Anda di halaman 1dari 7

MOCOPAT SYAFAAT DESEMBER 2011

URIP MALAEKATAN Muhammad Manusia Cahaya

Sekitar jam 22.00 WIB, mas Totok Raharjo mulai memandu jalannya acara yang sebelumnya sudah diisi dengan tembang-tembang. Pada malam hari ini, Cak Fuad dari Padhangmbulan hadir untuk mengisi acara. Namun sebelum beliau menyampaikan beberapa hal, Kiai Kanjeng membawakan dua buah lagu untuk menghangatkan suasana dalam hujan yang tak kunjung berhenti. Imam Fatawi dan teman-teman KK membawakan lagu berjudul Pak Tani dan sebuah lagu tentang Merapi, karena kebetulan malam ini genap setahun Mocopat Syafaat setelah erupsi Merapi. Cak Fuad menyampaikan beberapa hal yang berhubungan dengan pemaknaan atau definisi operasional Islam yang disabdakan oleh Rasullullah. Berikut hal-hal yang disampaikan tersebut:
-

Islam itu sebenarnya adalah agama yang mudah. Muslim adalah seorang yang perkataan dan perbuatannya tidak mencelakakan orang lain, membawa keselamatan.

Muhkmin adalah seorang yang bisa memberikan rasa aman terkait harta, jiwa, dan kehormatan orang lain.

Muhajir adalah orang yang berhijrah. Dalam konteks sejarah, hijrah pada zaman Rasullullah adalah suatu kewajiban bagi umat Islam. Namun Rasullulah memaknai lebih dari itu. Mujahir adalah orang yang berhijrah dari apa yang tidak disukai Allah menuju apa yang disukai Allah.

Mujahid secara harafiah adalah seorang pejuang, orang yang melakukan jihad. Mujahid menurut Rasullullah adalah orang yang berjuang mengalahkan diri sendiri untuk taat dan tunduk kepada Allah.

Agama itu adalah kesetiaan. Setia kepada siapa? Setia kepada Allah, Kitab Allah, Rasullullah, pemimpin umat Islam, dan sesama umat Islam. Tentu saja kadar kesetiaan kita berbeda-beda terhadap kelimanya. Kesetiaan kepada Allah, Kitab Allah, dan Rassullulah mutlak kadarnya, sedangkan kesetiaan terhadap pemimpin umat Islam dan

sesama umat Islam kadarnya kondisional, dalam arti melihat bagaimana sifat dan keadaan pemimpin dan sesama umat Islam itu. Bila mereka setia kepada Allah, maka kita wajib mengikuti mereka. Bila tidak ya, kita tidak boleh mengikuti mereka.
-

Dalam kehidupan sehari-hari, Rasullullah memberikan rumus-rumus dalam hubungan sosial. Jika kita menyayangi sesama manusia, maka kita pun akan disayang oleh Allah. Bila kita memudahkan sesama manusia, hidup kita pun akan dimudahkan oleh Allah. Begitu sebaliknya, jika kita membenci, mempersulit, dan merugikan sesama manusia, hidup kita akan dipersulit dan dirugikan.

Sebelum dilanjutkan ke sesi tanya jawab, kembali Kiai Kanjeng membawakan satu buah lagu. Setelah memberikan kesempatan kepada jamaah yang hadir untuk bertanya, mas Totok Raharjo kembali memberikan kesempatan kepada Cak Fuad untuk menanggapi. Berikut beberapa tanggapan beliau:
-

Mengenai boleh atau tidak kita mendoakan orang yang beragama non muslim, Cak Fuad mengatakan tidak apa-apa, boleh-boleh saja dan justru baik kita mendoakan teman-teman atau keluarga kita yang non muslim, apalagi kita mendoakan agar orang itu beroleh hidayah Allah, dengan catatan orang yang kita doakan itu masih hidup di dunia. Jika orang itu sudah meninggal, maka kita tidak boleh mendoakannya, biarlah dia didoakan sesuai dengan tata cara agamanya. Orang yang meninggal tersebut sudah tidak berhubungan dengan kita lagi, tetapi tinggal berhubungan dengan Tuhannya sendiri.

Tahlilan di beberapa daerah masih lebih merupakan budaya, bukan upacara keagamaan, siapapun yang meninggal, baik muslim atau non muslim, masyarakat sekitarnya akan mengadakan tahlilan untuk orang yang meninggal. Namun, berhubung kita tahu bahwa tahlilan ternyata lebih dari sekedar tradisi yaitu sebagai ritual agama, maka mulai sekarang perlu menyadarkan dan memahamkan masyarakat bahwa sebaiknya hal itu jangan dibudayakan. Biarlah orang yang meninggal didoakan dengan tata cara agama orang yang bersangkutan. Jangan dicampuraduk masalah-masalah yang sudah berhubungan dengan ritual agama.

