Anda di halaman 1dari 18

BAB I

PENDAHULUAN
A. Latar belakang
Di dunia ini banyak sekali sejarah dalam kehidupan kita. Salah satunya sejarah
dan ilmu matematika. sejarah dalam bidang matematika ini juga meliputi banyak hal,
misalnya saja sejarah perkembangan matematika di suatu daerah, sampai dengan
penemuan-penemuan dalam bidang matematika oleh para ahli matematikawan dunia.
sejarah matematika ilmu matematika berkembang sesuai dengan zamannya.
Sebagai contoh, pada tahun 2000 SM sampai dengan 300 M, telah muncul Ilmu Hitung,
Geometri, dan Logika.
Pada 300 M sampai dengan 1400 M telah berkembang teori bilangan, Geometri
Analitik, Aljabar, dan Trigonometri. Serta sejarah matematika ilmu sampai abad ke-20
yang melahirkan tentang Logika matematika,Geometri non Euclid, dan lain-lain.
matematika adalah studi besaran, struktur, ruang, relasi, perubahan, dan beraneka
topik pola, bentuk, dan entitas. Para matematikawan mencari pola dan dimensi-dimensi
kuantitatif lainnya, berkenaan dengan bilangan, ruang, ilmu pengetahuan alam, komputer,
abstraksi imajiner, atau entitas-entitas lainnya.
Dalam pandangan formalis, ilmu matematika adalah pemeriksaan aksioma yang
menegaskan struktur abstrak menggunakan logika simbolik dan notasi matematika;
pandangan lain tergambar dalam filsafat . Para matematikawan merumuskan konjektur
dan kebenaran baru melalui deduksi yang menyeluruh dari beberapa aksioma dan definisi
yang dipilih dan saling bersesuaian.
Terdapat perselisihan tentang apakah objek-objek matematika hadir secara
objektif di alam menurut kemurnian logikanya, atau apakah objek-objek itu buatan
manusia dan terpisah dari kenyataan.
Seorang matematikawan Benjamin Peirce menyebut ilmu matematika sebagai
"ilmu yang menggambarkan simpulan-simpulan yang penting". Albert Einstein, di pihak
lain, menyatakan bahwa "sejauh hukum-hukum matematika merujuk kepada kenyataan,
mereka tidaklah pasti; dan sejauh mereka pasti, mereka tidak merujuk kepada kenyataan.
Melalui penggunaan abstraksi dan penalaran logika,
ilmu matematika dikembangkan dari pencacahan, penghitungan, pengukuran, dan
pengkajian sistematik terhadap bentuk dan gerak objek-objek fisika.
Pengetahuan dan penggunaan matematika dasar selalu menjadi sifat melekat dan
bagian utuh dari kehidupan individual dan kelompok. Pemurnian gagasan-gagasan dasar
dapat diketahui di dalam naskah-naskah matematika yang bermula di dunia Mesir kuno,
Mesopotamia, India, Cina, Yunani, dan Islam.
Argumentasi kaku pertama muncul di dalam matematika Yunani, terutama di
dalam buku Euclid, Unsur-Unsur. Pengembangan berlanjut di dalam ledakan yang tidak
menenteramkan hingga periode Renaisans pada abad ke-16, ketika
pembaharuanmatematika berinteraksi dengan penemuan ilmiah baru, mengarah pada
percepatan penelitian yang menerus hingga saat ini.
Kini, ilmu matematika digunakan di seluruh dunia sebagai alat penting di
berbagai bidang, termasuk ilmu pengetahuan alam, rekayasa, medis, dan ilmu
pengetahuan sosial seperti ekonomi, dan psikologi. matematika terapan mengilhami dan
membuat penggunaan temuan-temuan matematika baru, dan kadang-kadang mengarah
pada pengembangan disiplin-disiplin ilmu yang sepenuhnya baru.
Matematikawan juga bergulat di dalam matematika murni,
atau matematika untuk perkembangan matematika itu sendiri, tanpa adanya penerapan
didalam pikiran, meskipun penerapan praktis yang menjadi latar
munculnya matematika murni ternyata seringkali ditemukan terkemudian.
Secara umum, semakin kompleks suatu gejala, semakin kompleks pula alat yang
melalui berbagai perumusan (model matematikanya) diharapkan mampu untuk
mendapatkan atau sekadar mendekati penyelesaian eksak seakurat-akuratnya.
Jadi, tingkat kesulitan suatu jenis atau cabang ilmu matematika bukan disebabkan
oleh jenis atau cabang matematika itu sendiri, melainkan disebabkan oleh sulit dan
kompleksnya gejala yang penyelesaiannya diusahakan dicari atau didekati oleh
perumusan (model matematikanya) dengan menggunakan jenis atau cabang matematika
tersebut.
Himpunan merupakan konsep dasar dari semua cabang matematika,Objek yang
dimaksud dapat berupa bilangan, manusia, hewan, tumbuhan, negara dan sebagainya
Objek ini selanjutnya dinamakan anggota atau elemen dari himpunan itu. Syarat tertentu
dan jelas dalam menentukan anggota suatu himpunan ini sangat penting karena untuk
membedakan mana yang menjadi anggota himpunan dan mana yang bukan merupakan
anggota himpunan. Inilah yang kemudian dinamakan himpunan yang terdefinisi dengan
baik (well-defined set
B. Rumusan masalah
1. Apa yang dimaksud dengan himpunan ?
2. Sebutkan cara untuk untuk mendefinisikan suatu himpunan ?

