Anda di halaman 1dari 19

Disusun oleh :

Ade Anis Kurniati


200913500044
Dosen Pembimbing :
Condro Endang. M, S.Pd
FAKULTAS TEKNIK MATEMATIKA & IPA
UNIVERSITAS INDRAPRASTA PGRI (UNINDRA)
2011
BAB I
PEMBAHASAN
Gagasan penggunaan pasangan bilangan untuk meletakkan titik-titik pada dan
penggunaan tripec bilangan untuk meletakkan titik-titik di ruang 3 mula-mula diungkapkan
secara jelas dalam pertengahan abad ke 17 menjelang akhir abad ke 19 para ahli matematika
dan ahli fisika mulai menyadari bahwa tidak perlu diberhenti dengan tripec. Pada waktu itu
dikenal bahwa kuadrupel bilangan (a1, a2, a3, a4) dapat ditinjau sebagai titik pada ruang
berdemensi (a1, a2, .a5) sebagai titik diruang 3, namun kita mungkin memperluas
gagasan yang dikenal hingga melebihi ruang 3 dengan bekerja bagi sifat analetik atau sifat
numeris titik dan vektor serta bukan bekerja dengan sifat geometrik.

A. Subruang
Subhimpunan W dari sebuah ruang vektor V dinamakan subruang (subspace) V jika W
itu sendiri adalah ruang vektor di bawah penambahan dan perkalian skalar yang didefinisikan
pada V.
Jika W adalah himpunan dari satu atau lebih vektor dari sebuah ruang vektor V, maka
W adalah subruang dari V jika dan hanya jika kondisi-kondisi berikut berlaku
1) Jika u dan v adalah vektor-vektor pada W, maka u + v terletak di W
2) Jika k adalah sebarang skalar dan u adalah sebarang vektor pada W, ku berada di W
Kondisi-kondisi (1) dan (2) sering kita jelaskan dengan menyatakan bahwa W tertutup
dibawah penambahan dan tertutup di bawah perkalian skalar. Bukti jika W adalah subruang
dari V, maka semua aksioma ruang vektor dipenuhi; khususnya Aksioma 1 dan Aksioma 6
berlaku. Tetapi dalam hal ini persis merupakan kondisi (1) dan kondisi (2).
Setiap ruang vektor pada V mempunyai paling sedikit dua subruang. V sendiri adalah
sebuah subruang, dan himpunan {0} yang terdiri dari vektor nol saja pada V yang merupakan
sebuah subruang yang kitanamakan subruang nol (zero subspace).
Contoh :
Misalkan W sebarang bidang yang melalui titik asal dan misalkan u serta V sebarang
vektor pada W. maka u + v harus terletak pada W karena u + v adalah diagonal jajaran genjang
yang ditentukan oleh u dan v (gambar 1) dan k u harus terletak pada W untuk sebarang skalar k
karena ku terletak pada garis yang melalui u. jadi W adalah subruang dari R
3
.
Contoh
Perlihatkan bahwa himpunan W dari semua matriks 2 x 2 yang mempunyai bilangan
nol pada diagonal utamanya adalah subruang dari ruang vektor M
22
dari semua matriks 2 x 2
Pemecahan.
12 12
21 21
0 a 0 b
A B
a 0 b 0
1 1

