Anda di halaman 1dari 21

1

BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang

Anak melupakan perhiasan dunia yang dapat memberikan keindahan lagi sebuah keluarga yang dikaruniainya. Dikatakan perhiasan karena dengan keberadaan seorang anak dengan sendirinya akan menambah kebahagiaan bagi sebuah keluarga. Kehidupan sebuah keluarga akan terasa indah dengan hadirnya anak di tengah-tengah mereka melalui canda tawa, saling kasih dan menyayangi. Sebagaimana firman Allah SWT dalam Surat Al-Kahfi ayat 46 yang berbunyi:


Artinya: Harta dan anak-anak adalah perhiasan kehidupan dunia tetapi amalan-amalan yang kekal lagi saleh adalah lebih baik pahalanya di sisi Tuhanmu serta lebih baik untuk menjadi harapan1 Dalam istilah A1-Quran digambarkan bahwa anak adalah amanah Allah SWT yang diberikan atau dititipkan kepada orang tua. Oleh karena anak adalah amanah atau titipan, maka dia harus dijaga dan diarahkan untuk menjadi manusia yang baik dan berguna.2
1 2

Anonim, Al-Quran dan Terjemahannya, Jakarta: Pustaka Harapan, 2006., hal. 408 Samsul Munir Amin, Menyiapkan Masa Depan Anak Secara Islama, Jakarta: Amzah, 2007., hal. 152

Setiap orang tua muslim menyadari bahwa pada hakikatnya anak adalah amanat Allah SWT yang dipercayakan (diamanatkan) kepada dirinya. Kesadaran para orang tua muslim akan hakikat anak mereka sebagai amanat Allah SWT sepantasnya ini ditanggapi dengan penuh tanggung jawab. Setiap muslim pasti menyadari bahwa Allah SWT memerintahkan 1 kepada hamba-Nya agar mengemban amanat itu dengan baik. Dengan demikian, maka orang tua pantang mengkhianati amanat Allah SWT. Dan hukum mengemban amanat-Nya pun wajib bagi mereka. Dari sekian perintah Allah SWT yang berkenaan dengan amanat-Nya yang berupa anak adalah bahwa setiap orang wajib mengasuh dan mendidik anak-anak dengan baik dan benar, agar mereka tidak menjadi anak-anak yang lemah iman dan tumbuh dewasa menjadi generasi yang saleh. inilah orang tua. Sebagai orang tua hendaklah memiliki rasa tanggung jawab terhadap masa depan anaknya. Tanggung jawab terhadap anak, tidak cukup menyediakan harta secara berkecukupan atau berlimpah ruah. Tanggung jawab diprioritaskan kepada masa depan pendidikan anak-anak. Terlebih masa depan pendidikan agama anak-anak.3 Pendidikan terhadap anak hendaknya dilakukan sejak usia dini karena perkembangan otak yang akan mempengaruhi pembentukan karakter serta kepribadian anak mulai terbentuk pada saat usia tersebut. Rasa ingin tahu serta mengadopsi perbuatan maupun ilmu pengetahuan dimulai dari lingkungan terdekat yaitu keluarga dan selanjutnya adalah lingkungan satu tanggung jawab

Ibid, hal. 7

bermainnya. Perbuatan yang anak-anak lakukan itu atas dasar rasa suka mereka meskipun hal itu adalah perbuatan yang salah. Sudah merupakan suatu kewajiban sebagai orang tua untuk mendidik serta memberikan bimbingan kepada anak dengan ajaran agama Islam sehingga menjadi generasi penerus bangsa yang intelektual baik di bidang IPTEK maupun agama. Bimbingan dan didikan tersebut sebagai bekal dalam menjalani kehidupan nyata jika mereka sudah dewasa dan hidup sebagai masyarakat yang sesungguhnya. Kewajiban untuk mendidik anak tersebut telah diperintahkan oleh Allah SWT sebagai mana firmannya dalam Al-Quran surat A-Tahrim ayat 6 yang berbunyi:


