Anda di halaman 1dari 45

LAPORAN KULIAH LAPANGAN TAMAN MANOKO LEMBANG DAN SEKITARNYA 6 JUNI 2010

SUKU YANG DITUGASKAN : 1. CAESALPINIACEAE 2. ASTERACEAE 3. ZINGIBERACEAE 4. URTICACEAE 5. CANNACEAE 6. SAPINDACEAE

KELOMPOK : 11 NENENG SARININGSIH (10060309057) MUTIARA CITRA ARIFIEN (10060309058) AYU NUR RACHMAWATI (10060309062) SITI NUR AMALIA (10060309059)

PROGRAM STUDI FARMASI FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM UNIVERSITAS ISLAM BANDUNG 2010

PENDAHULUAN 1. Suku Caesalpiniaceae (Johar joharan)


Klasifikasi Divisi Kelas Anak Kelas Bangsa Suku : Magnoliophyta : Magnoliopsida : : : Caesalpiniaceae

Ciri-ciri Morfologi Umum Habitus : Pohon atau perdu, jarang herba, kadang kadang memanjat, ada yang berduri. Batang Daun : Bulat, berkayu. : Daun umumnya majemuk pinatus, jarang yang bipinatus, unifoliolatus atau daun tunggal, letaknya tersebar, ada pilvinus dan ada stipula. Bunga / Perbungaan : Bunga dalam perbungaan rasemus, setiap bunga umumnya biseksual dan zigomorf. Kaliks umumnya 5 sepal, korola 5 petal paling atas letaknya lebih ke dalam dan lebih kecil dari yang lain. Stamen umumnya 10, kadang - kadang terdapat staminodia, diskus bisa terdapat sekeliling ovarium. Ovarium superus, terdiri dari 1 karpel, 1 ruang 1- banyak ovula pada plasenta marginal. Buah : Buah legum, kadang kadang menyerupai drupa atau samara.

Penyebaran

Pemanfaatan

Beberapa jenis tumbuhan dari suku Caesalpiniaceae, yaitu : 1. Peltophorum pterocarpum (soga) 2. Dialium indum (asam keranji) 3. Delonix regia (flamboyan) 4. Haematoxylum campechianum 5. Cassia alata (ketepeng) 6. Cassia fistula (tengguli) 7. Cassia multijuga 8. Cassia siamea (johar) 9. Caesalpinia sappan (secang) 10. Caesal pulcherrima (kembang merak) 11. Tamarindus indicus (asam) 12. Bauhinia purpurea 13. Cassia bicapsularis

2. Suku Asteraceae (Sembung - sembungan)


Klasifikasi Divisi Kelas Anak Kelas Bangsa Suku : Magnoliophyta : Magnoliopsida : Asteridae : Asterales : Asteraceae

Ciri-ciri Morfologi Umum Habitus : Herba, perdu, atau tumbuhan memanjat, jarang terdapat dalam bentuk pohon. Batang : Bervariasi mulai dari batang lunak herba sampai berkayu. Beberapa berbulu. Penampang melintang batang bervariasi (segiempat, bulat, dll). Kadang bergetah. Daun : Daun tunggal, terbagi, atau majemuk. Filotaksis tersebar atau dekusatus, tanpa stipula. Bunga / Perbungaan : Perbungaan kapitulum, dikelilingi involukrum. Satu perbungaan

tampak seperti satu bunga dan disebut psedantium. Setiap bunga bi/uniseksualis, aktinomorf atau zigomorf, ada atau tidak ada braktea berbentuk selaput (palea) atau rambut-rambut keras. Berdasarkan letaknya, dibedakan antara bunga tepi dan bunga tengah. Korola 5 helai. Berdasarkan bentuk korola, terdapat bunga dengan korola berbentuk tabung, berbentuk pita, atau berbibir 2. Kombinasinya adalah bunga tepi berbentuk pita, bunga tengah berbentuk tabung, bunga tepi dan bunga tengah berbentuk pita; bunga tepi dan bunga tengah berbentuk tabung; bunga tepi dan bunga tengah berbibir 2. Kaliks berubah menjadi rambut-rambut atau sisik, disebut papus. Stamen umumnya 5, epipetal, singenesis (antera bersatu), sering lebih dahulu masak dari pistilum (bunga protrandri). Ovarium inferus, 1 ruang, 2 karpel, 1 ovul, stilus bercabang 2. Buah : Akhen dengan papus yang persisten (tampak seperti parasut pada saat diterbangkan angin). Sering terdapat sel getah dan kelenjar minyak.

Penyebaran Suku Asteraceae atau sembung-sembungan merupakan kelompok yang terdiri dari 1.100 marga yang meliputi 20.000 spesies (Cronguist, 1981:1025). Menurut Tjiroosepomo (1996:334) suku Asteraceae terdiri dari 1.000 marga dan meliputi 14.000 spesies. Tumbuhan suku Asteraceae dikaji dari aspek ekologi mempunyai peranan yang penting kaitannya dengan ekosistem yang terdapat dikawasan Coban Rondo yang berperan menjaga keseimbangan ekosistem. Tumbuhan suku Asteraceae pada umumnya hidup menyebar keseluruh dunia, terutama didaeah topis, Cronguist, (1981:1028) mengatakan tumbuhan suku Asteraceae pola penyebarannya adalah kosmopolitan atau menyebar keseluruh dunia, dan tempat yang paling cocok adalah pada wilayah yang mempunyai iklim tropis. Di Kabupaten Malang habitat seperti ini dapat ditemui dikawasan hutan wisata Coban Rondo di Kecamatan Pujon. Berdasarkan data kawasan Coban Rondo yang terletak di Ds. Pandesari Kec. Pujon Kabupaten Malang Jawa Timur berada pada ketinggian kurang lebih 1200 m di atas permukaan laut, mempunyai suhu berkisar 22-240C dengan curah hujan berkisar 1721 mm/tahun merupakan kawasan hutan tropis dan juga kawasan konservasi dan wisata. Bedasarka observasi awal pada tanggal 2-5 Mei 2006, diketahui bahwa beberapa tumbuhan suku Asteracae yang yang dijumpai dikawasan Coban Rondo adalah Ageratum Conyzohdes,

Synedrella Nodiflora, Eupatorium riparium Reg. Bidens Pilosa L. Emilia Sonchifolia (L.) DC. Tumbuhan suku Asteraceae berperan sebagai bagian dari ekosistem di Coban Rondo yaitu sebagai tumbuhan penutup tanah yang mempunyai pengaruh penting dalam mempertahan keberlangsungan ekosistem. Di sisi lain pada kawasan Coban Rondo terdapat dua zona yakni zona datar dan zona miring. Dengan adanya dua zona tersebut, maka perlu diketahui apakah pada zona yang berbeda disuatu kawasan, memiliki karakteristik flora dalam hal ini Asteraceae yang berbeda pula.

