bahwa Allah itu adalah tiga di dalam satu. Akan tetapi adalah tidak jelas, tiga apa di dalam satu apa. Jika ditanyakan kepada mereka apa arti tritunggal, maka mereka akan menjawab dengan berbagai jawaban yang tidak keruan. Dan jika ditanya dasar-dasarnya dalam Alkitab, maka mereka akan merujuk kepada ayat-ayat yang sebenarnya tidak menunjukkan ketritunggalan sama sekali.
Sebenarnya tritunggal itu adalah asumsi, khayalan belaka. Kemudian khayalan ini dicari-cari dalilnya dalam Alkitab. Jika ada ayat yang dapat dirubah untuk mendukung asumsi ini, maka ayat itu pun dirubah. Jika ada ayat yang dapat ditafsirkan untuk mendukung asumsi tersebut, maka ayat itu pun ditafsirkan sedemikian rupa. Hal ini merip sekali dengan Charles Darwin yang mengatakan bahwa manusia itu berasal dari kera. Lalu dia mencari-cari bukti dalam fosil-fosil. Ketika dia tidak menemukannya, maka ia pun memanipulasi dan mereka-reka fosil yang ada untuk mendukung asumsi sesatnya itu.
Begitu pula ummat Kristen Trinitarian, mereka memperkosa kesucian Injil yang asli untuk mendukung asumsi sesat mereka. Mereka memanipulasi, mengedit, mengha-pus, menambahkan, dan menyisipkan kata-kata yang sesungguh-nya tidak ada dalam Injil asli. Lalu mereka berkata bahwa itu adalah firman Tuhan.
Maka kecelakaan yang besarlah bagi orang-orang yang menulis Al Kitab dengan tangan mereka sendiri, lalu dikatakannya: "Ini dari Allah", (dengan maksud) untuk memperoleh keuntungan yang sedikit dengan perbuatan itu. Maka kecelakaan besarlah bagi mereka, akibat dari apa yang ditulis oleh tangan mereka sendiri, dan kecelakaan besarlah bagi mereka, akibat dari apa yang mereka kerjakan. [QS. Al-Baqarah (2): 79]
Lalu apakah ayat-ayat yang mereka gunakan untuk mendukung teori tritunggal? Ada banyak ayat-ayat yang mereka gunakan untuk itu. Akan tetapi semua ayat itu sama sekali tidak menyebut tritunggal dengan begitu jelas, tidak sejelas ayat-ayat yang dengan tegas menyebutkan ketunggalan Allah. Dan dengan izin Allah, kita akan membahasnya satu-persatu. Akan tetapi tidak semua ayat, sebab ada ayat-ayat bertema sama. Untuk mempersingkat tulisan ini, kami hanya mengambil beberapa ayat yang menurut kami penting.
KEJADIAN 1:26 Berfirmanlah Allah: "Baiklah Kita menjadikan manusia menurut gambar dan rupa Kita, supaya mereka berkuasa atas ikan-ikan di laut dan burung-burung di udara dan atas ternak dan atas seluruh bumi dan atas segala binatang melata yang merayap di bumi." [Kej. 1:26]
Allah menyebut Diri-Nya dengan Kita/Kami dalam banyak ayat di dalam Alkitab dan juga dalam Al-Qur`an. Akan tetapi, tidak seorang pun berkata bahwa Al-Qur`an mengajarkan trinitas. Justeru Al-Qur`an mengatakan bahwa Allah itu Esa, Allah tidak melahirkan dan tidak dilahirkan. Menggunakan ayatayat seperti ini sebagai dasar trinitas adalah tidak dapat diterima sama sekali.
Pertanyaannya kemudian, mengapa Allah menggunakan kata Kami atau Kita untuk menunjuk Diri-Nya sendiri? Saya justeru akan bertanya balik, mengapa para pejabat berpidato dan berkata dalam pidatonya: Kami, kita dia sedang berbicara menunjuk dirinya sendiri? Dan mengapa banyak penulis dalam tulisan mereka menulis: Kami untuk menunjuk kepada dirinya sendiri? Maka tentu, Anda akan menjawab bahwa itu adalah tatabahasa yang baik. Dan dalam beberapa kebudayaan, seseorang menyebut dirinya sendiri dengan kata kami adalah untuk menunjukkan keagungan dan kewibawaannya. Adalah wajar jika Allah menyebut Diri-Nya Sendiri dengan kata Kami atau Kita. Allah adalah Yang Mahaagung dan Memiliki Kewibawaan. Jika George Bush boleh menyebut dirinya sendiri dengan kata kami maka Allah lebih pantas lagi.