1 1
] ]
Adalah seberang dua matriks pada W dan K adalah sebarang skalar. Maka
12 12 12
21 21 21
0 ka 0 a b
kA dan A B
ka 0 a b 0
+ 1 1
+
1 1
+
] ]
Oleh karena kA dan A + B mempunyai bilangan nol pada diagonal utama, maka kA dan A + B
terletak pada W. Jadi, W adalah subruang dari M
22
.
Contoh
Vektor-vektor i = (1, 0, 0) j = (0, 1, 0) dan k = (0, 0, 1) merentang R
3
karena setiap
vektor (a, b, c) pada R
3
dapat kita tuliskan sebagai :
(a, b, c) = ai + bj + ck
Teorema jika v1, v2, .vr adalah vektorvektor pada ruang vektor V, maka:
(1) Himpunan W dari semua kombinasi linear v1, v2, .vr adalah subruang V
(2) W adalah subruang terkecil dari V yang mengandung v1, v2, .vr, adalah arti bahwa
setiap subruang lain dari V yang mengandung v1, v2,.,vr harus mengandung W
Kombinasi linear vi, v2, ..vr, maka kita dapatkan subruang V. subruang tersebut
kita namakan ruang linear terentang oleh {v1, v2, .vr}, atau dengan lebih sederhana kita
namakan ruang terentang oleh {v1, v2,.vr}
Bukti
(a) Untuk memperlihatkan bahwa W adalah subruang V, kita harus membuktikan bahwa W
tertutup dibawah penambahan dan perkalian skalar. Jika u dan v adalah vektor-vektor pada W,
maka
u = c
1
v
1
+ c
2
v
2
+ + c
r
v
r
dimana c1, c2, .cr, k1, k2,kr adalah skalar. Maka,
u + v = (c
1
k
1
)v
1
+ (c
2
+ k
2
)v
2
+ + (c
r
+k
r
)v
r
dan, untuk sebarang skalar k,
ku = (kc
1
) v
1
+ (kc
2
) v
2
+ ..+ (kc
r
) v
r

jadi u + v dan ku adalah kombinasi-kombinasi linear v
1
, v
2
, v
r
, dan sebagai
konsekuensinya maka u + v dan ku terletak di W sehingga W tertutup di bawah penambahan
dan perkalian skalar.
(b) Setiap vektor vi adalah kombinasi-kombinasi v1, v2, ..vr, karenanya dapat kita tulis
vi = 0v
1
+0v
2
+ ..+ 1v
i
+ ..0v
r

oleh karena itu, subruang w mengandung setiap vektor v1, v2, .vr misalkan W
1
adalah
sebarang subruang lain yang mengandung v1, v2, .vr. karena W
-1
tertutup di bawah
penambahan dan perkalian skalar, maka W
-1
harus mengundang semua kombinasi linear.
c
1
v
1
+ c
2
v
2
dari v
1
,v
2
,v
r
jadi, W
1
mengandung setiap vektor W.
B. Kebebasan Linear
Ketahui bahwa ruang vektor V direntang oleh himpunan vektor S = [v
1
, v
2
..vr]
jika setiap vektor pada V adalah kombinasi linear, v
1
, v
2
..vr. dengan merentang himpunan
tersebut akan berguna dalam berbagai soal, karena mungkin kita sering menelaah ruang vektor
V dengan menelaah terlebih dahulu vektor-vektor dengan merentang himpunan S. dan
kemudian dengan memperluas hasil-hasil tersebut pada bagian selebihnya dari V. maka, kita
perlu mempertahankan perentangan himpunan S sekecil mungkin. Permasalahan untuk
mendapatkan peretangan himpunan terkecil untuk ruang vektor bergantung pada pengertian
kita mengenai kebebasan linear.
Definisi. Jika S = {v
1
, v
2
..vr} adalah himpunan vektor, maka persamaan vektor.
k
1
v
1
+ k
2
v
2
+ ..k
r
v
r
= 0
Mempunyai paling sedikit satu pemecahan, yakni
k
1
= 0, k
2
= 0, .k
r
= 0
jika ini adalah satu-satunya pemecahan, maka S kita namakan himpunan bebas linear (linearly
independent). Jika ada pemecahan lain, maka S kita namakan himpunan tak bebas linear
(linearly dependent).
Contoh :
Tinjaulah vektor-vektor i = (1, 0, 0), j = (0, 1, 0), dan k = (0, 0, 1) pada R
3
ruas komponen
persamaan vektor
K
i
i +
1
+ k
2
v
2
+ ..k
r
v
r
= 0
Menjadi
k
1
= (1, 0, 0), + k
2
(0, 1, 0) + k
3
(0, 0, 1) = (0, 0, 0)
atau secara ekivalen menjadi
(k
1
, k
2
, k
3
) = (0, 0, 0)
Jadi, k
1
= 0, k
2
= 0, k
3
=0; sehingga himpunan S = (i, j, k) bebas linear. Uraian serupa dapat
digunakan untuk memperlihatkan bahwa vektor-vektor e
1
= (1, 0, 0,..0), e
2

