Anda di halaman 1dari 5

MATERI 3 SUMBER- SUMBER HUKUM INTERNASIONAL

Pendahuluan Dalam hukum internasional ada dua tempat yang menunjuk atau mencantumkan secara tertulis sumber hukum dalam arti formal, yakni Pasal 7 Konvensi Den Haag XII tanggal 18 Oktober 1907, yang mendirikan Mahkamah Internasional Perampasan Kapal di Laut (International Prize Court) dan dalam Pasal 38 Piagam Mahkamah Intemasional Permanen tangal 16 Desember 1920 yang kemudian diterima berlakunya dalam Piagam PBB tertanggal 26 Juni 1945 . Sumber-sumber material hukum internasional dapat didefinisikan sebagai bahan-bahan actual darimana seorang ahli hukum menentukan kaidah hukum yang berlaku terhadap keadaan tertentu.Bahan-bahan hukum ini dimasukkan dalam lima bentuk utama,yaitu kebiasaan,traktat,keputusan pengadilan,karyakarya hukum dan keputusan atau penetapan organ-organ lembaga internasional. Menurut Statuta Mahkamah International (International Court of Justice) pasal 38.ayat 1, dinyatakan bahwa tata urutan sumber-sumber material hukum internasional,yaitu: (5) Traktat-traktat dan konvensi-konvensi (6) Kebiasaan internasional (7) Prinsip-prinsip umum hukum yang diakui oleh bangsa-bangsa yang beradab (8) Keputusan-keputusan yudisial dan opini-opini hukum, sebagai alat tambahan bagi penetapan kaidah hukum.

Perjanjian Internasional (9) Perjanjian Internasional, baik yang bersifat umum maupun khusus yang mengandung ketentuan hukum yang diakui secara tegas oleh negaranegara yang bersengketa. Perjanjian internasional adalah perjanjian yang diadakan antara anggota masyarakat bangsa-bangsa dan bertujuan untuk mengakibatkan akibat hukum tertentu. Jadi termasuk di dalamnya perjanjian antara suatu organisasi internasional dengan organisasi internasional lainnya. Juga dapat dianggap sebagai perjanjian internasional, perjanjian yang diadakan antara Tahta Suci dengan negaranegara. Sebaliknya tidak dapat dianggap sebagai perjanjian internasional dalam arti diutarakan di atas perjanjian tidak adil (unequal treaties) yang pemah diadakan di masa lampau, contohnya serikat-serikat dagang yang besar, seperti East lndia Company dan Verenigde Oost Companie dengan kepala-kepala negeri bumi putera. Traktat-traktat, yaitu traktat-traktat yang membuat hukum (law making) dan traktat-traktat kontrak.Traktat yang bersifat membuat hukum menetapkan kaidah-kaidah yang berlaku secara universal dan umum,sedangkan traktat kontrak merupakan traktat yang hanya berlaku di antara dua negara saja. Kebiasaan Internasional (10)Kebiasaan-kebiasaan Intemasional ("International Custom, as evidence

of a general practice accepted as law...")


Untuk dapat clikatakan bahwa kebiasaan internasional itu merupakan sumber hukum, perlu terdapat unsur-unsur sebagai berikut: (11)Harus terdapat suatu kebiasaan yang bersifat umum, dan diterapkan berulang dari masa ke masa. (12)Kebiasaan itu harus diterima sebagai hukum.

Jadi supaya kebiasaan internsional itu merupakan sumber hukum internasional, harus dipenuhi dua unsur, yang masing-masing dapat dinamakan unsur material dan unsur pikologis, yaitu kenyataan adanya kebiasaan yang bersifat umum dan diterimanya kebiasaan internasional itu sebagai hukum. Contohnya memberi perlindungan kepada utusan yang dikirim untuk mengadakan hubungan dengan pihak musuh, perlakuan tawanan perang menurut perikemanusiaan, penggunaan karpet warna merah bila menerima kunjungan kepala negara asing. Kaidah-kaidah hukum internasional yang berasal dari kebiasaan, antara lain hukum diplomatik antar negara,praktek organ-organ internasional dan perundang-undangan negara-negara,keputusankeputusan pengadilan nasional dan praktek-praktek militer serta administrasi negara yang umumnya telah menjalani suatu proses sejarah panjang yang berpuncak pada pengakuan masyarakat internasional. Prinsip Hukum Umum (13)Prinsip Hukum Umum

