Anda di halaman 1dari 19

BAB I DASAR TEORI

1.1 Batuan Sedimen Batuan sedimen adalah batuan yang terjadi akibat litifikasi dari bahan rombakan batuan asal atau hasil reaksi kimia atau hasil kegiatan organisme. Kenampakan yang paling menonjol dari jenis batuan sedimen adalah perlapisan, struktur internal dan eksternal lapisan, bahan rombakan yang tidak kristalin, mengandung fosil dan masih banyak lagi. 1.2 Penggolongan dan Penamaan Batuan Sedimen Berdasarkan cara terjadinya batuan sedimen dibagi menjadi 2 golongan, yaitu: a. Batuan Sedimen Klastik Batuan sedimen klastik adalah batuan yang terbentuk dari pengendapan kembali hasil rombakan batuan asal,baik dari batuan beku, metamorf ataupun dari batuan sedimen itu sendiri yang lebih tua. b. Batuan Sedimen Nonklastik Batuan sedimen nonklastik adalah batuan yang terbentuk dari hasil reaksi kimia ataupun hasil kegiatan organisme.

1.3 Cara Pemerian Batuan Sedimen

Sekepal batuan

kristalin

y y y

Batuan beku Batuan metamorfik Batuan sedimen non klastik

Batuan sedimen

komposi si foliasi Batuan sedimen karbonat Batuan sedimen

Batuan metamorfik berfoliasi

y y

Batuan beku Batuan metamorf non foliasi

Batuan sediment klastik campuran

y
Ukuran Kekerasan butir & BJ

y y y

Breksi / konglomerat Batupasir Batulanau Batulempung

Batuan sedimen klastik

Batuan sediment non  2 mm = kalsidurit  2-0,06 mm = kalkarenit  < 0.06 mm = kalsilutit

y Breksia konglemerat y Sandstone y Siltstone

1.4 Pemerian Batuan Sedimen Klastik 1.4.1 Tekstur Batuan Sedimen Klastik 1. Ukuran Butir (Grain Size) Tabel 1.1 Tabel ukuran butir batuan sedimen Besar butir (mm) > 256 64 256 4 64 24 12 0,5 1 0,25 0,5 0,125 0,25 0,06 0.125 0,004 0,06 < 0,004 Nama butiran Bongkah (boulder) Brangkal (couble) Kerakal (pebble) Kerikil (gravel) Pasir sangat halus (very coarse) Pasir kasar (coarse) Pasir menengah (medium) Pasir halus (fine) Pasir sangat halus (very fine) Lanau (silt) Lempung (clay)

2. Pemilahan (Sorting) Pemilahan adalah keseragaman ukuran besar butir penyusun batuan endapan / sedimen. Dalam pemilahan

dipergunakan pengelompokkan sebagai berikut : a. Terpilah baik (well sorted), diperlihatkan oleh ukuran besar butir yang seragam pada semua komponen batuan sedimen. b. Terpilah buruk (poorly sorted), merupakan kenampakan pada batuan sedimen yang memiliki besar butir yang beragam dimulai dari lempung hingga kerikil atau bahkan bongkah. c. Terpilah sedang, adakalanya seorang peneliti menggunakan pemilahan ini untuk mewakili kenampakan yang agak seragam. 3. Kebundaran (Roundness) Kebundaran adalah nilai membulat atau meruncingnya bagian tepi butiran pada batuan sedimen klastik sedang sampai kasar. Kebundaran itu dibagi menjadi : a. Membundar sempurna (well rounded), hampir semua

permukaan cembung b. Membundar (Rounded), umumnya memiliki permukaan

bundar, ujung-ujung dan tepi butiran cekung c. Agak membundar (Subrounded), permukaan umumnya datar dengan ujung-ujung yang membundar d. Agak menyudut (Sub angular), perkukaan datar dengan ujung-ujung yang tajam e. Menyudut (Angular), permukaan kasar dengan ujung-ujung butir runcing dan kasar. 4. Kemas (Fabric) Yaitu banyak sedikitnya rongga antar butir pada batuan sedimen. a. Kemas Tertutup, batuan sedimen yang memiliki sedikit ruang antar butir

b.

Kemas Terbuka, adanya banyak ruang atau rongga antar butir yang cenderung tertutup yang memiliki ukuran butir pasir halus hingga lempung karena pada ukuran tersebut cenderung sekali memiliki ruang antar butir.