= (0, 1, 0,
..0),.,c
n
= (0, 0, 0,..1) membentuk himpunan bebas linear pada R
n
.
Teorema 6. Himpunan S dengan dua vektor atau lebih adalah
(a) Tak bebas linear jika dan hanya paling tidak satu diantara vektor S dapat dinyatakan
sebagai kombinasi linear dari vektor S lainnya
(b) Bebas linear jika dan hanya jika tidak ada vektor S yang dapat dinyatakan sebagai
kombinasi dalam linear dalam vektor S lainnya .
Teorema 27
(a) Jika sebuah himpunan mengandung vektor nol, maka himpunan itu takbebas linear
(b) Sebuah himpunan yang mempunyai persis dua vektor tak bebas jika bebas satu dari
vektor itu adalah perkalian dari skalar lainnya.
Contoh 27.
Dalam R
2
atau R
3
satu vektor adalah kelipatan skalar dari vektor lainnya jika hanya jika kedua
vektor yang terletak pada garis yang sama yang melalui titik asal ditempatkan pada titik
awalnya melalui titik asal. Jadi, berikutnya dari bagian (b) dari teorema 7 bahwa dalam R
2
dan
R
3
dua vektor yang berbentuk himpunan tak bebas linear adalah jika dan hanya jika vektor itu
terletak pada garis yang sama melalui titik asal yang ditempatkan pada titik awalnya melalui
titik asal itu sendiri.
Teorema 8. misalkan S = {v
1
, v
2
, .vr) adalah himpunan vektor-vektor pada R
n
jika r > n,
maka S tak bebas linear.
Bukti.
v
1
= (v
11
, v
12
, .v
1n
)
v
2
= (v
21
, v
22
, .v
2n
)
v
r
= (v
r1
, v
r2
, .v
rn
)
tinjaulah persamaan
k
i
v
1
+ k
2
v
2
+ ..k
r
v
r
= 0
C. Basis dan Dimensi
Definisi. Jika V adalah sebarang ruang vektor dan S = {V
1
, V
2,
.....V
r
} merupakan
himpunan berhingga dari vektor-vektor pada V, maka S kita namakan basis untuk V jika
(i) S bebes linear;
(ii) S merentang V
Contoh 32
Misalkan
1 2 3 4
1 0 0 1 0 0 0 0
M M M M
0 0 0 0 1 0 0 1
1 1 1 1

1 1 1 1
] ] ] ]
Himpunan S = {M
1,
M
2,
M
3,
M
4
} adalah sebuah basis untuk ruang vektor M
22
dari
matriks-matriks 2x2. Untuk melihat bahwa S merentang M
22,
perhatikan bahwa sebuah vektor
khas (matriks).
a b
c d
1
1
]
Dapat ditulis sebagai
a b 1 0 0 1 0 0 0 0
a
c d 0 0 0 0 1 0 0 1
1 1 1 1 1

1 1 1 1 1
] ] ] ] ]
= aM
1
+ bM
2
+ cM
3
+ dM
4

Untuk melihat bahwa S bebas linear, anggaplah bahwa
aM
1
+ bM
2
+ cM
3
+ dM
4
= 0
yakni
1 0 0 1 0 0 0 0 0 0
a b c d
0 0 0 0 1 0 0 1 0 0
1 1 1 1 1
+ + +
1 1 1 1 1
] ] ] ] ]
a b 0 0
c d 0 0
1 1

