Anda di halaman 1dari 3

Precedent I: centered and contemplative work space Client: Netlife Research, web consultancy in Oslo Architect: Eriksen Skajaa

Architects Project Year: 2011 Photo: ivan brodey Size: 1000m2

Ruang berkarya yang akan saya ciptakan ditujukan untuk mencari solusi dari permasalahan yang terjadi di masyarakat dengan konsep Striking Corners. Walau belum diterjemahkan lebih lanjut akan seperti apa sudut-sudut yang menyerang tersebut nantinya, di bayangan saya sampai saat ini adalah ruang-ruang berkarya individu yang mengarah ke ruang berkarya bersama di bagian tengah (konvergen), dan sudutsudutnya menjadi ruang inspirasi. Adapun, rancangan kantor ini saya pilih sebagai preseden karena tujuannya untuk menciptakan ruang-ruang untuk berkreasi yang privat dan reflektif berkaitan dengan kualitas ruang yang diperlukan untuk mencapai tujuan penciptaan ruangan berkarya saya.

5 4 1 2

Toilet Entrance

Floor Plan

Pintu masuk utama adalah yang mengikuti arah ramp, pintu lainnya menuju toilet dan pantry.

2 > Di bagian tengah terdapat lounge dengan partisi berupa balok-balok kayu di kiri-kanannya. Cahaya dari bagian atas partisi menghasilkan efek gelap dan terang yang mengisi kekosongan dari ruang lapang di sekitarnya.

3 > Dari pintu masuk utama kita akan melihat lorong dengan boks-boks jendela di mana karyawan bisa duduk santai dan membaca, yang mengarah pada ruang sirkulasi vertikal yang dibatasi oleh pintu, dan secara langsung berbelok ke lounge.

4 > Ruang-ruang untuk rapat berupa boksboks yang terkesan melayang dengan efek cahaya yang dihasilkan di bawahnya.

1 > The monastery merupakan bagian yang paling menonjol dan iconic dari kantor ini. Terinspirasi dari taman biara, dibuatlah sebuah boks dari bata dan kayu di tengah ruangan di bagian belakang. Karyawan dapat menggunakannya jika ingin menenangkan diri atau beristirahat.

6 > Pantry dan ruang makan berada di bagian depan, tanpa pintu/sekat, biasanya untuk menghadirkan suasana mengundang keakraban.

5 > Ruangan-ruangan lain dalam kantor ini selebihnya hanya terdiri dari warna hitam-putih. Dinding polos di sebelah kiri lorong ini merupakan bagian belakang dari ruang-ruang rapat.

Saya menilai kantor ini kontras satu sama lain pada bagian-bagian tertentu, misalnya di monastery, lounge, dan lorong dengan boks baca yang terkesan hangat dan santai dengan ruang rapat, ruang makan dan bagian lainnya dari kantor ini yang terkesan dingin. Tetapi keheningan tetap terasa sangat kuat dan dramatis di setiap ruangan kantor ini, terutama dihasilkan dari lorong-lorong panjang dan pemilihan warna yang netral. Yang disayangkan, saya tidak menemukan keterangan tentang ada atau tidaknya ruang kerja dan layout furnitur di sini secara spesifik.

Precedent II : using minimal materials to maximizing the wuality of work space. Client: F-Zein, Greek tourism market on organised activities for adrenaline junkies and extreme sport enthusiasts. Architect: KLab Architects. Project Year: 2005-2008. Size: 700m2.

WC

reception

reception WC

conference room creative meeting room

secretary

chairmans office

directors office

marketing

1st Floor Plan

2nd Floor Plan

Pada kantor prmimpin, dinding/partisi standar, tetapi untuk bagian kreatif, marketing, dan ruang berkumpul partisi disusun melengkung sesuai untuk memecah suasana yang kaku, apalagi para pekerja kreatif biasanya adalah orang-orang fleksibel yang terinspirasi secara spontan/mendadak pada jam kerjanya tidak menentu.

Precedent I: Colour and lighting arrangement Client: D.E. Shaw Office, financial company Architect: Seteven Holl Architects Project Year: 1991-1992 Size: 1022m2

Sebagai kantor di bidang transaksi keuangan, jam kerjanya sangat padat, bahkan sampai 22,5 jam per hari. Kantor ini terletak di dua tingkat paling atas dari tower 40 level tengah kota Manhattan. Ada 65 orang dan 300 komputer yang dipekerjakan yang paling banyak terdiri dari ahli matematika dan ahli komputer. Shaw membutuhkan lingkungan kerja yang tidak seperti kantor perusahaan khas Wall Street, dan yang akan mencerminkan non-konformis sikap tim untuk pekerjaannya. Material favorit Steven Holl adalah plaster berwarna, kaca, dan terrazzo. Namun, pada saat itu kondisinya tidak memungkinkan untuk dipakai. Maka ia merencanakan ruangan yang sedikit lebih dari cahaya, yang ia deskripsikan dengan 'material cuma-cuma'. Saya memerlukan preseden ini karena karena tipologi bangunan tempat kantor ini berdiri kurang lebih sama dengan tempat ruang berkarya yang akan ciptakan berada, juga dari jumlah level lantainya. Lebih lanjut, dinding APL Tower yang menghadap ke luar seluruhnya terbuat dari kaca, sehingga saya merasa, tertantang untuk mengeksplorasi cahaya matahari yang mengekspos ruangan. Program ruang kantor D.E. Shaw terdiri dari beberapa kantor privat, ruang kerja semi privat, conference room dan compact trading room. Tidak ada kebutuhan akan ruang publik untuk memamerkan kemewahan perusahaan. Ruang-ruang tertentu dibuat dua kali lebih tinggi dibanding yang lain, sebagai tempat resepsionis dan tempat berkumpul. Bahkan dengan sengaja ruang monitor dibuat setinggi 9 meter. Ruang seperti ini menurut saya membuat tubuh dan pikiran terasa mengawang, ditambah efek cahayanya mengundang untuk berimajinasi dengan sangat khusuk. Mungkin tujuannya adalah untuk menyeimbangkan hingar-bingar kegiatan kerja. Konsep utama kantor ini, menurut Stevn Holl berasal dari ketergantungan perudahaan terhadap komputer dan telekomunikasi, dalam istilahnya adalah 'the invisible technology of electricity'. Ia membuat sumber cahaya menjadi tidak terlihat dengan menyelipkan warna-warna si balik dinding yang dipotong. Sinar yang terpantul atau terproyeksi ke lantai vinyl hitam berparafin, dan dinding putih seakan memberi dimensi yang berbeda pada keseluruhan ruangan.

Ruang kerja bervariasi untuk 1-4 orang di dalamnya, dibatasi dengan pintu dan dinding yang sangat tertutup.

Anda mungkin juga menyukai