Anda di halaman 1dari 12

1

BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Al-Quran sebagai kitab hidayah sarat dengan ayat-ayat yang mengatur
tingkah laku dan sikap tindak umat manusia. Bukan saja dalam hal hubungan
vertikal antara manusia sebagai makhluk dengan Allah sebagai Khaliq, melainkan
juga hubungan horizontal antara manusia yang satu dengan yang lain sebagai
sesama makhluk. Ayat-ayat Al-Quran yang mengatur perihal hubungan vertikal
antara manusia dengan Allah lazim disebut dengan istilah ayat-ayat hukum
ibadah, sedangkan ayat-ayat yang mengatur interaksi antar sesama manusia umum
dikenal dengan sebutan ayat-ayat hukum muamalah.
Dalam Al-Quran terdapat ratusan bahkan seribu lebih ayat hukum. Ini
mengisyaratkan betapa serius perhatian kitab suci ini terhadap persoalan-
persoalan hukum, terutama menyangkut norma-norma hukum dasar yang bersifat
umum. Sedangkan untuk realisasinya secara rinci dan teknis di lapangan,
sepenuhya diserahkan kepada umat manusia dalam hal ini para mujtahid, fuqaha,
dan terutama ulil amri (pemerintah).

B. Rumusan Masalah
Adapun makalah ini mempunyai rumusan masalah antara lain sebagai
berikut.
1. Bagaimana pengertian politik, ekonomi, dan politik ekonomi?
2. Tafsir Q.S. Yusuf (12) : 47-49.
3. Tafsir Q.S. Yusuf (12) : 54-55.







2

BAB II
PEMBAHASAN

A. Pengertian Politik, Ekonomi, dan Politik Ekonomi
Tentu kita mudah memahami istilah ekonomi politik sebagai mengandung
pengertian yang mempersentuhkan ekonomi dan pengertian politik. Sekalipun
mengandung kebenaran, tetapi mendefinisikan ekonomi politik dengan sekedar
mencari titik sentuh di antara keduanya adalah menyesatkan kecuali juga tidak
memadai. Sebelum sampai kepada pengertian yang komprehensif tentang
ekonomi Politik, yang penting untuk dimengerti dahulu adalah pengertian masing-
masingnya, yakni pengertian tentang politik dan ekonomi.

a. Politik
Politik dalam arti yang paling luas adalah dimensi kekuasaan yang
mengatur dan mengarahkan kehidupan sosial sebagai keseluruhan. Politik
mengandung pengertian adanya interaksi antara pemerintah dan masyarakat untuk
suatu aktivitas publik demi kebaikan bersama dalam kehidupan sosial. Artinya,
jika ekonomi beroperasi di wilayah keluarga atau rumah tangga, maka politik
memiliki ruang operasi suatu negara.
Politik oleh kamus Littre didefinisikan sebagai ilmu memerintah dan
mengatur negara. Sedangkan menurut kamus Robert mendefinisikan sebagai
seni memerintah dan mengatur masyarakat manusia. Namun, definisi modern
mencakup pengaturan negara dan mengatur pola kemasyarakatan manusia,
sehingga kata memerintah dan mengatur itu berarti kekuasaan yang terorganisir
serta lembaga-lembaga kepemimpinan dan pemilik kekuasaan. Dari definisi-
definisi tersebut dapat ditangkap bahwa pemikiran politik secara khusus mengkaji
masalah-masalah mengenai kekuasaan.
Persoalan yang terus muncul mengenai kehidupan bernegara ini adalah
siapa yang berhak mengatur dan mengarahkannya, dan bagaimana pengaturan
serta pengarahan itu dilaksanakan. Secara lebih mendasar persoalannya adalah
manakah politik yang dapat diterima oleh semua pihak yang ada di dalam sebuah
masyarakat atau negara. Ini adalah soal legitimasi. Sebuah kekuasaan harus
3

dilegitimasikan agar efektif pada semua pihak. Kekuasaan itu sekurang-kurangnya
harus tampak benar di hadapan berbagai pihak yang dikuasai.
Dalam kehidupan sosial, ada segi kehidupan rutin yang bisa diantisipasi,
terjadi dalam pola-pola yang mapan, dan ada segi kehidupan yang menghadapkan
manusia pada beberapa pilihan yang serba mungkin untuk mengubah atau
mempertahankan kehidupan sosial itu. Segi yang berada pada proses be coming
inilah politik. Politik memang mengandung ruang serba mungkin yang besar,
tetapi hal ini tidak berarti bahwa politik hanya bisa dilegitimasikan, politik juga
bisa dirasionalisasikan. Memang penting disadari, bahwa dunia politik sebagian
besar belum berada pada kontrol sadar anggota masyarakat, dan kesadaran itu
menuntut proses belajar yang mentradisi dan terbuka terhadap kritik.

