Anda di halaman 1dari 2

Eliza Noviriani 0810233093 Perekonomian Indonesia

Impact of the Indonesia Economic Crisis: Price Change and the Poor
Paper ini menyoroti krisis ekonomi indonesia yang terjadi pada tahun 1997 untuk menemukan apakah terdapat pengaruh peningkatan harga terhadap biaya hidup masyarakat miskin yang dikelompokkan ke dalam beberapa bagian, yaitu: 1. Pendahuluan. Pada bagian ini penulis menguraikan masalah yang akan diangkat secara umum untuk memberikan gambaran awal kepada pembaca. 2. Latar belakang. Bagian ini memuat kondisi dan keadaan yang melatarbelakangi penulis untuk mengangkat tema diatas. 3. Sumber data. Bagian ini menguraikan data-data yang melengkapi penelitian dan sumber data tersebut.
4. Metodologi. Berdasarkan ketiga hal diatas, penulis mencoba melakukan penelitian

dengan survey SUSENAS.


5. Heterogenitas. Penelitian ini menggunakan beberapa heterogenitas yaitu heterogenitas

produk, harga dan pengguna. 6. Pembahasan. Bagian ini berisi pembahasan mengenai peningkatan biaya hidup dan dampak krisis terhadap kemiskinan di Indonesia. 7. Kesimpulan. Bagian ini merupakan kesimpulan akhir penulis dari penelitian yang telah dilakukan. Dalam penelitian ini, penulis menguraikan latar belakang masalah yang diangkat secara jelas dan gamblang sebelum menuju metodologi penelitian, sehingga para pembaca dapat mengetahui dengan jelas inti permasalahan yang menjadi fokus pembahasan. Dalam bagian ini disebutkan bahwa kondisi perekonomian indonesia berada pada titik yang sangat mengkhawatirkan. Penulis menggambarkan hal tersebut melalui tabel yang memuat informasi tingkat harga dan nilai tukar rupiah terhadap dollar amerika kemudian membandingkan data tersebut dengan consumer price index (CPI) yang memuat harga-harga untuk empat agregat, yaitu makanan dan minuman (pangan), perumahan, pakaian (sandang) dan kesehatan. Pada bulan Desember 1996 hingga bulan Juli 1997, nilai tukar rupiah terhadap dolar berkisar sebesar 2400. Angka ini terus berkembang hingga pada tanggal 8 Januari 1998 nilai tukar rupiah

terhadap dollar mencapai 16000. CPI untuk keempat agregat juga mengalami peningkatan seiiring hal tersebut. CPI untuk pangan berada pada angka 133,26 meningkat hingga hampir 80 persen dari 100.33 pada bulan januari 1997. Demikian pula yang terjadi pada ketiga agregat (perumahan, sandang dan kesehatan) terus mengalami peningkatan. Metodologi penelitian yang penulis uraikan sangat jelas dan baik. Disini, penulis memberikan alasan mengapa survey SUSENAS yang digunakan sebagai alat analisis yang disertai deskripsi singkatnya. Menurut penulis SUSENAS memberikan estimasi yang baik tentang bagaimana rumah tangga (masyarakat) merespon perubahan harga. Sedangkan pada bagian heterogenitas, menurut penulis, merupakan hal yang penting untuk memulai analisis dengan beberapa heterogenitas karena hal tersebut akan memberikan informasi tentang perubahan harga dalam berbagai dimensi. Salah satunya yaitu, heterogenitas harga berdasarkan wilayah. Kesimpulannya, dampak krisis ekonomi terhadap kemiskinan berbeda antar wilayah geografis. Berdasarkan heterogenitas yang telah dibentuk, penulis mencoba untuk membuktikan bahwa (1) perubahan harga antar provinsi di Indonesia bervariasi, oleh karen itu dimana rumah tangga (masyarakat) itu tinggal akan menentukan bagaimana dampak krisis keuangan terhadapnya. (2) perubahan harga bervariasi berdasarkan bagaimana sebuah agregat produk. (3) rumah tangga (masyarakat) Indonesia merupakan masyarakat yang kompleks, oleh karena itu metodologi penelitian tentang dampak dari krisis keuangan ini harus dapat mengakomodasi komplektisitas tersebut. Hasilnya, ketiga hal tersebut dapat dibuktikan dan memang perubahan harga berdampak terhadap kemiskinan di Indonesia. Pada bagian akhir, penulis menguraikan kelemahan-kelemahan dalam penelitian yaitu keterbatasan data yang diperoleh. Meskipun terdapat kelemahan, menurut saya, penelitian ini telah memuat unsur-unsur penelitian yang baik.

Anda mungkin juga menyukai