Anda di halaman 1dari 33

MAKALAH MANAJEMEN KESEHATAN Pengorganisasian Pelayanan Kesehatan

DISUSUN OLEH : KELOMPOK 3

Eunike Oktariana Putri Purnama Sari Sela Haryanti

091101005 091101007 091101010

Dosen Pembimbing: Reni Asmara Ariga, S.Kp., MARS

FAKULTAS KEPERAWATAN UNIVERSITAS SUMATERA UTARA MEDAN 2012

KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis ucapkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa atas berkat dan rahmat-Nya sehingga setelah melalui proses yang cukup singkat makalah manajemen kesehatan kami dengan judul Pengorganisasian Pelayanan Kesehatan ini dapat diselesaikan. Secara umum makalah ini menjelaskan tentang pengertian dan fungsi pengorganisasian, unsur-unsur pokok pengorganisasian, prinsip pokok pengorganisasian, manfaat pengorganisasian, langkah-langkah pengorganisasian , tipe wewenang dalam organisasi, pengembangan organisasi, organisasi sebagai sistem sosial, dan peran manajer dalam pengorganisasian. Penulis berharap makalah ini bisa memberikan sumbangsih bagi pengetahuan setiap orang dalam bidang kesehatan yaitu khususnya untuk pemahaman terhadap manajemen kesehatan. Sekalipun demikian penulis menyadari bahwa proses penyusunan makalah ini merupakan pekerjaan yang tidak ringan sehingga memungkinkan adanya kekurangan maupun kesalahan baik dalam hal teknis penulisan, tata bahasa maupun isinya. Oleh karena itu guna penyempurnaan makalah ini penulis sangat mengharapkan saran, masukan maupun kritikan yang membangun dari pembaca makalah ini. Penulis mengucapkan terima kasih kepada dosen pembimbing Ibu Reni Asmara Ariga, S.Kp, MARS yang telah memberikan bimbingan untuk topik makalah ini kepada penulis. Demikianlah makalah ini disusun. Akhir kata, penulis mengucapkan terima kasih. Medan, Maret 2012

Penulis

DAFTAR ISI
Kata Pengantar ---------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------i Daftar Isi ---------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------ii Bab 1. PENDAHULUAN 1.1.Latar Belakang ----------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------1 1.2.Tujuan -------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------2 Bab 2. TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Pengertian Pengorganisasian dalam Pelayanan Kesehatan----------------------------------------------------------------------------------------------3 2.2. Fungsi Pengorganisasian dalam Pelayanan Kesehatan ---------------------------------------------------------------------------------------------------3 -----------------------------------------------------------------------------------------2.3. Unsur-unsur Pokok Pengorganisasian --------------------------------------------------------------------------------------------------------------------4 ----------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------2.4. Prinsip Pokok Pengorganisasian ----------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------5 ----------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------2.5. Manfaat Pengorganisasian -----------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------7 2.6. Langkah-langkah Pengorganisasian ------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------7 ----------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------2.7. Tipe Wewenang dalam Organisasi ---------------------------------9 -----------------------------------------------------------------------------2.8. Pengembangan Organisasi ------------------------------------------11 2.9. Organisasi sebagai Sistem Sosial -----------------------------------12 2.10. Peran Manajer dalam Pengorganisasian --------------------------14

2.11.Contoh Pengorganisasian--------------------------------------------15 BAB 3. PENUTUP 3.1. Kesimpulan ------------------------------------------------------------26 Daftar Pustaka-----------------------------------------------------------------------28

ii

BAB 1 PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang Pengorganisasian adalah salah satu fungsi manajemen yang juga mempunyai peranan penting seperti halnya fungsi perencanaan. Apabila perencanaan telah selesai dilaksanakan, hal selanjutnya yang perlu dilakukan ialah melaksanakan fungsi pengorganisasian (organizing). Melalui fungsi pengorganisasian, seluruh sumber daya yang dimiliki oleh organisasi (manusia dan yang bukan manusia) akan diatur penggunaannya secara efektif dan efisien untuk mencapai tujuan organisasi yang telah ditetapkan. Jika ditinjau dari sudut administrasi, peranan fungsi pengorganisasian ini cukup penting. Karena apabila fungsi pengorganisasian telah berhasil dilaksanakan, berarti berbagai hal yang tercantum dalam suatu rencana (plan), telah mendapatkan pengaturan, sehingga siap untuk dilaksanakan. Hal-hal yang memerlukan pengaturan dalam suatu rencana banyak macamnya. Secara umum disebutkan, makin kompleks rencana yang dimiliki, makin kompleks pula hal-hal yang memerlukan pengaturan tersebut. Mengingat pentingnya fungsi pengorganisasian, maka merupakan kewajiban bagi semua pihak yang bergerak dalam administrasi kesehatan untuk memiliki pemahaman yang lengkap tentang fungsi pengorganisasian. Perlunya pemahaman tersebut khususnya jika bermaksud menyelenggarakan program kesehatan masyarakat yang tentunya diperlukan pengorganisasian.

1.2.Tujuan Tujuan dari penulisan makalah ini adalah mahasiswa dapat memahami dan menjelaskan :
a. Pengertian pengorganisasian dalam pelayanan kesehatan b. Fungsi pengorganisasian dalam pelayanan kesehatan

c. Unsur-unsur pokok pengorganisasian


d. Prinsip-prinsip pokok pengorganisasian

e. Manfaat pengorganisasian f. Langkah-langkah pengorganisasian


g. Tipe organisasi berdasarkan wewenang dalam suatu organisasi

h. Pengembangan organisasi
i.

Organisasi sebagai sistem sosial

j. Peran manajerial di dalam pengorganisasian pelayanan kesehatan

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA


2.1. Pengertian Pengorganisasian dalam Pelayanan Kesehatan

Pengertian organisasi dapat dibedakan menjadi dua bagian yaitu pengertian secara statis dan pengertian secara dinamis. Jika dilihat secara statis, organisasi merupakan wadah kegiatan sekelompok orang untuk mencapai tujuan tertentu. Sedangkan secara dinamis, organisasi merupakan suatu aktivitas dari tata hubungan kerja yang teratur dan sistematis untuk mencapai tujuan tertentu. (Suarli dan Bahtiar) Dari kata organisasi, muncul kata pengorganisasian, pengorganisasian adalah pengkoordinasian secara rasional berbagai kegiatan dari sejumlah orang tertentu untuk mencapai tujuan bersama, melalui pengaturan pembagian kerja dan fungsi menurut penjenjangannya secara bertanggung jawab. (www.scribd.com) Dengan demikian, pengorganisasian dalam pelayanan kesehatan adalah langkah untuk menetapkan, menggolongkan dan mengatur berbagai macam kegiatan/program kesehatan, menetapkan tugas-tugas pokok dan wewenang, dan pendelegasian wewenang oleh pimpinan kepada staf kesehatan dalam rangka mencapai tujuan organisasi/institusi kesehatan. (Muninjaya, 2004)

2.2. Fungsi Pengorganisasian dalam Pelayanan Kesehatan

Berdasarkan definisi tersebut, fungsi pengorganisasian di bidang kesehatan merupakan alat untuk memadukan (sinkronisasi) dan mengatur semua kegiatan pelayanan kesehatan yang ada kaitannya dengan personil, finansial, material, dan tata cara untuk mencapai tujuan organisasi kesehatan kesehatan masyarakat. (Muninjaya, 2004) yang telah disepakati bersama yaitu secara umum untuk meningkatkan dan mengoptimalkan derajat