Artinya:Hai


orang-orang yang beriman, peliharalah dirimu dan keluargamu dari api neraka yang bahan bakarnya adalah manusia dan batu; penjaganya malaikat-malaikat yang kasar, keras, dan tidak mendurhakai Allah terhadap apa yang diperintahkan-Nya kepada mereka dan selalu mengerjakan apa yang diperintahkan.4

Anonim, Op, cit., hal. 820

Dari ayat di atas dapat diambil suatu pengertian bahwa kewajiban untuk menjaga keluarga termasuk anak agar terhindar dari siksa api neraka sangat dianjurkan dalam Al-Quran. Agar keluarga terbebas dari api neraka, hendaknya kita selalu mengajarkan ajaran agama Islam termasuk dengan mendidik anak agar menjadi orang yang berakhlak mulia. Kenyataan yang terjadi saat ini seiring dengan kemajuan zaman, orang tua mengalami kesulitan dalam membimbing dan mendidik anak karena disibukkan oleh pekerjaan mereka masing-masing. Para orang tua hanya memiliki sedikit waktu untuk bisa mengawasi perilaku anak mereka karena banyak menghabiskan waktu di tempat kerjanya masing-masing. Tentunya hal ini sangat tidak efektif jika orang tua memaksakan dirinya untuk mendidik anak mereka sementara waktu mereka banyak habis dengan pekerjaan. Tuntutan pemenuhan kebutuhan keluargalah yang menyebabkan kebanyakan para orang tua mencari lembaga pendidikan yang mampu mendidik anaknya agar menjadi anak yang beriman dan berakhlak mulia. Salah satu lembaga pendidikan untuk anak usia dini adalah Taman KanakKanak (TK). Tamau Kanak-Kanak merupakan wahana untuk pembentukan anak pada usia dini dan TK yang berbasis agama Islam akan membentuk kepribadian anak yang sesuai dengan kaidah dan ajaran agama Islam. Tidak dapat dipungkiri bahwa anak sejak dini membutuhkan penanaman akhlak agar nantinya tidak terseret arus yang dapat menyesatkan perbuatan anak. Dengan penanaman akhlak yang baik, diharapkan anak nantinya dapat bersikap dan berperilaku yang baik dan benar tidak hanya

mengetahui norma-norma yang ada dalam masyarakat, serta selalu bertaqwa kepada Allah SWT dengan mengamalkan ajaran-ajaran agama Islam dalam kehidupan sehari-harinya. Guru yang merupalran pendidik di TK haruslah memiliki kemampuan yang memadai sehingga mampu mendidik anak didiknya menjadi anak yang memiliki akhlak yang baik. Peran guru di sini sangat penting karena kepribadian anak yang akan terbentuk merupakan hasil dari pengajaran seorang guru. Sebagai orang yang dipercayakan untuk mendidik, guru berusaha mengajarlran dengan pendekatan dan strategi pengajaran

yang tepat tentunya akan mampu mengubah karakter serta kepribadian anak sehingga menjadi anak berperilaku yang baik. Dengan diselenggarakannya Taman Kanak-Kanak Aisiyah 6 Kota Jambi, member peluang kepada orang tua untuk memasukkan anak-anaknya untuk mengikuti serta mendalami pendidikan Islam khususnya dalam rangka membina keimanan dan ketakwaan kepada Allah SWT, selain pendidikan yang telah diberikan oleh para orang tua di rumah. Para orang tua mempunyai harapan yang besar pada TK untuk dapat mendidik anakanaknya menjadi anak yang memiliki akhlak yang baik, sehingga dapat di jadikan bekal bagi mereka dalam menjalani kehidupan di masa mendatang. Para orang tua berharap anak-anak mereka dalam kehidupan sehari-hari berperilaku sesuai dengan pribadi seorang muslim dan muslimah. Pembiasaan nilai-nilai akhlak pada anak sejak mereka masih dalam usia yang mudah untuk dibentuk. Karena masa anak-anak adalah masa di mana seseorang lebih mudah untuk merekam pembentukan-pembentukan