Pemanfaatan Asteraceae memiliki nilai ekonomi, sebab terkait dengan fungsinya antara lain sebagai tanaman hias, Asteraceae juga memiliki harga dipasaran yang relatif baik. Tjiroosepomo (1996:334) juga mengemukakan bahwa tumbuhan suku Asteraceae mempunyai mempunyai peran sebagai tanaman obat, yang untuk kondisi sekarang ini sangat dibutuhkan sebagai alternatif solusi mengatasi mahalnya harga obat dan pengaruh zat-zat kimia. Kartasapoetra, dkk. (2000) mengemukakan tumbuhan Asteraceae ini berperawakan terna atau semak dan tumbuh diantara pepohonan berperan dalam mencegah terjadinya erosi karena tumbuhan ini mempunyai empat peran yaitu : 1. Menghalangi tumbukan-tumbukan langsung butir-butir hujan sehingga daya tumbuk butirbutir hujan tersebut dapat direduksi. 2. Mengurangi kecepatan aliran permukaan dan melindungi pengikisan- pengikisan oleh aliran permukaan. 3. Mendorong perkembangan biota tanah yang dapat memperbaiki sifat fisik dan kimia tanah, dan akar-akarnya dapat mempengaruhi kapasitas infiltrasi tanah sehingga aliran air permukaan menjadi berkurang. 4. Berperan menambah bahan organik tanah, dan resistensi tanah terhadap erosi menjadi bertambah. Beberapa jenis tumbuhan dari suku Asteraceae, yaitu : 1. Achillea millefolium (daun seribu) 2. Artemisia vulgaris (lokatmala) 3. Ageratum conyzoides (babadotan) 4. Anaphalis javanica (tropical edelweiss) 5. Blumea balsamifea (sembung) 6. Chrysanthemum cinerariifolium (piretrum)

7. Crassocephalum crepidioides (sintrong) 8. Dahlia rosea (dahlia) 9. Eclipta prostrata (urang-aring) 10. Eupatorium inuliifolium (ki runyuh) 11. Gerbera jamesonii (herbras) 12. Eupatorium riparium (teklan) 13. Helianthus annuus (bunga matahari) 14. Lactuca sativa (selada bokor) 15. Sonchus arvensis (jombang, tempuyung) 16. Tithonia diversifolia (ki pait) 17. Cosmos caudatus (kenikir) 18. Elephantopus scaber (tapak liman) 19. Emilia sonchifolia (tempuh wuyung) 20. Gynura procumbens (daun dewa)

3. Suku Zingiberaceae (Temu - temuan)


Klasifikasi Divisi Kelas Anak Kelas Bangsa Suku : Magnoliophyta : Liliopsida : Zingiberidae : Zingiberales : Zingiberaceae

Ciri-ciri Morfologi Umum Habitus : Herba yang aromatis, dengan rizoma simpodial yang tebal dan beramilum. Batang Daun : Bulat. : Daun distikha, berpelepah (juga membentuk batang semu), petiolus panjang atau kadang kadang pendek atau tidak ada, lamina menggulung waktu muda, urat daun pinatus yang sejajar satu sama lain, terdapat ligula antara petiolus dan pelepah. Bunga / Perbungaan : Perbungaan berupa spika atau serupa kapitulum membawa braktea braktea yang tersusun spiral, setiap braktea membawa bunga bunga

dalam simosa atau tunggal. Setiap bunga biseksual, zigomorf, sepal 3 bersatu di bawah membentuk tabung, petal 3, stamen fertil 1, 2 petaloid staminodium bersatu menjadi labelum, petaloid staminodium yang lain lebih kecil, ovarium inferus, 3 karpel, 1-3 ruang, ovula banyak stilus umumnya terletak pada celah dari filamen dan antara kedua teka dari antera. Buah : Buah kapsula atau baka.

Penyebaran

Pemanfaatan

Beberapa jenis tumbuhan dari suku Zingiberaceae, yaitu : 1. Hedychium hibrid 2. Boesenbergia pandurata (temu kunci) 3. Catimbium malaccensis (laja goah) 4. Curcuma aeruginosa (temu ireng) 5. Curcuma domestica (kunyit) 6. Curcuma heyneana (temu giring) 7. Curcuma mangga (temu mangga, koneng joho) 8. Curcuma purpurascens (temu tis) 9. Curcuma soloensis (temu bayi) 10. Curcuma xanthorrhiza (temu lawak) 11. Curcuma zedoria (temu putih) 12. Elettaria cardamomum (kapulaga) 13. Hedychium coronarium (gandasoli) 14. Kaempferia galanga (kencur) 15. Kaempferia rotunda (kunci pepet) 16. Languas galanga (laos) 17. Nicolaia speciosa (kecombrang) 18. Zingiber amaricans (lempuyang pahit) 19. Zingiber aromaticum (lempuyang wangi) 20. Zingiber zerumbet (lempuyang gajah)

21. Zingiber officinale (jahe) 22. Zingiber purpureum (bangle)

4. Suku Urticaceae (Jelatang - jelatangan)


Klasifikasi Divisi Kelas Anak Kelas Bangsa Suku : Magnoliophyta : : : Urtirales : Urticaceae

Ciri-ciri Morfologi Umum Habitus Batang Daun : : :

Bunga / Perbungaan : Buah :

Penyebaran

Pemanfaatan

Beberapa jenis tumbuhan dari suku Urticaceae, yaitu : 1. Boehmeria nivea (rami) 2. Laportea interrupta (jelatang)

5. Suku Cannaceae (Tasbih - tasbihan)


Klasifikasi Divisi Kelas Anak Kelas Bangsa : Magnoliophyta : Liliopsida : :

Suku

: Cannaceae

Ciri-ciri Morfologi Umum Habitus Batang Daun : Herba perenial, mempunyai rizoma. : Bulat. : Daun terdiri dari vagina, petiolus dan lamina, tunggal, urat daun pinatus yang satu sama lain sejajar, letak daun dalam spiral, daun muda menggulung. Bunga / Perbungaan : Bunga dalam perbungaan spika atau panikula, setiap bunga biseksual, zigomorf, sepal 3 persisten, petal 3. Stamen pada dasarnya 6 helai, 3 dari lingkaran luar steril berbentuk petal disebut petaloid staminodium, dari lingkaran dalam juga petaloid, salah satu membawa 1 teka dari antera yang melekat di pinggir disebut stamen setengah fertil, ovarium inferus dengan 3 karpel dan 3 ruang, ovula beberapa tiap ruang, stilus petaloid. Buah : Buah kapsula, eksokarp berpapila.

Penyebaran

Pemanfaatan

Beberapa jenis tumbuhan dari suku Cannaceae, yaitu : 1. Canna indica 2. Canna coccinea (tasbih) 3. Canna edulis (ganyong)

6. Suku Sapindaceae (Rambutan - rambutanan)


Klasifikasi Divisi Kelas Anak Kelas Bangsa Suku : Magnoliophyta : : : Sapindales : Sapindaceae

Ciri-ciri Morfologi Umum Habitus Batang Daun : : :

Bunga / Perbungaan : Buah :

Penyebaran

Pemanfaatan

Beberapa jenis tumbuhan dari suku Sapindaceae, yaitu : 1. Ganophyllum falcatum (mangir) 2. Fillicium decipiens (ki sabun) 3. Sapindus rarak (rerak) 4. Nephelium lappaceum (rambutan) 5. Euphoria longan (lengkeng) 6. Litchi chinensis (leci)

HASIL PENGAMATAN

Daftar Jenis Tumbuhan

NO. 1.