2.3. Unsur-unsur Pokok Pengorganisasian Jika diperhatikan beberapa batasan pengorganisasian di atas, tampak dalam pengertian pengorganisasian terdapat beberapa unsur pokok yang perlu dipahami. Unsur-unsur pokok yang dimaksud jika disederhanakan dapat dibedakan atas tiga macam yaitu:
1. Hal yang diorganisasikan

Sebenarnya

hal-hal

yang

perlu

diorganisasikan dengan

dari

suatu

rencana

banyak macamnya. macam saja yakni:

Disesuaikan

pengertian

pengorganisasian

sebagaimana dikemukakan diatas yang terpenting diantaranya hanya dua

a. Kegiatan Pengorganisasian

Kegiatan yang dimaksudkan disini ialah pengaturan berbagai kegiatan yang ada dalam rencana sedemikian rupa sehingga terbentuk satu kesatuan yang terpadu, yang secara keseluruhan diarahkan untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan.
b. Tenaga pelaksana

Pengorganisasian

tenaga

pelaksana

yang

dimaksudkan

disini

mencakup pengaturan struktur organisasi, susunan personalia serta hak dan wewenang dari setiap tenaga pelaksana, sedemikian rupa sehingga setiap kegiatan ada penanggungjawabnya.
2. Proses pengorganisasian

Karena di dalam pengertian pengorganisasian terkandung kegiatan pengaturan maka pekerjaan pengorganisasian pada dasarnya merupakan suatu proses (process). Proses yang dimaksudkan disini adalah yang menyangkut pelaksanaan langkah-langkah yang harus dilakukan. sedemikian rupa sehingga semua kegiatan yang akan dilaksanakan sarta tenaga pelaksana

yang dibutuhkan mendapatkan pengaturan yang sebaik-baiknya, serta setiap kegiatan yang akan dilaksanakan tersebut memiliki penanggungm jawab pelaksanaannya.
3. Hasil pengorganisasian

Hasil dari pekerjaan pengorganisasian adalah terbentuklah suatu wadah (entity), yang pada dasarnya merupakan panduan antara kegiatan yang akan dilaksanakan serta tenaga pelaksana yang dibutuhkan untuk melaksanakan kegiatan tersebut. (ners.unair.ac.id )

2.4.

Prinsip Pokok Pengorganisasian Untuk dapat melakukan pekerjaan pengorganisasian dalam pelayanan kesehatan dengan baik perlu dipahami berbagai prinsip pokok yang terdapat dalam organisasi diantaranya : 1. Mempunyai pendukung Pendukung (follower, member) yang dimaksudkan disini adalah setiap orang per orang yang bersepakat untuk membentuk organisasi. Contoh untuk suatu rumah sakit misalnya, pendukung tersebut ialah dokter, paramedis serta tenaga non medis lainnya yang terdaftar sebagai karyawan rumah sakit. Makin besar jumlah serta makin tinggi kualitas pendukung, maka makin kuatlah organisasi tersebut. 2. Mempunyai tujuan Setiap organisasi harus mempunyai tujuan, baik yang bersifat umum (goal) dan ataupun yang bersifat khusus (objectives). 3. Mempunyai kegiatan Suatu organisasi yang baik adalah apabila organisasi tersebut memiliki kegiatan yang jelas dan terarah. Kegiatan ini haruslah dipahami oleh semua pihak yang berada dalam organisasi.

4. Mempunyai pembagian tugas Agar kegiatan yang dilakukan dalam pelayanan kesehatan dapat terlaksana dengan baik, perlulah diatur pembagian tugas antar pendukung (job description) atau timkesehatan misalnya dokter, perawat, staf kesehatan yang lain. Suatu organisasi kesehatan dinilai sebagai organisasi yang baik apabila tugas yang ada dapat dibagi habis antar para pendukung kesehatan, dan kemudian setiap pendukung mengetahui serta melaksanakan setiap tugas dan tanggung jawab masing-masing dalam suatu institusi kesehatan. 5. Mempunyai perangkat organisasi Menurut tugas, tanggung jawab serta wewenang yang dimiliki, perangkat organisasi dapat dibedakan atas beberapa macam. Mulai dari yang bersifat pengarah dan penentu kebijakan sampai dengan yang bersifat pelaksana kegiatan. 6. Mempunyai pembagian dan pendelegasian wewenang Karena peranan yang dimiliki oleh setiap satuan organisasi tidak sama, perlu diatur pembagian dan pendelegasian wewenang (delegation of authority). Wewenang yang ditetapkan harus sesuai dengan tanggung jawab yang dimiliki. Jika wewenang lebih besar dari tanggung jawab, dapat muncul penyalahgunaan. Sebaliknya jika tanggung jawab lebih besar dari wewenang, menyebabkan keputusan yang diambil sering tidak mantap. Jika kemampuan dan potensinya tidak memadai, meyebabkan pemberian wewenang yang terlalu besar akan dapat menggagalkan kegiatan organisasi. Organisasi yang baik haruslah menetapkan rentang pengawasan (span of control) setiap suatu organisasi. 7. Mempunyai kesinambungan kegiatan, kesatuan perintah dan arah Kegiatan yang dilaksanakan oleh suatu organisasi harus bersifat kontinu (continue), fleksibel serta sederhana. Prinsip kesatuan perintah (unity comand) serta kesatuan arah (unity of direction) yang kesemuannya harus dapat membentuk satu hubungan mata rantai yang tak terputus (chain of command). Prinsip kejelasan wewenang dan tanggung jawab yang disusun secara bertingkat ini dikenal dengan nama scalar principle. (ners.unair.ac.id)
2.5. Manfaat Pengorganisasian

Dengan mengembangkan fungsi pengorganisasian dalam pelayanan kesehatan, seorang manajer (pimpinan organisasi kesehatan) akan dapat mengetahui manfaat pengorganisasian,yaitu :
1. Pembagian tugas untuk perorangan dan kelompok. Tugas pokok staf

kesehatan kesehatan.

dan

prosedur

kerja

merupakan

dokumen

dari

fungsi

pengorganisasian kesehatan, digunakan sebagai panduan kinerja staf


2. Hubungan organisatoris antar manusia yang menjadi anggota atau staf sebuah

organisasi kesehatan. Hubungan ini akan terlihat pada struktur organisasi kesehatan.
3. Pendelegasian

wewenang.

Manajer

atau

pimpinan

organisasi

akan

melimpahkan wewenang kepada staf kesehatan sesuai dengan tugas-tugas pokok yang diberikan kepada mereka.
4. Pemanfaatan staf dan fasilitas fisik yang dimiliki institusi kesehatan (RS,

Puskesmas, Posyandu). Tugas staf kesehatan dan pemanfaatan fasilitas fisik kesehatan harus diatur dan diarahkan semaksimal mungkin untuk membantu staf, baik secara individu maupun kelompok untuk mencapai tujuan organisasi yaitu memberi (Muninjaya, 2004) pelayanan kesehatan kepada masyarakat.

2.6.