Sesungguhnya Kami telah menciptakan kamu (Adam), lalu Kami bentuk tubuhmu, kemudian Kami katakan kepada para malaikat: "Bersujudlah kamu (menghormat) kepada Adam"; maka mereka pun bersujud kecuali iblis. Dia tidak termasuk mereka yang bersujud. [QS. Al-Araf (7): 11] Ayat-ayat dalam Alkitab yang senada dengan ayat ini diantaranya: Kejadian 11:7.
1 YOHANES 5:7-8 Sebab ada tiga yang memberi kesaksian [di dalam sorga: Bapa, Firman dan Roh Kudus; dan ketiganya adalah satu. Dan ada tiga yang memberi kesaksian di bumi]: Roh dan air dan darah dan ketiganya adalah satu. [1Yoh.5:7-8]
Ayat ini adalah ayat kebanggan ummat Kristen Tritunggal. Akan tetapi, justeru ayat ini adalah yang paling lemah. Jika Anda mau memperhatikan kurung [ ] yang terdapat dalam ayat itu, maka Anda akan mengerti bahwa kata-kata dalam kurung itu adalah kata-kata yang diragukan keotentikannya. Dan jika Anda mau memperhatikan kata satu yang ada dalam ayat itu, maka Anda akan bertanya-tanya, apa maksud dari kata satu? Apakah satu substansi, satu tujuan, atau satu kesaksian? Sebab ayat ini berbicara tentang kesaksian. Jadi satu kesaksian adalah lebih tepat. Coba bandingkan ayat dalam Terjemahan Baru itu dengan versi-versi lainnya di bawah ini: Terjemahan Lama (TL): Karena tiga yang menjadi saksi di surga, yaitu Bapa dan Firman dan Rohulkudus, maka ketiga-Nya itu menjadi satu; dan ada tiga menjadi saksi di bumi, yaitu Roh dan air dan darah, maka ketiganya itu menjadi satu tujuan. Bahasa Indonesia Sehari-hari (BIS): Ada tiga saksi: *Ada tiga saksi: Dalam beberapa naskah ada tambahan: Saksi-saksi yang di surga ialah Bapa, Sabda dan Roh Allah --ketiga-tiganya merupakan satu. Saksi-saksi yang di bumi ialah: ...* Roh Allah, air dan darah-- ketiga-tiganya memberikan kesaksian yang sama. King James Version (KJV): For there are three that bear record in heaven, the Father, the Word, and the Holy Ghost: and these three are one. And there are three that bear witness in earth, the Spirit, and the water, and the blood: and these three agree in one.
Jadi, tiga di dalam satu di sini bukanlah tiga oknum dalam satu Ketuhanan, melainkan tiga pribadi yang berbeda dalam satu kesaksian yang sama, dalam satu kesepakatan, seiya-sekata; bukan satu substansi, bukan satu ketuhanan, atau apa pun berkenaan doktrin trinitas. Ayat ini sama sekali tidak
menunjukkan doktrin trinitas. Tetapi bagaikan Darwin, mereka memanipulasi ayat ini untuk mendukung konsep Trinitas.
Coba bandingkan dengan ayat Al-Qur`an berikut ini: Allah menyatakan kesaksian bahwasanya tidak ada Tuhan (yang berhak disembah) melainkan Dia, Yang menegakkan keadilan. Para malaikat dan orang-orang yang berilmu (juga menyatakan yang demikian itu). Tak ada Tuhan (yang berhak disembah) melainkan Dia, Yang Maha Perkasa lagi Maha Bijaksana. [QS. Ali Imran: 18]
YOHANES 17:22 Supaya mereka semua menjadi satu, sama seperti Engkau, ya Bapa, di dalam Aku dan Aku di dalam Engkau, agar mereka juga di dalam Kita, supaya dunia percaya, bahwa Engkaulah yang telah mengutus Aku. Dan Aku telah memberikan kepada mereka kemuliaan, yang Engkau berikan kepadaKu, supaya mereka menjadi satu, sama seperti Kita adalah satu. [Yohanes 17:21-22]
Ayat ini juga menggambarkan seakan-akan Yesus dan Allah adalah satu substansi. Tetapi coba perhatikan lagi kata-kata yang dicetak tebal (bold). Adakah orang-orang Israel itu diharapkan menjadi satu substansi? Tidak, akan tetapi supaya mereka menjadi satu ikatan, seiya- sekata, saling menjaga, satu tujuan, satu kesaksian bahwa Allah itulah yang telah mengutus Yesus. Jika satu di sini diartikan satu substansi, maka bukan tritunggal lagi namanya, tetapi banyak di dalam satu. Sebab murid-murid Yesus juga ikut ambil bagian dalam persekutuan tersebut.