b. Ekonomi
Dalam dunia kehidupan sosial, istilah ekonomi adalah merupakan istilah
yang sangat gampang ditemukan disebut orang dalam keseharian. Istilah ini
dipakai untuk pengertian yang mungkin tidak tunggal. Artinya, sebagai istilah,
ekonomi memiliki beberapa pengertian. Ada pengertian yang memberi penjelasan
adanya suatu 1) cara, misalnya dalam kalimat "Sangat tidak ekonomis jika saya
pergi ke luar Jawa dengan mengendarai kendaraan sendiri". Kata ekonomis dalam
kalimat tersebut mengedepankan arti adanya cara yang terlalu banyak memakan
pengorbanan atau cara yang lebih hemat. Akan menjadi ekonomis jika ia
mempertimbankan waktu serta tenaga, mungkin juga pengeluaran biaya, dan tidak
memilih berkendaraan melalui jalan darat tetapi menggunakan pesawat terbang.
Istilah ekonomi pun memiliki arti sebagai 2) sistem, artinya kata ekonomi
itu dipakai untuk menandai adanya suatu sistem yang berlaku di masyarakat
terkait dengan pengaturan distribusi barang dan jasa, semisal ekonomi kapitalis,
ekonomi sosialis, ekonomi pasar, ekonomi liberal dan lain sebagainya. Sementara
itu, kata ekonomipun mengandung pengertian adanya 3) aktivitas. Artinya,
ekonomi dipandang sebagai bentuk kegiatan manusia dalam rangka memenuhi
kebutuhan hidupnya terkait dengan barang dan jasa. Kegiatan ekonomi bagi
manusia merupakan kegiatan sebagai wujud hakekat manusia sebagai makhluk
yang bekerja. Jika binatang segala kebutuhan hidupnya menyatu dengan alam dan
4

tinggal merenggutnya untuk dimakan, maka tidak demikian dengan manusia.
Manusia dalam memenuhi kebutuhan hidupnya terlebih dahulu harus bekerja
mengerjakan alam dulu sebelum dapat dipakai untuk memenuhi kebutuhannya.
Kegiatan inilah yang sebagian terbesarnya diartikan sebagai kegiatan ekonomi.
Uraian yang lebih spesifik terkait dengan kegiatan ekonomi dapat juga
dimulai dari pertanyaan bagaimana masalah ekonomi itu timbul. Masalah
ekonomi itu timbul oleh adanya fakta : 1) jumlah dan macam kebutuhan manusia
itu sangatlah banyak, dan 2) alat pemuas kebutuhan tersebut sangatlah terbatas.
Dari masa pra-sejarah hingga jaman modern ini belum pernah kita jumpai suatu
masyarakat atau suatu bangsa yang kebutuhan hidupnya dapat terpenuhi
seluruhnya. Masyarakat primitifpun yang memiliki kebutuhan relatif tidak banyak
dibanding masyarakat modern tidak mampu memenuhi keseluruhan kebutuhannya
karena memang memiliki kemampuan yang rendah untuk mencukupi kebutuhan
itu. Dengan demikian maka selalu muncul masalah ekonomi pada bentuk
masyarakat dengan tingkat kemajuan apapun.
Dari beberapa pengertian ekonomi, kita memerlukan pengertian sebagai
dasar pegangan dalam bahasan ini. Memang sulit menemukan definisi ekonomi
yang serba mencakup. Para ahlipun mendefinisikan ekonomi dengan
kecenderungan sudut pandang yang dipakai masing-masing sehingga sulit bagi
kita menemukan definisi yang seragam tentang ekonomi. Untuk itu ekonomi
diartikan sebagai serangkaian kegiatan manusia untuk memenuhi kebutuhannya
atas barang dan jasa yang ketersediaannya relatif sangat terbatas. Dengan
demikian Ilmu Ekonomi dapat diartikan juga sebagai ilmu pengetahuan yang
mempelajari bagaimana manusia dalam usaha memenuhi kebutuhan-kebutuhan
hidupnya mengadakan pemilihan di antara berbagai jenis alternatif pemakaian
terhadap alat-alat pemuas kebutuhan yang terbatas adanya berupa barang dan jasa.
Memang pengertian tersebut sangatlah sederhana, tetapi kiranya sudah
cukup membantu kita dalam analisis ekonomi politik. Jika berdasarkan pengertian
harfiahnya, ekonomi berasal dari kata Yunani 'oikos' dan 'nomos' yang lazim
diartikan sebagai seni mengelola rumah tangga, maka sebenarnya pengertian
pegangan sebagaimana ditampilkan di muka itu sudah cukup mengandung
perluasan arti.
5