melalui contoh dan pengajaran-pengajaran yang dilakukan oleh orang dewasa. Masa anak-anak adalah masa di mana anak-anak mulai mencari jati diri mereka dengan menerima pembentukan dari orang-orang di sekitar mereka dan lingkungan mereka. Pendidikan formal di sekolah yang menjadi salah satu tempat anakanak menimba ilmu pengetahuan juga merupakan lingkungan yang berisi orang-orang yang dapat membantu pembentukan akhlak anak-anak melalui pembiasaan pada anak-anak untuk berakhlak yang baik. Peran guru Taman Kanak-Kanak Aisiyah 6 Kota Jambi dalam mananamkan akhlak untuk membentuk pribadi anak agar memiliki akhlak yang baik sangat membantu orang tua dalam membentuk kepribadian anak yang berakhlak mulia. Untuk itu peran guru perlu ditingkatkan agar kepribadian anak yang terbentuk melalui kegiatan pengajaran di Taman Kanak-Kanak menunjukkan akhlakul karimah (akhlak yang baik). Dari latar belakang di atas, penulis sangat tertarik untuk lebih memperdalam tentang pengetahuan dari peran seorang guru dalam mendidik anak agar menjadi anak yang berakhlak baik ke dalam sebuah skripsi yang berjudul Usaha Guru dalam Proses Pembiasaan Nilai-nilai Akhlak di Taman Kanak-kanak Aisiyah 6 Kota Jambi.

B. Rumusan Masalah Dari latar belakang yang dikemukakan di atas, maka dapat dijabarkan ke dalam pokok-pokok rumusan masalah yang akan diteliti oleh

penulis, pokok-pokok rumusan masalah yang akan diteliti adalah sebagai berikut: a. Bagaimana kondisi akhlak anak-anak yang ada di Taman Kanak-Kanak Aisiyah 6 Kota Jambi ? b. Apakah kendala-kendala yang dihadapi guru dalam melakukan proses pembiasaan nilai-nilai akhlak pada anak-anak yang ada di Taman Kanak-kanak Aisiyah 6 Kota Jambi ?
c. Apa usaha guru untuk mengatasi kendala-kendala dalam melakukan

proses pembiasaan nilai-nilai akhlak pada anak-anak yang ada di Taman Kanak-kanak Aisiyah 6 Kota Jambi ?

C. Batasan Masalah Agar pembahasan masalah dalam penelitian skripsi ini lebih terfokus dan tepat sasaran serta untuk menghindari meluasnya masalah yang dibahas, maka diperlukan adanya suatu batasan-batasan masalah. Untuk itu, masalah yang menjadi pembahasan dalam skripsi ini adalah tentang usaha guru dalam melakukan proses pembiasaan nilai-nilai akhlak pada anak-anak yang berada di Taman Kanak-Kanak Aisiyah 6 Kota Jambi. Yang menjadi pokok pembahasan dalam penelitian ini terbatas pada bagaimana kondisi akhlak anak-anak, kendala-kendala yang dihadapi, dan usaha guru untuk mengatasi kendala-kendala dalam menanamkan akhlak pada anak di Taman KanakKanak Aisiyah 6 Kota Jambi. Anak-anak di taman kanak-kanak yang ada dalam penelitian ini adalah anak-anak dalam rentang usia 4-6 tahun.
D. Tujuan dan Kegunaan Penelitian

1. Tujuan Penelitian a. mengetahui bagaimana keadaan akhlak anak-anak yang berada di

Taman Kanak-kanak Aisiyah 6 Kota Jambi.


b. Ingin mengetahui kendala-kendala yang dihadapi guru dalam proses

pembiasaan nilai-nilai akhlak pada anak-anak yang ada di Taman Kanak-Kanak


c. Ingin mengetahui usaha guru untuk mengatasi kendala-kendala

dalam proses nilai-nilai akhlak pada anak-anak di Taman KanakKanak


2. Kegunaap Penelitian a. Untuk menambah pengetahuan serta wawasan tentang usaha guru

dalam pembiasaan nilai-nilai akhlak gada anak-anak di Taman Kanak-Kanak, bagaimana guru harus melakukan usaha untuk mengatasi kendala-kendala yang mungkin saja timbul pada saat melakukan pembiasaan nilai-nilai akhlak pada anak-anak yang ada di Taman Kanak-kanak.
b. Kontribusi penulis dalam mengembangkan bagaimana semestinya

membiasakan nilai-nilai akhlak pada anak didiknya di Taman Kanak-kanak.


