Anda di halaman 1dari 5

2.5.1.

Kapasitas Tukar Kation Sifat ini menentukan jumlah kadar air yang terserap oleh bentonit, (dalam hal ini mineral montmorilonit), didalam keseimbangan reaksi kimia. Ini terjadi karena struktur kisi kisi kristal mineral montmorilonit serta adanya unsur (ion atau kation) yang mudah terbuka dan menarik air. Kation atau ion Na mempunyai daya serap air yang lebih baik dari pada ion lain seperti Mg++, Ca++ K+ dan H+. Dengan demikian maka bentonit yang dimasukkan dalam air akan mengembang dan membentuk larutan koloid. Bila air tersebut kemudian dikeluarkaan dari larutan koloid tersebut, maka akan terbentuk suatu massa yang kuat, liat, keras dan tidak tembus air serta bersifat lembab atau tahan terhadap reaksi kimia. Sifat ini diterapkan dalam pemboran dan teknik sipil. 2.5.2. Daya Serap Sifat ini di sebabkan oleh ketidak seimbangan muatan listrik dalam ion serta adanya pertukaran ion. Dalam mineral lempung daya serap terjadi pada ujung dan permukaan kristal serta ruang diantara ikatan butir butir lempung. Bentonit mempunyai sifat mengadsorbsi karena ukuran partikel koloidnya sangat kecil dan mempunyai kapasitas pertukaran ion yang tinggi. Daya serap bentonit ini dapat ditingkatkan dengan menambahkan larutan asam atau dengan istilah yang sering kita pakai dengan cara aktivasi. Bentonit digunakan sebagai bahan penyerap dalam dua keadaan yaitu dalam keadaan basah (suspensi) dan kering (bubuk). Daya serap bentonit dalam keadaan basah diterapkan dalam industri penyulingan minyak makan, pemutih minyak gliserin, serta penjernih air minum. Daya serap bentonit dalam keadaan kering digunakan dalam industri obat obatan dan penyerapan tumpahan minyak dipabrik serta menyerap bau kotoran ternak. 2.5.3. Luas Permukaan Yang dimaksud dengan luas permukaan ialah jumlah luas permukaan kristal atau butir butir bentonit, dinyatakan dalam m2 / gram. Sifat ini sangat penting karena makin besar jumlah luas permukaan, makin banyak zat kimia yang dapat terbawa (melekat) atau makin sempurna pori - pori yang dapat terisi. Sifat ini dimanfaatkan dalam industri kimia, misalnya sebagai katalis, pembawa racun serangga dan jamur serta digunakan sebagai bahan pengisi dan pengembang dalam industri kertas, cat dan plastik. 2.5.4. Reologi Ada dua macam reologi yang diutamakan dalam penggunaan bentonit yaitu: 1.Kekentalan dan daya suspensi Sifat ini dimanfaatkan dalam penggunaan sebagai lumpur bor, dalam industri cat (cat minyak dan cat air) industri pupuk (pupuk yang disemprotkan), industri keramik untuk pembuatan formula lapisan pengkilap (email dan untuk mengemulsi bitumen). 2.Tixotropi Sifat ini dipraktekkan dalam pemboran sebagai pembentuk dinding penahan lubang bor, dalam teknik sipil berguna sebagai pembentuk lapisan pelindung dalam pembuatan dinding diafragma, fondasi bendungan, jembatan dan bangunan bangunan lain . 2.5.5. Pengembangan Bentonit Pengembangan terjadi pada bentonit karena adanya penggantian isomorphous dalam lapisan oktahedral (Mg dn Al) melengkapi suatu kelebihan muatan di ujung kisi.