Lalu apa sebenarnya arti dari A di dalam B, dan B di dalam A? Ini adalah suatu kiasan yang mempunyai beberapa makna. 1. Ketika seseorang berkata, Aku di dalam kamu dan kamu di dalam aku.
Ini bisa berarti bahwa aku adalah kamu, dan kamu adalah aku; siapa yang menyakiti kamu berarti telah menyakiti aku, siapa yang telah menghina aku berarti telah menghina kamu; penderitaanmu adalah penderitaanku, kebahagiaanmu adalah kebahagiaanku.
Dari Nu'man bin Basyir ra katanya: Rasulullah saaw bersabda: Perumpamaan orang-orang mukmin dalam hal ber-kasih-sayang dan saling cintamencintai adalah seperti satu tubuh. Bila salah satu anggotanya kesakitan, maka seluruh anggota tubuh yang lain turut merasa sakit. [HR. Bukhori, Muslim, Ahmad bin Hanbal]
Rasulullah pernah berkata dalam Baiat Aqabah kedua: Darahku adalah darah kalian. Dan darah kalian adalah darahku. Aku dari kalian, dan kalian dariku. Akan kuperangi orang yang kalian perangi. Dan aku akan berdamai dengan orang yang kalian ajak berdamai. Apakah hal ini berarti bahwa Rasulullah satu substansi dengan para shahabat dari kabilah khazraj? Tentu saja tidak, akan tetapi senasib dan sepenanggungan.
2.
Ketika Yesus berkata, Agar mereka juga di dalam kita. Ini dapat berarti
bahwa Yesus berharap agar mereka bersaksi bahwa Allah itu adalah Esa, dan bahwa Yesus adalah hamba dan utusan Allah.
Inilah hidup yang kekal itu, yaitu bahwa mereka mengenal Engkau, satusatunya Allah yang benar, dan mengenal Yesus Kristus yang telah Engkau utus. [Yohanes 17:3] Lihatlah bagaimana Allah itu bukan Yesus. Allah adalah Ilah Yang Esa, dan Isa al-Masih adalah utusan-Nya. Tiada Ilah yang benar kecuali Allah dan Isa alMasih adalah utusan Allah. Itu adalah kalimat syahadah (kalimat kesaksian) pada saat itu.
Dan jika kita lihat ayat selanjutnya, yaitu: Aku di dalam mereka dan Engkau di dalam Aku supaya mereka sempurna menjadi satu, agar dunia tahu, bahwa Engkau yang telah mengutus Aku dan bahwa Engkau mengasihi mereka, sa. [Yoh. 17:23] Maka di sini dapat terlihat bahwa Yesus berharap agar Allah mengasihi mereka seperti Allah mengasihi Yesus. Lalu bagaimana Kasih Allah terhadap Yesus? Kasih-Nya terhadap Yesus adalah seperti kasih seorang bapak kepada anaknya yang semata wayang. Dalam Yoh. 1:14 Alkitab Terjemahan Lama tertulis: Maka Firman itu telah menjadi manusia serta tinggal di antara kita (dan kami sudah memandang kemuliaan-Nya, seperti kemuliaan anak tunggal seorang bapak), penuh dengan anugerah dan kebenaran.
Jadi kata-kata dalam ayat-ayat seperti ini adalah penuh dengan kiasan. Untuk dapat memahaminya, kita perlu memahami budaya,gaya bahasa, dan ilmuilmu yang berkembang pada masa itu.