1 1
] ]
Jadi, a = b = c = d = 0 sehingga S bebas linear.
Definisi. Sebuah ruang vektor taknol V dinamakan berdimensi berhingga (finite dimensional)
jika ruang fektor tersebut mengandung sebuah himpunan berhingga dari vektor-vektor
{V
1,
V
2,
...V
n
} yang membentuk sebuah basis. Jika tidak ada himpunan seperti itu, maka V
dinamakan dimensi tak berhingga (infinite dimensional), tambahan lagi, kita akan menganggap
ruang vektor nol sebagai ruang vektor berdimensi berhingga walaupun ruang vektor tersebut
tidak mempunyai himpunan bebas linearm sehingga basispun tidak ada.
Teorema 9. Jika S = {V
1,
V
2,
.V
n
} adalah basis untuk ruang vektor V, maka setiap himpunan
dengan lebih dari n vektor adalah tak terbebas linear
Bukti. Misalkan S= {W
1,
W
2,
.W
m
} adalah sebarang himpunan m vektor pada V, dimana m>n.
Kita ingin memperlihatkan bahwa S tak bebas linear. Karena S = {V
1,
V
2
.V
n
} adalah sebuah
basis maka setiap w dapat dinyatakan sebagai kombinasi linear dari vektor-vektor S,
katakanlah,
w
1
= a
11
v
1
+ a
21
v
2
+a
n1
v
n
w
1
= a
12
v
1
+ a
22
v
2
+a
n1
v
n
w
m
= a
1m
v
1
+ a
2m
v
2
+a
nm
v
n
Untuk memperlihatkan bahwa S tak bebas linear, maka kita harus cari skalar-skalar K
1,
K
2
K
m,
yang tidak semuanya nol, sehingga
k
1
w
1
+ k
2
v
2
+.k
m
w
m
= 0
Teorema 10. Sebarang dua basis untuk ruang vektor berdimensi berhingga mempunyai jumlah
vektor yang sama.
Bukti. Misalkan S = {V
1,
V
2
.V
n
} dan S {W
1,
W
2,
.W
m
} adalah dua basis untuk sebuah ruang
vektor V yang berdimensi berhingga. Karena S adalah sebuah basis dan S adalah himpunan
basis linear, maka teorema 9 menunjukkan bahwa m n. Demikian juga, karena S adalah
sebuah basis dan S bebas linear, kita juga memperoleh n m. maka m=n.
Definisi. Dimensi sebuah ruangan vektor V yang berdimensi berhingga didefinisikan sebagai
banyaknya vektor pada basis untuk V. Tambahan lagi, kita mendefinisikan ruang vektor nol
mempunyai dimensi nol.
Contoh 37
Tentukanlah basis dan dimensi untuk ruang pemecahan dari sistem homogen.
2x
1
+ 2x
2
- x
3
+ x
5
= 0
- x
1
- x
2
+ 2x
3
- 3x
4
+ x
5
= 0
x
1
+ x
2
- 2x
3
- x
5
= 0
x
3
+ x
4
+ x
5
= 0
Pemecahan. Pada contoh
x
1
= s 1, x
2
= s, x
3
= -t, x
4
= 0, x
5
= t,
Sehingga vektor-vektor pemecahan tersebut dapat dituliskan sebagai
1
2
3
4
5
x s t s t 1 1
x s s 0 1 0
x t 0 t 0 1
x 0 0 0 0 0
x t 0 t 0 1
1 1 1 1 1 1
1 1 1 1 1 1
1 1 1 1 1 1
1 1 1 1 1 1 + +
1 1 1 1 1 1
1 1 1 1 1 1
1 1 1 1 1 1
] ] ] ] ] ]
Yang memperlihatkan bahwa vektor-vektor
1 2
1 1
0 0
v dan v 0 1
0 0
0 1
1 1
1 1
1 1
1 1
1 1
1 1
1 1
] ]
Teorema 11
(a) Jika S = {V
1,
V
2
.V
n
} adalah sebuah himpunan n vektor bebas linear pada sebuah
ruang V yang berdimensi n, maka S adalah sebuah basis untuk V.
(b) Jika S = {V
1,
V
2
.V
n
} adalah sebuah himpunan n vektor yang merentang ruang V
yang berdimensi n, maka S adalah basis untuk V
(c) Jika S = {V
1,
V
2
.Vr} adalah sebuah himpunan bebas linear pada ruang V yang
berdimensi n dan r < n, maka S dapat diperbesar menjadi basis untuk V, yakni vektor-
vektor {V
r,
1.V
n
} sehingga {V
1,
V
2
.{V
r,
V
r +1,
V
n
} adalah sebuah basis untuk V.
D. Ruang Baris Dan Kolom Matriks, Rank, Penerapan Terhadap Pencarian Basis
Definisi. Tinjauan matriks m x n
11 12 1n
21 22 2n
m1 m2 mn
a a .....a
A a a .....a
a a .....a
1
1