c. Sebagai salah satu syarat untuk meraih gelar Sarjana Strata Satu (S.I) pada jenjaug pendidikan tinggi di Fakultas Tarbiyah

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

Agar skripsi yang di tulis ini lebih sempurna dalam penulisannya, maka penulis melakukan penelaahan kepustakaan sebagai landasan yang dipakai untuk menganalisis data-data berikutnya atau di dapatin di lapangan kemudian ada relevansinya dengan permasalahan yang di bahas. Adapun yang dimuat antara lain : 1. Usaha Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia usaha diartikan sebagai upaya kegiatan dengan mengerahkan tenaga dan pikiran, pekerjaan, mata pencaharian, nafkah, ikhtiar.5 Semua orang yakin bahwa guru memiliki andil yang sangat besar terhadap keberhasilan pembelajaran di sekolah. Guru sangat berperan dalam membantu perkembangan peserta didik untuk mewujudkan tujuan hidupnya secara optimal.6 Jadi usaha guru dalam pembiasaan nilai-nilai akhlak di Taman Aisiyah 6 Kota Jambi di sini merupakan perbuatan atau tindakan guru untuk menjalankan fungsinya sebagai tenaga pengajar yang dipercayakan untuk mendidik dan membimbing anak didiknya sehingga tertanam akhlak yang baik pada diri peserta didiknya.

E. Mulyasa, Menjadi Guru Yang Profesional Menciptakan Pembellajaran Kreatif dan Menyenangkan, Bandung: Remaja Rosda Karaya, 2008., hal. 35 5 Anonim, Kamus Besar Bahasa Indonesia, Jakarta : Gita Media Press, 2009., hal. 600

2. Guru

10

Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia, guru diartikan sebagai Orang yang pekerjaannya (mata pencahariannya, profesinya) mengajar.7 Selain itu juga guru dapat diartikan sebagai pendidik. Pendidik adalah orang yang memikul pertanggungiawaban untuk mendidik.8 Guru adalah sosok manusia yang harus ditiru. Predikat itu disandang dari pagi kala dia bangun tidur sampai saat dia masuk peraduan. Peran tersebut juga akan sangat terasa apabila sosok guru mengajar di desa-desa yang jauh dari hingar bingar kegiatan manusia seperti kota.9 Sebagai pendidik, seorang guru harus memiliki karakteristik sebagai pendidik yang dalam melaksanakan tugasnya adalah sebagai berikut: a. Kematangan diri yang stabil; memahami diri sendiri, mencintai diri secara wajar dan memiliki nilai-nilai kemanusiaan serta bertindak sesuai dengan nilai-nilai itu, sehingga ia bertanggung jawab sendiri atas hidupnya, tidak menggantungkan diri atau menjadi beban orang lain. b. Kematangan sosial yang stabil; dalam hal ini seorang pendidik dituntut mempunyai pengetahuan yang cukup tentang masyarakatnya, dan mempunyai kecakapan membina kerja sama dengan orang lain. c. Kematangan profesional (kemampuan mendidik); yakni menaruh perhatian dan sikap cinta terhadap anak didik serta mempunyai pengetahuan yang cukup tentang latar belakang anak didik dan perkembangannya, memiliki kecakapan dalam menggunakan caracara mendidik.10 Seorang guru taman Kanak-kanak sebelum melaksanakan program kegiatan belajar terlebih dahulu perlu memperhatikan tujuan program kegiatan belajar anak taman kanak-kanak dan ruang lingkup anak taman kanak-kanak.11 Persiapan di atas merupakan sebagai langkah awal sebelum mengajar sehingga ada kesiapan tersendiri pada diri seorang guru.

