Anda di halaman 1dari 6

ISSN 1978-9858

Prosiding Seminar Pengelolaan Perangkat Nuklir Tahun 2009 PTBN-BATAN, Serpong 19 Agustus 2009

MODIFIKASI SISTEM PENGONTROL SUHU PERALATAN PEMANAS SAMPEL ALAT UJI IMPAK
Saud Maruli Tua, Supriyono, Junaedi, Asep Fathudin
Pusat Teknologi Bahan Bakar Nuklir (PTBN), BATAN Kawasan PUSPIPTEK, Serpong, Tangerang 15314

ABSTRAK MODIFIKASI SISTEM PENGONTROL SUHU PERALATAN PEMANAS SAMPEL ALAT UJI IMPAK. Telah dilakukan modifikasi sistem pengontrol suhu pemanas sampel peralatan pendukung uji impak yang merupakan salah satu peralatan laboratorium uji mekanik yang dimiliki oleh Pusat Teknologi Bahan Bakar Nuklir (PTBN) di ruang 206 gedung IRM. Modifikasi ini dilakukan dengan tujuan merevitalisasi kembali alat tersebut karena tidak berfungsinya sistem pengontrol suhu dan catu daya. Modifikasi dilakukan dengan mengganti sistem kontrol HAAKE type N4-B (yang rusak) dengan AUTONICS type TZ4ST-14S, membuat panel tambahan serta memadukan sistem kontrol yang baru dengan sistem kontrol yang lama. Hasilnya alat tersebut dapat beroperasi kembali dengan indikasi data hasil uji fungsi alat yang dilakukan secara bertahap pada suhu 50 oC, 100 oC, 200 oC hingga 250 oC. Hasil pengukuran pengujian kolam oli dikalibrasi dengan alat ukur suhu lain sebagai pembanding dan hasilnya menunjukan bahwa indikator hasil modifikasi tidak menyimpang jauh (hanya 1 C) dari alat kalibrasi yang digunakan sebagai pembanding dan hasilnya baik . Kata kunci : modifikasi, kontrol, uji impak

PENDAHULUAN Ruang 206 di gedung Instalasi Radiometalurgi (IRM) merupakan ruang laboratorium uji mekanik yang dimiliki Pusat Teknologi Bahan Bakar Nuklir (PTBN)-BATAN. Salah satu alat yang ada adalah alat uji impak yang digunakan untuk menguji bahan/material suatu komponen yang akan menerima beban kejut atau beban mendadak. Hasil uji impak sangat dipengaruhi oleh temperatur bahan yang diuji, oleh karena itu suhu uji sangat penting untuk diketahui. Pengujian dilakukan dengan cara memperlakukan sampel dalam suhu tertentu sesuai dengan kebutuhan pelanggan, sehingga alat uji impak di ruang 206 dilengkapi dengan peralatan pendukung perlakuan sampel yaitu alat pemanas dan alat pendingin (chiller). Alat pendukung ini berguna untuk memanaskan atau mendinginkan sampel yang akan diuji [1]. Uji impak yang dimiliki PTBN merupakan uji impak jenis charpy dengan type PSW 150-300 dan kapasitas 150 Joule 300 Joule. Sedangkan peralatan pendukung pemanas sampel, memiliki spesifikasi sebagai berikut : merk HAAKE type N4-B dengan kapasitas suhu operasi 45 o C 300 o C, dengan cara kerja metode PID (proporsional integral derivatif). Peralatan pendukung pemanas sampel tersebut telah mengalami kerusakan (terbakar) pada komponen catu daya (power supply)

pengontrol suhu. Pengontrol suhu berguna untuk mempertahankan suhu tertentu (konstan) didalam suatu proses atau melindungi elemen pemanas (heater) dari kondisi suhu berlebihan. Pengontrol suhu dilengkapi oleh sensor termokopel, digunakan untuk mengukur dan mengirimkan sinyal pada solid state relay (SSR) kemudian SSR akan menghidupkan atau mematikan elemen pemanas tergantung dari pengaturan suhu awal (setting). Sistem kontrol merk HAAKE type N4B merupakan sistem kontrol yang sudah tidak ada di pasaran (tidak diproduksi lagi) sehingga untuk melakukan penggantian suku cadang yang sama dengan sistem pengontrol ini agak kesulitan. Maka dari itu perlu dilakukan perbaikan dengan merancang / modifikasi sistem pengontrolnya.
Alat pengontrol suhu HAAKE type N4-B

