Anda di halaman 1dari 2

Hanya 1 Buku Saja, Kawan...

Membayangkan perjalanan Rosa, Dharma, dan Tim "1Buku untuk Indonesia" ke Manusela, sungguh heroik. Seperti yang dibilang oleh Farchan Noor Rachman, "Mereka (mungkin) bukan pahlawan, tapi mereka peduli", saya setuju. Itu jika pahlawan diartikan sebagai orang yang melawan penjajahan. Tim "1Buku untuk Indonesia" adalah pahlawan yang melawan penjajahan kebodohan dan keterbelakangan. Kalaupun mereka tidak mau menerima sebutan itu, tidak masalah. Karena mungkin itu bukan tujuan mereka. Pujian, label, sebutan, dan sebagainya hanyalah urusan 'luar'. Apresiasi semata. Ada 'sesudah' bukan 'sebelum' aksi. Dan, saya kira Tim 1Buku untuk Indonesia akan berlapang hati kalau sebutan pahlawan buku lebih layak disematkan pada orang-orang nun di sana. Yang berjuang di dunia literasi tanpa terekspos media. Yang berjuang dengan penuh keikhlasan. Tanpa mengharapkan imbalan pujian dan materi dari siapa pun. Mungkin hanya satu harapan mereka: para pelahap buku nan masih muda itu, kelak jadi manusia-manusia besar yang bisa membawa perubahan lebih baik ke depannya. Namun, Tuhan tidak tidur. Ia pun ingin menampakkan aktivitas-aktivitas kebaikan dan perbaikan yang dilakukan umat-Nya pada umat-Nya yang lain. Maka, saya pikir, apa yang dilakukan oleh Tim "1Buku untuk Indonesia", mulai dari penulisan catatan Si Rosa, aksi pengumpulan buku-buku, lalu pembuatan blog ini, adalah semata-mata cara-Nya untuk menunjukkan kebaikan diri-Nya. Saya tekankan: menunjukkan kebaikan diri-Nya. Lalu, Tim "1Buku untuk Indonesia", kalau boleh saya katakan, seperti agen. Berlebihan? Saya kira tidak. Bisa jadi kita terlalu terpukau pada kata 'agen' yang seakan-akan berkelas. Eksklusif. Tak tersentuh. Padahal, derajat katanya sama dengan kata-kata yang lain. Jadi, Tim "1Buku untuk Indonesia", anggaplah apresiasi saya ini biasa saja. Tak usah dianggap berlebihan. Ini sekadar curahan hati saya. Karena kagum dengan perjalanan kalian. Perjalanan membawa buku-buku ke gunung. Saya bayangkan, buku-buku yang kalian panggul adalah benih-benih pahala. Siap kalian semaikan di bumi Manusela. Lalu, benih-benih ini nantinya akan bertumbuh seiring dengan penyerapan ilmu dari buku-buku yang dibaca oleh anakanak SD YPPK Manusela. Ilmu mereka serap, pemikiran mereka berubah. Lalu, mereka memandang dunia sebagai lahan yang subur untuk menabur manfaat dan kebaikan. Dan, mereka melakukan kebaikan dan perubahan ke arah yang positif.

Dan, kala buku-buku itu kian lapuk dimakan usia, anak-anak SD YPPK Manusela yang telah beranjak besar nanti akan mendaur ulang kebaikan yang telah disemaikan oleh "1Buku untuk Indonesia". Mereka yang telah terpapar oleh kebermanfaatan buku, akan melakukan hal yang sama. Mengirimi buku-buku bermutu untuk Manusela, untuk Seram Utara, untuk Maluku, untuk Indonesia bagian timur, untuk Indonesia, untuk dunia... Kala "Tim 1Buku untuk Indonesia" mungkin telah tiada, gelombang cahaya tetap mengaliri mereka. Memenuhi liang-liang persemayaman mereka. Hanya dengan 1 buku saja, kawan. 1 buku.

Anda mungkin juga menyukai