1

Anda mungkin juga menyukai

Anda di halaman 1dari 3

.::HMMT FTI-ITS::.

KM ITS
Contributed by Administrator Monday, 03 December 2007 Last Updated Thursday, 04 September 2008

Masa sejarah dirintis pada tahun 1994, saat para pendahulu kita berinisiatif menyelenggarakan Musyawarah Besar Mahasiswa ITS (MUBES ITS) pertama yang diselenggarakan saat negeri ini masih mengalami masa-masa represif di bawah kendali pemerintah Orde Baru pimpinan Soeharto. Tinta mulai tertorehkan saat mahasiswa ITS berhasil memutuskan pendirian sebuah lembaga formal kemahasiswaan di tingkatan institut, yakni Senat Mahasiswa ITS (SMITS). Peran SM-ITS sangat besar dalam menentukan alur sejarah pada tahun-tahun berikutnya. Tidak hanya karena yang dilakukan, tapi pada segala hal yang dicita-citakan. Lahirlah sebuah konstitusi yang diimplementasikan dalam bentuk Ketetapan MUBES yang menggariskan keberlangsungan forum tertinggi mahasiswa ITS dalam tiga tahun ke depan.

Lembar demi lembar menghiasi buku catatan sejarah dengan tinta emas saat mahasiswa ITS menyelenggarakan MUBES II ITS. Kembali lahir sebuah sistem organisasi yang dipandang lebih komprehensif dan sesuai dengan tuntutan perkembangan dinamika kemahasiswaan yang sangat berbeda. Terlambat satu tahun dari yang dijadwalkan yakni pada tahun 1998, di saat semangat reformasi masih sangat terasa, mahasiswa ITS menghasilkan berbagai catatan yang hingga kini masih dapat kita rasakan dalam bentuk Ketetapan MUBES II ITS. Titik perbedaan yang sangat nyata adalah pemisahan kewenangan eksekutif dan legislatif, yang diwujudkan dalam sebuah lembaga eksekutif bernama Badan Eksekutif Mahasiswa ITS (BEM-ITS). Bahkan, kita mendahului negeri ini dalam pemilihan langsung pimpinan eksekutif tertingginya yang disebut Presiden BEM-ITS.

Tujuh tahun perjalanan Organisasi Kemahasiswaan (ormawa) menelurkan banyak evaluasi besar. Berbagai permasalahan yang berujung pada kesimpulan bahwasanya perkembangan dinamika kemahasiswaan akan diperoleh jika mahasiswa ITS memiliki aturan permanen yang tidak terbatasi secara periodik. Pada MUBES III ITS tahun 2001, melalui perwakilan dari segenap organisasi kemahasiswaan yang ada di ITS, lahirlah Konstitusi Dasar Keluarga Mahasiswa – ITS (KD KM-ITS). Berikut ini adalah beberapa poin penting yang termaktub di dalamnya.

Keluarga Mahasiswa – ITS

Berbagai alternatif bentuk organisasi kemahasiswaan telah memperkaya pandangan kita dalam upaya menjawab kebutuhan mahasiswa untuk senantiasa menyelam dalam dinamikanya. Tiga macam bentuk yang menjadi pembahasan adalah Student Organization (organisasi mahasiswa), Student Government (pemerintahan mahasiswa), serta Student Society (masyarakat mahasiswa). Setelah melalui berbagai mekanisme pembelajaran, analisa, penyerapan aspirasi hingga uji materi, didapatkan bahwa jawaban atas berbagai tantangan yang menanti di masa depan adalah Student Government.

Bentuk ini memiliki tiga pilar pemerintahan (supra-struktur) yang secara formal disebut dengan Organisasi Kemahasiswaan (ormawa). Masing-masing adalah eksekutif, legislatif, dan yudikatif, sebagaimana tercantum dalam KD KM-ITS. Sebagai wujud akomodasi dari dinamika yang ada, maka di luar ormawa kita memiliki Lembaga Minat Bakat (LMB). Ruang yang sangat luas dimiliki oleh mahasiswa ITS yakni melalui Lembaga Swadaya Mahasiswa (LSM) yang didirikan oleh internal mahasiswa ITS.

Pemerintahan mahasiswa adalah sebuah bentuk yang meniscayakan mahasiswa ITS untuk memiliki miniatur perangkatperangkat kenegaraan. Satu yang tidak dapat dilupakan adalah nama negara itu sendiri, atau dalam bahasa yang lebih jauh, disebut batasan sistem. Maka digunakanlah istilah Keluarga Mahasiswa – ITS yang biasa disingkat KM-ITS sebagai sistem yang menaungi seluruh aktifitas kemahasiswaan dalam lingkup institusi pendidikan ITS.