Langkah-langkah pengorganisasian Ada enam langkah penting dalam menyusun fungsi pengorganisasian dalam pelayanan kesehatan, yaitu:
1. Tujuan organisasi harus dipahami oleh staf kesehatan. Tujuan organisasi

sudah disusun pada saat fungsi perencanaan pelayanan kesehatan.


2. Membagi habis pekerjaan dalam bentuk kegiatan-kegiatan pokok untuk

mencapai tujuan. Dalam hal ini, pimpinan yang mengemban tugas pokok organisasi sesuai dengan visi dan misi organisasi kesehatan tersebut. Untuk itu, ia membagi tugas pokoknya kepada staf yang ada. Dari sini akan muncul

gagasan departementalisasi, pengembangan bidang-bidang, seksi-seksi dan sebagainya sesuai dengan kegiatan pokok.
3. Menggolongkan kegiatan pokok ke dalam satuan kegiatan yang praktis

(elemen kegiatan). Pembagian tugas pokok ke dalam elemen kegiatan harus mencerminkan apa yang harus dikerjakan oleh staf kesehatan.
4. Menetapkan kewajiban yang harus dilaksanakan oleh staf dan menyediakan

fasilitas pendukung yang diperlukan untuk melaksanakan tugasnya. Pengaturan ruangan bangsal pasien, ruangan operasi dan dukungan alat-alat kesehatan adalah salah satu contohnya.
5. Penugasan personel yang cakap yaitu memilih dan menempatkan staf

kesehatan yang dipandang mampu melaksanakan tugas. Bagian ini penting dipahami oleh pemimpin organisasi (direktur Rumah Sakit, Kepala Perawat) pada saat mengangkat atau memilih staf kesehatan atau yang akan melaksanakan tugas-tugas tertentu organisasi kesehatan, contohnya yaitu pemilihan kepala ruangan di rumah sakit.
6. Mendelegasikan wewenang. Tugas-tugas staf kesehatan dan mekanisme

pelimpahan wewenang dapat diketahui melalui struktur organisasi yang dianut. Untuk organisasi kesehatan seperti Puskesmas yang mempunyai jumlah tenaga kesehatan yang terbatas tetapi ruang lingkup kerja dan kegiatannya cukup luas, prinsip kerja sama yang sifatnya intregrative perlu diterapkan. Dengan menggunakan prinsip kerja integrasi diharapkan semua kegiatan pokok Puskesmas dapat terselesaikan. Contohnya : kegiatan imunisasi. Staf Puskesmas yang diberikan kewenangan mengoordinasi kegiatan imunisasi hanya satu, tetapi sasaran kelompok penduduk dan wilayah kerjanya cukup luas. Untuk melaksanakan kegiatan ini, staf lain diberikan tugas dan wewenang membantu melaksanakan kegiatan imunisasi tersebut sehingga semua penduduk sasaran dapat diberikan pelayanan imunisasi secara efisien dan efektif. Dalam pembagian tugas harus diperhatikan adanya keseimbangan antara wewenang dan tanggung jawab staf kesehatan. Wewenang yang terlalu besar akan mendorong terjadinya korupsi jika pengawasannya lemah. Sebaliknya tanggung jawabyang terlalu besar akan mengakibatkan staf sangat berhati-hati

dan sering ragu-ragu melaksanakan tugasnya sehingga menghambat produktivitas mereka. Dengan pembagian tugas dan pendelegasian wewenang akan dapat diketahui hubungan organisatoris antara satu staf dengan staf lainnya dalam suatu organisasi. (Muninjaya, 2004)

2.7.Tipe Wewenang dalam Organisasi Wewenang adalah kekuasaan atau hak untuk memerintah atau meminta orang lain berbuat sesuatu. Wewenang seseorang dalam sebuah organisasi dibatasi melalui uraian tugasnya sesuai dengan fungsi dan kedudukan staf kesehatan di dalam sebuah institusi kesehatan. Wewenang dapat didelegasikan kepada staf bawahan, tetapi manajer (pimpinan organisasi kesehatan) tetap bertanggung jawab terhadap keberhasilan atau kegagalan tugas yang dilaksanakan oleh staf kesehatan meskipun wewenang sudah didelegasikan kepada staf bawahannya. Untuk meningkatkan produktivitas kerja staf kesehatan, manajer sebaiknya mengatur wewenang yang diberikan kepada staf dan menjelaskan kepada staf bahwa tangung jawab memang sudah melekat pada tugas-tugasnya sehingga staf akan merasakan keseimbangan antara wewenang yang dimiliki dan tanggung jawab yang harus diemban. Dengan pembagian wewenang akan dapat dibedakan berbagai tipe organisasi yaitu organisasi lini, organisasi staf, organisasi lini dan staf, atau organisasi dalam bentuk panitia. 2.7.1. Wewenang Lini (Line authority) Wewenang yang mengalir secara vertikal. Pelimpahan wewenang dari atas ke bawah dan pengawasan langsung oleh pimpinan kesehatan kepada staf kesehatan yang menerimanya. Organisasi yang menggunakan wewenang lini disebut organisasi lini.

Bagan Organisasi Lini Kepala Dinas Kesehatan Tingkat II

Kepala Seksi

Kepala Seksi Penanggung jawab program

Kepala seksi

2.7.2. Wewenang Staf (Staff authority) Wewenang yang mengalir ke samping yaitu wewenang yang diberikan kepada staf khusus untuk membantu melancarkan tugas-tugas staf yang diberikan wewenang lini. Wewenang staf diberikan karena ada spesialisasi tugas-tugas manajerial yang terkait dengan fungsi staf seperti pengawasan, pelayanan kepada staf, atau penasihat. Organisasi staf adalah organisasi yang mengembangkan wewenang staf. Di jajaran organisasi Depkes pusat wewenang staf di dalam bagan ini dapat disamakan dengan Sekretariat Jenderal, atau KTU di Dinas Kesehatan Provinsi, dan Dinas Kesehatan Kabupaten/Kota. Bagan Organisasi Staf Kepala Tata Usaha

Kepala Seksi

Kepala Seksi

Kepala Seksi

2.7.3. Wewenang Staf dan Lini Perpaduan antara wewenang lini dan staf merupakan bentuk struktur organisasi yang paling umum dianut saat ini. Bentuk organisasi kelihatan

10

kompleks tetapi sesungguhnya adalah pengembangan dari bentuk lini dan staf. Berdasarkan kewenangan yang ada di jajaran Depkes pusat dengan kewenangan Pemda Provinsi dan Kabupaten/Kota pelaksana otonomi daerah di bidang kesehatan (UU No. 22 tahun 1999), akan muncul tiga pola kerja sama pemerintah dengan Pemda, yaitu: a. Desentralisasi adalah penyerahan wewenang pemerintah kepada daerah otonom dalam kerangka Negara Kesatuan RI. b. Dekonsentarasi adalah pelimpahan wewenang dari pemerintah kepada gubernur sebagai wakil pemerintah dan atau perangkat pusat di daerah. c. Tugas perbantuan (medebewyn) adalah penugasan dari pemerintah kepada daerah dan desa dan dari daerah ke desa untuk melaksanakan tugas tertentu yang disertai dengan pembiayaan, sarana dan prasarana serta sumber daya manusia dan dengan kewajiban melaporkan pelaksanaannya dan mempertangggungjawabkannya kepada yang menugaskan. (Muninjaya, 2004)

