Anda di halaman 1dari 9

BAB 2

IDENTITAS NASIONAL
Pada hakikatnya manusia tidak dapat memenuhi kebutuhanynya sendiri, manusia senantiasa membutuhkan orang lain. Pada akhirnya manusia hidup secara berkelompok- kelompok. Aristoteles, seorang filsuf Yunani mengatakan manusia adalah zoom politicon, yang artinya manusia adalah makhluk yang berkelompok. Manusia dalam bersekutu atau berlkelompok akan membentuk suatu organisasi yang berusaha mengatur dan mengarahkan tercapainya tujuan hidup kelompok tersebut. Dimulai dari lingkungan terkecil yaitu keluarga sampai pada lingkungan besar seperti negara yang berjalan secara sistematis. Negara dan bangsa memiliki pengertian yang berbeda. Apabila negara adalah oragnisasi kekuasaan dari persekutuan hidup manusia maka bangsa lebih menunjuk pada persetukutuan hidup manusia itu sendiri. Ciri khas sebuah bangsa merupakan identitas dari bangsa itu sendiri sedangkan ciri khas yang dimiliki negara merupakan identitas dari negara yang bersangkutan pula. Untuk mengkaji identitas nasional, maka dalam materi ini akan dijelaskan 3 dari 5 uraian mengenai identitas nasional. A. HAKIKAT BANGSA Konsep bangsa memiliki 2(dua) pengertian (Badri Yatim, 1999), yaitu bangsa dalam pengertian sosiologis antropologis dan bangsa dalam pengertian politis.

1. Bangsa dalam Arti Sosiologis Antropologis Bangsa dalam pengertian diatas yaitu persekutuan hidup masyarakat yang berdiri sendiri yang masing-masing anggota persekutuan hidup tersebut merasa satu kesatuan ras, bahasa, agama, dan adat istiadat sehingga mereka merasa berada dalam suatu ikatan, ikatan demikian disebut ikatan promordial. Suatu negara dapat terdiri dari beberapa bangsa. Misalnya Amerika Serikat terdiri dari bangsa Negro, Indian, Cina, Yahudi, dan lain sebagainya. Sebuah bangsa dapat pula tersebar dibeberapa negara. Misalnya bangsa Arab tersebar di berbagai negara disekitar Timur Tengah. 2. Bangsa dalam Arti Politis Bangsa dalam arti politikadalah suatu masyarakat dalam suatu daerah yang sama dan mereka tunduk pada kedaulatan negaranya sebagai suatu kekuasaan tertinggi ke luar dan ke dalam. Jadi, mereka diikat oleh kekuasaan poltik, yaitu negara. Jadi, bangsa dalam arti politik adalah bangsa yang sudah bernegara dan mengakui serta tunduk pada kekuasaan dari negara yang bersangkutan. Bangsa dalam arti sosiologis antropologis sekarang ini lebih dikenal istilaj ethnic, suku, atau suku bangsa. Ini untuk membedakan dengan bangsa yang sudah beralih dalam arti politis. Namun kita masih mendengar istilah bangsa dalam arti sosiologis antropolgis untuk menunjuk pada persekutuan hidup tersebut. 3. Cultural unity dan political unity

Cultural unity adalah bangsa dalam pengertian antropologi/sosiologi, sedangkan political unity adalah bangsa dalam pengertian politik kenegaraan. Cultural unity terjadi karena suatu masyarakat itu merupakan satu persekutuan hidup berdiri sendiri yang merasa satu kesatuan dalam hal ras, religi, bahasa, dan adat istiadat. Cultural unity sudah banyak menyebar dinegara, yang hal ini disebabkan oleh adanya migrasi, akulturasi, dan naturalisasi yang mana negaranegara itu menjadi bangsa yang heterogen, seperti amerika serikat yang banyak kedatangan bangsa-bangsa didunia dan negara yang relatif homogen semakin sedikit misalnya jepang dan israel. Anggota politiical unity, mungkin berbeda corak dan latar belakang kebudayaannya, tetapi mereka menjadi satu bangsa dalam pengertian politik. Para anggota poltical unity berdiam disuatu daerah yang disebut satu wilayah yang sama, yang merupakan satu pemerintahan serta tunduk pada kekuasaan tertinggi. Contoh daro [polotical unity adalah bangsa indonesia, bangsa india, bangsa malaysia. 4. Proses pemebentukan bangsa negara Secara umum dikenal adanya dua proses pembentukan bangsa-negara, yaitu model ortodoks dan model mutakhir. Model ortodoks yaitu bermula dari adanya suatu bangsa terlebih dahulu, kemudian bangsa itu membentuk satu negara tersendiri. Contoh, bangsa yahudi berupaya mendirikan negara israel untuk satu bangsa yahudi. Model mutakhir yaitu berawal dari adanya negara terlebih dahulu yang terbentuk melalui proses tersendiri, sedangkan penduduk negara merupakan sekumpulan suku bangsa dan ras. Contohnya adalah kemunculan negara amerika serikat pada tahun 1776.

