1. Ketika murid tidak hadir untuk hari tertentu (kalau sehari mungkin tidak masalah, kalau misalnya sakit berhari2..?), bisa dipastikan dia akan tertinggal pelajaran. Kalaupun ingin mengikuti pelajaran, maka harus meminjam catatan dari teman lalu mencatat sendiri di rumah, tentu ini akan melelahkan. Selain itu juga akan sibuk mencari informasi terkait jadwal. Intinya, murid yang tertinggal pelajaran tidak akan mendapat pelajaran ulangan dari guru ditambah ketinggalan informasi akademik. 2. Murid mendapat pelajaran langsung dari guru hanya di sekolah pada jadwal yang sudah ditentukan. 3. Kebanyakan ketika guru mengajar bersifat one way conversation, jarang adanya dialog dua arah yang interaktif. 4. Ketika murid ingin mengulang pelajaran, maka dia harus membuka catatan lamanya yang kebanyakan tidak ter-index dengan rapi. Akan menyulitkan ketika mencari bahan yang dimaksud.
Sisi Guru 1. Guru mengajar dan memberikan ujian harus di sekolah pada jadwal yang sudah ditentukan. 2. Atribut bahan-bahan ajar guru kadang-kadang terlalu banyak untuk dibawa. 3. Dokumentasi pelajaran terdahulu hanya berupa catatan dalam jurnal dan makin hari makin bertambah. 4. Ketika guru ada halangan untuk memberi pelajaran, cukup memasukkan bahan ajar pada aplikasi e-learning lalu menginformasikan ke murid. Kapan saja dan dimana saja guru bisa melakukan ini. Termasuk memberi ujian. 5. Bahan ajar bisa dimasukkan pada aplikasi e-learning berupa file-file dan akan tersimpan pada bank data yang sudah disiapkan. 6. Kapan saja dan dimana saja, guru dapat membuka dokumentasi-nya yang terdahulu dengan pencarian yang lebih mudah. Sampai sini mungkin kita sudah mengerti manfaat e-learning. Yang dapat kita simpulkan adalah memudahkan aktifitas belajar mengajar untuk guru dan murid.