Gambar 1. Peralatan pengontrol suhu HAAKE type N4-B yang rusak

51

Prosiding Seminar Pengelolaan Perangkat Nuklir Tahun 2009 PTBN-BATAN, Serpong 19 Agustus 2009 Modifikasi dilakukan dengan mengacu pada spesifikasi dari alat pengontrol suhu yang lama (HAAKE type N4-B), Kemudian disesuaikan dengan alat pengontrol yang baru yang memiliki spesifikasi sama. Maka dipilihlah alat pengontrol suhu merk AUTONICS type TZ4ST-14S yang menggunakan sensor suhu termokopel dengan kapasitas kemampuan 25 o C 300 o C dan menggunakan kontrol gabungan antara proporsional integral-derivatif (PID). TEORI Pada dasarnya sistem pengontrol suhu digunakan untuk mempertahankan suhu tertentu di dalam suatu proses atau perlindungan terhadap kondisi suhu yang berlebihan dan tanpa melibatkan penambahan operator [2]. Pada Gambar 2 diperlihatkan skema sistem pengontrol suhu dengan elemen pemanas.

ISSN 1978-9858

Gambar 3. Ilustrasi sistem kontrol ON / OFF Kontrol proporsional merupakan kontrol suhu yang dirancang untuk membatasi getaran (cycling) berkaitan dengan kontrol ON/OFF. Kontrol suhu proporsional integralderivatif (PID) merupakan gabungan dari pengontrol proporsional, integral (reset), derivatif (laju), dan biasanya diperlukan untuk pengontrolan suhu yang ketat/sensitif. Pengontrol Proporsional menurunkan daya rata-rata yang sedang diberikan pada pemanas ketika suhu mencapai titik penyetelan. Proses ini akan melambatkan pemanasan, sehingga tidak akan melampaui titik penyetelan tetapi akan mencapai titik penyetelan dan mempertahankan suhu agar tetap konstan. Pengontrol proporsional mengijinkan kontrol variabel proses yang lebih ketat karena keluarannya dapat mengambil harga berapapun antara sepenuhnya ON dan sepenuhnya OFF, tergantung pada magnitude dari sinyal error. Fungsi dari laju (derivatif) memperpendek waktu yang diambil suhu pemanas untuk menstabilkan mendekati titik penyetelan. Fungsi integral (reset) membatasi setiap penggantian kerugian dari titik penyetelan suhu [2].

Gambar 2. Skema sistem kontrol suhu dengan elemen pemanas (heater) pada umumnya Pengontrol suhu dilengkapi dengan termokopel yang digunakan untuk mengukur dan mengirimkan sinyal suhu pada Solid State Relay (SSR) atau relai kemudian menghidupkan atau mematikan kumparan elemen pemanas sesuai dengan pengaturan suhu yang dikehendaki (setting) [2]. Ada tiga jenis cara mengontrol suhu yaitu ON/OFF, proporsional dan PID. Kontrol suhu ON/OFF merupakan kontrol suhu dengan keluaran sinyal hidup (ON) jika suhu turun di bawah titik pengaturan dan mati (OFF) apabila suhu telah mencapai titik pengaturan, jenis kontrol ini tidak mahal tetapi tidak cukup cermat pada sebagian proses dan aplikasi kontrolnya.

52

ISSN 1978-9858

Prosiding Seminar Pengelolaan Perangkat Nuklir Tahun 2009 PTBN-BATAN, Serpong 19 Agustus 2009 terminal tapi satu lemparan (togel), berguna untuk mematikan/menghidupkan sistem/alat. Saklar SPST Saklar SPST (Singel Pole Singel Throw) merupakan saklar yang memiliki satu terminal tapi satu lemparan (togel), berguna untuk mematikan/ menghidupkan sistem/alat. Alat pendukung 1. Toolkit lengkap 2. Bor tangan 3. Gerinda dan kikir 4. Gergaji besi 5. Kabel kontrol

6.

