Anda di halaman 1dari 3

Kebudayaan Tiongkok merupakan salah satu pusat peradaban manusia di Asia.

Ia telah berkembang lebih dari 3000 tahun lalu dan merupakan satu-satunya kebudayaaan yang berlangsung dari permulaan sampai sekarang. Peradaban Cina berasal dari berbagai pusat-pusat regional baik di sepanjang Sungai Kuning dan lembah Sungai Yangtze di zaman Neolitik. Sejarah tertulis Cina dapat ditemukan pada awal Dinasti Shang (sekitar 1700 SM - ca. 1046 SM). Oracle Bones dengan tulisan Cina kuno dari Dinasti Shang yang mucul pada awal 1500 SM. Asal-usul budaya Cina, sastra dan filsafat, yang berkembang selama Dinasti Chou (1045 SM sampai 256 SM) (Tjeng, 1983:270). Dinasti Chou mulai tunduk pada tekanan-tekanan eksternal dan internal di abad ke-8 SM. Kemampuan Chou untuk mengontrol penguasa daerah berkurang, dan akhirnya kerajaan pecah menjadi masing-masing negara-negara yang lebih kecil, yang dimulai pada Musim Semi dan Gugur dan mencapai ekspresi penuh pada Periode Negara Perang. Pada 221 SM, Qin Shi Huang menyatukan berbagai kerajaan berperang dan menciptakan kerajaan Cina pertama. Berturut-turut dinasti dalam sejarah Cina mengembangkan sistem birokrasi yang memungkinkan Kaisar Cina untuk secara langsung mengontrol wilayah yang luas (Tjeng, 1983:271). Pandangan konvensional sejarah Cina adalah bahwa dari sebuah dinasti bolak-balik antara periode kesatuan politik dan perpecahan dan kadang-kadang menjadi didominasi oleh bangsabangsa Asia batin lain, kebanyakan dari mereka pada gilirannya membaur dengan penduduk Cina Han. Pengaruh budaya dan politik dari berbagai penjuru Asia, yang dibawa oleh gelombang berturut-turut: imigrasi, ekspansi, dan budaya asimilasi adalah bagian dari budaya Cina. Kebudayaan Tiongkok mulai berkembang di lembah sungai Kuning meluas ke seluruh daerah Asia Timur. Salah satu mitologi yang memlai cerita tentang asal kebudayaan Tiongkok ini berasal dari Kaisar Kuning Huang Ti. Berasal dari catatan kaisar Yu, Kaisar Yu mendirikan dinasti Tiongkok yang pertama yaitu dinasti Hsia yang berkuasa dari abad 21 sampai abad ke-17 SM. Dinasti Tiongkok Hsia kemuadian digantikan oleh dinasti Shang , dinasti Chou dan yang terakhir dinasti Chin. Sungai Kuning atau Huang He / Hwang Ho merupakan sungai terpanjang kedua di Cina (setelah Sungai Yangtze) dan keenam terpanjang di dunia pada perkiraan panjang 5.464 kilometer. Yang berasal dari Pegunungan Bayan Har di Provinsi Qinghai di Cina Barat, mengalir melalui sembilan provinsi di Cina dan bermuara di Laut Bohai. Basin Sungai Kuning memiliki timurbarat sejauh 1900 km dan utara-selatan luasnya 1.100 km. Sungai Kuning disebut "tempat lahir peradaban Cina", sebagai cekungan adalah kelahiran dari peradaban Cina Utara dan merupakan kawasan paling makmur dalam sejarah Cina awal. Jatuh bangunnya suatu dinasti menciptakan kekacauan sosial, berbagai orang dipaksa untuk mencari ide-ide baru untuk memecahkan persoalan yang mereka hadapi. Salah satu pemikiran yang paling populer adalah Konfucius. Konfucius seorang filsuf yang hidup antara 552 dan 479 SM. Ia menganjurkan ajaran harmonis manusia. Ajaran Konfucius ini mempengaruhi dan mementuk cara berpikir serta cara bertindak manusia. Menurutnya manusia mesti melakukan tugas sesuai dengan kedudukannya, dengan demikian tidak akan terjadi kekerasan dan negarapun akan menjadi tenteram (Tjeng, 1983:272).