1.4.2 Struktur Batuan Sedimen Klastik Pada batuan sedimen mempunyai banyak struktur yang diakibatkan oleh proses pengendapan dan keadaan energi pembentuknya. Macam struktur dalam batuan sedimen : a. Perlapisan sejajar : bidang perlapiusan saling sejajar b. Perlapisan pilihan : susunan butir berubah teratur dari halus ke kasar dalam arah vertikal c. Perlapisan silang siur : perlapisan yang membentuk sudut d. Perlapisan pada bidang perlapisan : terbentuknya dapat diakibatkan oleh penggerusan, pembebanan atau penguapan e. Laminasi : perlapisan sejajar dengan ketebalan < 1 cm f. Gelembur gelombang : terbentuk karena pergerakan air atau angin g. Cetak beban : cetakan akibat pembebanan pada sedimen yang masih plastis h. Bekas jejak organisme : bekas rayapan, rangka, atau tempat berhenti binatang 1.4.3 Komposisi Mineral 1. Fragmen Frakmen adalah bagian butiran yang berukuran lebih besar, dapat berupa pecahan-pecahan batuan, mineral, cangkang fosil dan zat organik.

2. Matrik (masa dasar) Matriks adalah butiran yang berukuran lebih kecil dari fragmen dan terletak diantaranya sebagai masa dasar. Dapat berupa pecahan batuan, mineral atau fosil. 3. Semen Semen adalah material pengisi rongga serta pengikat antar butir sedimen, dapat berbentuk amorf dan kristalin. Bahan-bahan sedimen yang lazim adalah : a. Semen karbonat (kalsit dan dolomite) b. Semen silika (kalsedon, kuarsit) c. Semen oksida besi (limonit, hematit dan siderit) Namun pada sedimen berbutir halus (lempung dan lanau) semen umumnya tidak hadir karena tidak adanya rongga antar butiran. 1.5 Pemerian Batuan Sedimen Non Klastik 1.5.1 Tekstur Batuan Sedimen Non Klastik 1. Kristalin Terdiri dari kristal kristal yang interlocking, yaitu kristal-kristal yang saling mengunci satu sama lain. Nama Butir Berbutir kasar Bebutir sedang Berbutir halus Berbutir sangat halus Besar Butir (mm) 2 1/16 1/256 < 1/256

2. Amorf Terdiri dari mineral yang tidak membentuk kristal kristal atau metamorf (nonkristalin).

1.5.2 Struktur Batuan Sedimen Non Klastik 1. Fossiliferous, struktur yang menunjukkan adanya fosil 2. Oolitik, dimana fragmen klastik diselubungi oleh mineral non klastik, bersifat konsentris dengan diameter kurang dari 2 mm. 3. Pisolitik, sama dengan oolitik tetapi ukuran diameternya lebih dari 2 mm. 4. Konkresi, sama dengan oolitik namun tidak konsentris. 5. Cone in cone, struktur pada batu gamping kristalin berupa pertumbuhan kerucut per kerucut. 6. Bioherm, tersusun oleh organisme murni insitu. 7. Biostorm, sejenis bioherm namun bersifat klastik. 8. Septaria, sejenis konkresi tapi memiliki komposisi lempungan. Ciri khasnya adalah rekahan rekahan tak teratur akibat penyusutan bahan lempungan tersebut karena proses dehidrasi yang memuai celah celahnya terisi oleh mineral karbonat. 9. Goode, banyak dijumpai pada batu gamping, berupa rongga rongga yang berisi kristal kristal yang berupa kalsit maupun kuarsa yang tumbuh ke arah pusat rongga tersebut. 10. Styolit, kenampakan bergerigi pada batu gamping sebagai hasil pelarutan. 1.5.3 Komposisi Mineral Batuan Sedimen Non Klastik Komposisi mineral batuan sedimen nonklastik cukup penting dalam menentukan penamaan batuan. Pada batuan sedimen jenis nonklastik biasanya komposisi mineralnya sederhana yaitu bisa terdiri dari satu atau dua macam mineral.

