Tanggal Terbit
dr. Padyo Budi Purbono, M. Kes. Profilaksis Pasca Pajanan (PPP) adalah pengobatan antiretroviral jangka pendek untuk menurunkan kemungkinan terjadinya infeksi pasca pajanan.
Tujuan
Untuk meminimalkan risiko tertular HIV/AIDS pada petugas yang terpajan alat kesehatan yang terkontaminasi darah atau cairan tubuh pasien yang status HIV diketahui atau tidak. 1. Semua petugas wajib mengetahui prosedur pertolongan pertama apabila terpajan darah atau cairan tubuh pasien dan mengetahui alur manajemen profilaksis pasca pajanan. 2. Semua petugas yang terpajan wajib melaporkan kasus pajanan kepada klinik VCT PHT dan bagian K3 Rumah Sakit. 1. Dokter Klinik VCT ( Konselor) 2. Perawat Klinik VCT - Spoit 3cc dan torniket - Rapid test
Kebijakan
Petugas
Peralatan
Prosedur
1. Pertolongan Pertama yang dilakukan apabila petugas terpajan dengan darah atau cairan tubuh pasien : Bersihkan luka atau kulit yang terpapar dengan sabun dan air yang mengalir. Kulit yang terluka harus dengan segera di cuci dan dibersikan berulang kali dengan sabun kemudian berikan povidone iodine atau klorhexidine. Mata atau membran mukosa harus diirigasi dengan NaCL 0,9 % atau air bidestilata selama 5-10 menit Untuk luka suntik atau alat tajam, biarkan darah keluar untuk beberapa saat sebelum dibersihkan (jangan dipencet-pencet) setelah itu bersihkan dengan air yang mengalir dan sabun, kemudian olesi dengan antiseptic. 2. Setelah melakukan prosedur pertolongan pertama, petugas segera menghubungi petugas di klinik VCT untuk manajemen profilaksis pasca pajanan dalam 2-4 jam maksimal 72 jam. 3. Petugas klinik VCT melakukan penilaian risiko pajanan dan konseling prates. 4. Petugas yang dibutuhkan. terpajan melakukan tes serologis yang
Unit terkait
1. 2. 3. 4. 5.