C. Tujuan penulisan
Adapun tujuan daripada penulisan makalah ini yaitu
1. Untuk mengetahui defenisi himpunan
2. Untuk mengetahui sejarah perkembangan himpunan
3. Untuk memahami jenis-jenis himpunan
D. Manfaat penulisan
1. Bagi penulis
Menambah pemahaman dalam merangkum materi-materi tentang himpunan
2. Bagi pembaca
Menambah pengetahuan dan sebagai referensi untuk mempelajari himpunan









BAB II
PEMBAHASAN
A. Sejarah Teori Himpunan
Matematikawan telah menggunakan himpunan sejak awal subjek. Misalnya,
ahli matematika Yunani mendefinisikan lingkaran sebagai himpunan poin pada jarak
r tetap dari titik tetap P. Namun, konsep 'himpunan tak terhingga' & terbatas
'himpunan menghindari ahli matematika dan filsuf selama berabad-abad. Misalnya,
pikiran Hindu dipahami tak terbatas dalam mereka Ishavasy teks kitab suci-
opanishad sebagai berikut: "Keseluruhan ada di sana. Keseluruhan berada di sini.
Dari lubang imanates keseluruhan. Menyingkirkan keseluruhan dari keseluruhan, apa
tersisa masih satu Utuh. Phythagoras (~ 585-500 SM), seorang matematikawan
Yunani, berhubungan baik dan jahat dengan terbatas dan tidak terbatas, masing-
masing. Aristoteles (384-322 SM) mengatakan, "tak terbatas tidak sempurna, belum
selesai dan karena itu, tak terpikirkan, itu tak berbentuk dan bingung." Kaisar
Romawi dan filsuf Marcus Aqarchus (121-180 M) mengatakan tak terhingga adalah
sebuah teluk yg tak dpt diduga, di mana segala sesuatu lenyap "filsuf. Inggris
Thomas Hobbes (1588-1679) berkata," Ketika kita mengatakan sesuatu adalah tak
terbatas, kami hanya menandakan bahwa kita tidak bisa hamil berakhir dan batas-
batas hal yang bernama ".
Ahli matematika bekerja, serta jalan, jarang berkaitan dengan pertanyaan
unusal: apa angka? Namun upaya untuk menjawab pertanyaan ini justru telah
mendorong banyak pekerjaan oleh matematikawan dan filsuf di dasar matematika
selama seratus tahun terakhir. Karakterisasi bilangan bulat, bilangan rasional dan
bilangan real telah menjadi masalah klasik pusat untuk penelitian dari Weierstrass,
Dedekind, Kronecker, Frege, Peano, Russel, Whitehead, Brouwer, dan lain-lain.
Peneliti dari Georg Cantor sekitar 1870 dalam teori dengan rangkaian tanpa batas dan
topik terkait analisis memberikan arah baru bagi perkembangan teori himpunan.
Cantor, yang biasanya dianggap sebagai pendiri teori himpunan sebagai suatu
disiplin matematika, dipimpin oleh karyanya menjadi pertimbangan himpunan tak
terbatas atau kelas karakter sewenang-wenang.
Namun, hasil Cantor tidak segera diterima oleh orang-orang sejamannya.
Juga, ditemukan bahwa definisi tentang menetapkan mengarah ke kontradiksi dan