Gaya elektrostatis mengikat lapisan lapisan permukaan pada pusat unit kristal dengan jarak 4,5 0A dari permukaan. Gaya ini sangat kuat untuk mengadakan pertukaran ion dipermukaan unit tetapi tidak menyebabkan unit tersebut saling merapat. Oleh karenanya memungkinkan air untuk masuk keruang diantara lapisan tersebut dimana lapisan lapisan itu akan memperbesar pemisahan antara unit. Dengan adanya pengembangan, jarak antara unit makin melebar dan kepingannya menjadi serpihan pada pengocokan dalam air serta mempunyai permukaan luas dalam zat pensuspensi. 2.6.1 Penggunaan sebagai Lumpur Bor Penggunaan bentonit jenis ini merupakan pemasaran yang terpenting dari bentonit, selama ini lumpur pemboran di Indonesia masih banyak didatangkan dari luar negri (Import) dari Amerika Serikat, Jerman dan lain lain. Bentonit yang digunakan dalam lumpur pemboran harus memiliki sifat daya mengembang (Swelling) yang baik, disamping itu harus memiliki syarat dari American Petroleum Institute (API) seperti: - kekentalan untuk larutan 10 gram dalam 350 ml air paling sedikit 8,0 cp (centripoise = ukuran deajat kekentalan) - hilang dalam penyaringan melalui kertas penapis (filter) untuk larutan 10 gram dalam 350 ml air maksimum 14,0 ml - kandungan uap air (kelembaban ) maksimum 12 % - sisa yang tertampung oleh 200 mesh dalam penyaringan basah maksimum 2,5% 2.6.2. Penggunaan dalam pengecoran logam Sekalipun penemuan bahan pengikat dalam pembuatan alat cetak tuang dan logam seperti silikat, resin semakin populer tetapi penggunaan bentonit merupakan yang paling praktis. Hal ini disebabkan bentonit mempunyai sifat daya ikat yang baik, tahan terhadap temperatur tinggi dan mempunyai daya tahan lama (keawetan) yang tinggi. Bentonit yang umum dipergunakan sebagai bahan pengikat dalam alat cetak pada industri pengecoran logam adalah bentonit alam dan sintetis. Bentonit alam dipergunakan dalam pengecoran logam baja (steel), sedangkan untuk pengecoran logam besi (ferrous) menggunakan bentonit sintetis. 2.6.3. Penggunaan dalam pembuatan pelet konsentrat besi Penggunaan dalam konsentrat bijih (besi dan logam lain) merupakan konsumsi utama didalam penggunaan bentonit.Dalam hal ini sifat bentonit yang digunakan adalah daya ikat, plastisitas dan daya serap untuk menghilangkan kelembaban. Konsntrat bijih yang akan dibentuk pelet mula mula digerus sampai 44 micron atau paling tidak 80% lolos 325 mesh (USSM), kemudian bubuk bijih logam dicampur dengan bahan pengikat yang mengandung 0,5 1,0% bentoit, dan pada aakhirnya campuran tersebut dimasukan dalam tangki/ drum yang berputar sehingga terbentuklah pelet konsentrat bijih yang berupa bola bola kecil. Setelah proses tersebut selesai bola bola tersebut dikeringkan dengan hati hati untk mnghindari retakan, lalu didipanaskan dan dibakar. Pembakaran dilakukan dengan tanur sehingga menghasilkan bola pelet menjadi lebih kuat. 2.6.4. Penggunaan dalam Industri Minyak Nabati Bentonit merupakan salah satu jenis mineral lempung yang memiliki sifat daya penyerap yang baik, sifat sifat tersebut tidak banyak dimiliki oleh jenis mineral lain. Kemampuan untuk menyerap kotoran tersebut banyak digunakan dalam dunia industri terutama industri minyak nabati/minyak goreng. Bentonit alam yang kondisi awalnya kurang baik dalam daya penyerapan dapat ditingkatkan daya adsorbsi tersebut dengan