11

Kesiapan ini tentunya akan mempengaruhi jalannya dalam proses pengajaran. Jika kesiapan tersebut matang, tentu tujuan dari proses pengajaran akan dengan mudah tercapai.
3. Taman Kanak-Kanak

a. Pengertian Taman Kanak-Kanak (TK) Taman Kanak-kanak adalah suatu upaya pembinaan yang ditujukan bagi anak usia empat tahun sampai dengan usia enam tahun yang dilakukan melalui pemberian rangsangan pendidikan untuk membantu pertumbuhan dan perkembangan jasmani dan rohani agar anak memiliki kesiapan dalam memasuki pendidikan lebih lanjut.12 Sedangkan menurut Zainal Aqib dalam buku Belajar dan Pembelajaran di Taman Kanak-Kanak menuliskan bahwa: Taman Kanak-kanak adalah salah satu bentuk awal pendidikan sekolah yang dikenal oleh anak. Oleh sebab itu di TK perlu diciptakan situasi pendidikan yang memberikan rasa aman dan menyenangkan bagi anak13 Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia, Taman Kanak-kanak diartikan sebagai pendidikan terendah untuk anak usia 3-5 tahun, merupakan jenjang pendidikan pra sekolah. Jadi Taman Kanak-Kanak Aisiyah 6 Kota Jambi merupakan lembaga pendidikan anak usia dini (3-5 tahun) sebagai bekal atau pcrsiapan bagi anak sebelum memasuki dunia sekolah.14
12 13

Wikipedia Bahasa Indonesia, Wikipedia Co.id Zainal Aqib, belajar dan pembelajaran di Taman Kanak-kanak, Bandung : Yrama Widya, 2009., hal. 9 14 Anonim Kamus Besar Bahasa Indonesia, Jakarta : Gita Media Press, 2009., hal 734

b. Tujuan Pendidikan pada Taman Kanak-Kanak (TK) Sebagaimana terdapat dalam Garis-Garis Besar Program Kegiatan Belajar Taman Kanak-Kanak (Depdikbud, 1994) tujuan

12

program. kegiatan belajar di TK adalah untuk membantu meletakkan dasar ke arah perkembangan sikap, pengetahuan, keterampilan dan daya cipta yang diperlukan oleh anak didik dalam menyesuaikan diri dengan lingkungannya dan untuk pertumbuhan serta perkembangan selanjutnya.15 Dan salah satu dari perkembangan anak adalah perkembangan akhlak yang tercermin dalam perilaku anak, seperti yang akan penulis bahas pada penelitian ini. Karena landasan yang digunakan oleh Taman Kanak-Kanak Aisiyah 6 Kota Jambi adalah Agama Islam, maka kurikulum dan pokok pelajarannya adalah Agama Islam. 4. Akhlak a. Pengertian akhlak Kata akhlak berasal dari kata khalaqa dengan akar kata khuluqan (bahsa arab), yang berarti perangai, tabiat, dan adat; atau dari 4 kata khalqun (bahasa arab), yang berarti kejadian, buatan dan ciptaan. Jadi secara etimologis akhlak berarti perangai, adat, tabiat, atau sistem perilaku yang dibuat. Adapun secara istilah, akhlak adalah Sistem nilai yang mengatur pola sikap dan tindakan manusia di atas bumi. Sistem nilai yang dimaksud adalah ajaran agama Islam, dengan Al-quran dan Sunnah Rasulu sebagai sumber nilainya serta ijtihad sebagai metode berpikir Islami.5 Definisi akhlak dalam bahasa Arab merupakan jama dari khuluq yang mengandung beberapa arti, di antaranya :
1) Tabiat, yaitu sifat dalam diri yang terbentuk oleh manusia tanpa

dikehendaki dan tanpa diupayakan. 2) Adat, yaitu sifat dalam diri yang diupayakan manusia melalui latihan, yakni berdasarkan keinginannya.
5

