Anda di halaman 1dari 2

Tips Menguasai Keadaan Kelas (Part 2)

Diposkan oleh mukhlis dwi saputra on Tuesday, March 30, 2010 Label: PENDIDIKAN Menyambung tulisan beberapa hari yang lalu, kali ini saya coba menambahkan tips menguasai keadaan kelas. Sebelumnya perlu saya jelaskan mengapa saya mulai tertarik dengan bahasan ini karena pengalaman saya pada minggu yang lalu ketika sedang mengajar di salah satu kelas. Memang tidak ribut sampai seperti pasar namun alangkah baiknya jika suasana kelas itu tenang tetapi tidak menegangkan. Jadi ketika suasana mulai tidak kondusif segeralah kita melakukan tindakan agar suasana belajar kembali menjadi kondusif. Kelas yang besar yang berisi murid lebih dari 20 orang akan lebih vitas masing-masing. Ada yang masih mengobrol, berlarian, berteriak, bermain-main, dan tingkah tingkah lucu lainnya tapi tak terlihat lucu jika waktunya guru bersuara untuk menenangkan tetapi mereka cuek dengan segala bentuk aktivitasnya. Kalau sudah begini, bagaimana cara menenangkan dan menertibkan mereka??? Pada dasarnya, banyak cara yang bisa di lakukan oleh para guru untuk mengatasi masalah ini, salah satunya mungkin dengan cara berteriak namun apakah cara itu efektif dan bisa mendidik anak-anak??. Guru selain menjadi seorang pengajar, juga memiliki beban mental menjadi seorang teladan bagi murid-muridnya, mungkin dengan teriakan yang dilakukan gurunya, murid belajar sesuatu yaitu berteriaklah karena guru kita juga teriak. Dengan begitu seorang guru harus memiiliki alternatif lain cara yang bisa dilakukan untuk menenangkan anak murid, tanpa harus mengeluarkan energi suara (teriak) namun berhasil melumpuhkan suasana yang ramai menjadi sunyi. Berikut tips-tips jitu yang bisa dilakukan guru untuk menertibkan kelas yang bak pasar tanah abang tersebut. 1. Memanggil dengan tepukan Tepukan bukan hanya cara untuk memberikan apresiasi dalam pentas yang memuaskan saja. Tepukan juga bisa dilakukan sebagai cara untuk menenangkan anak-anak murid yang terkadang guru sulit untuk mengontrol volumenya. Sebelumnya berilah mereka peraturan kepada mereka yaitu Jika bapak atau Ibu guru menepuk satu kali, anak-anak harus mengikuti satu kali juga, kalau lima kali maka anak-anak harus ikut 5 kali tepukan juga. Cara tepukan ini bisa digunakan untuk menenangkan anak-anak dan mengalihkan perhatian mereka kepada guru. Cara ini cukup efektif karena anak-anak yang melakukan aktivitasnya masing-masing akan teralihkan perhatiannya dengan suara suara tepukan yang serempak dan mereka juga ikut serta bertepuk dan memperhatikan guru kembali. 2. Panggilan berulang

Panggilan disini berfungsi untuk memanggil mereka tanpa perlu berteriak, peraturan yang diberikan awal pada anak-anak murid adalah jika bapak atau ibu guru memanggil dengan panggilan anak sholeh maka anak-anak harus menjawab dengan jawaban siap, panggilan ini akan terus dikeluarkan sampai anak-anak semua menjawab siap. Kekompakan anak-anak disaat menjawab siap tersebut dapat mengalihkan anak-anak dari aktivitasnya masing-masing. Anak yang memiliki daya tangkap yang baik maka dia akan segera menjawab panggilan tersebut. Guru mengulangi panggilan gunanya adalah memberikan stimulus lebih kepada anak-anak yang masih asik dengan aktivitas sendirinya teralihkan dan bisa ikut bertepuk beserta teman-temannya yang lain. Adapun cara panggilan ini bisa diubah dengan kata-kata lain, misalnya kata class dengan jawaban yes. Cara-cara ini tidak seluruhnya bisa berhasil, karena karakteristik siswa dan kondisi yang berbeda-beda dapat menggagalkan cara ini. Karena cara belajar selalu beriringan dengan situasi, kondisi, dan segala bentuk karakteristik yang mempengaruhinya seperti karakteristik anak muridnya atau karakteristik lingkungannya. Dengan cara cara yang cerdas dan efektif dapat pula mencerdaskan anak-anak. Bukan dengan modal teriak atau pukulan yang dulu itu menjadi cara yang efektif namun bisa membuat traumatic kepada murid dan Cara efektif belum tentu cerdas dan mencerdaskan, dan cara cerdas bisa efektif jika guru bijak dan tegas dalam menegakan peraturan di kelas. Bisa jadi, karena sang guru tidak tegas dengan peraturan maka cara atau metode yang dilakukan tidak berhasil, bukannya kelas menjadi tenang, mungkin kelas jadi semakin ramai lagi ditambah teriakanteriakan guru yang tidak tegas. Peraturan harus selaras dengan pelaksanaan, sehingga anak murid merasa segan dan malu ketika dia harus berteriak sendiri sedangkan temannya sudah mendengarkan gurunya. Setiap situasi dan kondisi memiliki karakteristik yang berbeda, maka cara-cara atau metode belajar bisa di modifikasi sesuai dengan situasi dan kondisinya. Jadi, untuk para guru, gunakan cara cerdas dan efektif. semoga bermanfaat bagi kita semua. Satu yang perlu di ingat, menjadi seorang guru atau pendidik itu tidak boleh mudah emosi. OK..

Anda mungkin juga menyukai