Mengenai salam, memang ada beberapa ulama Islam yang tidak memperbolehkan kita menjawab salam bila salam itu diucapkan oleh non muslim. Ada dua alasan untuk hal

ini. Pertama, pada zaman nabi, ada kasus dimana salam sering diucapkan oleh orang Yahudi untuk menyindir/mengejek orang muslim. Kedua, salam dikaitkan dengan identitas Islam dalam hubungan sesama muslim, jadi mereka berpendapat akan terjadi campur aduk dan kekacauan identitas Islam bila yang mengucapkan bukan seorang beragama Islam.

Kesempatan selanjutnya diberikan kepada Pak Hendrik, sahabat Cak Nun asal Jerman, untuk membagikan cerita tentang Adolf Hitler, juga tentang buku yang menuliskan bahwa Hitler sempat tinggal di Indonesia dan meninggal di Indonesia. Menurut Pak Hendrik, kita harus melihat kenapa Hitler jadi pemimpin Jerman. Hitler ini merupaka seorang yang pandai mempengaruhi masyarakat dengan pemikiran dan pidatonya, mahir propaganda. Pada waktuwaktu itu Jerman sedang mencoba menjadi negara demokrasi tetapi parlemen lumpuh karena terlalu banyak partai. Partainya Adolf Hitler, partai buruh, akhirnya menang pemilu 1930. Setelah Hitler jadi pemimpin, dia memenuhi janjinya untuk kesejahteraan rakyat Jerman, pendidikan gratis, penegakan hukum, keamanan masyarakat, segala-gala untuk masyarakat. Hitler menghapus demokrasi karena demokrasi itu menghambat tercapainya kepentingan kesejahteraan rakyat banyak. Namun Hitler menjadi diktaktor ingin menguasai dunia. Hitler kejam terhadap orang Yahudi, membunuh 6 juta orang Yahudi, ada sensitifitas pribadi. Orang tua Hitler dulu keluarga miskin dan terpaksa berhutang pada seorang Yahudi. Karena tidak bisa membayar, adiknya yang perempuan diambil oleh orang Yahudi itu dan dijadikan pelacur. Mengenai buku yang mengatakan bahwa Hitler sempat tinggal dan meninggal di Indonesia, bagi Hendrik hal ini masih merupakan teori baru, memang ada bukti-bukti yang menguatkan itu seperti buku harian istrinya, juga kesaksian dari dokter yang menangani Hitler di Indonesia, namun hal itu masih perlu dilakukan penelitian akademis lebih lanjut. Selingan satu lagu kembali dibawakan oleh teman-teman Kiai Kanjeng. Karena cinta dan kerinduannya kepada jamaah, lewat tengah malam Cak Nun memaksa untuk tetap hadir dalam Mocopat Syafaat malam hari ini walaupun beliau sedang tidak enak badan. Beliau naik ke panggung bersama teman-teman maiyah Magelang. Pada malam ini, ada semacam launching Maneges Qudroh oleh teman-teman maiyah dari Magelang. Maneges Qudroh sudah diresmikan tanggal 5 Februari 2011, merupakan kelompok maiyah Magelang dan sekitarnya yang diadakan tiap malam minggu pertama setiap bulannya.

Setelah presentasi dari teman-teman Maneges Qudroh, Cak Nun membuka forum dengan mengatakan kalau ada orang yang berkumpul dari tempat yang jauh, hujan-hujan, bertahan sampai jam segini, dengan hati ikhlas, itu orang-orang yang dijaga oleh Gusti Allah, orang yang Gusti Allah bertanggung jawab atas hidupnya, insya Allah sepulang dari sini bertambah ilmunya, bertambah berkah, dimudahkan hidupnya. Selanjutnya Cak Nun menanggapi sharing dari teman-teman Maneges Qudroh. Oleh Cak Nun, maneges diambil dari istilah wayang dalam cerita Kresna Duta, ketika Kresna sangat marah terhadap Kurawa karena tidak mau diajak berdialog dengan Pandawa, maka Kresna berubah menjadi raksasa untuk menghancurkan kerajaan Kurawa. Dalam epik Mahabarata maneges dimaknai sebagai anoman yang berubah menjadi raksasa namun tetaplah anoman, tidak seperti Kresna, dimana kalau ketika dia berubah menjadi raksasa, Kresna-nya hilang. Sekarang anomannya masih kecil sekali, yaitu jamaah yang di Magelang, tapi semoga cepat menjadi besar. Dan harus berani seperti anoman, siap dianggap kera, diremehkan orang. Dan memang tirakat yang terbaik adalah tirakat diremehkan orang. Sedangkan Qudroh adalah semacam tindakan khususnya Allah. Cak Nun meminta Cak Fuad untuk menjelaskan lebih dalam tentang makna kata Qudroh. Menurut Cak Fuad, Qudroh itu semacam kekuasaan, juga bisa berarti memperkirakan, sudah menakar/menghitung orang ini. Takdir adalah sesuatu yg sudah ditakar oleh Allah kamu begini-begini. Allah sudah punya takaran yg berbeda-beda untuk setiap orang. Qodar, itu yg masih dalam ilmunya Allah. Qudroh itu kalau sudah terlaksana. Kemudian Cak Nun menambahkan bahwa bahasa taat pada realitas jiwa manusia, bukan jiwa yang taat kepada bahasa. Qudroh di Maneges Qudroh itu semoga tidak melanggar pemaknaan dari asal katanya.