B. IDENTITAS NASIONAL Istilah identitas nasional dapat disamakan dengan identitas kebangsaan. Secara etim,ologis identitas berasal dari kata identitas yang memiliki pengertian harfiah ; ciri, tanda, atau jati diri yang melekat pada seseorang, kelompok, atau sesuatu, dan nasional yang merujuk pada pada konsep kebangsaan. Nasional menunjuk pada kelompok-kelompok persekutuan hidup manusia yang lebih besar dari sekedar pengelompokan berdasarkan ras, agama, budaya, bahsa, dan sebagainya. 1. Faktor pemebentukan identitas bersama a. Primordial Faktor ini meliputi ikatan kekerabatan ataupun suku bangsa yang menyatukan masyarakat sehingga mereka dapat mebentuk bangsa-negara contohnya yahudi yang memebntuk negara israel. b. Sakral Dapat berupa kesamaan agama yang dipeluk masyarakat atau ideologi doktriner yang diakui oleh masyarakat yang bersangkutan. Faktor sakral itu membentuk satu nasionalitas babru, contohnya agama katolik membentuk beberapa negara di amerika latin. c. Tokoh

Kepemimpinan dari para tokoh yang disegani dan dihormati oleh masyarakat dapat pula menjdi faktor yang menyatukan bangsa-negara yaitu karena mereka sebagai penyambung lidah masyarakat contohnya mahatma gandih di india. d. Bhineka Tunggal Ika Prinsip bhineka tunggal ika pada dasarnya adalah kesediaan warga bangsa untuk bersatu dalam perbedaan (unity in university). Mereka sepakat hidup bersama dibawah satu bangsa meskipun berbeda latar belakang. e. Sejarah Persepsi yang sama diantara warga masyarakat tentang sejarah mereka dapat menyatukan diri dalam satu bangsa.persepsi yang sama tentang pengalaman masa lalu, seperti sama-sama menderita karena penjajahan, tidak hanya melahirkan solidaritas tetapi juga melahirkan tekad dan tujuan yang sama antaranggota. F. Perkembangan ekonomi Perkembangan ekonomi (industrialisasi) akan melahirkan spesialisasi pekerjaan dan profesi yang sesuai dengan aneka kebutuhan masyarakat. Semakin tinggi mutu dan variasi kebutuhan masyarakat, semakin saling bergantung di antara jenis pekerjaan. Solidaritas yang terjadi karena perkembangan ekonomi oleh Emile Durkheim disebut solidaritas organis. G. Kelembagaan

Faktor yang yang mampu dijadikan sebagai alat pemersatu bangsa yaitu lembaga-lermbaga pemerintahan dan poltik. Lembaga itu seperti birokrasi, angkatan bersenjata, pengadilan dan partai politik. 2. Identitas cultural unity atau identitas kesukubangsaan Cultural unity disatukan oleh adanya kesamaan dalam hal ras, suku, agama, dan budaya, keturunan dan daerah asal. Cultural unity lebih bersifat askriptif(sudah ada sejak lahir), alamiah, primer, dan etnik. 3. Identitas political unity atau identitas kebangsaan Poltical unity merujuk pada bangsa dalam pngertian politik yaitu bangsa negara. Kesamaan promordial dapat saja menciptakan bangsa tersebut untuk bernegara. Identitas-identitas kebangsaan itu merupakan kesepakatan dari banyak bangsa didalamnya. C. HAKIKAT NEGARA

