Eko Sunarto
MP.
sangat mahal. Terjadi kelangkaan bahan bakar minyak, BBM berasal dari SDA yang tidak dapat diperbaharui. BBM juga tidak ramah lingkungan, Salah satu SOLUSI yang berpotensi untuk dikembangkan menjadi alternatif pengganti bahan bakar adalah LIMBAH
YANG ADA.
Susilo Bambang Yudhoyono : 15 Tahun lagi cadangan minyak yang ada di Indonesia Akan habis (Portal Nasional RI, 2009).
Langkah langkah dalam pembuatan bioetanol berbahan dasar singkong adalah : 1. Bahan baku yang digunakan starch/pati yang terkandung dalam singkong dengan tanpa memisahkan serat-serat dalam bahan baku tersebut. Agar starch dapat dilakukan proses fermentasi perlu dirubah menjadi glukosa secara hidrolisa
Gambar. 1
2. Penghancuran bahan baku dengan asumsi kadar pati ubi kayu : 40%, maka setiap 1 liter bioetanol di butuhkan 7 kg ubi.
Gambar. 2
3. Proses Hidrolisa, untuk 70 ltr dibutuhkan 490 kg Ubi Kayu, yang terbagi dalam 3 batch, dengan 490/3 = 163 kg/batch. Berat pati : 40% x 163 kg = 65 kg. Memasukkan 163 kg ubi kayu kedalam tangki berkapasitas 410 liter,kemudian menambahkan air 174 liter dan memanaskan hingga suhu 100 C sambil diaduk selama 30 menit sampai mengental menjadi bubur. Kemudia dimasukkan enzim -Amilase sebanyak 0,1 % dari berat pati ( ),1 % X 65 Kg = 65 gram
Gambar. 3 4. Proses sakarifikasi, memasukkan bubur ubi kayu kemudian dimasukkan kedalam tangki sakarifikasi. Sakarifikasi merupakan proses penguraian pati menjadi glukosa. Setelah dingin (60 derajat celsius), tambahkan glucoamylase sebesar : 0,06% dari berat pati (0,06 x 65 kg = 39 gram) selama 60 menit
Gambar. 4
5. Proses fermentasi, larutan yang masuk dalam fermentor ini diberi ragi (0,23 % X 65 X 3 = 448,5 gram) urea (0,5 % X 65 X 3 = 975 gram) dan NPK ( 0,06 % X 65 X 3 = 117 gram) lalu diaduk, sehingga terjadi proses fermentasi; Fermentasi membutuhkan waktu 72 86 Jam. Agar proses fermentasi berjalan secara optimal, maka temperatur dijaga pada kondisi optimal yaitu 34 35oc
Gambar. 5
6. Menutup rapat tangki fermentasi untuk mencegah kontaminasi dan menjaga Saccharomyces agar bekerja lebih optimal. Fermentasi berlangsung anaerob atau tidak membutuhkan oksigen pada suhu 28 - 32 C.
Gambar. 6
7. Setelah 2 3 hari larutan pati berubah menjadi 3 lapisan yaitu lapisan terbawah berupa endapan protein,lapisan tengah air dan lapisan teratas etanol. Hasil fermentasi disebut bir yang mengandung 6 12 % etanol.
Gambar. 7
8. Melakukan destilasi atau penyulingan untuk memisahkan etanol dari air dengan cara memanaskan pada suhu 78 C atau setara titik didih etanol sehingga etanol akan menguap dan mengalirkannya melalui pipa yang terendam air sehingga terkondensasi dan kembali menjadi etanol cair.
Gambar. 8
9. Hasil penyulingan berupa 95% etanol dan tidak dapat larut dalam bensin. Agar larut diperlukan etanol dengan kadar 99% atau disebut etanol kering sehingga memerlukan destilasi absorbent. Destilasi absorbent dilakukan dengan cara etanol 95% dipanaskan dengan suhu 100 C sehingga etanol dan air akan menguap. Uap tersebut dilewatkan pipa yang dindingnya berlapis zeolit atau pati. Zeolit akan menyerap kadar air tersisa hingga hingga diperoleh etanol dengan kadar 99 %.
Gambar. 9
Sampel Spirogyra
Dikeringkan selama 3 hari
Spirogyra kering
Ditambahkan air 15 : 1 dan diblender
Bubur Spirogyra
Disterilisasi
Ekstrak Spirogyra
*
Saccharomyces cerevisiae
- Diinokulasi 1 ose pada 5 ml Ekstrak Spirogyra pH 4,5
- Diinkubasi 24 jam (Aktivasi I)
Hasil Aktivasi I
- Diinokulasi 1 ml pada 50 ml Ekstrak Spirogyra pH 4,5
Hasil Aktivasi II
- Diinokulasi 5 ml pada 250 ml Ekstrak Spirogyra pH 4,5 - Diinkubasi Sampai fase log dicapai
Starter
*
Ekstrak Spirogyra
- Dimasukkan pada erlenmayer dan dipanaskan pada hot plate - Proses pemanasan selama 2 jam dengan suhu 100C
Bubur spirogyra
- Didingankan hingga suhu 40C - Ditambah enzim -amilase - Diinkubasi pada suhu kamar selama 60 menit
Hasil
Sampah
menjadi masalah bagi sebagian besar masyarakat Indonesia, apalagi sampah pasar yang jumlahnya banyak. Teknologi yang bisa mengolah dan memanfaatkan sampah sangatlah diperlukan. bioethanol membutuhkan limbah pasar segar seperti sayuran dan buah segar yang dibuang dan dikumpulkan menjadi satu. Sampah kemudian dihancurkan dengan mesin giling sehingga dihasilkan cairan sampah organik yang kemudian difermentasikan selama 7 hari.
Pembuatan
Dari percobaan diperoleh kadar etanol yang maksimal untuk variasi komposisi sampah dan air 50% : 50% adalah 9,35%.. Untuk variasi komposisi sampah dan air 75% : 25% kadar etanol yang dihasilkan adalah 10,13%.
*
- Sifat apinya di pengaruhi panas api dari atas sehinga minyak naik keatas - Berbau
- Berasap
- Timbul jelaga dipanci - Mahal dan langka - Panas api 600 c sampai dengan 700 c
*
- Sifat apinya di pengaruhi udara dan bentuk pembakaran sistem paramit
- Berbau
- Berasap dan bahaya untuk kesehatan - Timbul jelaga di panci - Panas api 600 c sampai dengan 800 c - Tidak efektif cara menyalakannya - Murah
- Tidak berbau
- Tidak berasap - Tidak timbul jelaga di panci - Ramah lingkungan - Panas api 600 c sampai dengan 780 c - Murah
Kompor
LPG Minyak Tanah Batu bara
Berbau
Tidak Ya Ya
Harga
Mahal Mahal Murah
Keterangan
Bio Ethanol
Tidak
Tidak
Tidak
Murah
TERIMA KASIH