusahaan dapat memperluas usahanya. Kemampuan perusahaan untuk memperoleh laba merupakan salah satu petunjuk tentang kualitas manajemen serta operasi perusahaan tersebut, yang berarti mencerminkan nilai perusahaan. Perhitungan laba pada umumnya mempunyai 2 tujuan, yaitu :

1) Tujuan Intern Yaitu berhubungan dengan manajemen untuk mengarahkan pada kegiatan yang lebih menguntungkan dan mengevaluasi usaha yang telah dicapai . 2) Tujuan Ekstern Yaitu ditujukan untuk memberikan pertanggungjawaban kepada para pemegang saham untuk keperluan pajak atau tujuan lainnya, misalkan untuk permohonan kredit.

16 Jenis jenis laba :

1. Laba Kotor, yaitu penghasilan penjualan dikurangi dengan harga pokok produksi 2. Laba Bersih Usaha ( Laba Operasional ), yaitu laba kotor dikurangi dengan biaya komersial ( biaya distribusi / pemasaran dan biaya administrasi dan umum ) 3. Laba Bersih Sebelum Pajak, yaitu laba bersih usaha ditambah hasil diluar operasi atau usaha dikurangi biaya kerugian yang terjadi diluar aktivitas normal perusahaan. 4. Laba Bersih Sesudah Pajak ( Laba Bersih ), yaitu laba bersih sebelum pajak dikurangi pajak penghasilan.

2.2.3. Modal Dengan perkembangan teknologi dan makin jauhnya spesialisasi dalam perusahaan serta juga makin banyaknya perusahaan-perusahaan yang menjadi besar, maka faktor produksi modal mempunyai arti yang lebih menonjol lagi. Sebenarnya masalah modal dalam perusahaan merupakan persoalan yang tak akan berakhir, mengingat bahwa masalah modal itu mengandung begitu banyak dan berbagai rupa aspek. Dalam hubungan inipun perlu disayangkan bahwa sehingga kini diantara para ahli ekonomi sendiri belum terdapat communis opinio tentang apa yang disebut modal, sehingga karena begitu banyaknya pendapat-pendapat mengenai pengertian modal yang kadang-kadang bertentangan satu dengan lainnya, hal ini akan dapat membingungkan kita. Pengertian modal artian klasik adalah hasil produksi yang digunakan untuk memprodusir

17 lebih lanjut, dan dalam perkembangannya kemudian ternyata pengertian modal mulai bersifat non-phisical oriented , dimana pengertian modal ditekankan pada nilai, daya beli atau kekuasaan memakai atau menggunakan yang terkandung dalam barang-barang modal, meskipun dalam hal ini ssebenarnya juga belum ada persesuaian pendapat diantra para ahli ekonomi sendiri.

Anda mungkin juga menyukai