Jika KM-ITS merupakan sebuah sistem yang analog dengan istilah negara, maka anggota KM-ITS adalah istilah bagi warga negara. Dalam KD KM-ITS pun telah diatur bagaimana hak, kewajiban, dan status keanggotaan yang ada. Sebagaimana dalam sebuah negara yang menganut sistem keanggotaan stelsel pasif, maka untuk menjadi anggota KMITS tidak disyaratkan untuk menempuh mekanisme tertentu. Juga, di saat seseorang kehilangan statusnya sebagai mahasiswa ITS, dia pun secara otomatis tidak lagi menjadi anggota Keluarga Mahasiswa – ITS.
http://www.hima.material.its.ac.id Powered by Joomla! Generated: 26 January, 2010, 13:24

.::HMMT FTI-ITS::.

Ormawa dan Non-ormawa

Badan Eksekutif Mahasiswa ITS (BEM-ITS), Legislatif Mahasiswa ITS (LM-ITS) dan Mahkamah Konstitusi Mahasiswa ITS (MKM-ITS) adalah tiga lembaga kemahasiswaan yang cakupan kerjanya menjangkau seluruh anggota KM-ITS. Masing-masing berdiri sejajar, memiliki kewenangan masing-masing dan tidak dapat saling mengintervensi. Karena bentuk ketiganya adalah lembaga, maka semua komponen di dalamnya niscaya memiliki fungsi. Sebuah kecelakaan organisasi jika ada – walaupun hanya salah satu – yang tidak berfungsi.

Lembaga Mahasiswa Fakultas (LMF) merupakan ormawa tingkat fakultas yang keberadaan serta aktifitasnya wajib senantiasa berada dalam koridor yang digariskan oleh Forum HMJ (F-HMJ) dalam lingkup fakultas terkait. Keberadaan lembaga eksekutif ini tidak mutlak alias tergantung keputusan yang dibuat dalam F-HMJ, didasarkan pada kebutuhan HMJ-HMJ untuk melakukan pemberdayaan di bidang keprofesian dan menguatkan daya dukung terhadap BEM-ITS.

Himpunan Mahasiswa Jurusan (HMJ) adalah ormawa tingkat jurusan yang melaksanakan fungsi-fungsi eksekutif. Bentuk HMJ yang merujuk pada sistem Student Organization lebih memungkinkan baginya untuk mengatur rumah tangganya sendiri. Berbeda dengan keanggotaan KM-ITS yang tidak memerlukan mekanisme apa pun, untuk dapat diakui sebagai anggota HMJ harus melalui mekanisme yang ditentukan oleh masing-masing HMJ secara otonom, dan tidak bisa diintervensi oleh pihak luar.

Daerah Otonomi Politeknik (DOP) dibentuk untuk memberikan akomodasi yang sangat luas bagi kebutuhan mahasiswa Politeknik yang memiliki kekhususan tersendiri. Perjalanan sebelum MUBES III ITS mengindikasikan kebutuhan itu, yang kemudian tertuang dalam KD KM-ITS. Secara internal DOP berhak membentuk lembaga-lembaga eksekutif, legislatif dan yudikatif.

Di samping ormawa di atas, KM-ITS memiliki LMB yang merupakan lembaga mahasiswa yang menaungi aktifitas kemahasiswaan dalam bidang penalaran, minat, bakat, dan kegemaran di ITS. LMB hanya terikat pada KD KM-ITS dikarenakan statusnya yang berwenang penuh dalam mengatur rumah tangga organisasinya sendiri. Di dalamnya terdapat sejumlah Unit Kegiatan Mahasiswa (UKM) yang memiliki spesifikasi masing-masing.

Jika anggota KM-ITS belum mendapatkan aktualisasi pada berbagai lembaga yang ada, ruang yang luas telah tersedia untuk mendirikan dan menyelenggarakan Lembaga Swadaya Mahasiswa (LSM), dengan berbagai karakter dan arah geraknya. Keberadaan LSM membuat dinamika kemahasiswaan di kampus semakin tinggi, jika mereka mampu mewarnai ITS dengan berbagai kontribusinya yang bernilai positif. Namun LSM hanya akan menjadi noktah hitam pada wajah KM-ITS jikalau aktifitasnya hanya ditujukan untuk sekedar meramaikan curriculum vitae seorang aktifis mahasiswa.