NAMA JENIS Sonchus arvensis Tithonia diversifolia Canna indica Artemisia vulgaris Dahlia pinnata Chrysanthemum cinerarifolium Eupatorium inulifolium Euphoria longan Taraxacum officinale

SUKU Asteraceae Asteraceae Cannaceae Asteraceae Asteraceae Asteraceae Asteraceae Sapindaceae Asteraceae Asteraceae Asteraceae Zingiberaceae

NAMA LOKAL Tempuyung Ki pait Kana Lokatmala Dahlia Krisan Ki rinyuh Lengkeng Jombang Sambung nyawa Sari manis Jahe

BENTUK HIDUP Herba

2. 3. 4. 5. 6. 7. 8. 9.

10. Gynura procumbens 11. Stevia rebandiana 12. Zingiber officinale

1. Sonchus arvensis

a. Nama Ilmiah Indonesia Sunda Inggris Jawa China Perancis

: Sonchus arvensis : Tempuyung : Jombang, J. lalakina, Galibug, Lempung, Rayana : Sow thistle : Tempuyung : Niu she tou : Laitron des champs

b. Klasifikasi Kingdom Super Divisi Divisi Kelas Sub Kelas Bangsa Suku Marga Spesies : Plantae (Tumbuhan) : Spermatophyta : Magnoliophyta (Tumbuhan berbunga) : Magnoliopsida (Berkeping dua/dikotil) : Asteridae : Asterales : Asteraceae : Sonchus : Sonchus arvensis

c. Pertelaan

Jombang atau tempuyung tumbuh liar di tempat terbuka yang terkena sinar matahari atau sedikit terlindung, seperti di tebing-tebing, tepi saluran air, atau tanah terlantar, kadang ditanam sebagai tumbuhan obat. Tumbuhan yang berasal dari Eurasia ini bisa ditemukan pada daerah yang banyak turun hujan pada ketinggian 50 - 1.650 m dpl. Terna tahunan, tegak, tinggi 0,6 - 2 m, mengandung getah putih, dengan akar tunggang yang kuat. Batang berongga dan berusuk. Daun tunggal, bagian bawah tumbuh berkumpul pada pangkal membentuk roset akar. Helai daun berbentuk lanset atau lonjong, ujung runcing, pangkal bentuk jantung, tepi berbagi

menyirip tidak teratur, panjang 6 - 48 cm, lebar 3 - 12 cm, warnanya hijau muda. Daun yang keluar dari tangkai bunga bentuknya lebih kecil dengan pangkal memeluk batang, letak berjauhan, berseling. Perbungaan berbentuk bonggol yang tergabung dalam malai, bertangkai, mahkota bentuk jarum, warnanya kuning cerah, lama kelamaan menjadi merah kecokelatan. Buah kotak, berusuk lima, bentuknya memanjang sekitar 4 mm, pipih, berambut, cokelat kekuningan. Ada keaneka-ragaman tumbuhan ini. Yang berdaun kecil disebut lempung, dan yang berdaun besar dengan tinggi mencapai 2 m disebut rayana. Batang muda dan daun walaupun rasanya pahit bisa dimakan sebagai lalap. Perbanyakan dengan biji.

d. Kegunaan 1. Batu saluran kencing Caranya : a. Daun kering sebanyak 250 mg direbus dengan 250 cc air bersih sampai tersisa 150 cc. Setelah dingin disaring, dibagi untuk 3 kali minum. Habiskan dalam sehari. Lakukan setiap hari sampai sembuh. b. Daun tempuyung, daun avokad (Persea americana), daun sawi tanah (Nasturtium montanum), seluruhnya bahan segar sebanyak 5 lembar, dan 2 jari gula enau dicuci bersih lalu direbus dalam 3 gelas air bersih sampai tersisa 3/4nya. Setelah dingin disaring. Air yang terkumpul diminum 3 kali sehari, masingmasing 3/4 gelas. c. Daun tempuyung dan daun keji beling (Strobilanthes crispus) segar masingmasing 5 lembar, jagung muda 6 buah, dan 3 jari gula enau dicuci dan dipotongpotong seperlunya. Rebus dengan 3 gelas air bersih sampai tersisa 3/4-nya. Setelah dingin disaring, lalu diminum 3 kali sehari, masing-masing 3/4 gelas. 2. Batu empedu Caranya : Daun segar sebanyak 5 lembar dicuci lalu diasapkan sebentar. Makan sebagai lalap bersama makan nasi. Lakukan 3 kali sehari. 3. Disentri 4. Wasir 5. Rematik goat 6. Radang usus buntu (apendisitis) 7. Radang payudara (mastitis)

Caranya : Tumbuhan segar sebanyak 15 g direbus dengan 3 gelas air bersih sampai tersisa 1 gelas. Setelah dingin disaring, lalu diminum sekaligus. Lakukan 2 - 3 kali sehari. 8. Bisul Caranya : Batang dan daun tempuyung segar secukupnya dicuci bersih lalu ditumbuk halus. Air perasannya digunakan untuk mengompres bisul. 9. Beser mani (spermatorea) 10. Darah tinggi (hipertensi) 11. Luka bakar 12. Pendengaran kurang (tuli) Caranya : Herba tempuyung segar dicuci bersih lalu dibilas dengan air masak. Giling sampai halus, lalu diperas dengan kain bersih. Airnya diteteskan pada telinga yang tuli. Lakukan 3-4 kali sehari. 13. Memar

e. Kandungan kimia 1. 2. 3. 4. 5. 6. 7. 8. oc laktuserol P laktuserol Manitol Inositol Silika Kalium Flavonoid Taraksasterol

f. Ekologi Tempuyung tumbuh liar di tempat terbuka yang terkena sinar matahari atau sedikit terlindung, seperti di tebing-tebing, tepi saluran air, atau tanah terlantar, kadang ditanam sebagai tumbuhan obat

g. Frekuensi

Banyak.

h. Status Tidak dilindungi.

i. Penyebaran Geografi Tumbuhan yang berasal dari Eurasia ini bisa ditemukan pada daerah yang banyak turun hujan pada ketinggian 50 - 1.650 m dpl.

