Anda di halaman 1dari 40

KEBUTUHAN CAIRAN & ELEKTROLIT

LIANA GINTING, S.KEP.,NERS

Fungsi Cairan Tubuh


Metabolik dalam sel Transporter nutrisi Regulasi & memelihara tubuh

DISTRIBUSI CAIRAN TUBUH


Terdiri dari 2 kompartemen utama Intraseluler
Utk fungsi sel normal Mengandung zat terlarut: O2, elektrolit, glukosa terlarut: elektrolit,

Ekstraseluler
Sistem transport yang membawa nutrien & membuang hasil akhir metabolisme sel

DISTRIBUSI CAIRAN
Cairan tubuh 55-60% BB Intraseluler 40% Ekstraseluler Intersisel 15% 5% - EPV Plasma
EPV =Effective plasma volume

PERKIRAAN VOLUME DARAH


i UMUR
i VOLUME

Bayi Infant Dewasa Pria Wanita

85ml/kg BB 80ml/kg BB 75ml/kg BB 55ml/kgBB

DISTRIBUSI CAIRAN TUBUH PADA KEADAAN SAKIT BERAT Intraseluler Ekstraseluler Intersisiel Plasma 40% p 35%

15% p 25% 5% p 2.5%

PERKIRAAN KEHILANGAN CAIRAN


DAPAT DIUKUR (Normal/Abnormal) diuresis, gastrointestinal, perdarahan, drain TAK DAPAT DIUKUR (IWL)

IWL ( INSENSIBLE WATER LOSSES)


Kehilangan cairan yang tidak dapat diukur 1. Pernafasan sekitar 8cc/kgBB/hari 2. Penguapan dari kulit o 13% / rC diatas 37r C 3. Luka terbuka

Menghitung KEHILANGAN CAIRAN


a. Dari Berat Badan BB sebelumnya BB sekarang b. Serum Natrium Kekurangan cairan (liter) = 0.6 x BB x Na penderita 142 142 Jenis cairan : Dextrose 5%

PRINSIP DASAR TERAPI CAIRAN


PENGGANTIAN Kehilangan cairan GIT, Syok sepsis, Syok hipovolumik PEMELIHARAAN Pengeluaran cairan nomal Urine IWL PERBAIKAN Keseimbangan asam basa Keseimbangan elektrolit

PENATALAKSANAAN KEHILANGAN CAIRAN TUBUH


KEHILANGAN CAIRAN Intra vaskuler Intersisiel Intraseluler CAIRAN PENGGANTI Koloid Ringer Laktat Ringer Asetat Dextrose

Asupan dan keluaran cairan tubuh normal


Asupan/hari (ml) Minum 1400-1800 Air dalam makanan 700-1000 Air hasil oksidasi 300-400 Total 2400 -3200 Ml Keluaran/hari (ml) Urine Feces Kulit Paru-paru Total 1400-1800 100 300 500 600 800 2400 3200 ml

2 Faktor utama dalam regulasi keseimbangan air 1. Sekresi ADH( anti Diuretic Hormon) 2. Rasa Haus( Timbul bila kehilangan air kurang lebih 2% dari berat badan )

Osmolaritas plasma meningkat atau volume cairan sirkulasi menurun

Rasa haus Asupan cairan meningkat

Sekresi ADH meningkat ekresi menurun

Retensi air meningkat Volume cairan sirkulasi meningkat ADH menurun Dan Rasa haus menurun (Anti Diuretic Hormon )

Terapi cairan intravena


Pembagian cairan infus berdasarkan tonisitas. 1. Cairan isotonik - Konsentrasi partikel terlarut - Melalui membran sel - Tidak menyebabkan sel mengerut atau membengkak. Contoh NACL 0,9 %

Lanjutan...
2. Cairan hipertonik - Konsentrasi partikel terlarut > - Menyebabkan air keluar dari sel menuju area dengan konsentrasilebih tinggi.Sel bisa mengerut pada pemberian infus cairan hipertonik yang terlalu cepat Contoh : Nacl 3%, Dektrose 5 %