Musyawarah Besar

MUBES ITS merupakan forum musyawarah tertinggi wakil-wakil mahasiswa dalam lingkup Ormawa dan LMB, yang kepesertaannya diatur dalam komposisi tertentu. Salah satu kewenangannya adalah untuk menetapkan amandemen KD KM-ITS dan Haluan Dasar Pengembangan Kemahasiswaan (HDPK). Dalam melakukan amandemen, terlebih dahulu harus dilakukan sebuah mekanisme tertentu yang dimaksudkan untuk menjaga stabilitas keberlangsungan KM-ITS itu sendiri. Sebuah keniscayaan untuk melibatkan segenap wakil mahasiswa untuk sebuah keputusan yang memberikan efek – baik secara langsung maupun tidak – yang luas kepada segenap anggota KM-ITS.

Haluan Dasar Pengembangan Kemahasiswaan

KM-ITS tak akan hidup, berjalan, apalagi tumbuh tanpa kader-kader handal dan berkualitas. Pun, itu semua tidak akan berkembang tanpa kuantitas. Namun yang paling berbahaya adalah, kepunahan yang akan melanda saat gagal melakukan regenerasi dengan baik. Itulah yang membuat HDPK ini menjadi semakin penting. Kader-kader mahasiswa ITS yang berkualitas, teruji komitmen serta kapabilitasnya, bagaikan tonggak-tonggak bangunan bersejarah yang siap mewarnai wajah dunia. Jauh lebih penting dari itu semua, aspek moralitas adalah penuntun yang harus senantiasa dipertahankan pada titik terbaiknya.
http://www.hima.material.its.ac.id Powered by Joomla! Generated: 26 January, 2010, 13:24

.::HMMT FTI-ITS::.

Aspek

Potensi dasar individu yang kita kembangkan dalam KM-ITS adalah fisik, akal, serta mentalitas. Ketiganya merupakan kelebihan tersendiri yang dimiliki oleh manusia, khususnya mahasiswa. Aspek fisik menentukan kemampuan kita dalam melakukan aktifitas, akal merupakan modal dasar kreatifitas, dan mentalitas merupakan driving force yang menjadi penentu arah geraknya, apakah kita menuju sumbu positif atau negatif. Masing-masing memiliki metode pengasahan tersendiri, yang tentu saja harus disediakan oleh sistem yang kita miliki di KM-ITS, tepatnya oleh para pelakunya.

Di luar aspek dasar, kita juga menemui unsur potensi dan kecenderungan yakni akademis, manajemen, talenta serta potensi interpersonal. Potensi yang dimiliki setiap anggota KM-ITS harus dapat digali, untuk itu ajang aktualisasi adalah jawaban bagi permasalahan ini. Sehingga dalam kondisi ideal tidak akan lagi kita temukan seorang mantan anggota KMITS yang masih belum menemukan potensinya.

Dalam implementasi aspek-aspek dasar tersebut, kita memiliki model ideal mahasiswa ITS yang didefinisikan menjadi lima ciri :

1. 2. 3. 4. 5.

Iman dan taqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa Kapasitas pemikiran intelektual yang menonjol Integritas diri yang tinggi Fisik yang kuat Kesungguhan dan bertanggung jawab dalam bertindak

Proses Pencapaian

Dalam penerapannya, tentu saja tidak mungkin jika seorang mahasiswa langsung dapat memenuhi model idealnya, atau dengan kata lain mengoptimasi potensi yang dimilikinya. Kebutuhan akan adanya tahapan yang tertata dan terukur adalah sebuah solusi yang dibutuhkan untuk memperoleh parameter-parameter yang dibutuhkan. Pentahapan tersebut antara lain pengenalan, pemahaman / pembentukan dan pengorganisasian / pengabdian yang memiliki arahan yang berjenjang.

Dinamika kemahasiswaan akan senantiasa berkembang dan terus melaju. Hasil-hasil MUBES III ITS – suatu saat –akan terasa kurang memadai. Karena itulah KD KM-ITS menyediakan ruang yang memungkinkan bagi sebuah proses amandemen konstitusi, lengkap dengan mekanisme yang harus ditempuh sebelumnya. Semua itu dilandasi oleh sebuah pemahaman bahwa tidak ada yang final kecuali perubahan itu sendiri, dan sebagian kecelakaan sejarah dihasilkan karena pembakuan berbagai hal yang tidak semestinya dibakukan.

*) artikel ditulis oleh Nugroho Fredivianus. Presiden BEM ITS 2002-2004, anggota panitia Ad Hoc Mubes 3 ITS

http://www.hima.material.its.ac.id

Powered by Joomla!

Generated: 26 January, 2010, 13:24

Anda mungkin juga menyukai