j. Cara Tanam

2. Tithonia diversifolia

a. Nama Ilmiah Indonesia Inggris Cina

: Tithonia diversifolia (Hemsl.) Gray : Kembang bulan : Tree marigold : Wang ye kui

b. Klasifikasi Kingdom Super Divisi Divisi Kelas Sub Kelas Ordo Famili Genus Spesies : Plantae (Tumbuhan) : Spermatophyta (Menghasilkan biji) : Magnoliophyta (Tumbuhan berbunga) : Magnoliopsida (berkeping dua / dikotil) : Asteridae : Asterales : Asteraceae : Tithonia : Tithonia diversifolia (Hemsl.) Gray

c. Pertelaan

Habitus tumbuhan ini perdu, tinggi 5 m. Batangnya tegak, bulat berkayu, hijau. Tunggal, berseling, panjang 26-32 cm, ujung dan pangkal runcing,tulang daun menyirip. Bunganya majemuk, di ujung ranting, tangkai bulat, kelopak berbentuk tabung, mahkota lepas. Tithonia diversifolia, semak menahun dengan stolon di dalam tanah, tinggi hingga mencapai 9 m. Daun berseling, berbentuk bulat telur sampai bulat telur-belah ketupat, atau bulat telurmemanjang, tepi daun bergerigi. Perbungaan tumbuh pada bagian aksiler atau terminal dan soliter, bunga berbentuk tabung, mahkota bunga berwarna kuning, kepala sari berwarna hitam dan di bagian atasnya berwarna kuning.

d. Kegunaan

1. Sakit perut kembung Caranya : 7 gram daun segar kembang bulan, dicuci, direbus dengan 2 gelas air selama 25 menit, setelah dingin disaring, hasil saringan diminum.

e. Kandungan kimia 1. Saponin 2. Polifenol 3. Flavonoida

f. Ekologi Tithonia diversifolia tumbuh pada ketinggian 2001500 m dpl., tumbuhan ini toleransi pada pemangkasan yang berlebihan.

g. Frekuensi h. Status Tidak dilindungi

i. Penyebaran Geografi Tithonia diversifolia merupakan tumbuhan asli dari Meksiko dan Amerika Tengah; tumbuhan ini telah diintroduksi di sebagian besar negara-negara tropis, dan telah dapat tumbuh alami di Indonesia dan negara lain di Asia Tenggara.

j. Cara Tanam

3. Canna indica

a. Nama Ilmiah Indonesia Inggris Philipina

: Canna indica L. : Bunga kana, Bunga tasbih, Ganyong hutan : Canna, Poloke, Indian-shot : Tikas

b. Klasifikasi Kingdom Subkingdom Super Divisi Divisi Kelas Sub Kelas Ordo Famili Genus Spesies : Plantae (Tumbuhan) : Tracheobionta (Tumbuhan berpembuluh) : Spermatophyta (Menghasilkan biji) : Magnoliophyta (Tumbuhan berbunga) : Liliopsida (berkeping satu / monokotil) : Commelinidae : Zingiberales : Cannaceae : Canna : Canna indica L.

c. Pertelaan

Terna besar, tahunan, tinggi mencapai 2 m., dalam tanah mempunyai rimpang yang tebal seperti ubi. Daun besar dan lebar, nyirip jelas warna hijau (ada yang berwarna tengguli). Bunga besar dengan warna-warna cerah (merah, kuning) tersusun dalam rangkaian berbentuk tandan. Buah berupa buah kendaga, biji banyak, bulat. Hampir selalu ditanam sebagai tanaman hias, tapi tumbuh liar di hutan dan daerah pegunungan sampai ketinggian 1.000 dari permukaan laut. Jenis lain, Canna edulis Ke Gawl. (Ganyong) mempunyai kelopak bunga lebih kecil, daun hijau tengguli dengan ping lebih tengguli. Ditanam sebagai tanaman hias, rimpangnya dapat dimakan, di Australia sebagai penghasil tepung yang dikenal sebagai "arrowroot of Queensland".

d. Kegunaan

1. Acute Icteric Hepatitis Minum rebusan akar 60-120 gr (dosis maksimal 20 gr) sehari. Bagi untuk 2 kali minum (selama 20 hari, maksimal 47 hari). 2. Menghentikan pendarahan 10-15 gr bunga direbus lalu diminum airnya. 3. Keputihan 15-30 gr akar, ketan dan daging ayam di tim. 4. Penurun panas 5. Hipertensi 6. Disentri 7. Sakit kuning 8. Batuk darah 9. Luka berdarah 10. Radang kulit bernanah 11. Jerawat 12. Haid banyak

e. Kandungan kimia 1. 6 substansi phenol 2. 2 terpene 3. 4 coumarin 4. Pati 5. Glukosa 6. Lema alkaloid 7. Getah

f. Ekologi g. Frekuensi h. Status i. Penyebaran Geografi Kana merupakan tanaman hias yang berasal dari daerah tropis. Tanaman ini dapat dijumpai hampir di seluruh wilayah Indonesia. Sebutan lain yang ditujukan untuk bunga kana antara lain "bunga tasbih" atau "kembang ganyong".

j. Cara Tanam

4. Artemisia vulgaris a. Nama Ilmiah : Artemisia vulgaris L.

Indonesia Inggris Thailand Philipina China

: Lokatmala, Baru Cina : Mugwort, Common wormwood, Felon : Ngai curu : Damong Maria : Ai ye

b. Klasifikasi Kingdom Super Divisi Divisi Kelas Sub Kelas Bangsa Suku Marga Spesies : Plantae (Tumbuhan) : Spermatophyta (Menghasilkan biji) : Magnoliophyta (Tumbuhan berbunga) : Magnoliopsida (Berkeping dua/dikotil) : Asteridae : Asterales : Asteraceae : Artemisia : Artemisia vulgaris L.

c. Pertelaan

Tanaman semak menahun, tinggi 30-90 cm. Batang berkayu, bulat, bercabang, warna putih kotor. Daun tunggal, tersebar berbulu, panjang 8-12 cm, lebar 6-8 cm, pertulangan menyirip, permukaan atas hijau, permukaan bawah keputihputihan. Bunga majemuk, bentuk malai di ketiak daun dan di ujung batang, kecil, warna cokelat

d. Kegunaan 1. Nyeri Haid Ramuan Herba Baru Cina 2 gram Daun Poko 3 gram Rimpang Teki 3 gram Hcrba Jung Rahab 2 gram

Air 110 ml Cara pembuatan Dibuat infus, diseduh atau dipipis Cara pemakaian Diminum 1 kali sehari, 100 ml Lama pengobatan Diulang selama 3 hari 2. Haid Tidak Teratur Ramuan Herba Baru Cina 2 gram Daun Poko 3 gram Rimpang Teki 3 gram Hcrba Jung Rahab 2 gram Air 110 ml Cara pembuatan Dibuat infus, diseduh atau dipipis Cara pemakaian Diminum 1 kali sehari, 100 ml Lama pengobatan Diulang selama 3 hari

3. Wasir Ramuan Herba Baru Cina segar 2 gram Daun Wungu segar 7 lembar Herba Patikan Cina segar 3 gram Daun Duduk 3 gram Herba Pegagan segar 1 genggam Air 110 ml Cara pembuatan Dibuat infus, dipipis atau pil Cara pemakaian Dipipis, dimnium 1 kali sehari 1/4 cangkir. Pil, diminum 3 kali sehari 9 pil

