Anda di halaman 1dari 2

Pengertian Infeksi sifilis (lues) adalah suatu infeksi yang disebabkan oleh Triponema pallidum.

Jika terjadi pada ibu hamil maka disebut sifilis kongenital dan sifilis dan sifilis ini merupakan bentuk penyakit sifilis yang terberat. Infeksi pada janin dapat terjadi setiap saat dalam kehamilan dengan derajat resiko infeksi yang tergantung jumlah spiroketa (triponema) di dalam darah ibu. Angka kejadian yang tinggi terdapat pada kelompok wanita tuna susila. Wanita yang berhubungan seksual dengan pasangannya yang menderita sifilis mempunyai resiko 50% untuk dapat tertular penyakit ini. Etiologi Sifilis disebabkan oleh infeksi Triponema pallidum. Klasifikasi Pembagian sifilis secara klinis ialah sifilis kongenital dan sifilis didapat atau dapat pula digolongkan berdasarkan stadium I, II, III sesuai dengan gejala-gejalanya : 1. Sifilis Stadium I Tiga minggu (10-90 hari) setelah infeksi timbul lesi, berukuran beberapa mm sampai 1-2 cm, berbentuk bulat atau bulat lonjong, merah, dan bila diraba seperti ada pengerasan (indurasi), kelainan ini tidak ada nyeri. 2. Sifilis Stadium II Pada umumnya bila gejala sifilis II muncul, sifilis stadium I sudah sembuh. Waktu antara sifilis stadium I dan II umumnya 6-8 minggu. Sifat yang khas pada sifilis ialah jarang ada rasa gatal, terdapat nyeri pada kepala, demam subfebril, anoreksia, nyeri pada tulang, nyeri leher biasanya mendahului, kadang-kadang bersamaan dengan kelainan pada kulit (berupa makula, papul, pustul dan rupia). 3. Sifilis Stadium III Lesi yang khas adalah guma yang dapat terjadi 3-7 tahun setelah infeksi. Guma umumnya satu, dapat multipel, ukuran miliar sampai berdiameter beberapa centimeter, berbentuk nekrosis sentral. Guma mengalami supurasi dan memerah serta meninggalkan suatu ulkus dengan dinding curam dan dalam. Sifilis stadium ini dapat merusak semua jaringan, tulang rawan pada hidung dan palatum. Guma juga dapat ditemukan di organ dalam, yakni lambung, hepar, lien, paru, testis dan lain-lain. Cara Penularan Sifilis 1. Secara Langsung - Melalui kontak langsung dengan lesi yang mengandung triponema. - Melalui hubungan seksual. - Dari darah ibu ke janin melalui plasenta saat kehamilan. 2. Secara Tidak Langsung - Melalui transfusi darah. - Melalui alat-alat yang terkontaminasi dengan virus triponema.

Pengaruh Sifilis terhadap Kehamilan dan Persalinan Apabila infeksi terjadi pada kehamilan, maka luka primer di daerah genital mungkin tidak dapat dikenal karena tempatnya atau kecilnya. Sebaliknya luka itu dapat lebih besar daripada biasa, yang mungkin disebabkan karena vaskularisasi alat kelamin yang lebih banyak pada kelamin. Pengaruh sifilis pada janin dapat menyebabkan antara lain : - Kematian janin - Partus immaturus - Partus prematur Bayi dapat dijumpai dengan gejala-gejala sifilis kongenital antara lain : - Pemfigus sifilikus - Deskeumasi pada telapak kaki dan tangan - Ragadhe di kanan kiri mulut Pada persalinan tampak janin atau plasenta yang hidropik, karena itu pada waktu pemeriksaan kehamilan (ANC) perlu dilakukan anamnesis tentang kemungkinan adanya kontak sederhana dengan penderita sifilis. Pemeriksaan 1. Pemeriksaan lapangan gelap (Direct Fluorescent Antibody Test) 2. Tes skrining serologis Test Slide VDRL (Venerial Disease Research) Laboratory) / RPR (Rapid Plasma Readgin) 3. FTA-ABS (Fluorescent Trepnemal Antibody Absorption Test) 4. Tes antibodi HIV Penanganan/Pengobatan 1. Wanita hamil dengan sifilis harus diobati sedini mungkin, sebaiknya sebelum hamil atau triwulan 1 untuk mencegah penularan terhadap janin. 2. Suami harus diperiksa dengan menggunakan tes reaksi wasserman dan vol, bila perlu diobati. 3. Terapi : - Suntikan penisilin G, secara ini sebanyak 1 juta satuan perhari selama 8-10 hari. - Obat-obatan peroral penisilin dan eritromisin. - Lues kongenital pada neonatus: - Penisilin G 100.000 satuan/kg BB sekaligus.

Anda mungkin juga menyukai