1. Arti Negara Menurut kamus besar bahasa indonesia negara mempunyai dua arti oertama, negara adalah organisasi disuatu wilayah yang mempunyai kekuasaan tertinggi yang sah dan ditaatirakyatnya. Kedua, negara adalah kelompok sosial yang menduduki wilayah atau daerah tertentu yang diorganisasi dibawah lembaga politik dan pemerintahanyang efektif, mempunyai satu kesatuan politik, berdaulat sehingga berhak menentukan tujuan nasionalnya. Adapun menurut para ahli antara lain sebagai berikut ;

a. R. Djokosoetono Negara ialah suatu organisasi masyarakat atau sekumpulan manusia yang berada dibawah suatupemerintahan yang sama. b. Jean Bodin Negara yaitu suatu persekutuan keluarga dengan segala kepentingan yang dipimpin oleh akal dari suatu kuasa berdaulat. 2. Unsur-unsur Negara Unsur-unsur negara meliputi ; a. Rakyat yaitu orang-orang yang bertempat tinggal diwilayah itu b. Wilayah yaitu daerah yang menjadi kekuasaan negara serta menjadi tempat tinggal bagi rakyat negara itu. c. Pemerintahan yang berdaulat yaitu penyelenggara negara yang memiliki kekuasaan menjalankan roda pemerintahan.

3. Teori terjadinya negara

a. Proses terjadinya negara secara teoretis Dalam hal ini para pakar menyatakan terjadinya suatu negara dikarenakan tiga teori yaitu dari teori hukum alam, teori ketuhanan, dan teori perjanjian b. Proses terjadinya negara di zaman modern

Menurut pandangan ini dalam kenyataannya, terjadinya negara bukan disebabkan oleh teori-teori seperti diatas. Negara-negara didunia ini terbentuk karena melalui beberapa proses, seperti : 1. Penaklukan atau occupatie, suati daerah yang tidak dipertuan kemudian dijadikan negara dalam suatu wilayah itu. 2. Peleburan atau fusi, penggabungan beberapa negara menjadi negara negara baru yang disatukan 3. Pemecahan, terbentuknya negara-negara baru akibat terpecahnya negara yang lama 4. Pemisahan diri, memisahnya suatu wilayah dari suatu negara kemudian membentuk suatu negara baru 5. Perjuangan atau revolusi, merupakan hasil dari suatu wilayah yang uymunya dijajah negara lain kemudian memerdekakan diri 6. Penyerahan atau pemberian, adalah pemberian kemerdekaan kepada suatu koloni oleh negara lain yang umunya adalah bekas jajahannya. 7. Pendudukan atas wilayah yang belum ada pemerintahan sebelumnya, akan tetapi tidak berpemerintahan

4. Fungsi dan Tujuan Negara Fungsi negara merupakan gambaran apa yang dilakukan negara untuk

mencapai tujuannya. Fungsi negara dapat dikatakan sebagai tugas daripada negara. Berikut fingsi negara menurut beberapa ahli ;

1. John Locke menyatakan bahwa fungsi dari negara yaitu fungsi legislatif untuk membuat peraturan, fungsi eksekutif untik melaksanakan peraturan dan fungsi federatif untuk mengurusi urusan luar negeri dan urusan perang dan damai 2. Van Hollen Hoven menyatakan bahwa seorang sarjana dari belanda, menurutnya negara dibagi dalam regeling membuat peraturan, bestuur menyekenggarakan pemerintahan, rechtspraak fungsi mengadili, dan politie fungsi ketertiban dan keamanan, ajaran dari beliau dikenal dengan nama Catur Praja. Tujuan dari negara itu sendiri dilaksanakan dan diselenggarakan untuk mencapai tujuan negara yang telah ditetapkan bersama. Berikut mtujuan negara dari beberapa ahli sebagai berkut ; 1. Plato, tujuan negara adalah memajukan kesusilaan manusia, baik sebagai individu maupun sebagai makhluk sosial. 2. Harold J. Laski, tujuan negara adalah menciptakan keadaan dimana rakyatnya dapat mencapai terkabulnya keinginan-keinginan secara maksimal.

Anda mungkin juga menyukai