2.8.Pengembangan Organisasi Pengembangan organisasi adalah upaya pihak manajer untuk mengembangkan stafnya (pengembangan sumber daya manusia/staf) dengan harapan akan lebih meningkatkan kapasitas organisasi yang dipimpinnya untuk memecahkan masalah. Pengembangan organisasi dapat dilakukan melalui kegiatan untuk mengefektifkan gaya kepemimpinan manajer, hubungan yang harmonis antara pimpinan dengan stafnya, meningkatkan kepuasan kerja staf dan semangat kelompok, kejelasan penyusunan tujuan, dan perbaikan sistem pencatatan dan pelaporan. Pengembangan organisasi terdiri dari empat paket kegiatan yang dimulai dengan proses pengkajian (assessing) yang dilakukan secara tajam untuk menilai lingkungan internal dan eksternal organisasi. Dalam hal ini digunakan analisis

11

SWOT (strength, weakness, opportunity, threat). Setelah analisis situasi dilakukan, para perancang akan dapat menghasilkan rumusan tujuan (setting strategic and operational objectives) untuk arah pengembangan organisasi. Setelah tujuan, program pengembangan (program atau product design) yang dibutuhkan organisasi. Rancangan pengembangan organisasi yang sudah disepakati oleh semua pihak yang terlibat dalam organisasi (stake holders internal), masing-masing bidang (bagian, bidang atau seksi) sudah dapat melakukan kegiatan sesuai wewenang dan tanggung jawabnya masing-masing. Pengembangan suatu organisasi adalah suatu kegiatan yang dilakukan secara terus menerus oleh pihak pimpinan. Kegiatan strategis ini harus mampu menjaga dinamika organisasi karena berdampak positif untuk lebih memacu fungsi manajemen secara berkelanjutan. (Muninjaya, 2004)

2.9.Organisasi sebagai sistem sosial Organisasi pelayanan kesehatan sebagai wadah kerja sama tim kesehatan untuk mencapai tujuan bersama harus dapat dipahami sebagai sebuah sistem sosial karena sumber daya utamanya adalah manusia. Di dalam sebuah sistem sosial terdapat subsistem lain yang saling berinteraksi satu sama lain. Salah satu di antaranya yang terpenting adalah subsistem hubungan antar manusia (social subsystem). Subsistem yang lain adalah subsistem administrasi (structural subsystem), subsystem informasi (decision making subsystem), subsistem ekonomi (technological subsystem). Di dalam subsistem inilah para manajer sebuah organisasi aka bekerja dengan orang lain untuk mencapai tujuan organisasi.

2.9.1. Subsistem administrasi Fokus kajian terhadap subsistem administrasi di dalam sebuah organisasi lebih banyak diarahkan untuk mempelajari tipe dan gaya kepemimpinan, proses

12

pelimpahan wewenang dan tanggung jawab yang diberikan kepada staf, serta mekanisme kerja sama yang dikembangkan untuk mencapai tujuan organisasi. Di dalam pengembangan subsistem ini harus jelas terlihat: siapa mengerjakan apa, untuk siapa, Siapa menyuruh siapa untuk mengerjakan apa, kapan dan mengapa tugas tersebut perlu dilaksanakan. 2.9.2. Subsistem Informasi Kajian terhadap subsistem informasi dan pengambilan keputusan diarahkan untuk mempelajari proses pengambilan keputusan strategis pada sebuah organisasi (keputusan kunci). Untuk pengambilan keputusan strategis, diperlukan informasi yang akurat dan menyeluruh tentang organisasi, terutama tentang bagaimana sistem yang ada dalam organisasi dapat tetap berjalan sesuai dengan misinya mencapai tujuan yang telah ditetapkan. 2.9.3. Subsistem Ekonomi Pada kajian subsistem ekonomi, yang lebih dipentingkan adalah bagaimana tugas pokok staf dapat dilaksanakan untuk mencapai tujuan organisasi dalam batas-batas kemampuan anggaran yang tersedia (cost effectiveness) sesuai dengan tanggung jawab masing-masing. 2.9.4. Subsistem Sosial Di dalam kajian subsistem sosial, seorang akan dapat mempelajari lebih jauh tentang bagaimana proses motivasi staf dan kepemimpinan yang efektif telah dikembangkan oleh para manajer organisasi terutama manajer personalia. Meskipun semua subsistem nampaknya berdiri sendiri, tetapi perubahan yang terjadi pada salah satu subsistem akan dirasakan pengaruhnya pada subsistem lainnya. Jika keseluruhan sistem berjalan sehat dan bekerja secara normal, setiap subsistem akan berinteraksi secara efektif satu sama lainnya. Oleh karena itu, untuk pengembangan organisasi jangka panjang, organisasi tidak mungkin dikembangkan hanya dengan mengandalkan salah satu subsistem saja atau mengorbankan subsistem lainnya untuk kepentingan yang lain. Pada saat

13

bersamaan, sistem manajemen di dalam sebuah organisasi juga tidak mungkin diabaikan pengaruh dan tekanannya yang bersumber dari lingkungan di luar organisasi. (Muninjaya, 2004)

2.10. Peran Manajer di dalam Pengorganisasian Menurut Ichak Adizes di dalam buku organizational behaviour (Hersey dan Blanchard) ada empat fungsi manajerial yang perlu dikembangkan di dalam sebuah organisasi sebagai sistem sosial jika organisasi tersebut ingin berkembang secara efektif. Keempat peran manajerial adalah sebagai : a. Producer untuk meningkatkan dan mengembangkan berbagai produk pelayanan. ini disebut juga sebagai achiever. b. Implementor karena bertugas untuk mengembangkan langkah-langkah praktis untuk menerapkan semua keputusan yang sudah diambil bersama c. Inovator yaitu mengembangkan gagasan yang bersifat inovatif d. Integrator yaitu mengintegrasikan semua potensi dan gagasan yang ada di dalam organisasi untukmencapai tujuan organisasi. Keempat peran manajer tersebut berhubungan erat dengan keempat subsistem di dalam organisasi. (Muninjaya, 2004) Hubungan antara Peran Manajer dan Subsistem dalam Organisasi Peran Manajerial - Producing (Achiever) - Implementing (administrator) - Innovating (innovator) - Integrating (pemersatu) 2.11. Contoh Pengorganisasian Subsistem di dalam Organisasi - Subsistem ekonomi/teknologi - Subsistem administrasi/struktural - Subsistem informasi/pengambilan keputusan Subsistem sosial

Pengorganisasian Puskesmas Dawan I Visi :