KEJADIAN 6:7
Lalu Malaikat TUHAN menjumpainya dekat suatu mata air di padang gurun, yakni dekat mata air di jalan ke Syur. [Kejadian 16:7]
Orang Kristen percaya bahwa yang menjumpai Hajar, isteri Nabi Ibrahim as, adalah Tuhan. Maka mereka menulis kata malaikat dengan mengkapitalisasi huruf m menjadi Malaikat. Dan ini mereka jadikan dalil bahwa Tuhan itu dapat dilihat manusia di dunia ini jika berbentuk malaikat. Padahal yang datang menemui Hajar itu bukanlah Tuhan, tetapi malaikat Tuhan, dengan huruf m kecil. Kapitalisasi adalah berdasarkan asumsi bahwa yang dilihat Hajar itu adalah Tuhan. Mengapa mereka berasumsi bahwa yang dilihat itu adalah Tuhan? Sebab dalam Kej. 16:13 ditulis: Kemudian Hagar menamakan TUHAN yang telah berfirman kepadanya itu dengan sebutan: "Engkaulah El-Roi." Sebab katanya: "Bukankah di sini kulihat Dia yang telah melihat aku?"
Tetapi dalam Terjemahan Lama ayat itu ditulis: Maka dipanggil Hagar akan nama Tuhan yang telah berfirman kepadanya itu: Allah Penilik; karena kata Hagar: Sungguhkah aku melihat Tuhan di sini, yang telah menilik akan daku? Ayat ini tidak bisa dijadikan dasar trinitas begitu saja. Sebab kita juga harus mempertimbang-kan hal-hal lain. 1. Yang menemui Hajar adalah malaikat Tuhan yang menyampaikan firman
Tuhan. Maka Hajar tidak peduli kepada yang menyampaikan firman itu. Tetapi dia memandang kepada Tuhan yang telah berfirman kepadanya melalui malaikat-Nya. 2. Melihat Tuhan di dunia tidak bisa diartikan secara harfiah begitu saja.
Ketika Anda melihat rumah ibadah yang sedang dibangun oleh para tukang
bangunan, lalu Anda berkata, Tuhan sedang membangun rumah-Nya. Apakah ini berarti bahwa para tukang bangunan itu adalah Tuhan? Apakah Tuhan memang membutuhkan rumah untuk tinggal? Tentu saja tidak. Tetapi Anda yakin bahwa Tuhan telah membangun bait-Nya melalui para tukang bangunan, dimana dalam bait itulah kelak Tuhan diagungkan. Ketika Anda melihat suatu keajaiban alam, misalnya ketika Anda melihat ada seorang dokter telah berhasil menyembuh-kan orang yang sakit kanker kronis. Lalu Anda berkata, Aku telah melihat Tuhan. Apakah dokter itu adalah Tuhan? Tidak yang Anda lihat di sini bukanlah Tuhan, tetapi Anda telah melihat Kekuasaan Tuhan. 3. Tuhan tidak mungkin dilihat di dunia ini dalam pengertian umum. Sebab
alam dunia ini memang diciptakan Tuhan dalam keadaan fana. Mana mungkin dunia yang fana ini dapat menampung Dia Yang Kekal. Tetapi benarkah Allah hendak diam di atas bumi? Sesungguhnya langit, bahkan langit yang mengatasi segala langit pun tidak dapat memuat Engkau, terlebih lagi rumah yang kudirikan ini. [1 Raj. 8:27]
Maka jelaslah bahwa Tuhan tidak mungkin dpat ditampung dunia, baik berupa malaikat ataupun berupa anak manusia.
Allah bukanlah manusia, sehingga Ia berdusta bukan anak manusia, sehingga Ia menyesal. Masakan Ia berfirman dan tidak melakukannya, atau berbicara dan tidak menepatinya? [Bilangan 23:19]
KEJADIAN 18:1-2
Kemudian TUHAN menampakkan diri kepada Abraham dekat pohon tarbantin di Mamre, sedang ia duduk di pintu kemahnya waktu hari panas terik. Ketika ia mengangkat mukanya, ia melihat tiga orang berdiri di depannya. Sesudah dilihatnya mereka, ia berlari dari pintu kemahnya menyongsong mereka, lalu sujudlah ia sampai ke tanah. [Kejadian 18:1-2]
Tuhan menampakkan diri kepada Abraham, hal ini tidak bisa dipahami secara harfiah. Tuhan memperlihatkan bukti-bukti eksistensi-Nya, ini baru bisa dimengerti. Siapakah tiga orang itu? Tentu saja malaikat yang datang untuk mengabarkan berita gembira dan berita menakutkan. Apakah tiga orang itu Allah Bapa, Allah Putra, dan Allah Roh Kudus? Itu adalah konyol. Jika ketiganya dapat dilihat Abraham, lalu mengapa dikatakan bahwa Tuhan itu tidak dikenal dan belum pernah ada yang melihatnya, dan agar dikenal, maka Dia mengirim Yesus untuk memperkenalkan Tuhan kepada dunia? Bukankah Abraham telah melihat dan mengenal Tuhan? Jelaslah bahwa Tuhan itu dapat dikenal dan dilihat dengan melihat dan memikirkan ciptaan-Nya.