Sebagai contoh komposisi mineral pada: Batu gamping Chert Gypsum Anhidrit : Kalsit, dolomit : Kalsedon : Mineral gypsum : mineral anhidrit

1.6 Pemerian Batuan Sedimen Karbonat Batuan karbonat adalah batuan sedimen dengan komposisi yang dominan (lebih dari 50%) terdiri dari batugamping yang terbentuk dari pengendapan mineral mineral atau garam garam karbonat, yang secara umum meliputi batugamping dan dolomit. a. Batugamping Klastik : Batugamping yang terbentuk dari pengendapan kembali detritur batugamping asal. Contoh : Kalsirudit, Kalkarenit, Kalsilutit. b. Batugamping Non Klastik : Terbentuk dari proses kimia maupun aktivitas organisme dan umum monomineralik. Dapat dibedakan :  Hasil Biokimia  Hasil Larutan Kimia  Hasil Replacement dolomit, dll. 1.6.1 Pemerian Batu Gamping Klastik a. Tekstur Batu Gamping Klastik Sama pada pemerian batuan sedimen klastik, hanya saja istilahnya meliputi: : bioherm, biostorm : travertine, tufa : batugamping fosfat, batugamping

Nama Butir Rudite Arenit Lutite

Ukuran Butir (mm) >1 0,062 1 < 0,062

b. Struktur Batu Gamping Klastik Pemerian sama halnya dengan pada batuan sedimen klastik. c. Komposisi Batu Gamping Klastik Terdapat juga pemerian fragmen, matrik, dan semen hanya terdapat perberdaan istilah, yaitu : 1) Allochem : adalah fragmen yang tersusun oleh kerangka atau butiran klastik abrasi batu gamping yang sebelumnya telah ada. Macam macam Allochem : Skeletal (Kerangka Organisme), berupa cangkang binatang atau kerangka hasil pertumbuhan Interclas, merupakan butiran butiran dari hasil abrasi batugamping yang telah ada. Pisolit, merupakan butiran butiran oolit yang berukuran lebih dari 2 mm Pellet, fragmen menyerupai oolit tetapi tidak menunjukkan struktur konsentris 2) Mikrit : Merupakan agregat halus berukuran 1 4 mikron, berupa kristal - kristal karbonaterbentuk langsung dari sedimentasi t terbentuk secara biokimia atau kimia langsung dari presipitisasi dari air luat dan mengisi rongga antar butir. 3) Sparit : Merupakan semen yang mengisi ruang antar butir dan rekahan, berukuran halus (0,02 0,1 mm), dapat terbentuk langsung dari sedimentasi secara insitu atau rekristalisasi dari mikrit.

1.6.2 Pemerian Batu Gamping Non Klastik Pemeriannya sama dengan pemerian pada batuan sedimen non klastik lainnya, hanya saja dalam jenis batuan memakai Karbonat Non Klastik. 1.7 Batu Lempung Batulempung merupakan sebagai bahan galian C, seiring semakin pesatnya pembangunan maka permintaan akan semen pun semakin tinggi pula dimana batulempung merupakan salah satu bahan baku dalam industri semen, Dengan demikian keberadaan Batulempung pun akan terus dicari Batulempung menurut Pettijohn (1975) adalah batuan yang pada umumnya bersifat plastis, berkomposisi hidrous alumunium silikat (2H2OAL2O3. 2SiO2) atau mineral lempung yang mempunyai ukuran butir halus (batulempung adalah batuan sedimen yang mempunyai ukuran butir kurang dari 0,002 atau 1/256 mm). Ingram (1953), (vide Pettijohn, 1975) mendefinisikan batulempung sebagai batuan yang berstrutur masif yang komposisinya lebih banyak dari lanau. Sedangkan menurut William dkk., 1954, batulempung adalah batuan sedimen klastik yang mempunyai ukuran butir lempung, termasuk di dalamnya butiran yang mempunyai diameter kurang dari 1 atau 2 mikron dan secara dominan disusun oleh silika. Karena ukuran butirnya yang sangat halus maka sulit untuk mendeskripsi batulempung secara megaskopis maupun mikroskopis, sehingga analisis kimia merupakan informasi yang penting untuk mengetahui komposisi batulempng. Komposisi dominan pada batulempung adalah silika (Pettijohn,1975), yang merupakan bagian kelompok mineral lempung, yang pada umumnya berasal dari feldspar. Unsur besi pada batu lempung hadir sebagai oksida, berupa pirit atau markasit dan siderit. Jumlah oksida besi pada batu lempung biasanya tercermin pada warna dari batuan tersebut. Selain mineral mineral tersebut di atas karbonat juga sering dijumpai pada batulempung. Mineral karbonat pada batulempung