14

Dengan Semangat Kebersamaan, Prima dalam Pelayanan Kesehatan Menuju Masyarakat Dawan yang Sehat. Misi : 1. Mendorong kemandirian masyarakat untuk hidup bersih dan sehat. 2. Menyelenggarakan pelayanan kesehatan secara terpadu dengan seluruh lapisan masyarakat di wilayah kerjanya. 3. Meningkatkan kerjasama dengan lintas sektor di wilayah kerjanya. Jenis dan Jumlah Pegawai Jumlah pegawai di Puskesmas Dawan I tahun 2011 adalah 44 orang terdiri dari: a. Dokter umum b. Dokter gigi c. Tenaga Akper d. Bidan e. Perawat Kesehatan f. Perawat Gigi g. Tenaga AKZI h. Tenaga Laboratorium i. Tenaga SMF j. Pekarya Kesehatan k. Tenaga SMA l. Sopir n. Tenaga AKL o. Tenaga Administrasi/S1 p. Tenaga JMD Sarana dan Prasarana Puskesmas Puskesmas Pembantu Kendaraan roda 4 =1 =6 = 2 unit LCD Lemari es pustu = 1 bh = 2 unit : 3 orang : 1 orang : 6 orang : 14 orang : 6 orang : 3 orang : 1 orang : 1 orang : 1 orang : 1 orang : 1 orang : 1 orang : 2 orang : 1 orang : 1 orang

m.Tenaga Kebersihan : 1 orang

Lemari es puskesmas = 3 unit

15

Kendaraan roda 2 - di pustu - di induk Polindes / POSKESDES Computer Laptop OHP Faksimile Mesin foging Genzet Lan SIK Peran Serta Masyarakat 1. posyandu balita : 36 pos 2. posyandu usila : 17 pos

= 16 unit = 6 unit = 10 unit = 7 buah = 10 unit = 1 unit = 1 unit = 1 unit = 1 unit = 1 unit = 1 unit

Fresser Sterilisator biasa Sterilisator ozone Telepon TV Flat 29 LG DVD LG Lemari TV Handycam Kamera Digital Wifi

= 2 unit = 1 buah = 1 buah = 1 unit (paralel) = 1 buah = 1 buah = 1 buah = 1 buah = 1 buah = 1 unit

Paging system = 1 unit

3. Kader posyandu balita/usila : 175 / 85 org 4. Kader Desa Siaga/POSKESDES : 14 orang. (dawan1.diskesklungkung.net)

16

URAIAN TUGAS BERDASARKAN STRUKTUR ORGANISASI PUSKESMAS KUTA I


NO. 1. Nama Jabatan Kepala Puskesmas Uraian Tugas Melaksanakan fungsi-fungsi manajemen, bimbingan dan supervisi. Mengadakan koordinasi di tingkat kecamatan. Sebagai penggerak pembangunan kesehatan di tingkat

1. 2. 3.

17

4. 5. 2. Koordinator Unit Tata Usaha 1. 2. 3. 3. Keuangan 1. 2. 3. 4. 5. 6. 7. 8. 4. Umum 9. 1. 2. 3. 4. 5. 6. 7. 8. 1. 2. 3. 4. 5. 6. 7. 8. 9. 11 . 1. 2. 3. 4. 5.

5.

Kepegawaian

6.

Data dan Informasi

kecamatan. Sebagai tenaga ahli pendamping Camat. Mengkoordinir dan bertanggung jawab terhadap semua kegiatan di puskesmas. Merencanakan dan mengevaluasi kegiatan di unit TU Mengkoordinir dan berperan aktif terhadap kegiatan di unit TU Menggantikan tugas Kepala Puskesmas bila Kepala Puskesmas berhalangan hadir Melakukan perencanaan Keuangan Merealisasikan Keuangan Membuat pembukuan/penutupan kas. Mengambil gaji dan dana operasional serta yang berkaitan dengan kesejahteraan pegawai Pencatatan dan Pelaporan Membuat petikan daftar gaji Menerima setoran dari masing-masing unit pelayanan Mengkoordinir bendahara-bendahara di Puskesmas Melakukan setoran perda ke kas daerah Rigistrasi Surat Masuk dan Keluar Melanjutkan disposisi Pimpinan Membuat konsep surat Mengkoordinir kegiatan petugas bagian pengiriman semua laporan puskesmas. Mengkoordinir kegiatan petugas bagian perbaikan sarana puskesmas Mengarsipkan surat. Melakukan kegiatan yang bersifat umum. Mengkoordinir pembuatan spanduk yang bersifat umum Membuat laporan kepegawaian (Absensi, bezzeting, DUK, lap.triwulan, tahunan ,dsb.) Mengetik DP 3 yang sudah di isi nilai oleh Atasan Langsung Mendata dan mengarsipkan file pegawai. Mengusulkan cuti dan kenaikan pangkat Mengusulkan tunjangan pegawai ( Penyesuaian Fungsional, Baju, Sepatu dan lain-lain) Membuat Model C Merekap Absensi ( Ijin, Cuti, Sakit ) Membuat Absensi Mahasiswa/siswa yang praktek di Puskesmas Membuat perencanaan untuk pengembangan kualitas SDM staf puskesmas Menyusun daftar pembagian tugas untuk staf puskesmas dengan persetujuan kepala puskesmas Sebagai pusat data dan informasi puskesmas. Mengumpulkan dan mengecek laporan puskesmas sebelum dikirim ke dinas kesehatan Menyajikan laporan dalam bentuk visualisasi data (tabel, grafik,dll) Mengidentifikasi masalah program dari hasil visualisasi data dan menyerahkan hasilnya kepada koordinator perencanaan dan penilaian Bersama-sama team data dan informasi menyusun semua laporan puskesmas (PTP, minilok, Lap. Tahunan, Stratifikasi, dsb.)

18

7.

Perencanaan dan Evaluasi

6. 1. 2. 3. 4. 1. 2.

8.

Koordinator UPTF Upaya Kesehatan Masyarakat

9.

Koordinator Unit Pencegahan dan Pemberantasan Penyakit (P2M) Pemegang Program Surveilans

1. 2. 3. 1. 2. 3. 4.

10.

11.

Pemegang Program P2 Imunisasi 1. 2. 3. 4. 5. 6.

12.

Pemegang Program P2 Diare

7. 1. 2. 3. 4. 5.

13.

Pemegang Program P2 DHF

6. 1. 2. 3. 4.

Pencatatan dan pelaporan. Mengkoordinir kegiatan team perencanaan dan penilaian Menyusun jadwal evaluasi kegiatan puskesmas secara kontinyu Menyusun laporan hasil evaluasi dan perencanaan untuk selanjutnya diserahkan kepada koord. data & informasi serta koord. program terkait Mengarsipkan hasil kegiatan Mengkoordinir dan bertanggung jawab dalam penyusunan perencanaan dan evaluasi kegiatan di unit P2M, PROM.KES, KIA/KB, GIZI dan KESLING Mengkoordinir dan berperan aktif terhadap kegiatan di Unitnya Menyusun perencanaan dan evaluasi kegiatan di unit P2M Mengkoordinir dan berperan aktif terhadap kegiatan di unitnya. Ikut secara aktif mencegah dan mengawasi terjadinya peningkatan kasus penyakit menular serta menindak lanjuti terjadinya KLB. Berperan aktif secara dini melakukan pengamatan terhadap penderita, kesling, perilaku masyarakat dan perubahan kondisi. Analisis tentang KLB Penyuluhan kesehatan secara intensif Pencatatan dan pelaporan Bertanggung jawab dan mengkoordinir kegiatan sebagai berikut : Pelaksanaan Imunisasi Polio, Campak, HB, BCG, DPT pada bayi ditempat pelayanan kesehatan ( Puskesmas, Posyandu dan pustu ). Pelaksanaan Imunisasi TT pada BUMIL & WUS ditempat pelayanan kesehatan. Penyuluhan imunisasi dan sweeping ke rumah target yang tidak datang ke tempat pelayanan kesehatan. Pelaksanaan BIAS di tiap SD oleh tim Puskesmas dan kader. Pengambilan Vaksin ke Dikes Kab.Badung 2 kali sebulan. Sterilisasi alat dan pemeliharaan Coldchain di Puskesmas atau Pustu. Merencanakan persediaan dan kebutuhan vaksin secara teratur. Monitoring / evaluasi PWS Penyuluhan untuk memasyarakatkan hidup bersih dan sehat serta memasyarakatkan oralit. Kaporitisasi sumur-sumur dan sumber air sebanyak 2 kali se tahun. Surveillance yaitu mengurangi dan menghindari kontak untuk mencegah penyebaran kasus. Pecatatan dan Pelaporan. Penemuan dan pengobatan penderita diare di dalam maupun di luar gedung. Aktif dalam penyelidikan KLB/peningkatan kasus Penentuan target sasaran, khususnya di desa endemis DHF Penyuluhan DHF Pemberantasan vektor melalui PJB dan PSM serta pelaksanaan ULV di wilayah kerja Penemuan dan pengobatan penderita

