Anda di halaman 1dari 3

JEMBER--MICOM: LSM Forum Komunikasi Anak Bangsa (FKAB) menduga kuat pembalakan liar merupakan faktor pemicu banjir

bandang di Desa Pakis, Kecamatan Panti, Kabupaten Jember, Jawa Timur. "Banyak gelondongan kayu yang terbawa air bercampur lumpur, sehingga semua orang bisa menyimpulkan bahwa penyebabnya adalah illegal logging," tutur Ketua LSM FKAB, Suharyono, di sela-sela memantau lokasi banjir bandang di Jember, Minggu (6/3). Menurut dia, gelondongan kayu yang hanyut terbawa banjir bandang berasal dari hutan lindung milik Perhutani yang berada di atas pemukiman warga desa setempat. "Hutan lindung yang gundul tidak bisa menahan resapan air dari curah hujan yang cukup tinggi, sehingga tanah longsor bercampur air hujan mengalir deras ke aliran Sungai Dinoyo," tuturnya. Menurut dia, puluhan gelondongan kayu yang terbawa banjir bandang sempat menyumbat aliran air Sungai Dinoyo di bawah jembatan yang berada di Dusun Cempaka, Desa Pakis. "Tersumbatnya aliran Sungai Dinoyo akibat gelondongan kayu menyebabkan air sungai meluap dan menerjang pemukiman warga di sekitar jembatan," paparnya. Sejumlah pihak yang tidak bertanggung jawab, lanjut dia, terus melakukan pembalakan liar, padahal kasus banjir bandang di Kecamatan Panti tahun 2006 yang menelan korban jiwa sebanyak 100 orang masih masih membekas di ingatan warga desa setempat. "Pembalakan liar merupakan ulah segelintir orang, namun dampaknya merugikan masyarakat luas yang kehilangan harta bendanya. Hal ini seharusnya membuat pelaku illegal logging sadar akan pentingnya kelestarian hutan," jelasnya. Ia mendesak aparat penegak hukum menindak tegas pelaku pembalakan liar yang menyebabkan bencana di Desa Pakis, Kecamatan Panti. Hal senada disampaikan warga setempat, Parjo, yang menyayangkan tindakan illegal logging masih marak terjadi di Kecamatan Panti. "Banjir bandang di Desa Pakis membawa material gelondongan kayu dan batu hingga merusak rumah warga dan sejumlah sarana umum," tuturnya. Gelondongan kayu yang terbawa air bercampur lumpur, kata dia, merupakan indikator yang jelas bahwa penyebab banjir bandang adalah pembalakan liar. Hingga kini, pihak Perum Perhutani Kesatuan Pemangku Hutan (KPH) Jember belum berhasil dikonfirmasi terkait dugaan pembalakan liar di kawasan hutan lindung setempat. (Ant/OL-04)

Jember (jurnalbesuki.com) Sepanjang tahun 2011, jumlah kasus pembalakan liar di wilayah Taman Nasional Meru Betiri (TNMB) yang meliputi Kabupaten Jember dan Banyuwangi ditahun meningkat. Menurut Koordinator polisi hutan TNMB, Musafa, jumlah kasus pembalakan liar tahun di tahun 2011 sebanyak 50 kasus, sedangkan tahun 2010 sebanyak 41 kasus. Dari 50 kasus pembalakan liar di kawasan Meru Betiri, hanya 9 kasus saja yang berhasil ditangkap pelakunya dan diproses oleh petugas TNMB dan aparat kepolisian setempat Kata Musafa, Sabtu (31/12). Sebagian besar kasus pembalakan liar berhasil ditemukan petugas TNMB. Namun petugas hanya menemukan bekas kayu hutan yang sudah ditebang tanpa ada tersangkanya. Jenis kayu yang paling banyak ditebang oleh pelaku biasanya jenis kayu aspen, kemuning dan garu, karena kayu tersebut mudah dijual untuk kebutuhan bangunan rumah seperti pintu dan jendela, ujar Musafa. Dari data di TNMB tercatat jumlah kasus pembalakan liar tahun 2008 sebanyak 65 kasus, tahun 2009 sebanyak 58 kasus, tahun 2010 sebanyak 41 kasus, dan tahun 2011 sebanyak 50 kasus pembalakan. Musafa menjelaskan kasus penebangan kayu secara ilegal terbanyak berada di kawasan Seksi Pengelolaan Taman Nasional (SPTN) Wilayah II Ambulu yang luasnya mencapai 28.370 hektar. Kawasan SPTN wilayah 2 meliputi Desa Sanenrejo, Andongrejo, Wonoasri dan Bandealit ucap Musafa. Selain pembalakan liar selama tahun 2011 juga terjadi perburuan satwa liar sebanyak 12 kasus, perambahan hutan sebanyak 3 kasus, dan kebakaran hutan sebanyak 5 kali.(lan/jb5)

banjir di Dusun Cempaka, Desa Pakis, Panti, Jember, Jawa Timur,

Banjir
Beberapa personil TNI dibantu warga memindahkan kayu yang menyumbat dibawah jembatan akibat banjir di Dusun Cempaka, Desa Pakis, Panti, Jember, Jawa Timur, Sabtu (5/3). Banjir bercampur lumpur tersebut mengakibatkan ratusan rumah terendam banjir, empat orang terluka dan puluhan warga lainnya harus mengungsi

Anda mungkin juga menyukai