Sesungguhnya dalam penciptaan langit dan bumi, dan silih bergantinya malam dan siang terdapat tanda-tanda bagi orang-orang yang berakal, (yaitu) orang-orang yang mengingat Allah sambil berdiri atau duduk atau dalam keadaan berbaring dan mereka memikirkan tentang penciptaan langit dan bumi (seraya berkata): "Ya Tuhan kami, tiadalah Engkau menciptakan ini dengan sia-sia. Maha Suci Engkau, maka peliharalah kami dari siksa neraka. [QS. Ali Imran (3): 190-191]
Dan sesungguhnya utusan-utusan Kami (malaikat-malaikat) telah datang kepada Ibrahim dengan membawa kabar gembira, mereka mengucapkan:
"Salaman" (Selamat). Ibrahim menjawab: "Salamun" (Selamatlah), maka tidak lama kemudian Ibrahim menyuguhkan daging anak sapi yang dipanggang. Maka tatkala dilihatnya tangan mereka tidak menjamahnya, Ibrahim memandang aneh perbuatan mereka, dan merasa takut kepada mereka. Malaikat itu berkata: "Jangan kamu takut, sesungguhnya kami adalah (malaikat-malaikat) yang diutus kepada kaum Lut." Dan istrinya (Sarah) berdiri (di balik tirai) lalu dia tersenyum. Maka Kami sampaikan kepadanya berita gembira tentang (kelahiran) Ishak dan dari Ishak (akan lahir putranya) Yakub. [QS. Hud 11:69-71]
Jadi jelaslah bahwa yang menemui Abraham itu adalah malaikat-malaikat utusan Tuhan, dan bukanlah mereka itu Tuhan. Dia tidak dapat dicapai oleh penglihatan mata, sedang Dia dapat melihat segala penglihatan itu dan Dialah Yang Maha Halus lagi Maha Mengetahui. [QS. Al-Anam (6): 103] SEKARANG KITA BAHAS YOHANES 1:1-2 DAN 14 "Pada mulanya adalah Firman; Firman itu bersama-sama dengan Allah dan Firman itu adalah Allah."(Yohanes 1:1). Ia pada mulanya bersama-sama dengan Allah. (Yohanes 1:2).
"Firman itu telah menjadi manusia, dan diam di antara kita, dan kita telah melihat kemuliaannya, yaitu kemuliaan yang diberikan kepada-Nya sebagai Anak Tunggal Bapa, penuh kasih karunia dan kebenaran. (Yohanes 1:14)
Pada ayat pertama saja sudah memperlihatkan kejanggalan setiap yang bersama-sama dengan Allah berarti bukan Allah. Jika firman = Allah, dan konteks kalimat itu diganti menjadi Allah bersama-sama dengan Allah alangkah lucunya. Jelas Firman dan Allah adalah 2 oknum yang berbeda
Menjadikan ayat ini sebagai referensi bahwa Yesus adalah Tuhan yang menjelma bagi manusia, sulit bisa diterima akal sehat. Maka untuk itu agar lebih mudah dipahami mari kita lihat bagian pertama dari pembukaan Alkitab yaitu pada kitab Taurat Musa, ialah Kitab Kejadian 1 pasal 1 dan Kitab Kejadian pasal 1 ayat 26, yang bunyinya sebagai berikut:
"Pada mulanya Allah menciptakan langit dan bumi." (Kejadian 1:1) "Berfirmanlah Allah "Baiklah Kita menjadikan manusia menurut gambar dan rupa Kita, supaya mereka berkuasa atas ikan-ikan di laut dan burung-burung di udara dan atas ternak dan atas seluruh bumi dan atas segala binatang melata yang merayap di bumi." (Kejadian 1:26). Dari bunyi ayat Kejadian 1:26 ini, ada kata "Baiklah Kita menjadikan manusia menurut rupa dan gambar Kita.....' Yang dimaksud dengan kata "Kita," menurut penafsiran umat Kristiani, itu adalah bentuk kata Trinitas yang tersembunyi sebelum Yesus datang kedunia dalam kitab Perjanjian Baru. Jadi kata "Kita" itu mengandung makna : Tuhan Bapa, Tuhan Anak dan Tuhan Roh Kudus, atau dengan istilah lain dikenal Bapa, Firman dan Roh Kudus. BAPA itu = Tuhan = Allah (oknum pertama) FIRMAN itu = Yesus = Anak Allah (oknum kedua) dan ROH KUDUS itu = Tuhan juga (oknum- ketiga).