dapat berupa bahan-bahan organik, anorganik atau kombinasi dari keduanya (Ehlers dan Blatt, 1980),antara lain: 1. Residual Clay Merupakan hasil pelapukan yang masih insitu atau belum mengalami transportasi. Ciri-ciri fisik dari batuan ini tergantung pada iklim, pengairan dan batu induknya. Batulempung jenis ini dijumpai disekitar batu induknya dan pada umumnya mempunyai mutu yang lebih baik dibandingkan dengan transported clays (Sukandarrumidi, 1999). 2. Transported Clay Batulempung yang sudah tertransportasi dapat berasal dari tiga sumber yaitu: 1. Produk dari abrasi 2. Produk dari pelapukan yang tertransportasi 3. Pencampuran unsur kimia dan bio kimia Batulempung ini selama proses pengendapan atau pengangkutan sangat mungkin dikotori oleh mineral yang berukuran halus antara lain kuarsa, oksida besi dan bahan organisme (Sukandarrumidi, 1999). Karena ukurannya yang halus batulempung pada umumnya terbentuk pada daerah yang mempunyai arus lemah. Batulempung ini terbentuk pada lingkungan darat maupun laut, contoh di daerah dataran banjir, delta, danau, lagun dan laut (Ehlers dan Blatt, 1980). Batulempung yang terbentuk pada daerah yang berbeda mempunyai kenampakan fisik yang berbeda pula (Dixon, 1992). Batulempung yang terbentuk di laut pada umumnya mempunyai perlapisan yang tebal, mengandung fosil laut dalam, atau binatang yang hidup di laut dangkal yang kemudian tenggelam setelah mati.

BAB II PEMBAHASAN

2.1 Batuan Sedimen Pada saat praktekum,praktekum menyimpulkan batuan sedimen merupakan batuan yang terjadi akibat dari litifikasi dari bahan rombakan batuan asal atau hasil reaksi kimia dan hasil kegiatan organisme lain.Sehingga praktekum dapat menyimpulkan bahwa batuan sedimen ini kenampakan yang paling menonjol adalah perlapisan, struktur internal dan eksternal lapisan, bahan rombakan yang tidak kristalin, sehingga bisa disimpulkan batuan ini mengandung fosil dan juga masih banyak lagiterjadi dari hasil bahan rombakan yang lain.Sehingga dapat disimpulkan batuan ini terjadi akibat dari: Sehigga dari hasil atau cara terjadinya batuan sedimen dapat dibagi menjadi 2 golongan, yaitu: a. Batuan sedimen klastik adalah batuan yang terbentuk dari pengendapan kembali hasil rombakan batuan asal,baik dari batuan beku, metamorf ataupun dari batuan sedimen itu sendiri yang lebih tua. b. Batuan sedimen nonklastik adalah batuan yang terbentuk dari hasil reaksi kimia ataupun hasil kegiatan organisme. Sehigga dari acara praktikum kali ini praktikan mengamati serta mendeskripsikan batuan sedimen khususnya batu gamping foram, batu gamping merah, dan batu lempung. pada praktikum kali ini, kami menggunakan loupe (kaca pembesar) dan larutan HCl untuk

mengidentifikasikan batugamping foram, batugamping merah, sehigga dapat membedakan dengan jenis-jenis dan ciri-ciri batuan yang lain.

