UKK Infeksi & Penyakit Tropis Workshop DBD Denpasar, 3-4 Desember 2009
Asymptomatic
Undifferentiated fever (Viral syndrome)
DHF
Plasma leakage
No shock DHF
DSS
Dengue fever
Demam Dengue
DBD
DSS
Derajat Penyakit
DD/DBD DD Derajat Gejala Demam + 2 Sakit kepala Nyeri retroorbita retroorbita Mialgia/ artalgia DBD I II III IV Sda+ Uji bendung Sda + Perdarahan spontan Sda+ Tek nadi <20 Sda + N=0; T=0 Trombositopeni Peningkatan Ht > 20% Lab Leukopeni, Dapat trombositopeni Kebocoran plasma (-) (-
Perdarahan
Demam
Kriteria Klinis
Renjatan
Hepatomegali
Demam
Demam tinggi mendadak (biasanya 38-39oC), 2-7 hari umumnya pasien datang pd hari ke-3 & ke-4 3 fase DBD : fase demam (hari sakit 1-3), fase renjatan (hari sakit 4-7), fase penyembuhan (hari sakit > 7 hari). Batuk, nyeri tenggorokan, faringitis kadang +
Muntah & nyeri perut + ada hubungan dgn manifestasi penyulit yg lebih berat.
Manifestasi Perdarahan
Uji tornikuet positif 70-74,2% Petekie 70% Melena 39% Hematemesis 29% Hematuria 1%
Hepatomegali
Nimmannitya 98% dari pasien DBD yg dirawat tanpa kelainan fungsi hati.
SGPT hanya meningkat pd 26% kasus hanya 6% dengan nilai SGPT > 100 U
Renjatan
Kulit pucat, dingin & lembab terutama pd ujung jari kaki, tangan & hidung sedangkan kuku menjadi biru disebabkan insufisiensi sirkulasi peninggian refleks aktifitas simpatikus
Pasien yg semula rewel cengeng & gelisah penurunan kesadaran (apatis, somnolen, spoor dan koma) disebabkan kegagalan sirkulasi serebral.
Perubahan nadi (frekuensi & amplitudo) nadi cepat & lembut sampai tidak teraba.
20mmHg.
80mmHg.
Efusi pleura, ascites & efusi pericardium akibat extravasasi plasma ke organ serous berlanjut
Gejala lainnya
Pd masa penyembuhan (hari ke-2 & ke-3 setelah renjatan) sinus bradikardi & nafsu makan timbul kembali. Gejala SSP (kejang, penurunan kesadaran & gejala neurologis fokal perhatikan hiponatremia. Ikterus, fulminan hepatitis & gangguan fungsi ginjal jarang dijumpai.
Tabel 5.Demografi dan profil klinis: Parameter Rata-rata umur (tahun) (SD) Rasio laki : perempuan Jlh hari demam sebelum MRS Los Gejala sebelum MRS Sakit perut Epistaksis Gejala saat MRS Kelemahan Epistaksis Sakit perut Petekie Perdarahan gusi Hematemesis 0/238(0,0) 26/236(11,0) 69/237(29,1) 4/119(3,4) 23/117(19,7) 4/357(1,1) 49/353(13,9) 0,012 0,027 0,010 0,420 0,819 0,251 76/238(31,9) 46/233(19,7) 55/119(46,2) 131/357(36,7) 23/119(19,3) 69/352(19,6) 0,008 0,926 DF (n=239) 9,9 (4,2) 1,49 3,4 (1,3) 4,4 (1,7) DHF (n=120) 9,8 (3,8) 1,5 3,5 (1,4) 5,6(1,7) Total (n=359) 9,6 (4,0) 1,49 3,5(1,3) 4,8(1,8) P 0,877 0,976 0,670 <0,001
51/119(42,9) 120/356(33,7)
Etiologi
Kriteria Laboratorium
Non-spesifik
Etiologi
Isolasi Virus & PCR
Serologi
Isolasi Virus
Sangat ideal namun hanya pd saat viremia & peningkatan suhu tubuh (antara 3-5 hari) kendala isolasi virus serta perlu waktu yg lama & peralatan yg mahal
Rasio isolasi positif 68,1% 73,9% pd dengue primer akut & 31% dengue sekunder akut.