Awal kitab Kejadian pasal 1:1 berbunyi "Pada mulanya Allah..:.' Awal Yohanes pasal 1:1 berbunyi "Pada mulanya adalah Firman" dan pada awal kitab Kejadian pasal 1:26 berbunyi "Baiklah Kita menjadikan manusia menurut rupa dan gambar Kita....." Dari ketiga dalil tersebut (Yoh 1:1 dan 14, dan Kej 1:1 dan 26)
para misionaris menafsirkan Yoh 1:1 yang berbunyi "Pada mulanya adalah Firman..." selaras dengan Kejadian 1:1 yang berbunyi "Pada mulanya Allah... " Dengan demikian menurut mereka Firman itu adalah Allah. Yang dimaksud dengan kata "Firman" adalah Yesus itu sendiri. Sementara Firman itu adalah Aliah, kalau begitu berarti Yesus = Allah. Kemudian pada Yoh 1:14 dikatakan bahwa "Firman itu telah menjadi manusia" Sedangkan manusia itu adalah Yesus. Kalau Firman itu adalah Yesus dan Yesus itu adalah Allah, berarti Allah itu telah menjadi manusia yang disebut Yesus. Oleh sebab itu makna dari Yoh 1:1 yang berbunyi: "Pada mulanya adalah Firman; Firman itu bersama-sama dengan Allah dan Firman itu adalah Allah...' yaitu Yesus yang mulanya ada bersama-sama dengan Allah, adalah Allah itu sendiri yang telah menjadi manusia. Memang sulit sekali bisa diterima penafsiran ayat-ayat tersebut, sebab sesuatu yang tidak rasional dipaksakan harus menjadi rasional.
Menurut penafsiran kaum muslimin, kata "firman berarti "perkataan" atau "kalam" (kalamullah) yang bermakna "perkataan Allah." Misalnya jika Allah ingin menciptakan sesuatu, cukup Dia berkata (berfirman) "KUN" (jadilah) maka jadilah. Contoh bagaimana penciptaan Nabi Isa as (Yesus) dan Nabi Adam as di dalam Al Qur'an. Allah jelaskan sebagai berikut : "Sesungguhnya perbandingan (kejadian) Isa di sisi Allah adalah seperti (kejadian) Adam. Allah menciptakan Adam dari tanah, kemudian Allah berfirman kepadanya, "Jadilah" maka jadilah dia. " (Qs 3 Ali `Imraan 59).
Mengenai Injil Yohanes pasal 1 ayat 1 dan 14, dalam buku The Five Gospels yang diterbitkan oleh Harper San Fransisco, yang dikomentari oleh Robert W. Funk dan Roy W. Hoover, ternyata ayat-ayat tersebut tidak masuk dalam kategori ucapan Yesus yang diseminarkan. Injil yang diakui di Indonesia ada empat yaitu Injil Matius, Markus, Lukas dan Yohanes. Di Amerika sekitar tahun 1993, di kota Sanoma CaIifornia, disponsori oleh Westar Instituie, Injil itu diseminarkan oleh sekitar 76 orang ahli dari berbagai kalangan, seperti guru besar dari berbagai universitas terkenal didunia, para ahli ilmu theologi dari Katolik dan Protestan, ahli kitab suci, ahli bahasa Ibrani dll yang semuanya tidak ada orang Islam. Injil yang diseminarkan ada lima yaitu Injil Matius Markus, Lukas, Yohanes dan Injil Thomas. Ke lima Injil yang bernama "The Five Gospels" diseminarkan dalam rangka mengklasifikasikan sabda Yesus. Makanya dalam cover The Fiue Gospels tersebut tertulis What Did Jesus Really Say? The Search For The Authentic Words of Jesus. (Apa yang benar-benar Yesus ucapkan? Mencari ucapan asli dari Yesus).