Syahidin dkk, Moral dan Kognisi Islam, Bandung: Alfabeta, 2009., hal.235

13

3) Watak, cakupannya meliputi hal-hal yang menjadi tabiat dan hal-hal

yang diupayakan hingga menjadi adat. Kata akhlak juga bisa berarti kesopanan dan agama.17 Dari definisi di atas dapat disimpulkan bahwa akhlak merupakan watak, tabiat dan adat seseorang yang terbentuk dari mempelajari apa yang diketahuinya namun dapat diupayakan ke hal yang benar jika diberikan bimbingan dan pembekalan agama dengan baik. Akhlak adalah kondisi dalam diri yang melahirkan tindakan-tindakan tanpa perlu berpikir dan pertimbangan. Jika keadaan itu melahirkan tindakantindakan yang baik menurut akal dan syariah, maka tindakan tersebut disebut akhlak yang baik, dan jika melahirkan tindakan-tindakan yang buruk maka tindakan tersebut disebut akhlak yang buruk.18 Akhlak seseorang dapat dilihat dari perbuatan yang dilakukan dalam kehidupan sehari-harinya. Orang yang berakhlak baik tentunya akan selalu berbuat kebaikan dan yang dikerjakannya selalu berpedoman terhadap nilai-nilai dan ajaran agama Islam. Sebaliknya orang yang berakhlak buruk senantiasa menghalalkan berbagai cara untuk mendapatkan apa yang diinginkannya meskipun itu berbentuk kejahatan dan bertentangan dengan nilai-nilai dan ajaran agama Islam. Akhlak terpuji merupakan tujuan yang sangat mendasar dalam misi Islam. Al-Quranul Karim penuh dengan ayat yang mengajak kepada akhlak terpuji dan menjelaskan bahwa tujuan utama Allah mengangkat manusia sebagai khalifah hanyalah untuk memakmurkan dunia dengan kebaikan dan kebenaran.19
16 17

Syahidim dkk, Moral dan Kognisi Islam,Bandung, Alfabeta ,2009.,hal. 235 Iman Abdul Mukmin Saaduddin,meneladani Akhlak Nabi membangun Kepribadian Muslim,Bandung : Remaja Rosdakarya Offset, 2006., hal 15. 18 Ibid, hal. 19 19 Ibid, hal. 50

Sebagaimana frrman Allah SWT dalam Al-quran Surat AlHaj ayat 41 yang berbunyi:

14

Artinya :(Yaitu) orang-orang yang jika Kami teguhkan kedudukan mereka di muka bumi niscaya mereka mendirikan sembahyang, menunaikan zakat, menyuruh berbuat ma'ruf dan mencegah dari perbuatan yang mungkar; dan kepada Allah-lah kembali segala urusan.20 Manusia dilahirkan ke muka bumi ini dituntut untuk beribadah dan bertaqwa kepada Allah. Taqwa dalam arti menjalankan semua perintah-Nya dan menjauhi segala laranganNya. Untuk dapat berbuat maruf (baik) dan terhindar dari perbuatan yang mungkar (buruk) perlu ditanamkan akhlak yang terpuji dalam diri setiap manusia. Karena akhlak yang terpuji merupakan nilai ibadah dan akan menjadi amal yang sangat berat timbangannya di hari kiamat nantinya. 5. Macam-Macam Akhlak Macam-macam akhlak berdasarkan Al-quran dan Al-Sunnah 1) Akhlak Adil

15

Adil adalah memberikan setiap hak kepada pemiliknya tanpa memihak, membeda-bedakan di antara mereka atau bercampur tangan yang diiringi hawa nafsu. Kebalikan dari adil adalah curang atau zalim. 2) Akhlald Ihsan

lhsan (berbuat baik) adalah ikhlas dalam beramal dan melaksanakan amal itu sebaik-baiknya tanpa diiringi riya atau sumah (ingin diketahui orang lain). 3) Akhlak Kasih Sayang

Kasih sayang adalah kelembutan dalam hati yang dihubungkan dengan rasa sakit ketika terasa oleh indra. 4) Akhlak Malu

Malu tidak sekedar berarti menutup aurat, tidak mengurangi kewajiban, tidak mengingkari kebaikan, tidak berkata jelek kepada orang lain dan tidak memperlihatkan mereka kepada yang tidak disukainya, tetapi juga malu kepada Sang Pencipta.