General Principles of Law Recognized by Civilized Nations. Yang


dimaksud dengan asas hukum umum ialah asas hukum yang mendasari sistem hukum modern (hukum modern: sistem hukum positif yang didasarkan atas asas dan lembaga hukum negara Barat yang untuk sebagian besar didasarkan atas asas dan lembaga hukum Romawi. Adanya asas hukum umum ini sangat penting bagi dan perkembangan hukum internasional sebagai sistem hukum positif. Dengan adanya sumber hukum ini mahkaman tidak dapat menyatakan "non liquet" yakni menolak mengadili perkara karena tidak ada hukum yang mengatur persoalan yang diajukan. Kedudukan Mahkamah Internasional diperkuat dengan adanya sumber hukum ketiga ini.

Keputusan Pengadilan dan Pendapat Para Sarjana Terkemuka di Dunia (14)Sumber hukum tambahan: keputusan pengadilan dan pendapat para sarjana terkemuka di dunia Keputusan pengadilan dan pendapat para sarjana terkemuka hanya merupakan sumber subsider atau sumber tambahan. Artinya keputusan pengadilan dan pendapat para sarjana dapat dikemukakan untuk membuktikan adanya kaidah hukum internasional mengenai suatu persoalan yang didasarkan atas sumber primer yakni perjanjian internasional, kebiasaan dan asas hukum umum. Keputusan pengadilan dan pendapat para sarjana itu tidak mengikat, artinya tidak dapat menimbulkan suatu kaidah hukum. Pendapat para sarjana terkemuka sering dipakai sebagai pegangan atau untuk menemukan apa yang menjadi hukum intemasional, walau ajaran para sarjana tersebut tidak menimbulkan hukum. Pendapat sarjana hukum internasional bertambah wibawanya sebagai surnber hukum tambahan apabila ia secara langsung dalam suatu fungsi yang secara langsung bertalian dengan hukum internasional yang dicari penyelesaiannya seperti misalnya Panitia (Committee of Jurists) yang diangkat oleh Liga Bangsa-Bangsa pada tahun 1920 untuk memberi pendapatnya mengenai pulau Aaland. Keputusan-keputusan pengadilan atau pengadilan arbitrase yaitu keputusan-keputusan yang dianggap berbobot atau yang tekah menjadi kebiasaan internasional.Karya-karya hukum,secara khusus,tidak memiliki otoritas tetapi apabila dimasukan dalam kaidah kebiasaan hukum internasional bisa menjadi otoritatif. Keputusan Badan Pelengkap Organisasi dan Lembaga Internasional (15)Keputusan badan perlengkapan (organs) organisasi dan lembaga

internasional Pertumbuhan lembaga dan organisasi internasional dalam 50 tahun belakangan ini telah mengakibatkan timbulnya berbagai keputusan, baik dari bacdan legislatif, eksekutif maupun yudikatif dari lembaga atau organisasi internasional itu yang tidak dapat diabaikan dalam suatu pembahasan tentang sumber hukum intemasional, walaupun mungkin keputusan demikian belum dapat dikatakan merupakan sumber hukum internasional dalam arti yang sesungguhnya. Keputusan-keputusan atau penetapan-penetapan organ-organ lembagalembaga internasional yang berlaku sebagai kebiasaan ataupun yang mengatur ketetapan serta mempunyai daya mengikat bagi anggotaanggota lembaga tersebut. Dewasa ini dalam interaksi internasional terdapat kecenderungan para aktor internasional untuk membuat suatu perjanjian.Kecenderungan ini muncul karena adanya pandangan bahwa suatu perjanjian memiliki daya ikat yang kuat yang secar jelas mengatur apa yang menjadi hak dan kewajiban para peserta perjanjian sehingga jika suatu waktu timbul masala,hukum internasional dapat berperan untuk mengatasinya.Karena itu hukum internasional juga dapat diartikan sebagai seperangkat aturan-aturan yang mengikat antar negara di dalam perpolitikan dunia untuk mengatur hubungan di antara negara-negara agar memiliki status hukum.

Anda mungkin juga menyukai