Lanjutan...
3. Cairan hipotonik - Cairan partikel terlarut < - Menyebabkan air berdifusi kedalam sel, sel dapat membengkak pada pemakaian jenis cairan ini tidak tepat. Contoh : NACL 0.45%

Pembagian cairan infus berdasarkan komposisi


1. Cairan kristaloid - Mengandung zat - Dengan atau tanpa glukosa - Cepat terdistribusi ke seluruh ruang ektraselular - Efek volume intertitial lebih daripada koloid

Lanjutan...
Dibandingkan cairan koloid - mudah didapat, mudah dalam penyimpanan, murah, tidak toksik Contoh: RL,NACL 0,9%, Dextrose 5 %

2.Cairan Koloid
- Mengandung zat seperti Protein, glukosa - Menetap lebih lama diruang intravaskuler dibandingkan cairan kristaloid - Lebih jarang menyebabkan sembab paru sama dengan cairan kristaloid -Mahal -Contoh : Albumin

3. Kombinasi
Larutan kombinasi dengan aktifitas osmotik yang lebih kecil - contoh albumin ,RL, Nacl 0,9%, Dextrose 5 %

Organ dan hormon yg terlibat dalam homeostasis cairan tubuh


Ginjal Sistem endokrin Sistem cardiovaskular Paru-paru Sistem gastrointestinal Antidiuretik hormon (ADH) Aldosteron Atrial natriuretic Hormon

MASALAH YANG MENYEBABKAN HIPOVOLEMIA


Tubuh kehilangan air & elektrolit Awalnya cairan hilang dari intravaskuler Penyebab utama:

1. Intake tidak adekuat 2. Kehilangan cairan berlebihan

Tanda & Gejala


Penurunan BB Perasaan haus Penurunan urine output Peningkatan serum osmolalitas ( Ht ) Peningkatan suhu Penurunan vol vaskuler

Tachikardia & nadi lemah Hipotensi postural Hipetensi & shock

Penurunan vol dalam ruang ekstraseluler


Depresi fontanel pada infant Mata tenggelam & bola mata lunak Kulit & membran mukosa kering Lidah pecah-pecah Penurunan salivasi Kelemahan neuromaskular Fatigue

Kehilangan cairan entraseluler


Intake tidak adekuat


Penyebab: Penurunan kesadaran & ketidakmampuan utk menyampaikan rasa haus Trauma oral / ketidakmampuan menelan Kerusakan mekanisme haus

Konsep Dasar Therapi IntraVena (infuse)


Pengertian Therapi Intra vena adalah salah satu cara atau bagian dari pengobatan untuk memasukan obat atau vitamin kedalam tubuh pasien. (Darmawan,2008).

Tujuan Utama Terapi Intravena


Mengembalikan dan mempertahankan keseimbangan cairan dan elektrolit tubuh Memberikan obat-obatan dan kemoterapi secara cepat dan efisien Transfusi darah dan produk darah Memberikan nutrisi parenteral dan suplemen nutrisi

INDIKASI

1.Klien tidak mampu


mendapatkan makanan & cairan secara oral 2.Metode efektif & efisien dari pemenuhan cairan langsung kedalam intravaskuler 3.Kehilangan elektrolit tubuh

Keuntungan Terapi Intravena


Efek terapeutik segera dapat tercapai karena penghantaran obat ke tempat target berlangsung cepat. Absorbsi total memungkinkan dosis obat lebih tepat dan terapi lebih dapat diandalkan Kecepatan pemberian dapat dikontrol sehingga efek terapeutik dapat dipertahankan maupun dimodifikasi Rasa sakit dan iritasi obat-obat tertentu jika diberikan intramuskular atau subkutan dapat dihindari

Kerugian Terapi Intravena


Resiko toksisitas dan sensitivitas tinggi Kontrol pemberian yang tidak baik Komplikasi tambahan dapat timbul, yaitu: a) Kontaminasi mikroba melalui titik akses ke sirkulasi dalam periode tertentu b) Iritasi Vaskular, misalnya phlebitis kimia