7. Gambar 4. Ilustrasi sistem kontrol PID Pengontrol PID mempunyai kemampuan mencocokkan aksi kontrolnya pada konstanta waktu proses tertentu untuk menghadapi perubahan proses setiap waktu. Kontrol PID mengubah besarnya sinyal keluaran pada cara yang ditentukan secara matematis yang mempertimbangkan besarnya error dan laju perubahan sinyal [2]. SSR merupakan salah satu jenis relai tapi bedanya, SSR tidak mempunyai kumparan dan kontak sesungguhnya, sebagai gantinya digunakan komponen semikonduktor seperti transistor bipolar, SCR (silicon-controlled reactifier) atau triac. SSR merupakan aplikasi pengisolasian rangkaian kontrol tegangan rendah dari rangkaian beban daya tinggi [2]. TATA KERJA Bahan Dan Alat Bahan dan Alat yang digunakan untuk melakukan modifikasi antara lain sebagai berikut : 1. Pengontrol suhu dan sensor termokopel Pengontrol suhu dan sensor termokopel digunakan untuk mengukur dan mengirimkan sinyal suhu pada SSR kemudian menghidupkan atau mematikan kumparan pemanas sesuai dengan pengaturan suhu yang dikehendaki. 2. Solid State Relay SSR merupakan pengganti relai yang berguna untuk mengontrol beban arus bolak-balik (AC) atau arus searah (DC), alat tersebut dilengkapi oleh triac untuk menghubungkan beban dengan catu daya. 3. Lampu indikator Lampu indikator berfungsi sebagai indikasi bahwa alat dalam keadaan beroperasi atau tidak meroperasi 4. Panel tambahan Panel tambahan diperlukan untuk menempatkan komponen pengontrol suhu yang baru. 5. Saklar DPST Saklar DPST (Double Pole Singel Throw) merupakan saklar yang memiliki dua

Langkah Kerja Metode kegiatan modifikasi ini dilakukan secara bertahap dengan langkah langkah sebagai berikut : 1. Melakukan analisis kerusakan untuk mencari penyebab kerusakan alat tersebut . 2. Melakukan pencarian alat pengontrol suhu yang dapat digunakan untuk mengganti alat pengontrol suhu yang lama dan memiliki kesamaan data spesifikasi. 3. Membuat panel tambahan untuk menempatkan pengontrol suhu yang baru 4. Melakukan pembuatan rangkaian instalasi listrik sesuai dengan hasil rancangan modifikasi yang telah dibuat. 5. Melakukan uji fungsi tanpa beban (tanpa Pemanas) untuk mengetahui kinerja dari alat apa sudah sesuai dengan yang diharapkan. 6. Melakukan uji fungsi dengan beban yaitu melakukan pemanasan bertahap pada suhu 50 o C, 100 oC, 200 oC hingga 250 oC. HASIL DAN PEMBAHASAN Analisis Kerusakan Kegiatan modifikasi ini dilakukan secara bertahap yaitu melakukan analisis kerusakan untuk mencari penyebab kerusakan alat tersebut dan hasilnya ditemukan pada salah satu bagian catu daya mengalami kerusakan (terbakar) pada komponen aktif (trafo, dioda, dan LCD). Kerusakan ini terjadi oleh karena baterei cadangan tidak pernah diisi ulang dan baterei menjadi rusak dan berkarat lalu terjadi arus pendek yang mengakibatkan kerusakan pada komponen tersebut. Setelah diketahui bahwa kerusakan ini terjadi pada sistem catu daya pengontrol suhu maka dilakukan penelusuran spare part dan hasilnya bahwa alat tersebut sudah tidak diproduksi lagi. Untuk mengaktifkan kembali alat tersebut, diperlukan modifikasi yang disesuaikan dengan alat pengontrol yang baru untuk mengganti alat pengontrol suhu yang lama

53

Prosiding Seminar Pengelolaan Perangkat Nuklir Tahun 2009 PTBN-BATAN, Serpong 19 Agustus 2009 yang memiliki kesamaan data spesifikasi agar alat tersebut dapat digunakan kembali. Dari hasil survei di pasaran secara langsung dan melalui internet, didapat suatu pengontrol suhu merk AUTONICS type TZ4ST-14S yang memiliki karakteristik dan spesifikasi seperti pengontrol suhu yang lama (HAAKE type N4-B) , yaitu: [3] [4] Tabel 1. Kesamaan spesifikasi alat pengontrol merk Haake dan Autonics
No 1. 2. 3. Komponen Spesifikasi Pabrik Haake Autonics

ISSN 1978-9858

Power Supply Frekwensi Display method Input sensor Control Method Control Output

100 240 VAC 50 Hz

100 240 VAC 50 Hz

4. 5.

6.