paradoks logis. Yang paling terkenal di kalangan ini diberikan pada 1918 oleh
Bertrand Russell (1872-1970), sekarang dikenal sebagai's paradoks Russell.
Dalam upaya untuk menyelesaikan paradoks ini, reaksi pertama
matematikawan adalah untuk 'axiomatize' Teori himpunan intuitif's Cantor.
Axiomatization berarti sebagai berikut: dimulai dengan satu himpunan pernyataan
jelas disebut aksioma, kebenaran yang diasumsikan, seseorang dapat menyimpulkan
semua sisa proposisi teori dari aksioma menggunakan aksioma inferensi logis.
Russell dan Alfred North Whitehead (1861-1974) pada tahun 1903 mengusulkan
teori aksiomatik himpunan dalam tiga-volume kerja mereka yang disebut Principia
Matematikawan merasa canggung untuk digunakan.Sebuah Teori himpunan
aksiomatik yang dapat dikerjakan dan logistik sepenuhnya diberikan pada tahun 1908
oleh Ernst Zermello (1871-1953). wa ini meningkat pada tahun 1921 oleh Fraenkel
A. Ibrahim (1891-1965) dan T. Skolem (1887-1963) dan sekarang dikenal sebagai
'Zermello-Frankel (ZF) teori aksiomatik-himpunan. Orang yang pertama kali
menemukan teori himpunan adalah Georg Cantor pada akhir abad 19. Georg
Cantor(1845-1918) adalah seorang matematikawan asal Jerman keturunan Yahudi.
Nama lengkapnya adalah Georg Ferdinand Ludwig Philipp Cantor, Lahir di St
Petersburg, Russia 3 Maret 1845 dan meninggal di Halle, Jerman 6 Januari 1918. Dia
dianggap sebagai bapak teori himpunan karena dialah yang mengembangkan
pertamakali cabang matematika ini. Demikian pula ide-idenya mengenai himpunan
terutama mengenai tertentu dan jelas dalam menentukan anggota suatu himpunan tak
hingga.

B. Cara Penyajian Himpunan
1. Enumerasi
Contoh .
- Himpunan empat bilangan asli pertama: A = {1, 2, 3, 4}.
- Himpunan lima bilangan genap positif pertama: B = {4, 6, 8, 10}.
- C = {kucing, a, Amir, 10, paku}
- R = { a, b, {a, b, c}, {a, c} }
- C = {a, {a}, {{a}} }
- K = { {} }
- Himpunan 100 buah bilangan asli pertama: {1, 2, ..., 100 }
- Himpunan bilangan bulat ditulis sebagai {, -2, -1, 0, 1, 2, }.

Keanggotaan
x e A : x merupakan anggota himpunan A;
x e A : x bukan merupakan anggota himpunan A.
Contoh.
Misalkan: A = {1, 2, 3, 4}, R = { a, b, {a, b, c}, {a, c} }
K = {{}}
maka
3 e A
5 e B
{a, b, c} e R
c e R
{} e K
{} e R
2. Simbol-simbol Baku
P = himpunan bilangan bulat positif = { 1, 2, 3, ... }
N = himpunan bilangan alami (natural) = { 1, 2, ... }
Z = himpunan bilangan bulat = { ..., -2, -1, 0, 1, 2, ... }
Q = himpunan bilangan rasional
R = himpunan bilangan riil
C = himpunan bilangan kompleks
- Himpunan yang universal: semesta, disimbolkan dengan U.
Contoh: Misalkan U = {1, 2, 3, 4, 5} dan A adalah himpunan bagian dari U, dengan
A = {1, 3, 5}.

