Anda di halaman 1dari 7

Teknologi Komunikasi 4G

Berita IT December 16th, 2010


Assalamualaikum Wr. Wb.

Komunikasi Teknologi 4G

Masya Allah, Subhanallah kebutuhan data atau akses Internet semakin tinggi. Tak hanya di negara maju, di negara-negara berkembang pun demikian, bahkan kebutuhannya lebih besar karena berbanding sejajar dengan populasi penduduk yang tidak sedikit. Teknologi 4G, atau 4th-generation technology, mengacu pada pengembangan teknologi telepon selular. 4G merupakan pengembangan dari teknologi 3G. Biasanya teknologi ini disebut IEEE (Institute of Electrical and Electronics Engineers) dengan istilah 3G and beyond. Lalu, apa kelebihan 4G? Sistem 4G dapat menyediakan solusi IP yang komprehensif di mana suara, data, dan arus multimedia dapat sampai pada pengguna kapan saja dan di mana saja, dengan rata-rata kecepatan data lebih tinggi dari generasi sebelumnya. Terdapat beberapa pendapat tentang 4G, di antaranya 4G akan menjadi sistem berbasis IP terintegrasi penuh. Ini akan dicapai ketika teknologi kabel dan nirkabel dikonversikan dan mampu menghasilkan kecepatan 100Mbps dan 1Gbps. Nantinya, setiap handset 4G akan langsung mempunyai nomor IPv6 dilengkapi dengan kemampuan untuk berinteraksi Internet telephony yang berbasis Session Initiation Protocol (SIP). Anda pernah mendengar istilah Worldwide Interoperability for Microwave Access atau WiMAX? Ya, itu adalah salah satu contoh teknologi 4G. Diberitakan Wikipedia.org, teknologi 4G WiMAX sendiri bisa dibagi tiga bagian generasi, yaitu:

WiMAX 16.d, atau sering disebut WiMAX nomadic dengan mobilitas terbatas hingga

kecepatan 70 Mbps

WiMAX 16.e, merupakan WiMAX mobile dengan mobilitas tinggi hingga kecepatan 144Mbps. WiMAX 16.m, WiMAX mobile dengan mobilitas tertinggi sementara ini hingga kecepatan 1Gbps.

Di Indonesia, teknologi ini sudah coba diimplementasikan pada bulan Juni silam oleh operator Firstmedia dengan merek dagang Sitra WiMAX. Kabarnya, First Media menginvestasikan kocek sebesar 350 juta dollar Amerika Serikat untuk mengembangkan layanan Internet nirkabel berkecepatan tinggi berbasis teknologi Wimax hingga 10 tahun ke depan. Sebagaimana diketahui, Sitra WiMAX adalah bagian dari Lippo Group dan merek dagang terbaru dari PT Firstmedia Tbk. Sitra WiMAX akan melayani 4G Wireless Broadband pertama di Indonesia di daerah terpadat, yakni Jakarta dan sekitarnya, sekaligus memiliki hak izin BWA termahal, termasuk di Jakarta, Bogor, Depok, Tangerang, Bekasi, Propinsi Banten, Sumatera Utara, dan Propinsi NAD. Sitra WiMAX beroperasi pada spektrum pita frekuensi 2.3 GHz dengan jangkauan lebih luas dan kemampuan transmisi lebih cepat yakni mencapai 75 Mbps. Layanannya dalam beberapa waktu ke depan akan digelar di Jakarta, Bogor, Depok, Tangerang, Bekasi, dan Banten.

Sitra sendiri memenangkan tender Wimax untuk zona Sumatera Bagian Utara (Sumbagut), Jabodetabek, dan Provinsi Banten. Sitra Wimax sendiri sudah lolos uji laik operasi (ULO) oleh Ditjen Postel pada pertengahan Juni 2010. Di samping WiMAX, ada teknologi LTE (long-term evolution) yang juga merupakan bagian dari 4G. Apa itu LTE? LTE disebut juga sebagai evolusi teknologi komunikasi selular menuju jaringan broadband (pita lebar) IP secara menyeluruh (end-to-end).