Dalam kitab The Five Gospels tersebut, semua ucapan atau sabda Yesus, dicetak berwarna. Ada empat warna yang disepakati, yaitu merah (RED), merah muda (PINK), kelabu (GRAY) dan hitam bolt (BLACK). Ada tiga option (pilihan) yang disepakati untuk menentukan derajat kebenaran sabda / ucapan Yesus, yaitu : Option 1 **Red : I would include this item unequivocally in the database for determining who Jesus was. **Pink : I would include this item with reservations (or modifications) in the database. **Gray : I would not include this item in the database, but I might make use of some of the content in determining who Jesus was. **Black : I would not include this item in the primary database.
Option 2 **Red : Jesus undoubtedly said this or something very like it. **Pink : Jesus probably said something like this. **Gray : Jesus did not say this, but they ideas contained in it are close to his own. **Black : Jesus did not say this, it represents the perspective or content of a later or different tradtion.
Option 3 **Red : That`s Jesus ! **Pink : Sure sounds like Jesus. ** Gray : Well, maybe. **Black : There`s been some mistake.
Dari hasil seminar, ternyata Injil Yohanes pasal 1 ayat 1 & 14 tidak masuk kategori yang dinilai atau yang diseminar-kan, sebab ayat-ayat tersebut dianggap bukan sabda atau ucapan Yesus. Ayat itu hanyalah ucapan Yohanes saja! Dan ayat tersebut tidak masuk dalam kategori RED, PINK, GRAY & BLACK. Hasil akhir dari penelitian dalam seminar yang dilakukan oleh 76 ahli dari berbagai kalangan, menyatakan sebagai berikut : "Eighty-two percent of the words ascribed to Jesus in the gospels were not actually spoken by him, according to the Jesus Seminar." "Delapan puluh dua persen kata-kata yang dianggap berasal dari Yesus di dalam Injil, tidaklah benar-benar diucapkan olehnya, menurut Seminar Yesus." Pernyataan 76 (tujuh puluh enam) ahli dari berbagai kalangan dari seluruh dunia dalam Seminar tentang Yesus, sungguh mengejutkan dunia, khususnya dikalangan kaum Kristiani, sebab kalau 82% (delapan puluh dua persen) isi Injil bukan benar-benar diucapkan Yesus, berarti hanya 18% (delapan belas persen) saja isi Injil yang dianggap ucapan Yesus. Ternyata Yoh 1:1 & 14 yang jadi acuan bahwa Yesus 100% Tuhan dan 100% manusia, menurut 76 ahli tersebut, bukan ucapan Yesus, tapi hanya pendapat penulis Injil itu saja, yaitu
Yohanes. Padahal para perseta Seminar Yesus tersebut, tidak ada satupun orang Islam, dan tidak satupun berasal dari lndonesia. Lebih ironis lagi, dari semua Injil-Injil yang diseminarkan tersebut, Injil Yohanes termasuk yang hampir 100% dianggap bukan ucapan Yesus. Hasilnya sungguh mengejutkan, dari 4 (empat) kategori, tidak ada satu ayatpun dalam seluruh Injil Yohanes yang dicetak hurup Red. Hurup Pink saja hanya ada 1 (satu), hurup Grey hanya ada 4 (empat) ayat saja, selebihnya Black. Perincian khusus Injil Yohanes sebagai berikut:
RED : (That is Jesus!), tidak satu ayat pun yang dicetak merah, berarti tidak ada satu ayatpun yang dianggap benar-benar ucapan Yesus. PINK: (Sure sounds like Jesus), hanya ada satu ayat saja yaitu Yoh 4:43. GRAY : (Well, maybe), hanya ada 4 (empat) ayat saja, yaitu pada Yoh 12 ayat 24, 25, 26 dan Yoh 13 ayat 20. BLACK : (Jesus did not say this There's been some mistake!) selebihnya bukan ucaan Yesus!
Bayangkan saja, Injil Yohanes terdiri dari 21 pasal, 878 ayat dan 19099 kata. Kalau RED tidak ada, PINK hanya 1 ayat, GRAY 4 ayat, berarti sisanya BLACK (bukan ucapan Yesus) ada 873 ayat. Nah, masih mau dipakai dalil yang ternyata BUKAN UCAPAN YESUS?!