3. Notasi Pembentuk Himpunan
Notasi: { x ( syarat yang harus dipenuhi oleh x }
Contoh :
(i) A adalah himpunan bilangan bulat positif yang kecil dari 5
A = { x | x adalah bilangan bulat positif lebih kecil dari 5}
atau
A = { x | x e P, x < 5 }
yang ekivalen dengan A = {1, 2, 3, 4}

(ii) M = { x | x adalah mahasiswa yang mengambil kuliah IF2151}

4. Diagram Venn
Contoh
Misalkan U = {1, 2, , 7, 8}, A = {1, 2, 3, 5} dan B = {2, 5, 6, 8}.
Diagram Venn:

U
1
2
5
3 6
8
4
7
A B

C. Kardinalitas
Kardinal adalah pembicaraan tentang banyaknya anggota suatu himpunan
- Jumlah elemen di dalam A disebut kardinal dari himpunan A.
- Notasi: n(A) atau A

Contoh .
(i) B = { x | x merupakan bilangan prima yang lebih kecil dari 20 },
atau B = {2, 3, 5, 7, 11, 13, 17, 19} maka |B| = 8
(ii) T = {kucing, a, Amir, 10, paku}, maka |T| = 5
(iii) A = {a, {a}, {{a}} }, maka |A| = 3

D. Jenis- jenis himpunan
a. Himpunan kosong
- Himpunan dengan kardinal = 0 disebut himpunan kosong (null set).
- Notasi : C atau {}
Contoh .
(i) E = { x | x < x }, maka n(E) = 0
(ii) P = { orang Indonesia yang pernah ke bulan }, maka n(P) = 0
(iii) A = {x | x adalah akar persamaan kuadrat x
2
+ 1 = 0 }, n(A) = 0

- himpunan {{ }} dapat juga ditulis sebagai {C}
- himpunan {{ }, {{ }}} dapat juga ditulis sebagai {C, {C}}
- {C} bukan himpunan kosong karena ia memuat satu elemen yaitu himpunan
kosong.

b. Himpunan Bagian (Subset)
- Himpunan A dikatakan himpunan bagian dari himpunan B jika dan hanya jika
setiap elemen A merupakan elemen dari B.
- Dalam hal ini, B dikatakan superset dari A.
- Notasi: A _ B
- Diagram Venn:
U
A
B

Contoh .
(i) { 1, 2, 3} _ {1, 2, 3, 4, 5}
(ii) {1, 2, 3} _ {1, 2, 3}
(iii) N _ Z _ R _ C
(iv) Jika A = { (x, y) | x + y < 4, x >, y > 0 } dan
B = { (x, y) | 2x + y < 4, x > 0 dan y > 0 }, maka B _ A.


teorema 1. Untuk sembarang himpunan A berlaku hal-hal sebagai berikut:
(a) A adalah himpunan bagian dari A itu sendiri (yaitu, A _ A).
(b) Himpunan kosong merupakan himpunan bagian dari A ( C _ A).
(c) Jika A _ B dan B _ C, maka A _ C
- C _ A dan A _ A, maka C dan A disebut himpunan bagian tak sebenarnya
(improper subset) dari himpunan A.
Contoh: A = {1, 2, 3}, maka {1, 2, 3} dan C adalah improper subset dari A.
- A _ B berbeda dengan A c B
(i) A c B : A adalah himpunan bagian dari B tetapi A = B.
A adalah himpunan bagian sebenarnya (proper subset) dari B.
Contoh: {1} dan {2, 3} adalah proper subset dari {1, 2, 3}
(ii) A _ B : digunakan untuk menyatakan bahwa A adalah himpunan bagian
(subset) dari B yang memungkinkan A = B.
c. Himpunan yang Sama
- A = B jika dan hanya jika setiap elemen A merupakan elemen B dan sebaliknya
setiap elemen B merupakan elemen A.
- A = B jika A adalah himpunan bagian dari B dan B adalah himpunan bagian dari
A. Jika tidak demikian, maka A = B.
- Notasi : A = B A _ B dan B _ A
Contoh .
(i) Jika A = { 0, 1 } dan B = { x | x (x 1) = 0 }, maka A = B
(ii) Jika A = { 3, 5, 8, 5 } dan B = {5, 3, 8 }, maka A = B
(ii) Jika A = { 3, 5, 8, 5 } dan B = {3, 8}, maka A = B
Untuk tiga buah himpunan, A, B, dan C berlaku aksioma berikut:
(a) A = A, B = B, dan C = C
(b) jika A = B, maka B = A
(c) jika A = B dan B = C, maka A = C