1
1
]
Vektor-vektor
1 11, 12 1n
2 21 22 2n
m m1 m2 mn
r (a a .....a )
r (a , a .....a )
r (a , a .....a )

Bentuk dari baris-baris A yang kita namakan vektor-vektor baris A, dan vektor-vektor
11 12 1n
1 21 2 22 n 2n
m1 m2 mn
a a a
c a , c a ,...........c a
a a a
1 1 1
1 1 1

1 1 1
1 1 1
] ] ]
Terbentuk dari kolom-kolom A. Subruang R
n
yang direntang oleh vektor-vektor baris yang kita
namakan ruang baris (row space) A dan Subruang R
m
yang direntang oleh vektor-vektor kolom
kita namakan ruang kolom (column space)A
Contoh
Misalkan
3 1 0
A
2 1 4
1

]
Vektor-vektor baris A adalah
r
1
= (2,1,0) dan r
1
= (3,-1,4)
Teorema berikutnya akan membantu kita mencari basis-basis untuk ruang vektor.
Teorema 12. operasi baris elementer tidak mengubah ruang baris sebuah matriks
Jelaslah bahwa dari teorema ini bahwa sebuah matriks dan semua bentuk eselon barisnya
mempunyai ruang baris yang sama. Akan tetapi, vektor-vektor baris taknol dari matriks
berbentuk eselon baris selalu bebas linear. Sehingga vektor-vektor baris taknol ini membentuk
basis untuk ruang baris tersebut. Jadi, kita peroleh hasil berikut.
Teorema 13. Vektor-vektor baris taknol berbentuk eselon baris dari matriks A membentuk
basis untuk ruang baris A.
Contoh 40
Carilah sebuah basis untuk ruang yang direntang oleh vektor-vektor
v
1
= (1,-2,0,0,3,), v
2
= (2,-5,-3,-2,6) v
3
= (0,5,15,10,0)
v
4
= (2,6,18,8,6)
Pemecahan. Ruang yang direntang oleh vektor-vektor ini adalah ruang baris dari matriks
1 2 0 0 3
2 5 3 2 6
0 5 15 10 0
2 6 18 8 6
1
1

1
1
1
]
Dengan meredekusi matriks ini menjadi bentuk eselon baris, kita dapatkan (buktikan):
1 2 0 0 3
0 1 3 2 0
0 0 1 1 0
0 0 0 0 0
1
1
1
1
1
]
Vektor-vektor baris taknol pada matriks ini adalah
w
1
= (1,-2,0,0,3), w
2
= (0,1,3,2,0) w
3
= (0,0,1,1,0)
Vektor-vektor ini membentuk basis bagi ruang baris tersebut dan sebagai konsekuensinya
maka akan membentuk basis untuk ruang yang direntang oleh v
1
, v
2
, v
3
dan v
4
Teorema 14. Jika A adalah sebarang matriks, maka ruang baris dan ruang kolom A
mempunyai dimensi yang sama.
Contoh
1 0 1 1
A 3 2 5 1
0 4 4 4
1
1