PCR
Uji identifikasi virus dgn PCR sangat sensitif & spesifik terhadap serotype tertentu, hasil cepat, dapat diulang dgn mudah.
Deteksi molekuler RNA dengue dgn RT-PCR rasio deteksi positif 66,7% 65,2% untuk infeksi dengue primer akut & 75,9% untuk dengue sekunder akut
Serologi
Haemagglutination Inhibition (HI) test baku emas, namun punya kekurangan (perlu 2 spesimen dengan jarak pengambilan 1-2 minggu) Antibody neutralization test Complement fixation test IgM & IgG anti dengue : uji ELISA IgM-IgG komersial, IgM-IgG blot, Ig stick, dengue rapid, dll
Gambar 2. Ig G dan Ig M
Antigen NS 1
Sensitifitas 93,4%, spesifisitas 100% Sensitifitas NS1 > tinggi pd infeksi primer dengue akut (97,3%) dibandingkan dengue sekunder akut (70%)
Non Spesifik
Nilai hematokrit : pd hari ke-3 sakit akibat kebocoran plasma. Bila perdarahan hebat nilai hematokrit menurun Leukopenia : hari ke-1 s/d ke-3 sakit hitung jenis normal. Granulosit pd hari ke-3 s/d ke8. Pada renjatan berat : leukositosis dgn neutropenia absolute.
plasma biru (20% - 50%) sejak hari ke-3 panas menunjang diagnosis DBD.
Jumlah trombosit normal pd 3 hari pertama dgn titik terendah pd syok penyebabnya trombopoesis yg gangguan fungsi & destruksi trombosit atau
50 0
10
Fase Penyembuhan
KASUS FM, Laki-laki, 6 8/12 tahun MRS : 7 November 2009, jam 18.00 WITA
Sistim koagulasi gangguan pd faktor koagulasi. Komplex virus antibodi atau mediator dari fagosit yg terinfeksi virus dengue juga berperan adanya DIC.
Pemeriksaan lab lain : protein plasma menurun, hiponatremia, serum alaninaminotransferase sedikit meningkat.
Foto toraks AP supine & RLD; foto polos abdomen AP supine; USG deteksi efusi pleura, kardiomegali, dilatasi vena hepatika, penebalan dinding kandung empedu.
Foto toraks abnormal setelah hari ke-4. Distribusi foto torak menjadi normal setelah hari ke-14
2. Uji tourniquet Hari sakit Hari Hari Hari 1 2 3 Sensitivitas 53,3 90,6 98,7 Spesifisitas 75,8 77,8 74,2
3. Leukopenia
Ditemukan pd 70% pasien dengue. Ketika leukosit < 5,000 sel/mm 3 dgn limfositosis relative & peningkatan limfosit atipik mengindikasikan dlm 24 jam tidak akan demam dan akan memasuki fase kritis.
Ditemukan pada 90 % pasien dengue. Bila AST > 60 U berarti PPV 80 % diagnosis infeksi dengue. Umumnya AST hanya sedikit meningkat, tidak lebih dari 200 U & nilai AST sekitar 2-3x peningkatan ALT.
DIAGNOSIS BANDING
KESIMPULAN
Infeksi virus dengue mempunyai spektrum klinis yang luas (tidak selalu menyebabkan DBD). Perbedaan ant ara DD & DBD adalah adanya kebocoran plas ma. Fase kritis ditandai dengan penurunan demam dan berlangsung 24 48 jam. Resusitasi awal menentukan prognos is. Kinetik antibodi pada infeksi virus dengue harus dipahami betul.