LTE merupakan pengembangan dari teknologi 3G yang pada awalnya dari 3GPP 1, dikenal dengan nama R-8 (Release-8), yang lebih difokuskan ke arah kecepatan transfer data yang lebih tinggi ketimbang 3.5G. Kabarnya, maksimum kecepatan data transfer yang ditawarkan mirip dengan WiMAX, yakni mencapai 100 Mbps (downlink). Di Indonesia, beberapa operator selular menggelar ujicoba implementasi LTE. PT Telkomsel salah satunya. Ujicoba dilakukan sekitar akhir bulan Juni silam. Pengujian dilakukan di tiga tempat yani di Medan, Jakarta, dan Denpasar. Uji coba menggunakan frekuensi 700 1800 Mhz. Telkomsel melibatkan beberapa vendor seperti Ericsson, Nokia Siemens Network, Huawei, ZTE. Mereka juga melibatkan beberapa perguruan tinggi seperti Institut Telkom, Institut Teknologi Bandung, dan beberapa institusi pendidikan lain. Ya, intinya masih sebatas riset. Karena kami pun menunggu kebijakan dari pemerintah, kata VP Corporate Account Management Telkomsel, Aulia E Marinto. Soal roadmap, jelas kita akan mengimplementasikan LTE, karena ini sangat mendukung visi dan misi perusahaan. Teknologi ini memungkinkan perusahaan melakukan lebih banyak inovasi pada produk dan layanan. Namun, implementasinya tentu berdasarkan analisa pasar dan kalkulasi bisnis, sehingga tepat sasaran, jelasnya.

Bagaimana hasil analisa pasar Telkomsel? Belum sampai tahap itu. Sampai saat ini, kami masih di tahap riset teknologi sejak ujicoba bulan Juni lalu, ucap Aulia. Selain Telkomsel, PT XL Axiata Tbk (XL) pun berencana untuk mengantisipasi masuknya teknologi LTE. Bekerja sama dengan PT Ericsson Indonesia, di bulan April silam, anak perusahaan

Axiata Group Berhad itu mengkaji persiapan ujicoba teknologi LTE. Ketika itu, Presiden Direktur XL Hasnul Suhaimi menjanjikan ujicoba tersebut dilaksanakan pada semester II tahun 2010. Memang belum dilakukan, tapi sebelum akhir tahun kami akan uji coba, kata Febriati Nadira, Head of Corporate Communication XL. Jakarta akan menjadi wilayah pertama yang merasakan uji coba teknologi LTE XL. Kami sudah mendapatkan izin dari pemerintah. Pada dasarnya, kami hanya ingin mendemonstrasikan apa saja benefit dari teknologi LTE dengan kecepatan akses data hingga 100 Mbps, tutur Ira. Sementara itu, Teguh Prasetya, Head Brand Marketing Indosat, mengatakan perusahaannya juga tengah mempersiapkan implementasi LTE. Modernisasi jaringan dan meningkatkan kapabilitas backbone dengan software hingga setingkat LTE dapat dilakukan dengan ringkas. Industri tinggal menunggu tanggal mainnya, ucap dia. Namun, diakui Teguh, Indosat masih terus melakukan ujicoba laboratorium bersama vendor yang ditunjuknya sebelum memasuki fase komersialisasi. Tahun ini, kita terus eksplorasi teknologi LTE. Makanya, kalau tidak ada rintangan seharusnya tahun depan, regulasi sudah siap, operator siap, begitu pun konsumen. Kami di sisi operator cukup mudah, tinggal menginstal software, tuturnya. (ar/vs2/m3201012)

Indonesia Lebih Cocok Gunakan 4G LTE Daripada WiMax

Sejumlah operator GSM telah mengantisipasi implementasi dari 4G LTE (long-term evolution) sebagai generasi keempat dari standar nirkabel selular. Bahkan, beberapa operator telah menggelar uji coba LTE di Tanah Air. Selain LTE, 4G juga menawarkan teknologi lain bernama WiMAX (Worldwide Interoperability for Microwave Access) di Indonesia. Jika LTE masih tahap uji coba, WiMAX sudah digelar secara resmi oleh Sitra WiMAX, unit perusahaan First Media, sejak bulan Juni silam. Lalu, teknologi 4G yang mana yang cocok untuk Indonesia? Keduanya bisa berjalan bersamaan. Dalam perjalanannya, pengguna bisa menentukan teknologi mana yang lebih cocok dan terbaik dan mampu memenuhi kebutuhan mereka.