Lama pengobatan Diulang selama 14 hari 4. Kencing manis Ramuan Umbi bawang merah 4 gram Buah buncis (dirajang)15 gram Daun salam (dirajang) 10 helai Air 120 ml Cara pembuatan Dibuat infus Cara pemakaian Diminum sehari 1 kali 100 ml Lama pengobatan Diulang selama 14 hari 5. Demam pada anak-anak Ramuan Umbi bawang merah secukupnya Minyak kelapa secukupnya Minyak kayu putih secukupnya Cara pembuatan Diremas-remas Cara pemakaian Minyak tersebut dioleskan pada perut yang kembung, seluruh badan, kaki, dan tangan pada anak yang demam 6. Perut kembung pada anak-anak

e. Kandungan kimia 1. Minyak atsiri 2. Zat pahit artemisin 3. Kuebrakit, 4. Tauremisin 5. Sitosterina 6. Adenina 7. Tetrakosanol

8. Fcrneol 9. Stigmasterina 10. Amirin 11. Tanin 12. Resin

f. Ekologi Tumbuh liar pada ladang dan perkebunan pada daerah ketinggian 500-3000 m dpl. Tumbuhan ini menyenangi tanah yang cukup lembab dan kaya humus, tumbuh liar di hutan dan ladang.

g. Frekuensi h. Status i. Penyebaran Geografi j. Cara Tanam

5. Dahlia pinnata a. Nama Ilmiah : Dahlia pinnata Cav.

Indonesia Inggris

: Dahlia : Dahlia

b. Klasifikasi Kingdom Super Divisi Divisi Kelas Sub Kelas Ordo Famili Genus Spesies : Plantae (Tumbuhan) : Spermatophyta (Menghasilkan biji) : Magnoliophyta (Tumbuhan berbunga) : Magnoliopsida (berkeping dua / dikotil) : Asteridae : Asterales : Asteraceae : Dahlia : Dahlia pinnata Cav.

c. Pertelaan

d. Kegunaan

e. Kandungan kimia f. Ekologi g. Frekuensi

h. Status

i. Penyebaran Geografi Tanaman ini berasal dari pegunungan Meksiko. Dahlia termasuk tanaman hias yang terlambat dibudidayakan. Di Eropa budidaya dimulai tahun 1789, dari Royal Botanical Garden di Madrid, Spanyol dan menyebar ke seluruh Eropa Barat. Walaupun perkembangannya sangat lambat, pada tahun 1841 sudah terdapat 1.200 varietas. Dahlia didatangkan ke Jawa Barat dari negeri Belanda pada masa penjajahan di abad ke 19. Saat ini dahlia menjadi komoditi bunga potong/bunga pot yang penting di berbagai belahan dunia. Di luar negeri, bunga ini mempunyai prospektif sehingga dibentuk kelompok pemerhati bunga dahlia seperti Dahlia Society of India, National Dahlia Society of United kingdom dan American Dahlia Society. j. Cara Tanam Syarat Pertumbuhan 1. Iklim Tanaman ini memerlukan sinar matahari yang berlimpah tanpa naungan. 2. Media Tanam 1. Tanaman dapat tumbuh di setiap tanah lempung berpasir yang mengandung humus, memiliki tata udara baik dan gembur. 2. Keasaman tanah yang baik untuk pertumbuhan tanaman ini antara pH=6,0-8,0. 5.3. Ketinggian Tempat Tanaman dapat tumbuh baik pada daratan tinggi dengan ketinggian optimum 7001.000 m dpl. Pedoman Budidaya 1. Pembibitan Teknik Penyemaian Bibit 1. Perbanyakan generatif dengan benih : Dilakukan pada dahlia mini untuk mendapatkan warna bunga yang baru dan lebih bervariasi. Benih berasal dari tanaman dahlia yang sehat berumur 5 bulan. Benih langsung disemai di atas persemaian yang telah disiapkan. Bedengan persemaian dibuat di atas tanah dengan lebar 1 m dan panjang tergantung besar lahan dengan arah Utara-Selatan. Bedengan dibuat dari campuran humus, pupuk kandang sapi dan tanah yang subur dengan perbandingan 1:1:1. Tinggi bedengan 5 cm. Bibit disebarkan merata di atas bedengan dan ditutup tipis-tipis dengan tanah. Pada musim kemarau

bedengan ditutup dengan daun pisang yang telah dicuci atau karung goni yang bersih agar kelembaban bedengan terjaga. Bedengan perlu diberi naungan bila persemaian dilakukan pada musim hujan. Naungan berupa plastik transparan setinggi 80 cm di sisit timur dan 60 cm di sisi barat. Setelah benih berkecambah dan berdaun dua helai, penutup (daun pisang/karung goni) dibuka. Bibit dipelihara dipersemaian sampai berdaun sempurna 2 buah, pada stadia ini akar tanaman belum menyentuh dasar bedengan dan dipindahtanamkan ke polibag transparan 18x15 cm berisi campuran sekam dan pupuk kandang sapi (6:1). Setelah tanaman berdaun 6 helai, dilakukan pindahtanam kedua ke dalam polybag transparan 30x20 cm berisi media yang sama. Di dalam polybag ini tanaman dipelihara sampai berbunga selama 1,5-2 bulan dan siap untuk dijual. 2. Perbanyakan vegetatif dengan stek : Dilakukan pada dahlia mini untuk mendapatkan bunga dengan warna dan bentuk yang sama dan untuk dahlia besar yang tidak dapat berbiji. Bahan stek diambil dari tunas ketiak yang berukuran 710 cm. Untuk menghindari penyakit, gunakan pisau stek/pisau tajam yang bersih untuk memotong tunas. Pembibitan dilakukan di polybag transparan 30x20 cm berisi campuran sekam padi dan pupuk kandang (6:1) dan dipelihara sampai siap jual tanpa dipindahtanam selama 3 hari. 3. Perbanyakan vegetatif dari ubi : Dilakukan pada dahlia kaktus dan semi kaktus. Ubi diambil dari tanaman berumur 7 bulan. Untuk mendapatkan ubi, batang tanaman yang telah habis masa berbunga pertamanya dipotong sampai 10 cm dari permukaan tanah.Tanah digali dan ubi diangkat bersama dengan batang utamanya. 2. Pemeliharaan Penyemaian 1. Tanaman di Persemaian : Selama persemaian tanaman disiram satu hari sekali dan tidak diberi pupuk karena makanan sudah cukup banyak didapatkan dari bedengan. Penyiangan gulma harus dilakukan dengan sangat hati-hati agar tidak merusak bibit yang masih mudah rusak. 2. Tanaman di dalam polibag : Tanaman disiram 1-2 hari sekali (pagi-sore) kecuali jika hari hujan. Gulma jarang tumbuh, jika ada disiangi dengan cara dicabut atau diambil dengan cangkul kecil Untuk mencegah hama/penyakit, tanaman disemprot dengan pestisida antracol/Basudin 2 minggu sekali di saat pergantian musim kemarau-hujan dan musim hujan. Pupuk daun Gandasil dan 1 gram NPK diberikan 1 minggu sekali.