19

14.

Pemegang Program P2 TBC

5. 6. 7. 8. 9. 10 . 1. 2. 3. 4. 5.

Pencatatan dan Pelaporan Melaksanakan Penyelidikan Epidemiologi DHF Pemeriksaan larva Pemantauan/monitoring jumantik desa endemis Pertemuan berkala jumantik Rekapitulasi laporan jumantik Penyuluhan tentang TBC serta kunjungan dan follow up ke rumah pasien Pencatatan dan Pelaporan kasus Penemuan secara dini penderita TBC Pengobatan penderita secara lengkap Koordinasi dengan petugas laboratorium terhadap penderita/tersangka TBC untuk mencari BTA + Penyuluhan tentang ISPA Penemuan secara dini penderita ISPA Pengobatan penderita secara lengkap Pencatatan dan Pelaporan kasus Penyuluhan tentang PMS dan AIDS Kerjasama dengan Yayasan peduli AIDS mengenai pendataan penderita PMS dan AIDS. Penemuan secara dini penderita PMS dan AIDS. Pengobatan penderita yang menderita maupun yang dicurigai. Penyuluhan tentang Malaria Pemberantasan Nyamuk Anopeles. Kerja sama dengan aparat pemerintahan desa dalam pelaporan pendatang terutama yang berasal dari daerah endemis Malaria. Penemuan secara dini penderita malaria Pengobatan penderita yang menderita maupun yang dicurigai. Penyuluhan tentang Kusta Penemuan Penderita Kusta dengan pemeriksaan kontak, pemeriksaan anak sekolah dan case survei Memberikan pengobatan yang tepat sesuai diagnosa dan klasifikasinya. Melakukan pencegahan cacad dengan mengawasi dan mengevaluasi pengobatan Pencatatan dan Pelaporan Pencatatan pasien yang digigit HPR ( Hewan Penular Rabies) Pemberian Vaksin Anti Rabies (VAR) bagi pasien digigit anjing Pengamprahan dan pencatatan pemakaian VAR Pembuatan laporan pasien dan vaksin Mengkoordinir dan bertanggung jawab terhadap semua kegiatan promosi kesehatan di wilayah kerja puskesmas. Perencanaan, pelaksanaan dan evaluasi kegiatan promosi dilakukan bersama-sama dengan coordinator program yang terkait. Kegiatan dalam Gedung a. Penyuluhan langsung kepada perorangan maupun kelompok penderita di Puskesmas / Pustu b. Penyuluhan tidak langsung melalui Media Poster / Pamflet Kegiatan di luar Gedung

15.

Pemegang Program P2 ISPA Pemegang Program PMSAIDS

16.

1. 2. 3. 4. 1. 2. 3. 4.

17.

Pemegang Program P2 Malaria

1. 2. 3. 4. 5.

18.

Pemegang Program P2 Kusta

1. 2. 3. 4.

19.

Pemegang Program P2 Rabies

5. 1. 2. 3. 4. 1. 2. 3.

20.

Pemegang Program Promosi Kesehatan

20

21.

Pemegang Program JPKMM

4. 5. 6. 1. 2. 3. 4. 5. 6. 1. 2. 3.

22.

Koordinator Unit KIA,KB, Gizi

23.

Pemegang Program Kes. Ibu

1. 2. 3. 4. 5. 6.

24.

Pemegang program Kes. Anak

7. 1. 2. 3.

25. 26.

Pemegang Program Kes. Remaja Pemegang Program KB

27.

Pemegang Program Gizi

4. 1. 2. 3. 4. 1. 2. 3. 4. 5. 1.

a. Penyuluhan melalui media masa, pemutaran Film, siaran keliling maupun media tradisional. b. Penyuluhan kelompok melalui posyandu dan sekolah. Koordinator pelaksanaan PHBS Koordinator pelaksanaan Bali Sehat Pencatatan dan pelaporan Pendataan KK dan anggota Gakin Penyusunan perencanaan dana operasional JPKMM Pencatatan operasional dana JPKMM Pelayanan kesehatan untuk anggota JPKMM Penyuluhan tentang prosedur dan tata laksana pemanfaatan kartu GAKIN Pencatatan dan Pelaporan Menyusun perencanaan dan evaluasi kegiatan di unit KIA,KB, Gizi, Kes. Anak, Kes Remaja Mengkoordinir dan berperan aktif terhadap kegiatan di unitnya. Ikut secara aktif mencegah dan mengawasi terjadinya masalah dan memecahkan masalah yang ada di unitnya. Pemeliharaan kesehatan Ibu dari hamil, melahirkan dan menyusui, serta bayi, anak balita dan anak pra sekolah sampai usia lanjut Imunisasi TT 2 kali pada bumil dan imunisasi pada bayi berupa BCG, DPT, polio dan Hb sebanyak 3 kali serta campak sebanyak 1 kali. Penyuluhan kesehatan meliputi berbagai aspek dalam mencapai tujuan program KIA, gizi dan perkembangan anak. Pelayanan KB kepada semua PUS, dengan perhatian khusus kepada mereka yang melahirkan anak berkali-kali karena termasuk golongan ibu beresiko tinggi (resti). Pengobatan bagi ibu untuk jenis penyakit ringan. Kunjungan rumah untuk perkesmas, bagi yang memerlukan pemeliharaan, memberi penerangan dan pendidikan kesehatan dan untuk mengadakan pemantauan pada mereka yang lalai mengunjungi puskesmas serta meminta agar mereka datang ke puskesmas lagi. Pembinaan dukun bayi Pengawasan dan bimbingan kepada Taman Kanak-Kanak Pengobatan bagi bayi, anak balita dan anak pra sekolah untuk jenis penyakit ringan. Pemantauan/pelaksanaan DDTKA pada bayi, anak balita dan anak pra sekolah Membuat laporan MTBS Penyuluhan ke sekolah (SMP, SMA) Pembinaan dan konseling remaja Pendataan jumlah remaja usia 10-14 tahun Pencatan dan pelaporan Komunikasi informasi dan edukasi (KIE) Pelayanan Kontrasepsi Pembinaan dan Pengayoman Medis kontrasepsi peserta KB Pelayanan rujukan KB Pencatatan dan Pelaporan Upaya Perbaikan Gizi Keluarga (UPGK). a. Penimbangan Bayi & menginventaris jumlah dan sarana posyandu

21

2.