LED display TC, RTD ON/OFF; P; PI; PD; PID SSR, output: 12 VDC

LED display TC, RTD ON/OFF; P; PI; PD; PID SSR, output: 12 VDC

Pembuatan Rangkaian Listrik Pembuatan rangkaian instalasi listrik merupakan langkah berikutnya, rangkaian disesuaikan dengan hasil gambar rancangan modifikasi yang telah dibuat. Gambar rancangan modifikasi sistem kontrol suhu baru disesuaikan dengan pengontrol suhu lama, artinya tidak semua komponen yang ada pada alat lama dihilangkan tapi ada komponen yang masih digunakan misalnya pompa sirkulasi . Gambar 6 menunjukkan diagram garis (wiring diagram) instalasi listrik hasil modifikasi. Cara kerja dari rangkaian tersebut adalah sebagai berikut : pada posisi normal (tidak beroperasi), saklar DPST dalam posisi kedudukan II ditandai dengan lampu indikator OFF (merah) menyala, sedangkan pada posisi beroperasi saklar DPST dalam posisi kedudukan I ditandai dengan lampu indikator ON (hijau) menyala. Dalam kondisi beroperasi pengontrol suhu akan mendapat catu daya sehingga pengontrol suhu sudah dalam kondisi siap (standby) untuk dilakukan penyetelan suhu (setting). Prosedur penyetelan suhu adalah sebagai berikut (dengan berpedoman pada Gambar 7. gambar pengontrol suhu merk AUTONICS type TZ4ST-14S) [4].

Pembuatan Panel Tambahan Setelah ditentukan merk yang digunakan maka langkah selanjutnya adalah membuat panel tambahan yang disesuaikan dengan komponenkomponen pendukung di luar panel utama. Gambar 5 memperlihatkan panel tambahan dan panel utama peralatan pendukung pemanas sampel uji impak.

Panel Tambahan

Panel utama

Kolam Cairan / Oil Bath

Gambar 6. Diagram garis (wiring diagram) instalasi listrik hasil modifikasi

Gambar 5. Panel tambahan dan panel utama peralatan pendukung pemanas sampel pengujian impak

54

ISSN 1978-9858

Prosiding Seminar Pengelolaan Perangkat Nuklir Tahun 2009 PTBN-BATAN, Serpong 19 Agustus 2009 yang masih dapat digunakan. Pada dasarnya pengatur suhu yang digunakan yaitu AUTONICS type TZ4ST-14S sama dengan pengatur suhu yang lama yaitu mengunakan sistem kontrol PID. Kekurangannya hanya sistem pompa pengaduk tidak beroperasi secara automatis seperti yang dipakai pada merk HAAKE type N4-B, sehingga harus dioperasikan secara manual menggunakan saklar SPST. Sebenarnya pompa pengaduk hanya berfungsi sebagai pengaduk cairan oli untuk menjaga homogenitas pada setiap ruang yang ada di kolam oli. Jadi jika membutuhkan pompa pengaduk, maka operator harus menyalakan saklar SPST agar pompa tersebut dapat beroperasi. Peralatan perlakuan panas sampel merk HAAKE type N4-B yang digunakan untuk pengujian sampel uji impak yang sebelumnya mengalami kerusakan, saat ini telah dapat digunakan kembali setelah dilakukan modifikasi pada sistem kontrol suhunya. Modifikasi dilakukan dengan menyesuaikan dengan peralatan pendukung yang masih dapat digunakan pada alat HAAKE type N4-B, misalnya seperti kolam oli, elemen pemanas dan pompa pengaduk. KESIMPULAN Modifikasi sistem kontrol perlakuan panas sampel merk HAAKE type N4-B telah selesai dilakukan modifikasi dengan mengganti pengontrol suhu merk AUTONICS type TZ4ST14s. Modifikasi dilakukan dengan memadukan peralatan lama yang masih dapat digunakan dengan pengontrol suhu yang baru, misalnya : kolam oli, elemen pemanas dan pompa pengaduk. Pengontrol suhu menggunakan merk AUTONICS type TZ4ST-14S yang memiliki kesamaan dengan pengatur suhu yang lama yaitu mengunakan sistem kontrol proporsional integral-derivatif (PID). Peralatan perlakuan panas sampel hasil modifikasi telah bekerja dengan baik, indikatornya adalah hasil uji fungsi yang telah dilakukan dengan penyimpangan terbesar 0,2 oC DAFTAR PUSTAKA 1. 2. 3. 4. BRIYATMOKO B, Modul Coaching Uji Impact Teori Uji Impack PTBN-BATAN, Serpong, 2007. PETRUZELLA F. D., Elektronik Industri, Penerbit Andi, Yogyakarta, 1996. ANONIM, Manual book Water Bath merk HAAKE type N4-B, German, 1988. ANONIM , Manual book Temperature Controller merk Autonics type TZ4SP, USA, 2005.