Pengolahan Media Tanam 1. Penanaman di Polybag (dahlia mini dan dahlia besar) 2. Media tanam berupa sekam dan pupuk kandang (6:1) dicampur merata. 3. Masukkan media ke dalam polybag 30 x 20 cm sampai mengisi 90 prosen volume. 4. Buat lubang tanam ditengah media, tambahkan 1 gram pupuk NPK. 5. Masukkan bibit dari polybag kecil dan padatkan media di sekitar batang. Siram sampai lembab. 6. Selanjutnya tanaman diberi pupuk NPK sebanyak 1 gram setiap dua minggu. Penyemprotan dengan pestisida Antracol dan Basudin dilakukan jika terlihat gejala serangan penyakit. 7. Pemangkasan daun perlu dilakukan agar bunga yang dihasilkan berkualitas baik. penjarangan bunga bertujuan untuk mendapatkan bunga dengan ukuran maksimal. Kriteria penjarangan bunga adalah : Di setiap pucuk lateral hanya terdapat 6 kuntum bunga dihitung sampai buku ke tiga untuk tanaman Dahlia mini. Di setiap pucuk utama dan pucuk lateral hanya terdiri atas 3 kuntum bunga untuk tanaman Dahlia yang besar. Pembentukan Bedengan : Bedengan dibuat dengan lebar 70 cm, tinggi 15 cm dan panjang sesuai dengan kondisi lahan dan jarak antar bedengan 55 cm. Setelah bedengan terbentuk, tanah diolah sedalam 45 cm beberapa kali dengan cangkul. Tambahkan pupuk kandang setebal 15 cm (10-15 ton/ha) dan campur dengan 45 cm tanah bedengan. Haluskan tanah bedengan sampai kedalaman 15 cm. Rapikan kembali bedengan. Teknik Penanaman 1. Pembuatan Lubang Tanam : Lubang tanam dibuat sedalam 20 x 20 x 20 cm pada jarak tanam 65-75 cm. 2. Cara Penanaman Ubi : Ubi diletakkan mendatar di dasar lubang dan tutup dengan tanah setebal 5 cm. Dari tunas yang tumbuh hanya satu atau dua yang dibiarkan tetap tumbuh.

Pemeliharaan Tanaman

1. Penjarangan dan Penyulaman : Untuk mendapatkan pertumbuhan yang seragam dapat dilakukan sampai tanaman berumur 3 minggu. Biasanya bibit tidak tumbuh sempurna jika pengairan terlambat dilakukan terutama jika udara panas. Penjarangan bunga perlu dilakukan terutama jika jumlah bunga dalam satu tangkai terlalu banyak supaya diameter bunga mencapai maksimum. Pada dahlia kaktus (putih) hanya satu bunga yang dibiarkan hidup pada satu tangkai, sedangkan pada dahlia semi kaktus dapat 5 - 6 bunga. 2. Penyiangan : Dilakukan sesuai dengan pertumbuhan gulma dan pada saat pemupukan serta pembumbunan. Pencegahan tumbuhnya gulma dapat dilakukan dengan menghamparkan mulsa organik di antara tanaman. Ketika tanaman mencapai 1 m, tanaman dibumbun dan disangga dengan 2 batang bambu agar tidak rebah. 3. Pemupukan : ilakukan setiap 10 hari dengan urea, SP-36 dan KCl masing-masing 2 gram atau NPK sebanyak 5 gram. Pemberian pertama 10 hari setelah pindah tanam. Pupuk diberikan di dalam larikan sejauh 15 cm dari pangkal batang. Tutup pupuk dengan tanah. 4. Pengairan dan penyiraman : Dilakukan sesuai pertumbuhan tanaman. Di awal pertumbuhannya, tanah di sekitar pangkal batang sampai titik terluar tajuk jangan sampai mengering. Pada saat itu, jika perlu tanaman disiram 2-3 kali sehari tergantung dari keadaan cuaca. Setelah itu penyiraman dapat dilakukan setiap 5 hari. Penyiraman juga perlu dilakukan setelah pemberian pupuk.

6. Chrysanthemum cinerariaefolium

a. Nama Ilmiah Indonesia Inggris b. Klasifikasi Kingdom Super Divisi Divisi Kelas Sub Kelas Ordo Famili Genus Spesies

: Chrysanthemum cinerariaefolium Trev : Piretrum, Krisan : Pyrethrum

: Plantae (Tumbuhan) : Spermatophyta (Menghasilkan biji) : Magnoliophyta (Tumbuhan berbunga) : Magnoliopsida (Berkeping dua / dikotil) : Asteridae : Asterales : Asteraceae : Chrysanthemum : Chrysanthemum cinerariaefolium Trev

c. Pertelaan

d. Kegunaan

e. Kandungan kimia f. Ekologi g. Frekuensi h. Status

i. Penyebaran Geografi j. Cara Tanam

7. Eupatorium inulifolium

a. Nama Ilmiah Indonesia

: Eupatorium inulifolium Kunth : Ki rinyuh

b. Klasifikasi Kingdom Super Divisi Divisi Kelas Sub Kelas Ordo Famili Genus Spesies : Plantae (Tumbuhan) : Spermatophyta (Menghasilkan biji) : Magnoliophyta (Tumbuhan berbunga) : Magnoliopsida (berkeping dua / dikotil) : Asteridae : Asterales : Asteraceae : Eupatorium : Eupatorium inulifolium Kunth

c. Pertelaan

d. Kegunaan

e. Kandungan kimia f. Ekologi g. Frekuensi h. Status i. Penyebaran Geografi j. Cara Tanam

8. Euphoria longan

a. Nama Ilmiah Indonesia Inggris Melayu

: Euphoria longana (Lour.) Steud. : Lengkeng, Kelengkeng : Longan, Cats eyes : Lengkeng

b. Klasifikasi Kingdom Super Divisi Divisi Kelas Sub Kelas Bangsa Suku Marga Jenis : Plantae (Tumbuhan) : Tracheobionta (Tumbuhan berpembuluh) : Spermatophyta (Menghasilkan biji) : Magnoliophyta (Tumbuhan berbunga) : Magnoliopasida (Berkeping dua / dikotil) : Rosidae : Sapindales : Euphoria : Euphoria longana (Lour.) Steud.

c. Pertelaan Pohon lengkeng dapat mencapai tinggi 40 m dan diameter batangnya hingga sekitar 1 m. Berdaun majemuk, dengan 2-4(-6) pasang anak daun, sebagian besar berbulu rapat pada bagian aksialnya. Tangkai daun 1-20 cm, tangkai anak daun 0,5-3,5 cm. Anak daun bulat memanjang, panjang lk. 1-5 kali lebarnya, bervariasi 3-45 1,520 cm, mengertas sampai menjangat, dengan bulu-bulu kempa terutama di sebalah bawah di dekat pertulangan daun. Perbungaan umumnya di ujung (flos terminalis), 4-80 cm panjangnya, lebat dengan bulu-bulu kempa, bentuk payung menggarpu. Mahkota bunga lima helai, panjang hingga 6 mm. Buah bulat, coklat kekuningan, hampir gundul; licin, berbutir-butir, berbintil kasar atau beronak, bergantung pada jenisnya. Daging buah (arilus)tipis berwarna putih dan agak bening. Pembungkus biji berwarna coklat kehitaman, mengkilat. Terkadang berbau agak keras.

