Anda di halaman 1dari 4

http://svl.petra.ac.id/docs/unc_digital_resdetail.php?

knokat=55_SNUNINT

Anak Jalanan : Suatu Tinjauan Theologis Praktis Tentang Misi Gereja Terhadap Anak Jalanan
SIMPLE | EXTENDED

ABSTRAK Marlina Ponteoa Anak Jalanan: Suatu Tinjauan Theologis Praktis Tentang Misi Gereja Terhadap Anak Jalanan di Makassar. Tulisan tentang anak jalanan ini bertujuan untuk meneliti sejauh mana peran gereja dalam melihat dan menanggulangi permasalahan anak jalanan. Data tentang hal itu dikumpulkan dengan menggunakan penelitian lapangan yaitu melalui observasi dan wawancara. Tulisan ini menjelaskan bahwa anak jalanan adalah mereka yang hidup dan bekerja di jalanan oleh situasi dan kondisi yang memaksa anak-anak tersebut hidup dan berada di jalanan. Usia ratarata mereka adalah 3 - 15 tahun. Di dalamnya terlebih dahulu dikaji faktor-faktor penyebab terjadinya anak jalanan seperti arus imigrasi besar-besaran dan tekanan dari lingkungan keluarga. Selain itu penulis juga memaparkan masalah yang dihadapi anak jalanan seperti putus sekolah, kesehatan yang buruk, dan ketidakstabilan emosi dan mental.Bagaimana peranan gereja menghadapi hal ini? Berdasarkan hasil penelitian terhadap program kerja dari salah satu gereja di kota Makassar, penulis menilai tidak adanya program menyangkut pelayanan keluar termasuk pelayanan kepada anak jalanan ini. Dengan mengacu pada tri panggilan gereja (koinonia,diakonia,marturia) penulis memberi kritik kepada gereja agar dalam misinya gereja juga melayani anak jalanan ini dengan pelayanan yang tidak hanya bersifat pertolongan sementara tetapi juga dalam bentuk pendampingan, pengembangan dan pembebasan. Kerjasama dengan lembaga khusus yang melayani masalah ini adalah bentuk alternatif yang disarankan oleh penulis terhadap gereja.

Author (9511815) Marlina Nova E. Ponteoa

Contributor (015) Pdt. Aguswati, Hidelbrandt Rambe, M.Th (011) Pdt. Marthen Manggeng, M.Th Publisher STT INTIM MAKASSAR Year : 2002 Subject 1. MISI PERKOTAAN 2. PELAYANAN KRISTEN Keyword jalanan Category - Skripsi/Under Graduate Thesis Catalog Number : 55_SNUNINT DDC Number : 261.832 Type : Text

Gereja, Pemuda, "Misi Perkotaan"

Ketika gereja harus menghadapi tantangan kehidupan kota,


selayaknyalah gereja melakukan misinya. Bukan Hanya di tempat-tempat terpencil namun juga dilingkungan sekitar, dimana gereja tumbuh dan berkembang

Pemuda harus menjadi bagian misi pengabaran Injil! Mendengar kata 'misi pengnjilan',
seringkali kita terjebak pada pemikiran, bahwa kita harus berada di suatu daerah yang terpencil, tidak berpendidikan, dan orang-orang yang belum pernah mendengar firman Tuhan.

Pandangan tersebut tidak sepenuhnya salah. Karena misi penginjilan dapat dilakukan di lingkungan di sekitar kita. Masih banyak orang yang membutuhkan kita, dan haus akan firman Tuhan, misalnya, orang-orang miskin, anak-anak terlantar, atau bahkan masyarakat kita yang terjebak 'kalah' dalam perjuangan kehidupan. Yang menjadi pertanyaan adalah, bagaimana pemuda dan remaja yang memiliki peluang besar dalam membangun relasi, luwes dalam berkomunikasi dengan hidup kekinian, semangat muda serta idealisme ini mengambil bagian dalam 'misi penginjilan perkotaan' ini?