3.

4.

28.

Pemegang Program Kesehatan Lingkungan

5. 6. 1. 2. 3. 4. 5. 6. 7. 8. 9. 10 . 11 . 12 . 1. 2.

b. Pemetaan Keluarga Sadar Gizi (KADARZI) c. Penggunaan ASI Ekslusif d. Pengukuran LILA WUS e. Penyuluhan UPGK Penanggulangan Anemia Gizi Besi a. Distribusi Tablet Fe b. Distribusi Sirup Fe c. Penyuluhan d. Pengadaan Bahan dan Obat Fe Penanggulangan GAKI a. Monitoring Garan Beryodium b. Koordinasi LS / LP c. Penyuluhan d. Pengadaan bahan Iodina Test Penanggulangan Defisiensi Vit. A a. Balita b. Ibu Nifas c. Penyuluhan d. Pengadaan Obat SKPG a. PSG (Pengadaan blanko dan pelaksanaan PSG) b. PKG c. Koordinasi LS/LP d. Pemetaan Kecamatan Rawan Pangan e. Intervensi kasus gizi buruk/pemberian PMT f. TBABS Pengembangan Pojok Gizi (POZI) Pembinaan dan Evaluasi Menyusun perencanaan dan evaluasi di unit kesling Mengurangi bahkan menghilangkan semua unsur fisik dan lingkungan yang memberi pengaruh buruk terhadap kesehatan masyarakat melalui penyuluhan kesling Penyehatan air bersih. Penyehatan pembuangan sampah. Penyehatan lingkungan dan pemukiman. Penyehatan pembuangan air limbah. Penyehatan makana dan minuman. Pengawasan sanitasi tempat-tempat umum. Pengawasan tempat pengelolaan pestisida. Pelaksana perundangan di bidang kesehatan lingkungan. Pembakaran sampah medis Pencatatan dan pelaporan

29.

Koordinator UPTF Upaya Kesehatan Perorangan Pemegang Program Pengobatan

30.

1. 2. 3. 4. 5.

Menyusun perencanaan dan evaluasi kegiatan di unit Pengobatan dan ASKES Mengkoordinir dan berperan aktif terhadap kegiatan di Unitnya Menentukan target sasaran serta merencanakan kebutuhan obat dengan gudang farmasi Melakukan tindakan pengobatan sesuai standar puskesmas sebagai pelayanan kesehatan tingkat pertama. Merujuk pasien ke sarana pelayanan kesehatan yang lebih tinggi. Penemuan dan pencatatan kasus. Menentukan kasus tertinggi di wilayah kerja (rekap kasus

22

31.

Koordinator UPTF Jaring Pelayanan Puskesmas Koordinator Unit P3K

6. 1. 2.

32.

1. 2. 3. 1. 2. 3.

33.

Koordinator Unit Puskesmas Keliling

penyakit terbanyak) Pencatatan dan pelaporan Menyusun perencanaan dan evaluasi kegiatan di unit P3K, Pusling dan Pustu Mengkoordinir dan berperan aktif terhadap kegiatan di Unitnya Mengkoordinir kegiatan P3K Mempersiapkan semua kebutuhan, jadwal acara dan petugas P3K Pencatatan dan pelaporan Mengkoordinir kegiatan pusling Mempersiapkan semua kebutuhan, jadwal acara dan petugas pusling dengan melakukan koordinasi dengan program lain yang terkait Pencatatan dan pelaporan (sensus penyakit dan obat) Melaksanakan pelayanan kesehatan Menggerakkan, mengembangkan dan membina kesehatan masyarakat diwilayahnya Membantu upaya masyarakat dalam meningkatkan derajat kesehatan Pencatatan dan pelaporan Perpanjangan tangan seluruh program di Puskesmas Menyusun perencanaan dan evaluasi kegiatan di unit UKK, Usila, UKS/UKGS, Kesorga, Battra, Kes. Gilut, Rawat Inap, UGD, Kes. Mata, Kes. Jiwa dan Perkesmas Mengkoordinir dan berperan aktif terhadap kegiatan di unitnya Pendataan semua kelompok kerja yang ada di wilayah kerja. Penyuluhan dan pembinaan terhadap kesehatan pengusaha/pekerja. Membina kelompok kerja dengan pelaksanaan K3 (keselamatan dan Kesehatan Kerja) Pencatatan dan pelaporan Pendataan usila Kegiatan promotif dengan penyuluhan gizi, kes. dimasa tua, agama,dll ke masyarakat dan kelompok usila Senam kesegaran jasmani Meningkatkan PSM dengan cara mengikut sertakan masyarakat dalam perencanaan dan pelaksanaan Kegiatan preventif dengan pemeriksaan berkala Kegiatan pengobatan melalui pelayanan kesehatan dasar dan rujukan Kegiatan pemulihan untuk mengembalikan fungsi organ yang telah menurun Pencatatan dan pelaporan Inventaris jumlah sekolah, jumlah murid dan sarana UKS Melaksanakan program UKS melalui pendidikan dan pelayanan kesehatan di sekolah Aktif dalam menciptakan lingkungan sekolah yang sehat. Penjaringan kesehatan peserta didik baru kelas 1 Pengobatan ringan, pertolongan dan rujukan. Pelatihan dokter kecil Penyuluhan tentang kesorga Melaksanakan upaya kesorga kepada masyarakat

34.

Koordinator Unit Pustu

1. 2. 3. 4. 5. 1. 2.

35.

Koordinator UPTF Upaya Kesehatan Pengembangan

36.

Pemegang Program UKK

1. 2. 3.

37.

Pemegang Program Usia lanjut

4. 1. 2. 3. 4. 5. 6. 7.

38.

Pemegang Program UKS/UKGS

8. 1. 2. 3. 4. 5. 6. 1. 2.

39.

Pemegang Program Kesorga

23

40.

Pemegang Program Battra (Toga)

3. 1. 2. 3. 4. 1. 2. 3. 4. 1. 2. 3. 4.

41.

Pemegang Program Kesehatan Gigi dan Mulut

42.

Koordinator Program Rawat Inap

43.

Pemegang Program UGD

5. 1. 2. 3.

44.

Pemegang Program Kesehatan Mata

45.

Pemegang Program Kesehatan Jiwa

4. 1. 2. 3. 4. 5. 1. 2. 3. 4. 5. 1. 2. 3. 1. 2. 1. 2. 3. 4. 5.

46.

Pemegang Program Perkesmas Koordinator UPTF Pelayanan Penunjang Pemegang Program Laboratorium

47.