d. Kegunaan

e. Kandungan kimia 1. Saponin 2. Quercetin 3. Quercitrin 4. Polifenol 5. Tanin 6. Glukosa

f. Ekologi g. Frekuensi h. Status i. Penyebaran Geografi j. Cara Tanam

9. Taraxacum officinale

a. Nama Ilmiah Indonesia Inggris Philipina Cina

: Taraxacum officinale Wiggers : Rapak dara, Jombang : Common dandelion : Dandelion : Ou chan pu gong ying

b. Klasifikasi Kingdom Super Divisi Divisi Kelas Sub Kelas Ordo Famili Genus Spesies : Plantae (Tumbuhan) : Spermatophyta (Menghasilkan biji) : Magnoliophyta (Tumbuhan berbunga) : Magnoliopsida (berkeping dua / dikotil) : Asteridae : Asterales : Asteraceae : Taraxacum : Taraxacum officinale Wiggers

c. Pertelaan

d. Kegunaan

e. Kandungan kimia f. Ekologi g. Frekuensi h. Status i. Penyebaran Geografi j. Cara Tanam

10. Gynura procumbens

a. Nama Ilmiah Indonesia Melayu

: Gynura procumbens (Lour.) Merr. : Sambung nyawa : Sambung nyawa, Akar sebiak

b. Klasifikasi Kingdom Super Divisi Divisi Kelas Sub Kelas Ordo Famili Genus Spesies : Plantae (Tumbuhan) : Spermatophyta (Menghasilkan biji) : Magnoliophyta (Tumbuhan berbunga) : Magnoliopsida (berkeping dua / dikotil) : Asteridae : Asterales : Asteraceae : Gynura : Gynura procumbens (Lour.) Merr.

c. Pertelaan

d. Kegunaan

e. Kandungan kimia f. Ekologi g. Frekuensi h. Status i. Penyebaran Geografi j. Cara Tanam

11. Stevia rebandiana

a. Nama Ilmiah Indonesia

: Stevia rebandiana Bertonii M : Stevin, Sari manis

b. Klasifikasi Kingdom Super Divisi Divisi Kelas Sub Kelas Ordo Famili Genus Spesies : Plantae (Tumbuhan) : Spermatophyta (Menghasilkan biji) : Magnoliophyta (Tumbuhan berbunga) : Magnoliopsida (berkeping dua / dikotil) : Asteridae : Asterales : Asteraceae : Stevia : Stevia rebandiana Bertonii M

c. Pertelaan

d. Kegunaan

e. Kandungan kimia f. Ekologi g. Frekuensi h. Status i. Penyebaran Geografi j. Cara Tanam

12. Zingiber officinale

a. Nama Ilmiah Nama Lokal Indonesia Inggris Melayu Vietnam Thailand Pilipina Cina Jepang

: Zingiber officinale Roscoe

: Jahe : Ginger : Helia, halia, aliya : Cay gung : Khing : Luya, laya, giya : Jiang : Shouga

b. Klasifikasi Kingdom Subkingdom Super Divisi Divisi Kelas Sub Kelas Ordo Famili Genus Spesies : Plantae (Tumbuhan) : Tracheobionta (Tumbuhan berpembuluh) : Spermatophyta (Tumbuhan berbiji) : Magnoliophyta : Liliopsida : Commelinidae : Zingiberales : Zingiberaceae (suku jahe - jahean) : Zingiber : Zingiber officinale Roscoe

c. Pertelaan

Zingiber officinale merupakan tumbuhan herbal menahun yang tumbuh liar di ladang-ladang berkadar tanah lembab dan memperoleh banyak sinar matahari. Batangnya tegak, berakar serabut dan berumbi dengan rimpang mendatar. Tumbuhan semak berbatang semu ini tingginya bisa mencapai 30 cm - 1 m. Rimpang jehe berkulit agak tebal membungkus daging umbi yang berserat dan berwarna coklat beraroma khas. Bentuk daun bulat panjang dan tidak lebar. Berdaun tunggal, berbentuk lanset dengan panjang antara 15 - 28 mm. Bunganya memiliki 2 kelamin dengan 1 benang sari dan 3 putik bunga. Bunga ini muncul pada ketiak daun dengan posisi duduk. Biasanya

jahe di tanam pada dataran rendah sampai dataran tinggi (daerah subtropis & tropis) di ketinggian 1500 m di atas permukaan laut. Akarnya akar serabut. Jahe (Zingiber officinale), adalah tanaman rimpang yang sangat populer sebagai rempah-rempah dan bahan obat. Rimpangnya berbentuk jemari yang menggembung di ruas-ruas tengah. Rasa dominan pedas disebabkan senyawa keton bernama zingeron. Batang jahe merupakan batang semu dengan tinggi 30 hingga 100 cm. Akarnya berbentuk rimpang dengan daging akar berwarna kuning hingga kemerahan dengan bau menyengat. Daun menyirip dengan panjang 15 hingga 23 mm dan panjang 8 hingga 15 mm. Tangkai daun berbulu halus. Bunga jahe tumbuh dari dalam tanah berbentuk bulat telur dengan panjang 3,5 hingga 5 cm dan lebar 1,5 hingga 1,75 cm. Gagang bunga bersisik sebanyak 5 hingga 7 buah. Bunga berwarna hijau kekuningan. Bibir bunga dan kepala putik ungu. Tangkai putik berjumlah dua.

d. Kegunaan

e. Kandungan kimia 1. Minyak atsiri 2. Damar 3. Mineral sineol 4. Fellandren 5. Kamfer 6. Borneol 7. Zingiberin 8. Zingiberol 9. Gigerol ( misalnya di bagian-bagian merah) 10. Zingeron 11. Lipidas 12. Asam aminos 13. Niacin 14. Vitamin A 15. Vitamin B1 16. Vitamin C

17. Protein Minyak jahe berwarna kuning dan kental. Minyak ini kebanyakan mengandung : 1. Terpen 2. Fellandren 3. Dextrokamfen 4. Bahan sesquiterpen yang dinamakan zingiberen, zingeron damar, pati.

f. Ekologi Biasanya jahe di tanam pada dataran rendah sampai dataran tinggi (daerah subtropis & tropis) di ketinggian 1500 m di atas permukaan laut. Jahe hanya bisa bertahan hidup di daerah tropis, penanamannya hanya bsia dilakukan di daerah katulistiwa seperi Asia Tenggara, Brasil, dan Afrika. Juga tanaman jahe biasanya ditanam di daerah beriklim panas, terutama di tanah gembur, kering dan subur. Jahe yang amat baik dihasilkan di Jamaika, Sri Langka dan Cina. Tanaman jahe bisa dipanen apabila daunnya telah menguning.

g. Frekuensi Banyak.

h. Status Tidak dilindungi.

i. Penyebaran Geografi Tumbuhan ini berasal dari Asia Selatan (India)dan RRC, kini ditemukan di wilayah tropis dan subtropis, contohnya di Indonesia.

j. Cara Tanam

Daftar jenis tumbuhan yang ditemukan di lapangan

NO. 1. 2. 3. 4. 5. 6. 7. 8. 9. 10. 11. 12. 13. 14. 15. 16. 17. 18. 19. 20. 21. 22. 23. 24. 25. 26. 27. 28. 29.