Gambar 7. Tampilan pengontrol suhu merk AUTONICS type TZ4ST-14S [4] Pada gambar 7. tampilan pengontrol suhu merk AUTONICS type TZ4ST-14S, tekan tanda ( ) maka lampu indikator pada Setting Value (SV) akan berkedap-kedip yang menandakan bahwa penyetelan dapat dilakukan, penyetelan satuan, puluhan, ratusan dan ribuan dilakukan dengan cara menekan terus menerus tanda ( ) dan untuk mengubah nilai tersebut tekan tanda ( atau ( . Setelah selesai melakukan penyetelan suhu, tekan tanda MD untuk menjalankan program secara automatis dan Processing Value (PV) akan mulai berubah mengikuti nilai penyetelan suhu [4]. Uji fungsi paska modifikasi dilakukan setelah rangkaian instalasi listrik selesai dibuat, hal ini dilakukan agar peralatan sistem kontrol suhu hasil modifikasi bekerja sesuai dengan yang diharapkan. Pengujian dilakukan dengan cara melakukan pengaturan suhu pemanas pada kolam oli secara bertahap dari suhu 50 oC, 100 oC, 200 o C hingga 250 oC. Pengukuran pengujian ini diparalel dengan alat ukur suhu lain sebagai pembanding. Tabel 2 memperlihatkan pengujian pengaturan pemanas pada kolam oli. Tabel 2. Pengujian pengaturan pemanas pada kolam oli
Pengatura n Suhu Pemanas Penunjukan Suhu Indikat or alat Alat pembanding Waktu Pemanasa n

( C) 50 100 200 250

( C) 49 99 200 250

Penyimpangan terbesar

( C) 47,8 98,9 200,0 250,1 0,2 o C

(menit) 15 15 15 15

Diagram garis (wiring diagram) instalasi listrik hasil modifikasi dapat diaplikasikan dan dipadukan dengan instalasi listrik peralatan perlakuan panas sampel merk HAAKE type N4-B

55

Prosiding Seminar Pengelolaan Perangkat Nuklir Tahun 2009 PTBN-BATAN, Serpong 19 Agustus 2009 TANYA JAWAB 1. Winter Dewayatna Diagram ON/OFF ada jendela - ada perbedaan ON dan OFF. T naik > dst, jendela diambil ke atas ? Proporsional tidak terkait dengan ON/OFF ? Saud Maruli Tua Memang di dalam gambar 3 ilustrasi sistem kontrol ON/OFF hanya menggambarkan rentang waktu pada posisi ON atau OFF dan tidak menggambarkan lamanya waktu puncak dan histerisisnya. Karena ini hanya menggambarkan besarnya waktu yang dibutuhkan pada posisi ON dan besarnya waktu pada posisi OFF. Kontrol proporsional merupakan kontrol suhu yang dirancang untuk membatasi getaran (cycling) berkaitan dengan kontrol ON/OFF . Pengontrol Proporsional menurunkan daya rata-rata yang sedang diberikan pada pemanas ketika suhu mencapai titik penyetelan. Proses ini akan melambatkan pemanasan, Sehingga tidak akan melampaui titik penyetelan tetapi akan mencapai titik penyetelan dan mempertahankan suhu agar tetap konstan. Pengontrol proporsional mengijinkan kontrol variabel proses yang lebih ketat karena keluarannya dapat mengambil harga berapapun antara sepenuhnya ON dan sepenuhnya OFF, tergantung pada magnitude dari sinyal error. 2.

ISSN 1978-9858 Abdul Latief Buat table Haake seperti apa ? Autonic seperti apa ? lalu mana yang dipilih. Untuk menjaga homogenitas apakah dengan manual ? Kesimpulan perlu diringkas Saud Maruli Tua Sebenarnya didalam pembahasan telah ada spesifikasi dari Haake dan Autonic yang memiliki kesamaan tetapi bukan dalam bentuk table. Jadi penulis akan membuat table untuk melengkapinya. Salah satu komponen lama yang masih tetap digunakan adalah pompa pengaduk, yang berfungsi untuk menjaga homogenitas cairan. Pada alat lama pompa ini bekerja secara automatis, sedangkan pada saat ini pompa pengaduk hanya dapat dioperasikan secara manual. Jadi, jika operator menginginkan homogenitas maka operator hanya mengoperasikan saklar SPST agar pompa pengaduk beroperasi. Kesimpulan akan diringkas seperlunya.

56

Anda mungkin juga menyukai