d. Himpunan yang Ekivalen
- Himpunan A dikatakan ekivalen dengan himpunan B jika dan hanya jika kardinal
dari kedua himpunan tersebut sama.
- Notasi : A ~ B |A| = |B|
Contoh .
Misalkan A = { 1, 3, 5, 7 } dan B = { a, b, c, d }, maka A ~ B sebab |A| = |B| = 4
e. Himpunan Saling Lepas
- Dua himpunan A dan B dikatakan saling lepas (disjoint) jika keduanya tidak
memiliki elemen yang sama.
- Notasi : A // B
- Diagram Venn:
U
A
B

Contoh .
Jika A = { x | x e P, x < 8 } dan B = { 10, 20, 30, ... }, maka A // B.

f. Himpunan Kuasa
- Himpunan kuasa (power set) dari himpunan A adalah suatu himpunan yang
elemennya merupakan semua himpunan bagian dari A, termasuk himpunan kosong
dan himpunan A sendiri.
- Notasi : P(A) atau 2
A

- Jika |A| = m, maka |P(A)| = 2
m
.

Contoh .
Jika A = { 1, 2 }, maka P(A) = { C, { 1 }, { 2 }, { 1, 2 }}
Contoh.
Himpunan kuasa dari himpunan kosong adalah P(C) = {C}, dan himpunan kuasa
dari himpunan {C} adalah P({C}) = {C, {C}}.



E. Operasi Pada Himpunan
a. Irisan (intersection)
- Notasi : A B = { x , x e A dan x e B }

Contoh.
(i) Jika A = {2, 4, 6, 8, 10} dan B = {4, 10, 14, 18},
maka A B = {4, 10}
(ii) Jika A = { 3, 5, 9 } dan B = { -2, 6 }, maka A B = C.
Artinya: A // B

b. Gabungan (union)
- Notasi : A B = { x , x e A atau x e B }

Contoh .
(i) Jika A = { 2, 5, 8 } dan B = { 7, 5, 22 }, maka A B = { 2, 5, 7, 8, 22 }
(ii) A C = A



c. Komplemen (complement)
- Notasi : A = { x , x e U, x e A }

Contoh.
Misalkan U = { 1, 2, 3, ..., 9 },
(i) jika A = {1, 3, 7, 9}, maka A = {2, 4, 6, 8}
(ii) jika A = { x | x/2 e P, x < 9 }, maka A= { 1, 3, 5, 7, 9 }

Contoh. Misalkan:
A = himpunan semua mobil buatan dalam negeri
B = himpunan semua mobil impor
C = himpunan semua mobil yang dibuat sebelum tahun 1990
D = himpunan semua mobil yang nilai jualnya kurang dari Rp 100 juta
E = himpunan semua mobil milik mahasiswa universitas tertentu
(i) mobil mahasiswa di universitas ini produksi dalam negeri atau diimpor dari
luar negeri (E A) (E B) atau E (A B)
(ii) semua mobil produksi dalam negeri yang dibuat sebelum tahun 1990 yang
nilai jualnya kurang dari Rp 100 juta A C D
(iii) semua mobil impor buatan setelah tahun 1990 mempunyai nilai jual lebih dari
Rp 100 juta B D C