Selanjutnya kesempatan diberikan kepada teman-teman dari PUKAT UGM untuk menyampaikan beberapa hal terkait dengan kegiatan yang akan diadakan malam berikutnya di UC UGM sekaligus mengundang jamaah untuk hadir dalam acara tersebut. Setelah itu acara diselingi dengan penampilan vokal mas Kimpling, drummer mas Hendrik, dibarengi temanteman Kiai Kanjeng membawakan beberapa lagu, yaitu Yen Ing Tawang Ono Lintang, Imagine, dan Terra Jana. Kolaborasi yang sangat menarik.

Cak Nun kembali melanjutkan diskusi. Amerika mencabut embargo sedikit tentang minyak Libya, itu apa haknya Amerika terhadap minyaknya Libya. Kenapa kamu tidak mempelajari asu-ne Amerika? Kasus Lion Air yang bisa memesan 230 armada ke Amerika, itu karena Lion memang punya uang? Trus knapa SBY tidak menghidupi Merpati yang BUMN tapi malah mendukung Lion, itu karena SBY bodoh, atau karena SBY dibayar oleh Lion, ataukah karena Obama menekan SBY? Kalau Lion memang punya uang kenapa tidak rasional membeli armada yang bagus sekalian. Bangsa Indonesia ini sekarang mengakui bangsanya saja bingung. Mengatakan Soekarno itu baik atau tidak saja sekarang tak ada yang berani. Bingung. Mengatakan merah atau hijau atau putih saja tidak pernah jelas, tidak berani menegaskan. Dan maiyah mencoba menghubung-hubungkannya dalam keberagaman. Jika kamu sakit, carilah rumput liar di jalan-jalan, kandungan yang ada pada mereka mampu menyembuhkan berbagai macam penyakit. Sayangnya rumput liar ini banyak dicabut, tak diurusi, dan terlupakan. Maiyah ini adalah rumput liar atau yang disebut akar rumput. Kita harus siap diremehkan, dipinggirkan, tidak dianggap. Tetapi tanpa buku, tanpa kurikulum, kita bisa belajar mandiri menjadi pandai. Salah satu kearifan di maiyah adalah tidak menggunakan penderitaan untuk menyalahkan siapa-siapa, tetapi tetap menjalani dengan kedewasaan.

Setelah itu Sabrang dan mas Agus Kriwil memandu teman-teman dari Kampus Sawah dari Karangrandu, Jepara untuk berbagi pengalaman mereka. Kegiatan kelompok ini membekali anak-anak dan remaja untuk belajar bertani dari segi praktek, budaya, dan sosial termasuk tata cara bertanam, membuat kompos, dan lain-lain. Ini lahan kami untuk mengubah menjadi ramah lingkungan dan kembali ke alam, tidak menggunakan bahan kimia. Membiasakan cinta pertanian dan tidak melupakan pertanian. Menanggapi cerita teman-teman dari Kampus Sawah, Cak Nun menambahkan bahwa cahaya itu menarik karena kita dalam kegelapan, jadi kalau kamu ingin cahaya itu menarik, ciptakan dulu kegelapan. Ingat cerita Kleting Kuning yang diejek-ejek atau dianggap paling jelek karena mukanya dilumuri kotoran, padahal dia melakukan itu karena tidak mau diperkosa oleh Yuyu Kangkang. Berbeda dengan Kleting Abang dan Kleting Putih cantik-cantik yang mau diperkosa oleh Yuyu Kangkang. Kalau kamu ingin membela Kleting Kuning, ya kamu

