Anda di halaman 1dari 7

Tinjauan Teori Cedera Kepala

1.

Definisi Cedera Kepala Cedera kepala merupakan suatu keadaan yang non degeneratif dan non kongenital yang mempengaruhi kerja oatak, karena adanya tekanan mekanik eksternal, yang dapat menyebabkan ketidakseimbangan kognitif, fisik, dan fungsi psikososial, serta penurunan kesadaran, baik permanen atau temporer (Dawodu, 2011). Kerusakan pada cedera kepala dapat berupa kerusakan focal (mempengaruhi satu bagian otak) atau diffuse (mengenai beberapa bagian otak). Cedera kepala dapat berupa cedera kepala tertutup dan cedera kepala terbuka. Cedera kepala tertutup terjadi ketika kepala tiba-tiba menabrak suatu objek dengan keras, tetapi objek tersebut tidak sampai memecahkan tengkorak kepala. Cedera kepala terbuka terjadi ketika suatu objek memecahkan tengkorak dan objek tersebut masuk ke dalam jaringan otak (NINDS, 2004).

2.

Penyebab Cedera Kepala Menurut Kusumawardani (2008), penyebab cedera kepala dalam tahun 2008 yang masuk di IRD Dr. Soetomo Surabaya adalah : a. Alkohol b. Jatuh c. Kekerasan d. Kerja e. Kecelakaan lalu lintas 2,67 % 18,58 % 6,44 % 1,74 % 66,79 %

f. Trauma tumpul g. Olahraga

3,29 % 4,70 %

Menurut Brain Injury Association of America, penyebab utama trauma kepala adalah karena terjatuh (28 %), kecelakaan lalu lintas (20 %), kecelakaan secara umum (19 %), dan kekerasan (11 %) (Langlois, RutlandBrown, Thomas, 2006). 3. Tanda dan Gejala Cedera Kepala Menurut Reissner (2009), gejala klinis trauma kepala adalah: a. Tanda-tanda klinis yang dapat membantu mendiagnosa : 1) Battle sign (warna biru atau ekhimosis dibelakang telinga di atas os mastoid) 2) Hemotipanum (perdarahan di daerah menbran timpani telinga) 3) Periorbital ecchymosis (mata warna hitam tanpa trauma langsung) 4) Rhinorrhoe (cairan serobrospinal keluar dari hidung) 5) Otorrhoe (cairan serobrospinal keluar dari telinga) b. Tanda-tanda atau gejala klinis untuk trauma kepala ringan 1) Pasien tertidur atau kesadaran yang menurun selama beberapa saat kemudian sembuh. 2) Sakit kepala yang menetap atau berkepanjangan. 3) Mual atau dan muntah. 4) Gangguan tidur dan nafsu makan yang menurun. 5) Perubahan keperibadian diri. 6) Letargik.

c.

Tanda-tanda atau gejala klinis untuk trauma kepala berat 1) Simptom atau tanda-tanda cardinal yang menunjukkan peningkatan di otak menurun atau meningkat. 2) Perubahan ukuran pupil (anisokoria). 3) Triad Cushing (denyut jantung menurun, hipertensi, depresi pernafasan). 4) Apabila meningkatnya tekanan intrakranial, terdapat pergerakan atau
posisi abnormal ekstrimitas.

4.

Mekanisme Cedera Kepala a. Cedera Kepala Tertutup Cedera kepala tertutup pada kecelakaan pengendara motor menyebabkan terjadinya Diffuse axonal injury (DAI) yang disebabkan oleh akson yang tertarik selama kecelakaan terjasi sebagai akibat dari akselerasi, deselari, dan tekanan rotasi pada otak (Gaetz, 2004). Bagian otak yang rusak tidak hanya satu bagian saja, tetapi dapat terjadi pada beberapa bagian sebagai akibat dari memar, hematoma, atau perdarahan. Kerusakan pada focal dikarakteristikkan dengan lobus temporal dan frontal sebagai hasil dari pergerakan otak ke depan dan ke belakang selama cedera terjadi, dengan bagian depan otak menekan bagian keras tulang tengkorak dan permukaan bawah otak menggesek bagian dasar tengkorak (Smith, Meaney, & Shull, 2003).

Gambar 1. Cedera Kepala Tertutup Coup-Countrecoup (Gaetz, 2004)

Gambar 2. Mekanisme Cedera Kepala Tertutup dari Samping (Gaetz, 2004)

1) Mekanisme cedera kepala pada pengendara sepeda motor dengan helm terpasang Menurut Richter (2001), mekanisme cedera kepala pada pengendara sepeda motor dengan helm terpasang adalah tergantung pada kecepatan kendaraan yang dikemudikan sesaat sebelum tabrakan terjadi, disamping desain kendaraan dan kondisi pengemudi saat berkendara. Lesi tunggal pada region kepala dibagi menjadi lesi yang disebabkan oleh DFE (Direct Forced Effect) dan tekanan tidak langsung. Semua lesi yang disebabkan adanya tekanan langsung yang berakibat rusaknya struktur diklasifikasikan menjadi DFE (Direct Forced Effect), seperti laserasi kulit, fraktur, atau lesi otak yang disebabkan oleh adanya fraktur. Sedangkan lesi yang disebabkan oleh tekanan tidak langsung

diklasifikasikan menjadi IFE (Indirect Forced Effect).

Gambar 1. Klasifikasi lokasi lesi pada kepala berdasarkan segmen Helm (Richter, 2001)

2) Mekanisme cedera kepala pada tentara yang terkena ledakan dan memakai helm Ketika terjadi ledakan, terjadi penekanan pada otak saat maksimal deselerasi. Otak bertabrakan dengan deselerasi tulang tengkorak dan membentuk tekanan positif yang tinggi pada coup dan tekanan negatif pada countercoup. Pantulan yang terjadi pada otak membuat tekanan berhenti, gradien tekanan, dan menggeser tegangan di countrecoup. Otak berosilasi sampai tekanan energi tidak teratur, tekanan pada kepala dan bentuk dinding yang oblique menyebabkan terjadinya pergesaran tegangan pada otak dan mengakibatkan kerusakan otak (Moss, 2006).

Gambar 3. Mekanis me Cedera Kepala Pada Tentara Karena Ledakan dengan Menggunakan Helm (Moss, 2006).

b. Cedera Kepala Terbuka Cedera kepala terbuka akan menginvasi dua atau empat milimeter di sekeliling objek yang terpenetrasi dengan beberapa variasi tergantung pada massa, kecepatan, dan bentuk objek yang terpenetrasi (Oehmichen, Meissner, & Kong, 2001). Cedera kepala terbuka hanya menyebabkan satu cedera utama pada otak, yaitu pada bagian yang terdapat objek yang terpenetrasi, tetapi menyebabkan derajat kerusakan jaringan otak dan kerusakan neurologis yang lebih berat daripada cedera kepala tertutup (Tsuei et al, 2005).

Gambar 4. Mekanisme Cedera Kepala (Terbuka dan Tertutup) (Gaetz, 2004)

Anda mungkin juga menyukai