d. Selisih (difference)
- Notasi : A B = { x , x e A dan x e B } = A B

Contoh.
(i) Jika A = { 1, 2, 3, ..., 10 } dan B = { 2, 4, 6, 8, 10 }, maka A B = { 1, 3, 5, 7, 9
} dan B A = C
(ii) {1, 3, 5} {1, 2, 3} = {5}, tetapi {1, 2, 3} {1, 3, 5} = {2}

e. Beda Setangkup (Symmetric Difference)
- Notasi: A B = (A B) (A B) = (A B) (B A)
Contoh.
Jika A = { 2, 4, 6 } dan B = { 2, 3, 5 }, maka A B = { 3, 4, 5, 6 }
Contoh . Misalkan
U = himpunan mahasiswa
P = himpunan mahasiswa yang nilai ujian UTS di atas 80
Q = himpunan mahasiswa yang nilain ujian UAS di atas 80
Seorang mahasiswa mendapat nilai A jika nilai UTS dan nilai UAS keduanya di
atas 80, mendapat nilai B jika salah satu ujian di atas 80, dan mendapat nilai C jika
kedua ujian di bawah 80.
(i) Semua mahasiswa yang mendapat nilai A : P Q
(ii) Semua mahasiswa yang mendapat nilai B : P Q
(iii) Ssemua mahasiswa yang mendapat nilai C : U (P Q)
teorema 2. Beda setangkup memenuhi sifat-sifat berikut:
(a) A B = B A (hukum komutatif)
(b) (A B ) C = A (B C ) (hukum asosiatif)

f. Perkalian Kartesian (cartesian product)
- Notasi: A B = {(a, b) | a e A dan b e B }

Contoh.
(i) Misalkan C = { 1, 2, 3 }, dan D = { a, b }, maka
C D = { (1, a), (1, b), (2, a), (2, b), (3, a), (3, b) }
(ii) Misalkan A = B = himpunan semua bilangan riil, maka
A B = himpunan semua titik di bidang datar

Catatan:
1. Jika A dan B merupakan himpunan berhingga, maka: |A B| = |A| . |B|.
2. Pasangan berurutan (a, b) berbeda dengan (b, a), dengan kata lain (a, b) = (b, a).
3. Perkalian kartesian tidak komutatif, yaitu A B = B A dengan syarat A atau B
tidak kosong. Pada Contoh perkalian Cartesian (i) di atas, D C = {(a, 1), (a, 2),
(a, 3), (b, 1), (b, 2), (b, 3) } = C D.
4. Jika A = C atau B = C, maka A B = B A = C
Contoh. Misalkan
A = himpunan makanan = { s = soto, g = gado-gado, n = nasi goreng, m = mie rebus
}
B = himpunan minuman = { c = coca-cola, t = teh, d = es dawet }
Berapa banyak kombinasi makanan dan minuman yang dapat disusun dari kedua
himpunan di atas?



Jawab:
|A B| = |A||B| = 4 3 = 12 kombinasi dan minuman, yaitu {(s, c), (s, t), (s,
d), (g, c), (g, t), (g, d), (n, c), (n, t), (n, d), (m, c), (m, t), (m, d)}.
Contoh . Daftarkan semua anggota himpunan berikut:
(a) P(C) (b) C P(C) (c) {C} P(C) (d) P(P({3}))
Penyelesaian:
(a) P(C) = {C}
(b) C P(C) = C (ket: jika A = C atau B = C maka A B = C)
(c) {C} P(C) = {C} {C} = {(C,C))
(d) P(P({3})) = P({ C, {3} }) = {C, {C}, {{3}}, {C, {3}} }













BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan

1. Himpunan adalah kumpulan objek yang yang mempunyai syarat tertentu dan
didefenisikan dengan jelas (kumpulan itu dapat berupa daftar,koleksi,kelas, dll).
2. Cara untuk mendefenisikan suatu himpunan adalah
Dengan mendaftarkan anggota-anggotanya diantara kurung kurawal.
Dengan menyatakan sifat-sifat yang dipenuhi oleh anggotanya.
Dengan menggambarkan notasi pembentuk himpunan.
Dengan diagram venn

B. Saran














DAFTAR PUSTAKA

www.google.com

Anda mungkin juga menyukai