Jika sesuai jadwal, LTE diperkirakan akan matang sekitar satu-dua tahun mendatang. Menurut Heru Sutadi, anggota Badan Regulasi Teknologi Indonesia (BRTI), ada beberapa isu teknis yang saat ini menjadi kendala bagi regulator untuk menggelar teknologi 4G, terutama frekuensi.

Dari uji coba yang sudah berjalan, alokasi frekuensi yang dipakai adalah di 2.3GHz. Nah, ini masih dikaji dan dievaluasi. Belum tahu apakah nantinya benar-benar akan menggunakan sisa frekuensi di 2.3GHz, kata Heru pada wartawan di sela acara demonstrasi LTE Ericsson di kantornya, Jakarta. Nanti kalau tidak cocok, bisa di-switch ke beberapa frekuensi lain, misalnya ke 2.6GHz. Karena teknologi LTE cukup fleksibel, tandasnya. Sayangnya, spektrum frekuensi 2.6GHz saat ini masih

dikuasai Indovision. Namun, meski dikuasai, bukan berarti frekuensi tersebut tidak menjadi kandidat yang prioritas. Kami tunggu hasil evaluasi nanti, imbuh Heru.

Ada beberapa kandidat frekuensi lain yang bisa dialokasikan untuk LTE, termasuk 1.8GHz, 900MHz, dan 700MHz. Untuk 1.8GHz, dimungkinkan jika dilakukan refarming teknologi 2G dan 3G sebelumnya, hanya kocek investasinya yang keluar akan jauh lebih besar. Sedangkan frekuensi 700MHz masih ditempati oleh sejumlah penyelenggara siaran televisi free to air nasional, yang mana frekuensi tersebut baru bersih pada 2018 setelah semua TV nasional bermigrasi ke kanal TV digital. Frekuensi manakah yang cocok dialokasikan untuk LTE di Indonesia? Menurut Heru, frekuensi 2.3GHz adalah frekuensi yang paling mungkin. Meski sudah terpakai 30MHz untuk teknologi WiMAX 16.d Sitra WiMAX, operator masih bisa mengoptimalkan sisa frekuensi 60MHz lagi. Sebetulnya, alokasi sebesar 20MHz untuk kebutuhan LTE di tahap awal sangat cukup. Itu bukan alokasi yang sedikit. Cuma, ini kan masih dikaji, tutur Heru. Sebagai perbandingan, India dan China telah menggelar LTE secara komersial lebih dulu di frekuensi 2.3GHz. Teknologi yang dipakai adalah TDD (Time Division Duplex)-LTE. Studi di dua negara tersebut dengan karakter yang mirip dengan Indonesia, menurut Heru, bisa menjadi contoh. Demikian perkembangan LTE. Bagaimana dengan implementasi WiMAX? Sampai sejauh ini, satu-satunya operator yang menggelar WiMAX di Tanah Air baru Sitra WiMAX yang memanfaatkan teknologi WiMAX 16.d. Kabarnya, First Media menginvestasikan kocek sebesar 350 juta dollar AS untuk mengembangkan layanan Internet nirkabel berkecepatan tinggi berbasis teknologi Wimax hingga 10 tahun ke depan. Sekadar diketahui, teknologi 4G WiMAX sendiri bisa dibagi tiga bagian generasi, yaitu:

WiMAX 16.d, atau sering disebut WiMAX nomadic dengan mobilitas terbatas hingga kecepatan 70 Mbps WiMAX 16.e, merupakan WiMAX mobile dengan mobilitas tinggi hingga kecepatan 144Mbps. WiMAX 16.m, WiMAX mobile dengan mobilitas tertinggi sementara ini hingga kecepatan 1Gbps.

Heru mengatakan, banyak opsi untuk perkembangan 4G WiMAX. Apakah kita tetap mengacu pada teknologi WiMAX 16.d? Transformasi dari 16.d ke 16.e? Atau, biarkan keduanya berjalan bersamaan? Sangat banyak kemungkinan dan pertimbangan. Sebab itu, kami harus menggodoknya sampai benar-benar matang. Untuk 16.e, siapa vendornya? Kalau baru satu-dua, lelang sulit dilakukan, pungkasnya. (ar/vs2/m3201012)

Anda mungkin juga menyukai