harus memunculkan Yuyu Kangkang yang memperkosa dan ceritakan Kleting Abang dan Kleting Putih yang mau diperkosa oleh Yuyu Kangkang. Nah, kenapa sih pertanian organik? Ada penipuan gede-gedean yaitu Yuyu Kangkang globalisasi. Semua dikapitalisasi mulai dari presiden, pejabat daerah, pendidikan, kesehatan, agama. Semua yang bisa dijual diperjualbelikan. Begitu juga pertanian diberi Yuyu Kangkang sendiri. Petani di dunia ini asalnya dari nenek moyang kita di daerah tropis Jawa, yang kemudian dibohongi oleh Yuyu Kangkang. Menteri pertanian dan pemerintah daripada memelihara petani-petani seperti Kleting Kuning, lebih memilih jajan bersama Kleting Abang dan Kleting Putih. Muncullah pertanian dengan pupuk-pupuk kimia. Pemerintah memutus hubungan petani jawa dengan hakikat winih, setelah itu seluruh proses tanam mereka dikapitalisasi oleh pupuk itu, sehingga tanahnya rusak, hargaharga benih dan panen tergantung Yuyu Kangkang. Petani dimiskinkan sehingga wajar genersai sekarang tidak tertarik pada pertanian. Yuyu Kangkang ini ada di berbagai wilayah seperti parpol, perbankan, politik kekuasaan, yudikatif, eksekutif, legislatif. Petani Indonesia yg dulu sampai bisa menarik perhatian Belanda, kemudian ditipu Yuyu Kangkang VOC, tanam paksa, hingga sekarang sistem CSR (setelah kamu ngrampok sebanyak-banyaknya lalu memberikan sedikit dari rampokannnya kepada yang dirampok). Keuntungan-keuntungan prosentase dari Yuyu Kangkang ini diambil satu persen dimasukkan ke foundation-foundation lalu disalurkan ke LSM-LSM. Yuyu Kangkang-Yuyu Kangkang ini akhirnya menguasai semuanya termasuk cara berpikir kita juga sudah dikuasai Yuyu Kangkang. Agama saja kamu sudah tidak percaya. Parahnya Yuyu Kangkang ini membuat kamu tidak percaya terhadap bangsa kamu sendiri. Sesama orang pribumi tidak rela satu sama lain, tidak mau dibentak. Tetapi kalau Cina yang membentak pribumi, kita menganggap itu wajar. Nah, kita sudah berabad-abad berada dalam mental terjajah. Kalau Cina kaya itu boleh, tapi kalau orang Indonesia kaya tidak boleh. Bagi orang Jawa, orang Indonesia, mlarat ki apik banget. Nek kowe dielek-elek iku sing ngelek-elek bangsamu dhewe, sedulurmu dhewe. Semua diawali iri dengki di antara kalian sendiri. Itulah mengapa kita berkumpul disini, supaya jernih, untuk belajar objektif. Supaya kita jantan mengakui merah adalah merah, lima adalah lima, satu adalah satu, iya adalah iya, tidak adalah tidak. Itu saja pelajaran yang jika kita dapatkan di maiyah sudah luar biasa. Artinya kita

punya keberanian terhadap hidup kita sendiri, tidak mengurusi orang lain terus mengadopsi atau memfitnah orang lain. Bapakmu dijajah ratusan tahun dan sekarang anda ini dihidayahi Allah, cahaya bahwa pertanian adalah masa depan dunia. Mulai dari sekarang kita harus bangga menjadi petani. Desa kami adalah desa pertanian yang menghidupi semua umat manusia di dunia, dan nenek moyang kita adalah nenek moyangnya seluruh pertanian dunia. Makanya pertanian organik ini muncul dimana-mana dan gerakan ini tidak dapat dihalangi karena ini adalah gerakan yang diridhoi oleh Allah untuk masa depan dunia, sebab dunia akan mati tanpa kalian.

Kiai Kanjeng mengiringi Imam Fatawi dan mbak Yuli membawakan sebuah lagu dangdut. Cak Nun bersyukur atas nikmatnya kemerdekaan di maiyah ini karena disertai ketulusan hati kita semua. Mbak Yuli membawakan lagu Ya Allah Ridho untuk membawa yang hadir memasuki kekhusukan sebelum Cak Fuad menyampaikan beberapa kesimpulan dan menutup acara dengan doa. Kemudian Cak Fuad menyampaikan kesimpulan bahwa masing-masing maiyah di beberapa kota mempunyai karakteristik sendiri-sendiri dan biarkanlah itu tetap seperti adanya karena memang tidak harus sama justru berbeda-beda yang menunjukkan keberagaman kita.Yang kita saksikan pada acara Mocopat Syafaat malam ini adalah praktek yg benar dari yang disebut keberagaman atau pluralisme, yang sebenarnya merupakan jati diri bangsa. Menjelang pukul 03.00 WIB, acara Mocopat Syafaat diakhiri dengan berdoa bersamasama, dipimpin oleh Cak Fuad.

Anda mungkin juga menyukai