c. Politik Ekonomi
Mencermati pengertian ekonomi dan pengertian politik sebagaimana telah
diuraikan serba selitas di muka, maka kemudian terbentuklah gambaran bahwa
Ekonomi Politik memang sebuah kajian yang memiliki persentuhan di antara
keduanya. Ekonomi Politik secara longgar dapat diartikan sebagai analisis
ekonomi yang menyertakan aspek non-ekonomi, khususnya aspek politik. Dengan
sudut pandang yang lebih luas, Ekonomi Politik akan membawa pemahaman
bekerjanya suatu sistem ekonomi dan proses politik sebagai dua sisi dari satu mata
uang yang sama.
Pengertian Ekonomi Politik juga mengandung pengertian beroperasinya
negara atau pemerintah sebagai sebuah rumah tangga. Jika Ekonomi meneropong
pelaku ekonomi yang beroperasi di wilayah rumah tangga keluarga, maka
Ekonomi Politik meneropong bekerjanya pemerintah sebagai pelaku ekonomi.
Pemerintah dalam hal ini berada pada posisi sebagai pengatur perekonomian
masyarakatnya yang tugasnya meliputi antara lain : mengusahakan distribusi
pendapatan nasional yang adil, meningkatkan pendapatan dan kesempatan kerja,
mengatur tingkat harga yang stabil, mengusahakan pertumbuhan ekonomi
masyarakat, memungut pajak untuk pengadaan barang dan jasa publik dan lain
sebagainya.
Dengan demikian, sebenarnya Ekonomi Politik menjadi disiplin ilmu yang
komprehensif, yang merupakan efek sinergis dari analisis ekonomi dan analisis
politik di suatu negara. Sebagai disiplin ilmu, Ekonomi Politik memberi informasi
penting tentang bagaimana kebijakan publik itu dibuat dengan menempatkan
kesejahteraan masyarakat sebagai pusat orientasinya. Ia memberi saran pada
penguasa negara tentang pengelolaan masalah ekonomi negaranya. Ekonomi
politik memberi sumbangan yang penting bagi kebutuhan mensinergikan sistem
ekonomi dan sistem politik.

d. Sistem Ekonomi dan Sistem Politik
Banyak orang secara serampangan menerapkan istilah-istilah seperti
demokrasi, kediktatoran, kapitalisme, dan sosialisme kepada baik sistem ekonomi
maupun sistem politik. Hal ini sangat mengganggu karena, kecenderungan ini
6

akan mengaburkan pengertian kedua sistem itu sendiri. Kesalahan dalam
penggunaan istilah-istilah tersebut juga sangat dimungkinkan oleh ketidaktahuan
atau ketidakacuhan tentang asal usul sejumlah istilah tersebut. Kemungkinan yang
lain adalah kurangnya perangkat definisi terkait istilah itu. Karenanya, mengingat
bahwa istilah-istilah itu akan digunakan dalam buku ini maka dipandang layak
untuk mengemukakan definisi-definisinya.
Sistem adalah suatu kesatuan dari bagian-bagian dan sejumlah sub-bagian
yang bekerjasama saling tergantung dan saling mempengaruhi untuk mencapai
suatu tujuan yang telah ditentukan. Bekerjanya suatu sistem merupakan
penjumlahan kegiatan yang dilakukan oleh seluruh bagian dan sub-bagian di
dalam sistem tersebut. Sistem beroperasi berdasarkan tujuan yang telah ditetapkan
terlebih dahulu untuk kemudian diusahakan melalui kegiatan untuk dicapai.
Dalam sistim mobil, terdapat sejumlah bagian berupa roda, rangka body, rem,
pembakaran, suspensi dan lain sebagainya.
Dalam beberapa bagian tersebut masih terbagi ke dalam sub-bagian lagi. Bagian
pembakaran terdiri dari sub-bagian berupa busi, premium, karburator dan lain-lain
yang dibutuhkan oleh bagian tersebut untuk berfungsi. Bagian roda terdapat sub-
bagian angin, velg, dan juga ban. Pada saat tujuan berkendaraan mobil sudah
ditetapkan, maka beroperasilah mobil tersebut menuju tujuan yang telah
ditetapkan. Bergeraknya mobil ini memerlukan beroperasinya sistem mobil.
Semua bagian dan sub-bagian dalam mobil tersebut harus beroperasi dengan baik
sehingga mobil bisa melaju secara memadai. Jika terdapat salah satu bagian atau
sub bagian yang tidak berfungsi semestinya, maka akan menimbulkan gangguan
bahkan mungkin mobil tersebut tidak akan bisa bergerak. Hal ini menandakan
bahwa dalam suatu sistem yang baik selalu ada ketergantungan di antara bagian-
bagiannya. Semua bagian fungsional bagi bagian yang lain dan saling
mempengaruhi serta saling tergantung.