Dibalik hiruk pikuk kehidupan perkotaan yang terkesan glamour, terdapat kemiskinan. Dengan kedatangan masysarakat dari desa ke kota (urbanisasi) untuk mengadu nasib di kota, tentu membuat penduduk kota semakin padat, padahal disisi lain lapangan pekerjaan semakin sedikit.\Ketika gereja harus menghadapi sebuah tantangan kehidupan di kota, selayaknyalah gereja melakukan misinya. Bukan hanya di tempat-tempat terpencil namun juga dilingkungan sekitarnya, dimana gereja tumbuh dan berkembang. Maka, melalui pemuda, gereja harus menjangkau orang-orang muda yang lainnya untuk bersama-sama mengatasi permasalahan perkotaan dewasa ini. Misal, dalam hal ini kaum urban dapat kita jadikan sebagai fokus misi penginjilan perkotaan. Kelompok inilah yang rentan terhadap gejolak ekonomi. Banyak para kaum urban ini jatuh miskin di kotakota. Di sepanjang jalan setiap tikungan dapat ditemui anak jalanan yang meminta-minta, ngamen bahkan orang tua pun melakukannya, baik pria maupun wanita. Sebuah kehidupan individualisme yang marak dilakukan tanpa disadari mempengaruhi orang-orang percaya yang hidup dengan dirinya sendiri tanpa memikirkan orang lain. Kadang di gereja kita duduk di tempat yang nyaman dan setelah ibadah selesai, pulang. Tidak ada relasi di dalam gereja dan tidak ada hal-hal yang dilakukan untuk memperhatikan yang satu dengan yang lain. Sementara, dalam mempertahankan eksistensinya, gereja harus terus berkembang dan bertumbuh. Dalam amanat agung, Allah memerintahkan agar orang-orang percaya pergi menjadikan semua bangsa murid-Nya. "Karena itu pergilah, jadikanlah semua bangsa muridKu dan baptislah mereka dalam nama Bapa dan Anak dan Roh Kudus, dan ajarlah mereka melakukan segala sesuatu yang telah Kuperintahkan kepadamu. Dan ketahuilah, Aku menyertai engkau senantiasa sampai kepada akhir zaman." (Mat. 28:19-20). Untuk menuju pertumbuhan itu diperlukan tindakan yang nyata, sikap peduli yang konkrit yang dapat menyentuh sesama. Karena gereja bukan hanya sebuah bangunan tempat orangorang percaya beribadah, tetapi adalah orang-orang percaya itu sendiri dalam menjalankan misi Allah dalam kehidupannya sehari-hari.

Dalam menghadapi tantangan ini, dibutuhkan persatuan orang-orang yang percaya dalam menjalankan misi Allah bagi dunia. Melalui pemuridan, gereja harus menyiapkan sumber daya manusia yang berintergritas dan berkualitas. Melalui pemuridan, orang-orang percaya mengajarkan kebenaran firman Tuhan kepada orang yang dimuridkan dan mengkader muridmuridnya untuk memuridkan. Itulah uda hal yang menunjang dalam pertumbuhan gereja berada. Dalam pemuridan, yakni meningkatkan kkualitas dan kuantitas orang percaya. Dalam permuridan juga, dapat menjangkau orang-orang yang belu percaya untuk mengenal Tuhan. Misi pemuridan bukanlah hanya tugas gereja, melainkan tugas seluruh orang-orang percaya. Sedangkan seorang misionaris yang menyerahkan dirinya untuk melayani Tuhan juga harus terus berdoa untuk mengetahui kehendak Tuhan bagi hidupnya dan jalan yang dia tempuh. Pengorbanannya tidak hanya waktu an tenaga melainkan juga harta yang dimilikinya diserahkan kepada Tuhan. Lalu diposisi mana pemuda harus mengambil peran dalam menjalankan misi Allah yang tertuang dalam amanat agung ini? Sangat jelas dan pasti, peran pemuda mendapatkan porsi yang besar dalam misi ini. Tuhan telah memberi posisi yang tegas dan jelas dalam 1 Tim. 4:12 "Jangan seorangpun menganggap engkau rendah karena engaku muda. Jadilah teladan bagi orang-orang percaya dalam perkataaanmu, dalam tingkah lakumu, dalam kasihmu, dalam kesetiaanmu dan dalam kesucianmu". Allah mengerti pergumulan seorang muda, seperti Timotius yang memberitahukan kebenaran Tuhan. Seringkali orang melihat dari luar tetapi Allah memakai seseorang melihat hati orang tersebut, karena itu Allah melalui Paulus mengajarkan agar pemuda menjadi teladan bagi orang percaya dalam kemudaaannya. Fakta membuktikan, perubahan yang terus terjadi dalam sistem dan kultur suatu negara tidak dapat dilepaskan dari ide-ide pemikiran dan pergerakan kaum muda. Generasi muda sangat berpengaruh dalam perkembangan negara, secara otomatis pula pertumbuhan gereja juga ditentukan oleh sejauh mana pemuda gereja berkiprah. Ayo pemuda, singsingkan lengan baju, pakailah pedang semangatmu dan perisai imanmu untuk maju menjalankan misi amanat agung. "Maju maju masukilah peperangan, iring palang Yesus pasti kau menang." (Mardi Aris/ dari berbagai sumber)

Anda mungkin juga menyukai