2.2.Batugamping Kristalin Pada saat praktekum kami dapat menyimpulkan batugamping kristalin merupakan salah satu jenis batuan sedimen yang terbentuk dari batuan sediment seperti yang kita kira, batuan sedimen terbentuk dari batuan sedimen, tidak juga terbentuk dari clay dan sand, melainkan batuan ini terbentuk dari batu-batuan bahkan juga terbentuk dari kerangka calcite yang berasal dari organisme microscopic di laut yang dangkal.Sehingga sebagian perlapisan batu gamping hampir murni terdiri dari kalsit, dan pada perlapisan yang lain terdapat sejumlah kandungan silt atau clay yang membantu ketahanan dari batu gamping tersebut terhadap cuaca. Sehingga lapisan yang gelap pada bagian atas batuan ini mengandung sejumlah besar fraksi dari silika yang terbentuk dari kerangka mikrofosil,sehingga dimana lapisan pada bagian ini lebih tahan terhadap cuaca. Sehingga batu gamping dapat terlarutkan oleh air hujan lebih mudah dibandingkan dengan batuan yang lainnya. Karena air hujan mengandung sejumlah kecil dari karbon dioksida selama perjalanannya di udara, dan hal tersebut mengubah air hujan tersebut menjadi nersifat asam. Kalsit adalah sangat reaktif terhadap asam. Hal tersebutlah yang menjelaskan mengapa goagoa bawah tanah cenderung untuk terbentuk pada daerah yang banyak mengandung batu gamping, dan juga dapat menjelaskan mengapa bangunan bangunan yang terbuat dari bahan batugamping rentan terhadap air hujan yang mengandung asam.Hal ini di pengaruhi oleh air hujan yang mengandung asam.Sehigga pada daerah daerah yang tropis,batu gamping dapat terbentuk menjadi batuan yang kuat membentuk sejumlah pegunungan-pegunungan batu gamping yang sangat indah. Sehigga dalam pengamatan praktikan dapat kami mengambil kesimpulan bahwa batuan inilah yang menyebabkan batugamping kristalin masuk dalam klasifikasi batuan sedimen nonklastik.Pada saat praktikan mengamati dan memperhatikan batu gamping kristalin ini,ternyata batuan ini

berwarna Crem. Sehigga dari hasil kajian pustaka yang kami lakukan ternyata batuan ini berwarna crem. Batu gamping pada umumnya adalah bukan terbentuk dari batuan sediment seperti yang kita kira, tidak juga terbentuk dari clay dan sand, terbentuk dari batu-batuan bahkan juga terbentuk dari kerangka calcite yang berasal dari organisme microscopic di laut dangkal. Pulau Bahama adalah sebagai contoh dari daerah dimana proses ini masih terus berlangsung hingga sekarang. Sebagian perlapisan batu gamping hampir murni terdiri dari kalsit, dan pada perlapisan yang lain terdapat sejumlah kandungan silt atau clay yang membantu ketahanan dari batu gamping tersebut terhadap cuaca. Lapisan gelap pada bagian atas mengandung sejumlah besar fraksi dari silika yang terbentuk dari kerangka mikrofosil, dimana lapisan pada bagian ini lebih tahan terhadap cuaca. Batu gamping dapat terlarutkan oleh air hujan lebih mudah dibandingkan dengan batuan yang lainnya. Air hujan mengandung sejumlah kecil dari karbon dioksida selama perjalanannya di udara, dan hal tersebut mengubah air hujan tersebut menjadi nersifat asam. Kalsit adalah sangat reaktif terhadap asam. Hal tersebut menjelaskan mengapa goa-goa bawah tanah cenderung untuk terbentuk pada daerah yang banyak mengandung batu gamping, dan juga menjelaskan mengapa bangunan bangunan yang terbuat dari bahan batugamping rentan terhadap air hujan yang mengandung asam. Pada daerah daerah tropis , batu gamping terbentuk menjadi batuan yang kuat membentuk sejumlah pegunungan-pegunungan batu gamping yang indah. Dibawah pengaruh pressure yang tinggi, batu gamping termatomorfosakan menjadi batuan metamorf marble. Pada kondisi tertentu, kalsit yang terdapat di dalam batugamping teralterasi menjadi dolomite, berubah menjadi batuan dolomite.