7

B. Tafsir Q.S Yusuf 47-49
4~ 4pONN4OuO> E7lEc 4-gLc
6E1 E ;e<>=EO
++OEO O) g)-+l[c )
1EO)U~ Og)` 4pOU7> ^j_
O)4C }g` gu4 ElgO
/7lEc 1-Eg- =}U74C 4`
u7+^`O~ O}+O ) 1EO)U~
Og)` 4pON4^4q` ^jg O)4C
}g` gu4 ElgO ~4 gO1g
[4NC +EEL- gO1g4
4p+O^u4C ^j_
Artinya: Yusuf berkata: "Supaya kamu bertanam tujuh tahun (lamanya)
sebagaimana biasa; Maka apa yang kamu tuai hendaklah kamu
biarkan dibulirnya kecuali sedikit untuk kamu makan. Kemudian
sesudah itu akan datang tujuh tahun yang Amat sulit, yang
menghabiskan apa yang kamu simpan untuk menghadapinya (tahun
sulit), kecuali sedikit dari (bibit gandum) yang kamu simpan. Kemudian
setelah itu akan datang tahun yang padanya manusia diberi hujan
(dengan cukup) dan dimasa itu mereka memeras anggur." (Q.S Yusuf
[12]: 47-49)

Dalam Q.S Yusuf ayat 47 ini, diterangkan dengan segala kemurahan hati
Nabi Yusuf as menerangkan tabir mimpi Raja Mesir pada masa itu, seolah-olah
Yusuf menyampaikan kepada raja dan pembesar-pembesarnya, katanya: wahai
raja dan pembesar-pembesar negara semuanya, kamu akan menghadapi suatu
masa tujuh tahun lamanya penuh dengan segala kemakmuran dan keamanan.
Ternak berkembang biak, tumbuh-tumbuhan subur, dan semua orang akan merasa
senang dan bahagia. Hasil dari tanaman itu harus kamu simpan, gandum disimpan
dengan tangkai-tangkainya supaya tahan lama. Sebagian kecil kamu keluarkan
untuk dimakan sekedar keperluan saja.
8