Menurut Potter (1999) ukuran jarum infuse yang biasa digunakan adalah :
Ukuran 16 Guna: Dewasa, Bedah Mayor, Trauma, Apabila sejumlah besar cairan perlu diinfuskan Pertimbangan Perawat: Sakit pada insersi, Butuh vena besar Ukuran 18 Guna: Anak dan dewasa, Untuk darah, komponen darah, dan infus kental lainnya Pertimbangan Perawat: Sakit pada insersi, Butuh vena besar

Lanjutan...
Ukuran 20 Guna: Anak dan dewasa, Sesuai untuk kebanyakan cairan infus, darah, komponen darah, dan infus kental lainnya Pertimbangan Perawat: umum dipakai Ukuran 22 Guna: Bayi, anak, dan dewasa (terutama usia lanjut), Cocok untuk sebagian besar cairan infus Pertimbangan Perawat: Lebih mudah untuk insersi ke vena yang kecil, tipis dan rapuh, Kecepatan tetesan harus dipertahankan lambat, Sulit insersi melalui kulit yang keras

Lanjutan...
Ukuran 24, 26 Guna: Nenonatus, bayi, anak dewasa (terutama usia lanjut), Sesuai untuk sebagian besar cairan infus, tetapi kecepatan tetesan lebih lambat Pertimbangan Perawat: Untuk vena yang sangat kecil, Sulit insersi melalui kulit keras

Observasi Pasien Yang Terpasang Infus


Lakukan observasi pada pasien yang terpasang infuse secara periodic dengan ketentuan sebagai berikut : Pasien dewasa : 42 cc / jam : tiap 3 jam >42 cc / jam s/d 83 cc/jam : tiap 2 jam >83 cc / jam s/d 125 cc/jam : tiap 1 jam >125 cc/jam, loading / guyur, gunakan infuse pump, jika tidak menggunakan infuse pump, perawat menunggu sampai infuse habis.

Lanjutan...
Pasien Bayi dan anak : 42 cc / jam : tiap 2 jam >42 cc / jam s/d 83 cc/jam : tiap 1 jam >83 cc/jam, loading / guyur, gunakan infuse pump, jika tidak menggunakan infuse pump, perawat menunggu sampai infuse habis. Neonatus : 10 cc / jam : tiap 2 jam >10 cc / jam s/d 15 cc/jam : tiap 1 jam >15 cc/jam : tiap 30 menit.

Lanjutan...
Hal-hal yang diobservasi sebagai berikut :

Keadaan umum pasien Jenis cairan yang terpasang Jumlah sisa cairan ketika diobservasi Ketepatan kecepatan pemberian infuse. Ketepatan jumlah cairan yang masuk Tanda tanda phlebitis pada daerah insersi.

Dokumentasikan hasil observasi dengan panduan sebagai berikut


Jumlah cairan sisa, nama & tanda tangan perawat yang melakukan observasi pada baris waktu (pukul) yang sesuai waktu observasi pada formulir observasi intake & output cairan. Jika terjadi penyimpangan (kecepatan atau keterlambatan) dokumentasikan pada implementasi keperawatan dan observasi intake output cairan sesuai dengan petunjuk teknis pendokumentasian yang berlaku.

Lanjutan...
Jika terjadi penyimpangan (kecepatan atau keterlambatan) lakukan tindakan koreksi dan dokumentasikan pada implementasi keperawatan dan observasi intake & output cairan. Jika terjadi phlebitis dokumentasikan derajat phlebitis dan tindakan yang dilakukan pada implementasi keperawatan dan observasi intake output cairan sesuai dengan petunjuk teknis pendokumentasian yang berlaku. Jika phlebitis derajat dua, tiga, empat dan lima laporkan kepada DPJP ( dokter penanggung jawab pelayanan )

PERHITUNGAN CAIRAN
Jml cairan X faktor tetesan Jam ( T ) x 60 menit

Faktor tetesan: JMS = 20 tetes/1 cc Terumo = transfusion set = 15 tetes/ 1 cc Mikro set = 60 tetes/ 1 cc

Anda mungkin juga menyukai