Setelah kami mengamati batu ini dan membandingkannya dengan dasar teori yang ada maka praktikan dapat menyimpulkan bahwa batugamping foram ini memiliki struktur cone in cone. Batu ini bertekstur cone in cone karena batu gamping kristalin adalah struktur pada batu gamping kristalin yang menunjukan pertumbuhan krucut perkerucut.Sehingga dari hasil pengamatan yang telah kami lakukan batugamping kristalin ternyata memiliki tekstur kristalin karena kristal-kristal yang interloking,yaitu kristalkristalnya saling mengunci satu sama lain. 2.3. Batu Bara Batu bara merupakan salah satu jenis batuan sedimen yang tersusun dari suatu formasi/lapisan batu bara pada awalnya berupa gambut atau akumulasi bahan serupa yang kemudian mengalami pembusukan,melalui proses kompaksi dan panas dalam waktu yang sangat panjang maka g ambut akan berubah menjadi batu bara. Batubara juga termasuk salah satu bahan bakar fosil. Pengertian umumnya adalah batuan sedimen yang dapat terbakar, terbentuk dari endapan organik, utamanya adalah sisa-sisa tumbuhan dan terbentuk melalui proses pembatubaraan. Unsur-unsur utamanya terdiri dari karbon, hidrogen dan oksigen. Batubara juga adalah batuan organik yang memiliki sifat-sifat fisika dan kimia yang kompleks yang dapat ditemui dalam berbagai bentuk. Analisa unsur memberikan rumus formula empiris seperti : C137H97O9NS untuk bituminus dan C240H9004NS untuk antrasit.hampir seluruh pembentuk batubara berasal dari tumbuhan. Setelah praktikan kami mengamati dan memperhatikan batu ini, ternyata batuan ini berwarna Hitam mengkilap. Berdasarkan kajian pustaka yang dilakukan praktikan ditemukan ternyata batuan ini berwarna hitam mengkilap, karena dipengaruhi oleh komposisi mineralnya. Batu bara memiliki komposisi mineral yang tunggal yakni mineral monomineralik carbon.

Setelah praktikan mengamati batu ini dan membandingkannya dengan dasar teori yang ada maka praktikan menyimpulkan bahwa batu bara ini memiliki struktur biohem.Dari hasil praktikan batu ini memiliki tekstur Amorf karena terdiri dari mineral yang tidak membentuk atau amo (non rf kristalin).

BAB III KESIMPULAN

3.1 Batu sedimen Setelah praktekum mengamati,batuansedimen adalah batuan yang terjadi akibat litifikasi dari bahan rombakan batuan asal atau hasil reaksi kimia atau hasil kegiatan organisme. Berdasarkan cara terjadinya batuan sedimen dibagi menjadi 2 golongan, yaitu batuan sedimen klastik dan batuan sedimen nonklastik. Secara detail ada 6 golongan utama batuan sedimen, yaitu golongan detritus kasar, golongan detritus halus, golongan karbonat, golongan silika, golongan evaporit, dan golongan batu bara. 3.2 Batuan gamping kristalin Setelah praktikan mengamati dan memperhatikan batu ini,

batugamping kristalin merupakan salah satu jenis batuan sedimen yang terbentuk dari clay dan sand bahkan juga terbentuk dari kerangka calcite yang berasal dari organisme microscopic di laut dangkal. Sebagian perlapisan batu gamping hampir murni terdiri dari kalsit, dan pada perlapisan yang lain terdapat sejumlah kandungan silt atau clay yang membantu ketahanan dar i batu gamping tersebut terhadap cuaca. 3.3 Batu Bara Setelah praktikan mengamati dan memperhatikan batu bara

ini,ternyata batu ini merupakan salah satu jenis batuan sedimen yang tersusun dari suatu formasi/lapisan batu bara pada awalnya berupa gambut atau akumulasi bahan serupa yang kemudian mengalami pembusukan,melalui proses kompaksi dan panas dalam waktu yang sangat panjang maka gambut akan berubah menjadi batu bara.

LAPORAN PRAKTIKUM MINERALOGI PETROLOGI PENGENALAN BATUAN SEDIMEN (BATUAN GAMPING KRISTALIN,BATU BARA)

Disusun Oleh : Nama NIM Fak/Jur Plug : THEOFILUS WASALI ADVEN : 114080094 : FTM/TL :V

Nama Asisten : 1. Daniel R.Katoppo 2. Dhian Permatasari D.K.P LABORATORIUM MINERALOGI PETROLOGI PRODI TEKNIK LINGKUNGAN KEBUMIAN FAKULTAS TEKNOLOGI MINERAL UNIVERSITAS PEMBANGUNAN NASIONAL VETERAN YOGYAKARTA 2009

DAFTAR PUSTAKA

1. http://batuan-sediment.blogspot.com/2008/12/bgp.htm 2. http://klastik.wordpress.com/2006/11/19/prospek-batu-lempungdimasa-kini/ 3. Suharwanto H. Penuntun Praktikum mineralogi Petrologi (prodi teknik lingkungan upn veteran Yogyakarta). Yogyakarta.

Anda mungkin juga menyukai