Terang sekali Nabi Yusuf mentabirkan mimpi raja itu. Tujuh tahun
lamanya tahun yang baik dan subur, hujan akan banyak turun, di Mesir air sungai
Nil akan melimpah-limpah membawa bunga tanah. Tetapi kesuburan tanah harus
disambut dengan kerja keras, supaya hasilnya lebih melimpah-ruah. Kalau nanti
datang masa mengetam (menuai), jangan dirurutkan semua buah gandum dari
tangkainya, supaya tahan lama. Ambil sekedar yang akan dimakan saja. Yang
lekat di tangkainya disimpan baik-baik dalam lumbung.
Kemudian di ayat yang ke-48 diterangkan sehabis masa yang makmur itu,
akan datang masa yang penuh kesengsaraan dan penderitaan selama tujuh tahun
pula. Pada waktu itu ternak habis musnah, tanaman-tanaman tidak berbuah, udara
panas, musim kemarau panjang. Sumber-sumber air menjadi kering dan rakyat
menderita kelaparan dan kekurangan makanan. Semua simpanan makanan akan
habis, kecuali tinggal sedikit untuk kamu jadikan benih.
Tujuh tahun yang kering kersang, tujuh tahun dilanda kemarau panjang.
Sehingga hasil gandum menjadi susut sama sekali, malahan hangus sebelum
berbuah. Tujuh tahun kemarau panjang ini akan memakan seluruh persediaan dari
limpahan makanan dari hasil tujuh tahun yang subur tadi. Itu sebabnya Yusuf
menyarankan agar menyimpan hasil tujuh tahun yang subur tersebut untuk
persediaan di musim kemarau yang tujuh tahun yang kering tersebut. Itu sebabnya
dianjurkan supaya buah yang dipisahkan dari tangkainya hanya sekedar yang akan
dimakan saja, yang lain ditinggalkan lekat dengan tangkai, supaya tahan lama.
Dalam ayat ke-49 akhirnya dijelaskan kemudian sesudah berlaku masa
kesulitan dan kesengsaraan itu, maka datanglah masa hidup makmur, aman dan
sentosa. Di mana masa itu bumi menjadi subur, hujan turun sangat lebatnya,
manusia kelihatan beramai-ramai memeras anggur dengan aman dan gembira.
Mereka telah duduk bersantai menikmati buah-buahan hasil kebunnya bersama
anak-anak dan keluarganya. Itulah tabir mimpi Raja Mesir yang dikemukakan
oleh Nabi Yusuf as.
Dalam kitab lain diterangkan sesudah lepas tujuh tahun kemarau itu,
barulah datang setahun di belakangnya hujan akan menyirami bumi kembali,
sehingga bumi yang seumpama mati itu hidup kembali. Tanah pu subur, tanaman
9

menghijau, dan dari gandum yang melimpah dari tahun yang kelimabelas itu,
orang pun sempat memeras gandum dijadikan tepung, memeras gandum untuk
dijadikan makanan yang lain, bahkan memeras untuk dijadikan minuman.
Semuanya itu menunjukkan negara hidup kembali seperti sedia kala karena sudah
terlepas dari bencana kelaparan.
C. Tafsir Q.S Yusuf 54-55
4~4 l)UE^- O)+O+-^w-
gO) +O)UuC4-c /O^4Lg
W OU +OE^UE 4~ ElE^)
4O4O^- 4LuC4. N-4`
-g` ^)j 4~ /j_UE;_-
_O>4N N.-4OE= ^O- W
O)E+) N^1gEO _1)U4 ^))
Artinya: Dan raja berkata: "Bawalah Yusuf kepadaKu, agar aku memilih Dia
sebagai orang yang rapat kepadaku". Maka tatkala raja telah bercakap-
cakap dengan Dia, Dia berkata: "Sesungguhnya kamu (mulai) hari ini
menjadi seorang yang berkedudukan Tinggi lagi dipercayai pada sisi
kami". Berkata Yusuf: "Jadikanlah aku bendaharawan negara (Mesir);
Sesungguhnya aku adalah orang yang pandai menjaga, lagi
berpengetahuan". (Q.S Yusuf [12]: 54-55)

Pada ayat sebelum kedua ayat ini Allah menerangkan bahwa istri al-Aziz
mengakui semua kesalahannya dan menyatakan bahwa Yusuf adalah orang yang
jujur dan setia. Maka pada ayat 54-55 Q.S. Yusuf ini Allah menerangkan bahwa
raja mengangkatnya menjadi Perdana Menteri karena kejujuran dan kesetiaannya
tersebut.
Dalam ayat ke-54 diterangkan bahwa raja memerintahkan supaya Yusuf
dijemput dari penjara kemudian dibawa menghadap ke istana. Di istana, Yusuf
menerangkan kepada raja semua pengalamannya semenjak dia tinggal di istana al-
Aziz sampai dia masuk penjara dan akhirnya dapat bertemu muka dengan raja.
Mendengan penjelasan Yusuf timbullah keyakinan dalam hati raja bahwa dia
benar-benar seorang yang jujur dan setia, seorang yang penuh rasa tanggu jawab,
10