cara aktivasi. 2.6.5. Penggunaan lainnya Bentonit juga banyak digunakan dalam dunia pertanian dan peternakan sebagaia bahan tambahan. Bentonit yang digunakan dalam industri makanan ternak terutama untuk makanan unggas, dalam hal ini bentonit berfungsi sebagai bahan pengikat. Penggunaan bentonit dalam industri lain seperti pada pembuatan tinta cetak, cat yang tidak menetes, enamel keramik dan campuran cairan yang disemprotkan (untuk racun serangga). 2.7. Aktivasi Bentonit Proses adsorbsi merupakan suatu proses dasar dari pertukaran tempat dimana zat warna yang diserap secara ireversibel pada permukaan lempung yang secara langsung dan proporsional terhadap jumlah lempung yang ada. Lempung bentonit mempunyai sifat adsorbsi disebabkan oleh sifat koloid dari ukuran butirnya yang sangat halus, sifat lainnya adalah kemampuan pertukaran kation. Dalam keadaan awal, bentonit memiliki kemampuan adsorbsi yang rendah tetapi melalui aktivasi (penambahan larutan asam dan pemanasan), daya adsorbsinya akan meningkat. Bentonit mempunyai struktur bertingkat dan kapasitas permukaan ion yang aktif dibagian dasar. Oleh karena itu, strukturnya dapat diganti seperti struktur bagian dasar dengan cara penambahan larutan asam. Larutan asam tersebut akan menyebabkan pergantian ion K+, Na+ dan Ca dengan H+ dalam ruang inter laminar, serta akan melepaskan ion Al+3, Fe+3 dan Mg+2 dari kisi strukturnya sehingga menjadikan bentonit Ca-Mg menjadi lebih aktip. Dalam pengaktipan bentonit sangat dipengaruhi oleh konsentrasi larutan asam dimana selama pelepasan sifat asam komponen dasar montmorilonit kemungkinan pertama yang akan diserang diujung bidang dengan penembusan terus masuk kedalam Mg, Al dan Fe dari posisi oktahedral merubah kedudukannya dan kemudian masuk kedalam larutan. Aluminium yang hilang dan ion - ion lainnya tidak mempengaruhi lapisan lapisan silika oksigen yang tidak pecah yang merupakan kedua sisi dari kisi dasar, pembukaan pada jaringan silika oksigen relatip kecil. Penembusan larutan asam kemudian terus berlanjut kebagian dalam struktur, meninggalkan rangkaian dan akan meliputi daerah yang luas. Aktivasi asam membuat montmrilonit menjadi bermuatan negatip pada permukaan kristal dan dinetralkan oleh ion hidrogen pada antar permukaan. Hasil dari pengaktipan dengan larutan asam lebih lanjut pada pelarutan akhir selanjutnya terjadi oktahedral aluminium dan satu kerangka tetrahedral silika. Aktivasi asam menghasilkan lapisan silika yang bebas dari kation teradsorbsi, kecuali hidrogen dan beberapa alumina, dan kemudian memberikan suatu lapisan yang luas yang dipakai dalam adsorbsi. Untuk menaikkan keporousan dengan pelepasan garam garam mineral. Dalam pengaktipan akan bertambah luas permukaan dengan naiknya jumlah larutan asam yang mengaktifkan, disamping itu faktor faktor lain sangat mempengaruhi seperti; sifat dasar, distribusi ukuran pori, keasaman bentonit dan harga SiO2 atau Al2O3. 4.3.2. Analisis Oksida Mayor / Analisis Kimia Analisis oksida mayor dilakukan di Laboratorium Kimia Analitik Jurusan Kimia Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam, Universitas Gadjah Mada Yogyakakarta, menunjukan kandungan SiO2 34,34 37,06 % dan Al2O3 5,74 7,16 %. Secara umum Perbandingan komposisi kandungan MgO 0,76 1,87 % dengan Na2O 0,76 1,38 % menunjukan hasil yang lebih tinggi maka disimpulkan jenis bentonit

adalah Ca - Mg Bentonit contoh sampel Gus 1, Gus 2, Gus 4 dan Gus 6. Jika kita lihat hasil analisis sampel berdasarkan atas contoh bentonit yang dianalisis maka dapat disimpulkan tidak semua adalah Ca Mg bentonit tetapi ada juga yang mengandung Na Bentonit, contoh sampel Gus 3 dan Gus 5 (Tabel 5). Tingginya kandungan unsur pengotor didalam bentonit seperti Fe (1,70 4,12%) menyebabkan warna bentonit menjadi kuning kemerahan (teroksidasi). Di dalam pemanfaatannya dalam bidang industri unsur pengotor tersebut sangat tidak diharapkan sebab dapat mempengaruhi mutu dari bahan galian tersebut.

Berdasarkan hasil dan pembahasan yang terangkum dalam laporan ini maka dapat ditarik suatu kesimpulan bentonit daerah Namogedang Kabupaten Langkat merupakan bentonit dengan jenis Ca Mg bentonit. Berdasarkan hasil perhitungan cadangan bentonit yang dilakukan memiliki jumlah tonage adalah = 82.882.843 ton. Jika dibandingkan hasil analisis kimia bentonit daerah Namogedang Kabupaten Langkat dengan hasil analisis kimia PPTM maka bentonit daerah Namogedang dapat dipergunakan dalam industri minyak nabati terutama dalam industri penjernihan / penyaring minyak kelapa sawit (bleaching earth). Tingginya kandungan unsur pengotor yang terdapat didalam bentonit terutama unsur Fe 1,7 4,12% sangat mempengaruhi kualitas bentonit terutama didalam proses penggunaan sebagai bahan baku industri baik berupa sebagai bahan baku utama maupun sebagai bahan tambahan. Adanya mineral pengotor tersebut dapat diminimalisir / diperkecil dengan proses aktivasi kimia, sehingga pada tahap awal bentonit yang memiliki kemampuan daya serap yang rendah dapat ditingkatkan melalui proses aktivasi kimia .

Anda mungkin juga menyukai