Agreement on the Rescue of Astronauts, the Return of Astronauts and the Return of Objects Launched into Outer Space

(Persetujuan tentang Pertolongan Astronot,

Pengembalian Astronot dan Pengembalian Benda-benda yang Diluncurkan ke Antariksa) telah disetujui melalui Resolusi Majelis Umum Perserikatan Bangsadan terbuka untuk Bangsa, Nomor 2345 (XXII), tanggal 19 Desember 1967 Serikat dan berlaku efektif sejak tanggal 3 Desember 1968. Dalam garis besar rescue agreement mengatur tentang : Kerjasama antarnegara atau organisasi-organisasi internasional peluncur dengan fihak-fihak ketiga agar ikut serta di dalam usaha-usaha penyelamatan awak pesawat ruang angkasa yang sedang mengalami kecelakaan atau melakukan pendaratan darurat maupun pendaratan-pendaratan di luar rencana. Mengatur kewajiban Negara-negara anggota untuk memberikan bantuan di bidang search and rescue (SAR) terhadap awak pesawat ruang angkasa yang melakukan pendaratan di lautan bebas maupun di lokasi-lokasi yang tidak berada dalam jurisdiksi Negara asal. Mengatur pengembalian awak pesawat tersebut dengan selamat dan segara ke Negara peluncur langsung atau melalui perwakilannya. Mengatur kewajiban setiap Negara anggota yang memiliki jurisdiksi atas lokasi dimana benda (space object) atau bagian-bagiannya diketemukan untuk mengambil peluncur. PENAFSIRAN PASAL PER PASAL Pasal 1 Apabila terjadi keadaan darurat yang terjadi dalam wilayah yurisdiksi Negara peserta persetujuan Negara tersebut harus segera langkah-langkah pengembaliannya ke negaranatau organisasi

penandatangan oleh negara-negara pada tanggal 22 April 1968 di New York, Amerika

a. memberikan informasi kepada Negara peluncur atau memberikan pengumuman public. B. memberitahukan sekjen PBB , agar berita tersebut dapat disebarkan dengan cepat. Pasal 2 Apabila terjadi keadaan darurat dalam yurisdiksi Negara peserta persetujuan maka Negara tersebut harus dengan cepat mengambil langkah bantuan yang diperlukan . Pasal 3 Jika keadaan darurat terjadi di suatu tempat yang tidak ada satu Negara pun yang memiliki yurisdiksi pada tempat tersebut maka Negara yang memungkin atau terdekat harus memberikan bantuan. Pasal 4 Dalam setiap keadaan darurat dimana pun temapt terjadinya, awak pesawat antariksa tersebut harus diselamatkan dan dikembalikan pada perwakilan Negara peluncur. Pasal 5 1. Jika mendapat informasi atau menemukan bagian atau komponen dari benda antariksa di wilayah yurisdiksi atau dimanapun harus segera memberitahu sekjen PBB atau Negara peluncur. 2. Dengan permintaan atau bantuan Negara peluncur benda antariksa atau komponen nya jika diminta melakukan langkah untuk menemukan kembali benda antariksa dan komponenya tersebut. 3. Komponen yang ditemukan harus dikembalikan kepada Negara peluncur dan sebelum dikembalikan Negara peluncur harus memberikan data-data tertentu terlebih dahulu. 4. Dengan pengecualian ayat 2 dan 3 , jika negera peserta meyakini bahwa komponen yang ditemukan berbahaya maka dengan langkah efektif harus dengan segera meberitahukan Negara peluncur.

5. Biaya yang diekluarkan untuk pengembalian komponen atau benda antariksa ialah tanggungan dari Negara peluncur. Pasal 6 Negara peluncur atau organisasi internasional antar pemerintah lah yang bertanggung jawab atas peluncuran. Pasal 7 1. Pihak ketiga dapat ikut serta setiap saat. 2. Persetujuan ini harus diratifikasi oleh Negara-negara penandatangan. 3. Persetujuan berlaku sejak penyimpanan piagam diratifikasi oleh 5 negara 4. Persetujuan berlaku sejak piagam ratifikasi disimpan. 5. Negara penyimpan harus memberitahu tanggal mulai berlaku dan pemberitahuan lain kepada semua Negara penandatangan. 6. Persetujuan harus didaftarkan kepada Negara penyimpan. Pasal 8 Setiap Negara peserta dapat mengajukan amandemen, amandemen akan berlaku bila amademen disetujui secara mayoritas oleh Negara peserta. Pasal 9 Negara peserta dapat mengundurkan diri setelah satu tahun berlakunya persetujuan tersebut. Pasal 10 Naskah perjanjian ini dalam bahasa inggris, rusia, perancis, spanyol, cina. Dan harus disimpan pada arsip Negara penyimpan.