48.

khususnya peserta olah raga/atlet dan anak sekolah Pencatatan dan pelaporan Pembinaan pengobat tradisional Kerjasama dengan pengobat tradisional, agar merujuk pasiennya ke puskesmas/RS bila menderita sakit yang berbahaya Penyuluhan pada masyarkat dan pengobat tradisional Sosialisasi obat-obat tradisional dan manfaatnya Menyusun perencanaan Melaksakan UKGS dan UKGMD Pelayanan berupa pemeriksaan, perawatan, pengobatan, penambalan, pencabutan, pembersihan karang gigi serta rujukan gigi dan mulut serta rujukan Pencatatan dan pelaporan Merencanakan kebutuhan obat. Melakukan pelayanan rawat inap. Melakukan tindakan pengobatan sesuai standar puskesmas sebagai pelayanan kesehatan tingkat pertama serta memberi penyuluhan kepada pasien dan keluarganya. Merujuk pasien ke sarana pelayanan kesehatan yang lebih tinggi. Pencatatan dan pelaporan Merencanakan kebutuhan obat. Melakukan tindakan pengobatan sesuai standar puskesmas sebagai pelayanan kesehatan tingkat pertama. Merujuk pasien ke sarana pelayanan kesehatan yang lebih tinggi. Pencatatan dan pelaporan Menyusun perencanaan dan evaluasi Pengobatan kasus lama dan baru Pemeriksaan mata, tes buta warna dan penyuluhan Merujuk pasien dan kerjasama dengan RS Indra Pencatatan dan pelaporan Memberi penyuluhan kepada masyarakat. Mengenali penderita yang memerlukan pelayanan kesehatan psikiatri. Memberi pertolongan pertama psikiatri, memberi pengobatan atau merujuk pasien ke RS jiwa. Kunjungan ke rumah penderita. Pencatatan dan pelaporan Kunjungan rumah ke keluarga rawan Membuat renstra masing-masing kasus keluarga rawan, resti, penyakit kronis, KKp dan penyuluhan Pencatatan dan pelaporan Menyusun perencanaan dan evaluasi kegiatan di unit Lab, Gudang Obat, Loket, Logistik dan Apotik Mengkoordinir dan berperan aktif terhadap kegiatan di unitnya Mempersiapkan dan memeriksa sediaan serta menegakkan diagnosa (darah, urine, tinja, sputum dan lepra) Mengirimkan sediaan untuk diperiksa di tingkat pelayanan yang lebih tinggi sesuai dengan sistem rujukan pelayan kesehatan. Merencanakan kebutuhan bahan dalam setahun Pemeriksaan khusus TB/cross check Memeriksa sediaan yang dikirim dari BLK (pemantauan mutu eksternal)

24

6. 49. Pemegang Program Gudang Obat 1. 2. 3. 4. 5. 6. 1. 2. 1. 2. 3. 4. 1. 2. 3. 4. 1. 2. 3. (puskesmaskutasatu.com)

Pencatatan dan pelaporan Merencanakan amprahan dan pengadaan obat serta pendistribusisan obat Penerimaan, pengeluaran dan penyimpanan obat puskesmas maupun pustu Pengecekan obat di puskesmas dan pustu (kerapian dan kebersihan gudang obat) Penyuluhan cara pemakaian obat yang benar di puskesmas dan pustu Pencatatan dan pelaporan 50 Koordinator Program Loket 1 2 Menyusun perencanaan dan evaluasi jumlah Menyusun perencanaan dan evaluasi jumlah kunjungan Pencatatan dan pelaporan serta registrasi pasien (askes, umum, gakin) Menyusun perencanaan dan evaluasi Penerimaan dan pengeluaran logistik Pengecekan terhadap keadaan logistik (registrasi barang, KIR, dll) Pencatatan dan pelaporan Melayani resep sesuai petunjuk serta mengatur kebersihan dan kerapian apotik Penyuluhan langsung ke pasien tentang tata cara pemakaian obat Pengecekan obat yang telah dikeluarkan/sensus harian obat Pencatatan dan pelaporan Melakukan pendataan jumlah peserta ASKES termasuk yg memanfaatkan sarana pelayanan kesehatan di Puskesmas Penyuluhan tentang ASKES Pencatatan dan pelaporan ASKES

50. 51.

Koordinator Program Loket Pemegang Program Logistik

52.

Koordinator Program Apotik

53.

Pengelola Program Askes

BAB 3

25

PENUTUP

2.12.

Kesimpulan Pengorganisasian dalam pelayanan kesehatan adalah langkah untuk

menetapkan, menggolongkan dan mengatur berbagai macam kegiatan/program kesehatan, menetapkan tugas-tugas pokok dan wewenang, dan pendelegasian wewenang oleh pimpinan kepada staf kesehatan dalam rangka mencapai tujuan organisasi/institusi kesehatan. Dalam pengorganisasian terdapat unsur-unsur yang perlu diperhatikan yaitu hal yang diorganisasikan, proses pengorganisasian, dan hasil pengorganisasian. Selain itu terdapat prinsip pokok pengorganisasian meliputi mempunyai pendukung, mempunyai tujuan, mempunyai kegiatan, mempunyai pembagian tugas, mempunyai perangkat organisasi, mempunyai pembagian dan pendelegasian wewenang, serta mempunyai kesinambungan kegiatan, kesatuan perintah dan arah. Ada enam langkah penting dalam menyusun fungsi pengorganisasian dalam pelayanan kesehatan yaitu : 1. Tujuan organisasi harus dipahami staf 2. Membagi habis pekerjaan dalam bentuk kegiatan-kegiatanpokokuntuk mencapai tujuan 3. Menggolongkan kegiatan pokok ke dalam satuan kegiatan yang praktis (elemen kegiatan) 4. Menetapkan kewajiban yang harus dilaksanakan oleh staf dan menyediakan fasilitas pendukung yang diperlukan untuk melaksanakan tugasnya. 5. Penugasan personel mencakup yaitu memilih dan menempatkan staf yang dipandang mampu melaksanakan tugas 6. Mendelegasikan wewenang. Pengembangan organisasi adalah upaya pihak manajer untuk mengembangkan stafnya (pengembangan sumber daya manusia/staf) dengan harapan akan lebih

26

meningkatkan kapasitas organisasi yang dipimpinnya untuk memecahkan masalah. Pengembangan organisasi dapat dilakukan melalui kegiatan untuk mengefektifkan gaya kepemimpinan manajer, hubungan yang harmonis antara pimpinan dengan stafnya, meningkatkan kepuasan kerja staf dan semangat kelompok, kejelasan penyusunan tujuan, dan perbaikan sistem pencatatan dan pelaporan. Untuk mengembangkan organisasi tersebut empat peran manajerial harus dikembangkan yaitu sebagai producer, implementor, inovator dan integrator.

27

DAFTAR PUSTAKA

Muninjaya, A.A. Gde. 1999. Manajemen Kesehatan. Jakarta : EGC. Suarli, S dan Yayan Bahtiar. Manajemen Keperawatan dengan Pendekatan Praktis . Jakarta : Erlangga. Diambil dari http://ners.unair.ac.id/materikuliah/6-PENGORGANISASIAN-NURS08-CD.pdf pada 20 Maret 2012. Diambil dari http://www.scribd.com/doc/42417057/Revisi-Pengorganisasian-ProgramKesehatan pada 20 Maret 2012. Diambil dari http://dawan1.diskesklungkung.net/wp-content/uploads/2012/02/5.-BABII-knrj-11.pdf pada 21 Maret 2012. Diambil dari http://dawan1.diskesklungkung.net/wp-content/uploads/2011/11/BaganPembagian-Tugas-Petugas-UPT-Puskesmas-Dawasn-I.pdf pada 21 Maret 2012. Diambil dari http://puskesmaskutasatu.com/download/Uraian%20Tugas%202010.pdf pada 21 Maret 2012.

28

Anda mungkin juga menyukai