seorang yang berbudi mulia, seorang yang beilmu, seorang yang tabah dan kuat
imannya. Karena keyakinan itu raja mengumumkan bahwa dia telah mengangkat
Yusuf menjadi orang kepercayaannya. Semua urusan negara diletakkan di bawah
pimpinan dan tanggung jawabnya, dialah yang berhak sepenuhnya mengendalikan
pemerintahan, dialah satu-satunya orang yang dapat berhubungan langsung
dengan raja.
Pangkat adalah semata-mata kehormatan yang dianugerahkan raja. Tetapi
barulah berarti pangkat terhormat itu jika diberi jika diberi pikulan tanggung
jawab. Laksana pangkat jendral dalam satu negara, mungkin banyak jendral dalam
negara itu, tetapi tidak semua langsung diberi jabatan yang bertanggung jawab,
dipercayai memikul suatu tugas. Maka raja bersabda bahwa Yusuf diberi pangkat
tinggi, berkedudukan terhormat dalam istana raja dan juga akan diberi tanggung
jawab sebab dipercayai.
Kemudian pada ayat selanjutnya diterangkan bahwa raja bemusyawarah
dengan Yusuf mengenai mimpinya dan bagaimana tindakan yang paling baik
untuk menanggulangi tujuh tahun masa kering. Yusuf meminta kepada raja
supaya diserahkan kepadanya semua urusan yang berhubungan dengan produksi
pertanian agar dia dapat mengaturnya dengan sebaik-baiknya sehingga tidak akan
terjadi kelaparan, walaupun musim kemarau amat panjang. Selanjutnya Yusuf
mengetengahkan rencana jangka panjang dan berkata: dalam masa subur yang
panjang itu hendaklah dipergiatkan pekerjaan pertanian dan kepada seluruh rakyat
diperintahkan supaya jangan ada tanah kosong yang tidak ditanami. Kemudian
dibangun gudang-gudang yang besar yang dapat menampung semua hasil
tanaman dan disimpan disana dengan batang-batangnya agar tahan lama.
Kemudian bila datang musim kemarau yang panjang itu, dapatlah kita ambil
simpanan itu sedikit demi sedikit, sedang batang gandum itu boleh dimanfaatkan
untuk makan ternak. Raja sangat gembira mendengan pendapat Yusuf dan
bertambah kuatlah kepercayaanya kepada kecerdasan dan kebijaksanaannya dan
semua usul Yusuf itu diterimanya. Jangankan urusan pertanian, bahkan semua
urusan negara telah diserahkan bulat-bulat kepadanya. Maka dengan demikian
jadilah Yusuf sebagai penguasa yang sangat disegani, dihormati dan disayangi di
Mesir pada saat itu.
11







BAB III
PENUTUP

Kesimpulan
1. Politik ialah ilmu memerintah dan mengatur negara atau seni memerintah
dan mengatur masyarakat manusia. Sedangkan ekonomi ialah ilmu yang
mempelajari tentang bagaimana memenuhi kebutuhan hidup. Jadi yang
dimaksud dengan Politik Ekonomi adalah bagaimana mengatur negara
dalam rangka memenuhi kebutuhan negara tersebut.
2. Dalam Q.S. Yusuf (12) : 47-49 diterangkan Nabi Yusuf mentabirkan
mimpi raja Mesir saat itu bahwa akan datang masa tujuh tahun yang subur
dan makmur. Namun setelah tahun-tahun yang subur itu akan datang tujuh
tahun kekeringan dan kemarau panjang. Oleh karena itu hasil dari tujuh
tahun subur tersebut harus disimpan utuk persediaan musim kemarau.
Kemudian datanglah tahun kemakmuran setelah kemarau panjang tersebut.
3. Pada ayat 54-55 Q.S. Yusuf (12) di nyatakan bahwa raja mesir
mengangkat Yusuf menjadi orang kepercayaannya, oleh karena kesetiaan
dan kejujurannya. Yusuf menjadi orang kepercayaan raja untuk mengurus
masalah negara dan tiu menjadi tanggung jawabnya.







12








DAFTAR PUSTAKA
Departemen Agama, Tim Tashih, Al-Quran dan Tafsirnya, Semarang: PT Citra
Effhar, 1993.
Hamid, Tijani, Pemikiran Politik Dalam Al-Quran, Jakarta: Gema Insani Press,
1995.
Hamka, Tafsir Al-Azhar, Juz XII, Jakarta: Pustaka Panjimas, 1965
______, Tafsir Al-Azhar, Juz XII-XIV, Jakarta: Pustaka Panjimas, 1965
Suma, Moh. Amin, Pengantar Tafsir Ahkam, Jakarta: PT Raja Grafindo Persada,
2001.

Anda mungkin juga menyukai