1
1
]
Mempunyai ruang kolom berdimensi dua. Jadi teorema 14 menyatakan bahwa ruang baris
tersebut juga berdimensi dua. Untuk melihat bahwa kasusnya memang demikian, maka kita
reduksi A terhadap bentuk eselon baris, yang menghasilkan (buktikan).
1 0 1 1
0 1 1 1
0 0 0 0
1
1

1
1
]
Karena matriks ini mempunyai dua baris taknol, maka ruang baris A berdimensi dua. Definisi.
Dimensi ruang baris dan ruang kolom matriks A dinamakan rank A dan ditanyakan dengan
rank (A)
Teorema
Jika A adalah matriks n x n, maka pertanyaan-pertanyaan berikut ekivalen satu sama lain.
(a) A dapat dibalik
(b) Ax = 0 hanya mempunyai pemecahan trivial
(c) A ekivalen baris dengan I
n
(d) Ax = b konsisten untuk tiap-tiap matriks b yang berukuran n x 1
(e) Det (A) 0
(f) A mempunyai rank n
(g) Vektor-vektor baris A bebas linear
(h) Vektor-vektor kolom A bebas linear
Bukti. Kita akan perlihatkan bahwa (c), (f), (g) dan (h) ekivalen satu sama lain
membuktikan urutan implikasi (c) => (f) => (g) => (c). ini akan melengkapkan bukti tersebut
karena kita sudah mengetahui bahwa (c) ekivalen dengan (a), (b), (d) dan (e).
(c) => (f) karena A ekivalen baris dengan I
n
, dan I
n
baris taknol, maka ruang baris dari A
berdimensi n menurut Teorema 13. jadi, A mempunyai rank n.
(f) => (g) karena A mempunyai rank n, maka ruang baris dari A, maka jelaslah dari teorema 11
dalam bagian 4.5 bahwa vektor-vektor baris A bebas linear.
(g) => (h) anggaplah vektor-vektor baris A bebas linear. Jadi, ruang baris A berdimensi n.
Menurut teorema 14 maka ruang kolom. A juga berdimensi n. karena vektor-vektor kolom A
merentang ruang kolom, maka vektor-vektor kolom A bebas linear menurut teorema 11 pada
bagian 4.5.
(h) => (c) anggapalah vektor-vektor kolom A bebas linear. Jadi, ruang kolom A berdimensi n
dan sebagai konsekuensinya, maka menurut Teorema 14 ruang baris A berdimensi n. ini berarti
bahwa bentuk eselon baris tereduksi A mempunyai n baris taknol, yakni bahwa semua barisnya
taknol. Seperti yang disajikan pada contoh 24 bagian 2.3 maka ini berarti bahwa bentuk eselon
baris tereduksi A adalah I
n
. jadi, A ekivalen baris dengan In.
Teorema 16. Sebuah sistem persamaan linear Ax = b adalah konsisten jika dan hanya jika b
berada pada ruang kolom A
Contoh 44.
Misalkan Ax = b adalah sistem linear
1
2
3
1 3 2 x 1
1 2 3 x 9
2 1 2 x 3
1 1 1
1 1 1