5)

Akhlak Menjaga Kehormatan

Islam itu meliputi bagian pembinaan yang berhubungan dengan kehidupan umatnya secara khusus. Pembinaan ini dimaksudkan guna mengatur urusan jasmani dan rohani, dan menempatkannya secara terhormat. 6) Akhlak Jujur

16

Jujur yaitu mengatakan sesuatu apa adanya. Jujur lawannya dusta. Ada pula yang berpendapat bahwa jujur itu tengah-tengah antara menyembunyikan dan terus terang. 7) Akhlak Amanah

Amanah itu artinya bias berkaitan dengan akhlak-akhlak lain seperti jujur, sabar, berani, menjaga kehormatan dan memenuhi janji. 8) Akhlak Santun

Santun merupakan salah satu akhlak terpuji, pembuka segala kebaikan dan penutup segala keburukan. 9) Akhlak Sabar

Sabar adalah kondisi dalam diri atas sesuatu yang tak diinginkan dengan rela dan berserah.6

6. Fungsi dan Tujuan Akhlak Fungsi akhlak itu sendiri ialah mengkaji dan meneliti aspek perilaku dan perbuatan manusia. Ia menilai dari segi baik atau buruknya perbuatan itu, apa yang patut dan apa yang tidak patut dilakukan oleh seseorang. Semua yang berlaku pada manusia bersifat tidak iradi (bukan dengan ikhtiar) seperti pernafasan, detik jantung dan sebagainya tidak termasuk dalam skop ilmu akhlak. Jadi tidaklah boleh diberi nilai atau hukuman ke atas perkara ini sebagai baik atau buruk. Tujuan akhlak dibagi menjadi 2 macam, yaitu :
6

Saduddin, Op.cit., hal.151

17

1)

Tujuan Umum Adapun Tujuan Umum dari akhlak adalah menjadikan

diri seorang muslim dengan akhlak yang luhur dan adab yang mulia baik itu lahiriyah maupun batiniyah. Sebagaimana firman Allah SWT dalam surat Al-Alaf ayat 33 yang berbunyi :


Artinya: Katakanlah: "Tuhanku Hanya mengharamkan perbuatan yang keji, baik yang nampak ataupun yang tersembunyi, dan perbuatan dosa, melanggar hak manusia tanpa alasan yang benar, (mengharamkan) mempersekutukan Allah dengan sesuatu yang Allah tidak menurunkan hujjah untuk itu dan (mengharamkan) mengada-adakan terhadap Allah apa yang tidak kamu ketahui."7

2)

Tujuan Khusus Adapun tujuan akhlak secara khusus adalah:

Al-Quran, Op.cit, hal. 207

18

a) Mensucikan jiwa insaniyah dari iri, dengki, bohong, khianat dan lainnya yang termasuk dalam akhlak yang jelek. b) Supaya membiasakan diri untuk berakhlak mulia seperti jujur, bersikap baik, amanah, pemaaf dan lainnya yang termasuk ke dalam akhlak mahmudah. Sebagaimana yang dijelaskan dalam firman Allah surat AlAraf ayat 10 yang berbunyi:


Artinya: Dan sesungguhnya kami Telah menempatkan kamu sekalian di muka bumi dan kami adakan bagimu di muka bumi (sumber) penghidupan. amat sedikitlah kamu bersyukur.8 7. Usaha Guru dalam Pembiasaan Nilai-nilai Akhlak di Taman Kanak-

kanak Guru dalam melaksanakan perannya, yaitu sebagai pendidik, pengajar, pemimpin, administrator, harus mampu melayani peserta didik yang dilandasi dengan kesadaran (awarreness), keyakinan (belief), kedisiplinan (discipline) dan tanggung jawab (responsibility) secara optimal sehingga memberikan pengaruh positif terhadap perkembangan siswa ....9 Tugas guru dalam mengelola proses pembelajaran akan berhasil pada hakikat-nya adalah karena manajemen dan koordinasi dari telah
8 9

Al-Quran. Op.cit, hal.10 Nanang Hanafiah, Konsep Pembelajaran, Bandung: Refika Aditama, 2009., hal.106.