NAMA JENIS Dracaena fragrans Costus spiralis Psidium guajava Citrus sp. Swietenia macrophylla Amaranthus sp. Rhoeo discolor Fragraria x ananasa Dracaena godseviana Coleus blumei Spathiphyllum wallichii Bougainvillea spectabilis Cordyline terminalis Vanda tricolor Hydrangea macrophylla Syngonium aureum Ipomoea tricolor Sonchus arvensis Tithonia diversifolia Persea americana Toona sureni Canna coccinea Cestrum nocturnum Arenga pinnata Maesopsis emenii Musa x paradisiaca Artocarpus heterophyllus Iresine herbstii Hedera helix

NAMA SUKU Agavaceae Costaceae Myrtaceae Rutaceae Meliaceae Amaranthaceae Commelinaceae Rosaceae Agavaceae Lamiaceae Araceae Nyctaginaceae Agavaceae Orchidaceae Hydrangeaceae Araceae Convolvulaceae Asteraceae Asteraceae Lauraceae Meliaceae Cannaceae Solanaceae Arecaceae Rhamnaceae Musaceae Moraceae Amaranthaceae Araliaceae

NAMA LOKAL Ki beusi Pacing Jambu batu Jeruk Mahoni Bayam Nanas kerang Strawberry Florida beauty Jawer kotok hias Peace lily Bugenvil Hanjuang merah Vanda Panca warna Syngonium Ipomoea Tempuyung Ki pait Alpuket Suren Kana Kembang dayang Aren Kayu Afrika Pisang Nangka Burih ayam Hedera

30. 31. 32. 33. 34. 35. 36. 37. 38. 39. 40. 41. 42. 43. 44. 45. 46. 47. 48. 49. 50. 51. 52. 53. 54. 55. 56. 57. 58. 59. 60.

Sedum morganianum Eucalyptus alba Gigantochloa verticilata Malvaviscus arboreus Cinnamomum burmanni Pinus merkusii Calathea zebrina Artemisia vulgaris Hibiscus sabdariffa Dahlia rosea Peristrophe hyssopifolia Epidendrum ibaguense Chrysanthemum cinerarifolium Duranta erecta Rhododendron mucronatum Eupatorium inulifolium Euphorbia hirta Sericocalyx crispus Alium fistulosum Melaleuca bracteata Hypeastrum splendens Bambusa vulgaris Zephyranthes candida Hibiscus rosasinensis Cycas rumphii Bixa orellana Cuphea hyssopifolia Excoecaria cochinchinensis Macadamia ternifolia Evodia suaveolens Euphoria longan

Cactaceae Myrtaceae Poaceae Malvaceae Lauraceae Pinaceae Maranthaceae Asteraceae Malvaceae Asteraceae Acanthaceae Orchidaceae Asteraceae Verbenaceae Ericaceae Asteraceae Euphorbiaceae Acanthaceae Aliaceae Myrtaceae Liliaceae Poaceae Liliaceae Malvaceae Cycadaceae Bixaceae Lythraceae Euphorbiaceae Proteaceae

Kaktus anggur Kayu putih Bambu gombong Kembang wera Kayu manis Pinus Kalatea Lokatmala Rosela Dahlia Bubukaan Epidendrum Krisan Anak nakal Azalea Ki rinyuh Nanangkaan Keji beling Bawang daun Kayu putih Bakung Bambu kuning Kembang coklat Kembang sepatu Pakis haji Galinggem Taiwan beauty Sambang darah Makadamia Zodia

Sapindaceae

Lengkeng

61. 62. 63. 64. 65. 66. 67. 68. 69. 70. 71. 72. 73. 74. 75. 76. 77. 78. 79. 80. 81. 82. 83. 84. 85. 86. 87. 88. 89. 90. 91. 92.

Alamanda cathartica Angelica kei-kei Acalypha wilkesiana Philodendron bipinatifidum Aloe succotrina Euphorbia pulcherrima Lavandula angustifolia Ficus elastica Solanum pseudocapsicum Alternanthera strigossa Centella asiatica Cymbopogon nardus Rivinia humilis Anredera cordifolia Geranium homeanium Tinospora crispa Cleome sp. Pogostemon cablin Ortosiphon aristatus Talinum paniculatum Taraxacum officinale Gardenia jasminoides Cataranthus roscus Piper betle Melaleuca leucadendia Aloe vera Eleutherine palmifolia Coleus amboinius Gynura procumbens Mesona pallustris Chloranthus elatior Pandanus conoideus

Apocynaceae Apiacaeae Euphorbiaceae Araceae Aloaceae Euphorbiaceae Lamiaceae Moraceae Solanaceae Amaranthaceae Apiacaeae Poaceae Phytolaccaceae Basellaceae Geraniaceae Menispermaceae Capparidaceae Lamiaceae Lamiaceae Portulacaceae Asteraceae Rubiaceae Apocynaceae Piperaceae Myrtaceae Aloaceae Iridaceae Lamiaceae Asteraceae Lamiaceae Chloranthaceae Pandanaceae

Alamanda Seledri Jepang Dawolong Philodendron Lidah buaya Kastuba Lavender Karet munding Leunca walanda

Antanan Sereh Dadarahan Binahong Geranium Brotowali Kumis kucing Nilam Kumis kucing Som jawa Jombang Kaca piring Tapak dara Sirih Kayu putih Lidah buaya Bawang sabrang Daun jinten Sambung nyawa Cincau hitam

Buah merah

93. 94. 95. 96. 97. 98. 99.

Ruta angustifolia Brugmansia suaveolens Piper nigrum Stevia rebaudiana Zingiber officinale Polygala monocephala Kalanchoe pinnata

Rutaceae Solanaceae Piperaceae Asteraceae Zingiberaceae Polygalaceae Crassulaceae Verbenaceae Lamiaceae Cyperaceae Caryophyllaceae

Inggu Kecubung Merica Sari manis Jahe Akar wangi Cocor bebek Jati Belanda Mint Teki Jukut ibun

100. Guazama ulmifolia 101. Mentha piperita 102. Cyperus kyllingia 103. Drymaria cordata

DAFTAR PUSTAKA

Anda mungkin juga menyukai