1 1 1
1 1 1
] ] ]
Pecahkan sistem tersebut dan gunakan hasil untuk menyatakan b sebagai kombinasi linear dari
vektor kolom A.
Pemecahan. Dengan memecahkan sistem menggunakan eliminasi Gauss akan menghasilkan
( buktikan ):
x
1
= 2 x
2
= 1 x
3
= 3
Jadi, dari persamaan ( 4. 16,
1 3 2 1
2 1 2 3 3 9
2 1 2 3
1 1 1 1
1 1 1 1
+
1 1 1 1
1 1 1 1
] ] ] ]
Teorema 18 jika Ax= b adalah sistem linear konsisten dari m persamaan n bilangan tak
diketahui dan A mempunyai rank r, maka pemecahan sistem tersebut mengandung n-r
parameter.
Jika A adalah mertiks 5x7 dengan rank 4, dan jika Ax=b adalah sistem linear konsisten
maka pemecahan tersebut mengandung sistem 7-4=3 parameter.
BAB II
KESIMPULAN
Adapun kesimpulan yang dapat diambil dari pembahasan ini adalah :
1. Subhimpunan w dari sebuah ruang vektor dinamakan subruang (subspace) v jika w
itu sendiri adalah ruang vektor di bawah penambahan dan perkalian skalar yang
didefinisikan pada v
2. Kebebasan linear jika s (v1, v2, .v5) adalah himpunan vektor, maka persamaan
vektor k
i
v
1
+ k
i
v
2
+ + k
r
v
r
= 0
Mempunyai paling sedikit satu pemecahan yakni :
K
i
= 0, K
2
= 0, K
r
= 0
Jika ini adalah satu-satunya pemecahan maka, s kita namakan himpunan bebas linear
(linearly independent). Jika ada pemecahan lain maka S kita namakan himpunan tak bebas
linear (linearly dependent)
3. Ke basis dan dimensi dimana jika v adalah sebarang ruang vektor dan s = (v1,
v2vr) merupakan himpunan sehingga dari vektor-vektor pada v maka s dinamakan
basis untuk v jika:
(i) S bebas linear
(ii) S merentang v
4. Ruang garis dan kolom matriks, rank, penerapan terhadap pemecahan basis
Dimensi ruang baris dan ruang kolom matriks A dinamakan rank A dan dinyatakan dengan
rank (A)
BAB III
KASUS
CONTOH SOAL
1. Tentukan apakah (5,9,5) merupakan kombinas linear dari vektor-vektor (2,1,4), (1,-1,3),
dan (3,2,5). Kalau ya, tentukan skalar-skalar a, b, dan c sehingga a(2,1,4)+ b(1,-
1,3)+(3,2,5)=(5,9,5)
2. Tentukan apakah vektor-vektor berikut bebas linear atau tidak bebas linear:
a) (1,0,-2), (3,1,2), (1,-1,0)
b) (2,-1,4), (4,2,3), (2,7,-6)
3. Tentukan apakah vektor-vektor berikut membentuk basis untuk ruang vektor R
3
.
a) (-4.1.3), (6,5,2), dan (8,4,1)
b) (4,6,1), (-1,4,2), dan (5,2,-1)
4. Carilah bas is, dimensi dan rank untuk ruang yang direntang oleh vektor-vektor
w
1
=(1,1,2,1), w
2
=(1,0,1,2) dan w
3
=(2,1,3,4)
5. Misalkan T:R
2
R
3
didefinisikan oleh
1
1
]
1

,
_

1
]
1

0
1
2
2
1
2
x
1
x
T x
x x
a) Carilah matrik T terhadap basis B={u1,u2} dan
B={v1,v2,v3}, dimana
1
1
]
1

1
1
]
1

1
1
]
1

1
]
1

1
]
1


0
0
3
3

0
2
2
2
v
1
1
1
1
v
4
2
2
u
3
1
1
u v
b) Gunakanlah matriks yang diperoleh dalam (a) untuk
menghitung :

