Anda di halaman 1dari 3

KULIAH Masuk Mahal Keluarpun Mahal Kuliah merupakan pendidikan tinggi lanjutan setelah pendidikan tingkat atas.

Karena alasan itu, maka sebagian itu maka sebagian orang (pengambil kebijakan) berpendapat wajar jika kuliah harus mengeluarkan biaya karena kuliah merupakan hak yang harus diusahakan, bukan seperti halnya SDSMP (9 tahun belajar) yang merupakan hak warga negara. Tentu rekan-rekan masih ingat untuk masuk kuliah temen-temen sendiri harus mengeluarkan biaya yang tak sedikit baik itu yang bernama paket, SPP, BOPP,POM atau BFP. Tentunya biaya masuk ini semakin tahun semakin meningkat dari satuan juta hingga ratusan juta (dengan berbagai permohonan keringan hingga penundaan pembayaran). Biaya masuk terutama yang berjudul sumbangan (POM, BFP, BOPP) malah jauh lebih besar nominalnya ketimbang yang wajib dan cenderung dipaksakan, bahkan ada beberapa mereka yang terpaksa mundur dari mimpinya untuk merasakan kuliah dan merajut mimpi menjadi sarjana karena biaya sumbangan ini. Kalaupun tetap masuk dengan berbagai usaha permohonan keringanan biaya, tapi jika memasuki musim pengambilan nilai dan entry KRS, maka siap-siap saja mereka yang belum mempu dan mau melunasi untuk mendapat pencekalan atau repot kembali dengan urusan yang sama yaitu permohonan keringanan (seakan mereka lebih mulia selalu dijadikan tempat permohonan ketika akhir dan awal semester atau tahun ajaran baru dimulai). Dalih mereka yang menarik biaya sumbangan ini adalah untuk fasilitas pendidikan yang mendukung kegiatan belajar mengajar. Akan tetapi sampai saat ini mahasiswa masih saja kurang dengan fasilitas yang telah diusahakan (mungkin mereka yang biasa belajar mewah atau memang penyelenggara pendidikan yang belum bisa memenuhinya). Tapi jika dilihat dilapangan masih banyak fakultas yang belum punya laboratorium dengan peralatan lengkap untuk praktikum atau sekedar buku perpustakaan yang up date, tetapi malah banyak pembangunan yang dirasa bukan prioritas dan berpengaruh terhadap kegiatan belajar mahasiswa (kafe, tempat parkir,garasi) lebih senang membangun daripada membeli atau memperbaharui kursi agak lebih nyaman dipake belajar. Ketika kita kuliah pun masih banyak biaya yang kita keluarkan baik itu untuk praktikum, diktat, dll. Begitu pun ketika kita akan mengakhiri pendidikan sarjana ini kita harus menyiapakan uang yang tak sedikit juga walupun jumlahnya kecil bahkan sangat kecil dibandingkan saat kita masuk. Saat memaasukki pendaftaran pendadaran di UPT perpus pusat harus membayar Rp.10.000,- sedangkan di jurusan kesehatan masyarakat membayar Rp. 90.000,- untuk sumbnagan buku alumni, di fakultas lain terjadi juga di MIPA Rp. 70.000,-, pertanian juga Rp. 90.000,- di FISIP Rp. 40.000,- tapi berntung di jurusan kesmas masih banyak buku bertuliskan sumbangan alumni. Memasuki tahap akhir

yakni wisuda pada tahun 2011 paling tidak kita harus menyiapkan uang sebesar Rp. 200.000,- ke

rekening Rektor untuk biaya buku wisuda, photo wisuda, konsumsi dan biaya operasional lainnya ( belum dijelaskan apa saja). Untuk jurusan kesmas harus menyiapkan uang sebesar Rp. 240.000,dengan rincian sbb : pendaftran wisuda Rp.25.000,- plakat alumni Rp.70.000, sewa toga Rp.25.000, medali Rp.30.000, iuran alumni Rp.15.000 buku jurnal kesmas Indonesia Rp.75.000 . sedangkan di MIPA harus mengeluarkan Uang Rp. 100.000 untuk penyewaan Toga, plakat, sumbangan alumni. Sedangkan di Fakultas Peternakan harus membayar Rp.40.000 untuk Plakat dan Iuran alumni,Rp. 15.000 untuk sewa toga dan Rp.70.000 untuk pendadaran. Di Fakultas Ekonomi Rp.85.000,- untuk pelepasan wisuda (makan-makan). Gambaran diatas menunjukan bahwa kuliah membutuhkan biaya yang tak sedikit mulai dari masuk hingga kelulusan. Mungkin nominal diatas tidak begitu maaslah bagi para calon mahasiswa yang akan masuk kuliah dengan titel mampu dan bagi calon wisudawan yang akan lulus karena terpaksa takut tidak bisa lulus. Mungkin mahalnya biaya masuk kuliah bisa ditekan (diefisienkan) dengan cara perencanaan yang baik mengenai pengembangan kampus dan pendidikannya juga prioritas dari kebutuhan belajar mengajar yang angsung bisa dirasakan mahasiswa. Sedangkan untuk biaya wisuda ( kelulusan ) bisa ditekan dengan efisien dan efektifitas pengeluaran wisuda. Sehingga yang tak begitu diperlukan bagi calon wisudawan bisa dipangkas dan mengsubsitusi barang yang sama jenisnya tetapi harganya lebih terjangkau( medali, plakat) dan yang lebih penting adalah transparansi dari realisasi dana yang sudah ditarik baik itu biaya masuk kuliah (BFP dan realisasi pembangun dan pengembangan Fasilitas) maupun biaya keluar kuliah ( kelulusan: pendaftaran wisuda univ dan jurusan, alumni dll) tugas ini menjadi peran penting bagi lembaga mahasiswa khususnya BEM dalam mengontrol pelaksanaan pendidikan di kampus demi terwujudnya pendidkan yang terjangkau dan tidak memberatkan bagi siapapun. Tulisan ini sekedar menginformasikan bagi mereka yang akan masuk kuliah maupun yang akan ulus utuk menyiapkan pendanaan yang cukup. Tulisan ini tidak bermaksud provokatif akan tetapi lebih mengajak rekan-rekan lebih pro-aktif dalam pengawasan penarikan biaya agar lebih efektif dan efisien. Terima kasih

Salam dari kami yang peduli terhadap pendidkan di kampus Jenderal

Anda mungkin juga menyukai