Anda di halaman 1dari 2

PENYEBAB METABOLIC BONE DISORDERS Kesehatan tulang sangat bergantung pada tersedianya nutrisi khusus untuk tulang.

Nutrisi utama untuk tulang yang sehat adalah kalsium vitamin D, dan magnesium. Kekurangan salah satu di antara nutrisi, secara bertahap, ini akan mengakibatkan kerapuhan tulang, suatu penyakit yang dikenal sebagai osteoporosis. Kekurangan nutrisi tulang bone bersifat latent dan lambat, dan memerlukan waktu untuk memulihkannya. Pembentukan tulang adalah proses yang sama-sama memerlukan jangka waktu sama seperti proses perapuhan/peluruhan tulang.

Berikut factor penyebab metabolic bone disorder 1. Faktor Kekurangan Kalsium dan Fosfor Kekurang kalsium dan fosfor menjadi titik sentral utama penyebab terjadinya kerapuhan tulang. Jika pada

masa pertumbuhan tulang, tubuh kekurangan kalsium dan fosfor, maka puncak pembentukan massa tulang maksimal

tidak akan tercapai. Kerapatan masa tulang akan jauh berkurang dan setelah usia tertentu (antara 30 - 40 tahun) tulang akan mengalami penurunan fungsi dengan sendirinya. Angka kecukupan kalsium yang dianjurkan untuk orang dewasa normal adalah 800 mg/hari, sedangkan untuk fosfor adalah 600 mg/hari. Rata-rata konsumsi saat ini adalah 254 kalsium mg per orang per di hari. Padahal Indonesia rekomendasi

internasional adalah 1.000 - 1.200 mg per hari. Masih rendahnya konsumsi kalsium tersebut menyebabkan 1 dari 3 wanita dan 1 dari 7 pria usia di atas 45 tahun, berisiko untuk menderita osteoporosis. 2. Defisiensi vitamin D Vitamin D adalah grup prohormon yang larut dalam lemak. Bentuk utama Vitamin D adalah ergokalsiferol (vitamin D2) dan kolekalsiferol vitamin D3. Vitamin D3 diproduksi di kulit dengan bantuan sinar matahari, terutama radiasi ultraviolet B. Vitamin D memegang peranan penting dalam pemeliharaan sistem organ. Fungsi vitamin D antara lain mengatur tingkat ion kalsium dan fosfor darah dengan meningkatkan penyerapan kedua ion tersebut di usus dan dengan meningkatkan

reabsorpsi ion kalsium di ginjal; meningkatkan pembentukan dan mineralisasi tulang; menghambat sekresi hormon paratiroid dan mempengaruhi sistem imun dengan meningkatkan imunosupresi, fagositosis dan aktivitas anti-tumor. Defisiensi vitamin D dapat terjadi karena kurang terpapar sinar matahari, gangguan penyerapan vitamin D, gangguan hati atau ginjal dan karena faktor keturunan. Kekurangan konsumsi vitamin D dapat berakibat pada gangguan mineralisasi tulang, riketsia pada anak-anak, osteomalasia pada orang dewasa, dan osteoporosis.

3. Penurunan hormon estrogen dan progesteron Peningkatan usia lanjut pada manusia, menyebabkan terjadinya menopause dan pasca menopause, osteoporosis pada perempuan dan andropause pada laki-laki. Jumlah manusia usia lanjut di Indonesia makin meningkat 414% (dari tahun 2000-2005) dan dinyatakan juga dari tahun 2000 sampai 2050 meningkat sampai 316,9%. Penurunan hormon reproduksi estrogen secara fisiologik pada perempuan dimulai pada usia 35 tahun sedangkan pada laki-laki penurunan hormon testosteron dimulai pada usia 65 tahun. Adanya dampak negatif dari penurunan hormon estrogen ini, menyebabkan timbulnya keluhan-keluhan menopause klinis ("menopause symptom") dan bila tidak ditangani dengan baik menyebabkan osteoporosis yang akan menurunkan kualitas hidup perempuan tadi. 4. Kandungan fosfat yang tinggi dalam soft drinks Kandungan fosfat yang tinggi dalam softdrink

dapat menghancurkan mineral penting dalam tubuh.Softdrinks terbuat dari air murni yang juga dapat menghancurkan mineral penting dalam tubuh. Kekurangan mineral yang serius dapat menyebabkan Penyakit Jantung (kekurangan magnesium), Osteoporosis (kekurangan kalsium) dan banyak lagi. Sebagian besar vitamin tidak berfungsi di dalam tubuh tanpa adanya mineral.

Anda mungkin juga menyukai