19

dikuasainya berbagai pengetahuan dasar dan teori serta pemahaman yang mendalam tentang hakikat belajar, tentang sumber dan media belajar dan mengenal situasi kondusif tenjadinya proses pembelajaran.10 Untuk memaksimalkan peran sebagai seorang guru TK dalam menanamkan akhlak, sebagai pendidik harus tahu bahwa metode belajar untuk anak TK adalah belajar sambil bermain. jadi sebagai guru harus bisa memanfaatkan waktu bermain mereka dengan menanamkan akhlak yang baik pada diri anak. Untuk lebih memaksimalkan perkembangan anak, pembentukan tingkah laku melalui pembiasaan akan membantu anak untuk tumbuh dan berkembang baik secara fisik maupun psikisnya. Adapun peran guru TK dalam menanamkan akhlak yang baik pada anak dengan membiasakan tingkah laku yang baik adalah sebagi berikut:
a. Mendorong anak bertingkah laku sesuai yang diharapkan dan

menghilangkan tingkah laku yang tidak diharapkan.


b. Tingkah laku yang diharapkan apabila dilakukan anak akan memberikan

konsekuensi yang menyenangkan, sedang tingkah laku yang tidak diharapkan akan menumbuhkan penyesalan pada diri anak. c. Tingkah laku yang diharapkan apabila dibina secara terus-menerus pada saatnya akan terjadi dengan sendirinya, atas prakarsa anak sendiri meskipun tidak ada pengawasan dari guru. d. Anak perlu mendapat kesempatan untuk mengubah tingkah laku yang tidak diharapkan itu.11 Usaha guru dalam menanamkan akhlak dapat dilakukan dalam berbagai upaya. Pembiasaan diri sebagai guru yang berperilaku baik secara otomatis akan dicontoh dan ditiru oleh anak didiknya. Secara tidak langsung ada upaya sebagai seorang guru untuk menanamkan akhlak pada diri anak
10

Abdurrahman Shaleh, Madrasah dan Pendidikan Anak Bangsa, Jakarta: Raja Grafindo Persada, 2006., hal.277 11 Moeslichatun, op.cit, hal.8-9

20

didiknya. Kemudian melakukan pengawasan serta memberikan pembenaran atas kesalahan dari perbuatan yang dilakukan anak didiknya dengan pendekatan yang halus dan jangan sampai timbul rasa takut anak terhadap sikap gurunya karena akan mempengaruhi perkambangan mental serta kepribadian anak. Tugas guru sebagai profesi meliputi mendidik, mengajar dan melatih. Mendidik berarti meneruskan dan mengembangkan nilai-nilai hidup. Mengajar berarti meneruskan dan mengembangkan ilmu pengetahuan dan teknologi. Sedangkan melatih berarti mengembangkan keterampilanketerampilan pada siswa.12 Usaha lainnya adalah dengan memberikan contoh kepada anak didik, hal ini sebenarnya juga telah menjadi tugas guru sebagai pendidik: Sebagai teladan, tentu saja pribadi dan apa yang dilakukan guru akan mendapat sorotan peserta didik serta orang yang ada di sekitar lingkungannya yang menganggap atau mengakuinya sebagai guru.13 Dengan memberikan teladan yang baik, maka guru dapat dengan mudah mentransformasikan bagaimana berakhlak yang baik. Contoh dalam kehidupan kelas, akan memberikan mereka pemahaman bahwa berakhlak yang mulia itu adalah kewajiban dan termasuk keperluan dalam kependidikan yang tidak melulu berisi ilmu pengetahuan saja. Pemberian teladan yang baik akan memudahkan guru dalam membiasakan anak berakhlak yang baik. Dengan memberikan teladan, maka sudah secara tidak langsung guru akan memberikan sebuah contoh untuk
12 13

Moh. Uzer Usman, Menjadi Guru Profesional, Bandung: Remaja Rosdakarya, 2009, hal. 7 E. Mulyasa, Op.cit, hal.46

21

memudahkan anak-anak menerima saat guru memperlakukan mereka dengan pembiasaan-pembiasaan menggunakan nilai-nilai akhlak sebagai dasar dalam menggunakan tuntunan akhlak yang baik.

Kerangka berpikir

Anda mungkin juga menyukai