,
_

1
]
1

3
8
T
Penyelesaian Kasus
1. (5,9,5)=a(2,1,4)+b(1,-1,3)+c(3,25)
linear bebas bukan adalah ) 71 , 9 . 20 ( ) 5 , 9 , 5 (
) 5 , 42 , 17 , 5 , 2 ( ) 5 , 10 , 5 , 3 , 5 , 3 ( ) 18 , 5 , 4 , 9 ( ) 5 , 9 , 5 (
) 5 , 2 , 3 )( 5 , 8 ( ) 3 , 1 , 1 )( 5 , 3 ( ) 4 , 1 , 2 )( 5 , 4 ( ) 5 , 9 , 5 (
5 , 8 1 0 0
5 , 3 0 1 0
5 , 4 0 0 1
3 5 , 8 1 0 0
5 , 3 0 1 0
5 , 4 0 0 1 3 1
5 , 8 1 0 0
5 , 3 0 1 0
4 1 0 1
2 3 5 1 1 0
5 , 3 0 1 0
4 1 0 1 3 2
5 , 3 0 1 0
5 1 1 0
4 1 0 1
4
3
14 0 4 0
5 1 1 0
4 1 0 1
2 4 3 6 4 0 0
5 1 1 0
4 1 0 1
2 3 3 9 1 3 0
5 1 1 0
4 1 0 1
1 4 3
5 5 3 4
5 1 1 0
4 1 0 1 2 1
5 5 3 4
5 1 1 0
9 2 1 1
2 2 3 5 5 3 4
5 3 1 2
9 2 1 1 2 1
5 4 3 4
9 2 1 1
5 3 1 2

+ +
+ +

,
_

,
_

,
_

,
_

,
_

,
_

,
_

,
_

,
_

,
_

,
_

,
_

b
b b
b b
b b
b
b b b b b b
b b
b b
b b
2. a (1,0,-2), (3,1,2), (1,-1,0)
linear bebas adalah
1 2 3
3 2 0
2 0 1
3 3 1 2 3
9 6 0
2 0 1 1 5 2
1 2 3
1 6 5
2 0 1

,
_

,
_

,
_

b
b b
linear bebas adalah
(2,7,-6) (4,2,3), (2,-1,4),
6 7 2
15 12 0
10 8 0
3 2 2 6 7 2
3 2 4
10 8 0 3 1
6 7 2
3 2 4
4 1 2

,
_

,
_

,
_


b b
b b
b
3. a (-4,1,3), (6,5,2), (8,4,1)
basis adalah
7 6 0
5 1 6
3 1 4
2 3 7 6 0
2 5 6
3 1 4 1 2 3
1 4 8
2 5 6
3 8 4

,
_

,
_

,
_

+
b b
b b
basis adalah
) 1 , 2 , 5 ( ), 2 , 4 , 1 ( ), 1 , 6 , 4 (
1 2 5
4 0 11
9 22 0
3 2 2 1 2 5
2 4 1
9 22 0 2 4 1
1 2 5
2 4 1
1 6 4

,
_

,
_

,
_

b b
b b
b
4. w
1
(1,1,2,1), w
2
(1,0,1,2), w
3
(2,1,3,4),
basis adalah
4 3 1 2
2 1 0 1
1 2 1 1

,
_

3 rank dan 3 dimensi adalah


4
2
1

1
0
1

2
1
1

4 2 1
1 0 1
0 0 0
2 1 1
3 2
4 2 1
1 0 1
1 0 1
2 1 1
1 3
4 2 1
3 1 2
1 0 1
2 1 1

,
_

,
_

,
_

,
_

,
_

,
_

b b b b
5. a

,
_

,
_

,
_

,
_

,
_

,
_

,
_

,
_

,
_

,
_

+ +
+

10
2
6
10
0
10
2
6
10
0
10
) 6 ( 2 10
6
10
0
1
2
2
1
2
1
6 0 . 2 . 1 0 . 0 . 1 3 . 2 . 1 0 . 2 . 1 3 . 0 . 1 0 . 2 . 1
0 3
2 2
1 1
0 0 3
0 2 2
1 1 1
10 6 4 ) 2 ( 3 4 . 1
4 2
3 1
T
T
T
x
x x
x
x
T
78 30 48 3 . 10 ) 6 .( 8
6 3
10 8

,
_

b
DAFTAR PUSTAKA
Anton Howard, 1987. Aljabar Linear Erlementer, Edisi Ketiga Jakarta. Erlangga.
www. Google . modul matematika.com
basistik.blogspot.com/2011/11/modul-pelajaran-matematika.
www. subruang pada vektor.com

Anda mungkin juga menyukai