Meskipun kekacauan tetap berlangsung, kebudayaan sungai Kuning meluas hingga sebelah utara sungai Yang-Tse pada abad ke-6 SM yang terbagi menjadi kerajaan yang masing-masing berusaha untuk meruntuhkan raja Chou. Pada abad 221 SM kerajaan Chin berhasil menggantikan hegemoni kerajaan Chou dan berhasil menyatukan seluruh daratan China, meliputi utara daerah Sungai Yang-Tse. Dinasti Chou dilanjutkan oleh dinasti Han dan Tang. Kekuasaan dinasti Han (206SM) meliputi sebelah utara Sungai Yang-tse hingga sebelah timur Korea Utara, dan hingga ke Selatan yang meliputi Vietnam utara (Tjeng, 1983:273). Di bawah kekuasaan dinasti Han, Vietnam telah dikuasai oleh bangsa Tiong Hoa (orang-orang Han). Dalam kebudayaan Tiongkok, mereka menyebut orang-orang yang berada di luar wilayah Tiongkok sebagai orang barbar. Misalnya mereka menyebut orang Mongolia, sebagai barbar begitupula orang-orang yang berasal dari barat dan selatan, mereka disebut orang dari seberang. Orang-orang yang berasal dari Vietnam sendiri mendapat sebutan sebagai orang budak, padahal mereka adalah suku bangsa Yueh yang juga telah melalui proses menjadi orang Han (Han Hwa). Seperti Tiongkok dan Vietnam, Korea utara juga memiliki ikatan erat dengan tiongkok. Pengaruh Tiongkok di Korea dimulai dibawah dinasti Han pada abad ke-3 SM. Dipercaya, orang-orang Korea Utara adalah bagian dari sisa Dinasti Shang yang melarikan diri ke Mancuria selatan dan membangun dinasti baru bernama Choson. Berlainan dengan Vietnam dan Korea yang merupakan negara kecil dengan perbatasan bersama mengalami dominasi fisik Tiongkok dalam sejarahnya, Jepang yang terdiri dari pulau-pulau terpisah yang terletak di sebelah timur Tiongkok terpisah oleh laut yang sangat lebar. Ini adalah salah satu sebab utama mengapa Jepang tidak pernah bersinggungan dengan pengaruh kebudayaan Tiongkok. Kedekatan geografis antara Korea dan Jepang, mengakibatkan semenanjung Korea seolah sebagai jembatan masuknya budaya Tiongkok yang dibawa oleh orang-orang yang berusaha melarikan diri dari kekacauan sosial. Salah satu hal yang ditulari oleh orang pelarian tersebut adalah agama Budha. Pada abad ke-7 terjadi Reformasi Taika. Reformasi Taika mengizinkan Jepang kemudian meniru segala hal berkaitan dengan Tiongkok. Ketika itu Tiongkok diperintah oleh dinasti Tang. Tidak hanya sistem pemerintahan yang ditiru, tetapi juga sistem penganugrahan, arsitektur ibukota, tulisan dan lain-lan. Kebudayaan Tiongkok memiliki sifatsifat khusus antara lain tulisan Tionghoa dan pengaruh ajaran Konfusianis (Tjeng, 1983:276277). Hubungan Mongolia terhadap Tiongkok berlainan sekali dengan hubungan Vietnam, Korea, dan Jepang. Daerah Mongolia meliputi Padang Pasir Gobi yang sangat tidak cocok untuk kehidupan menetap. Peran Mongolia terhadap perkembangan kebudayaan Tiongkok antara lain adalah sebagai katalisator budaya karena kehidupan mereka yang pengembara. Sehingga, karakter bangsa ini terkesan akan mudah turun ke daerah-daerah yang lebih subur seperti wilayah Tiongkok. Walaupun tidak ada pengaruh tulisan Cina secara langsung di Mongolia, namun sejarah yang berada di dalamnya tidak dapat dilepas dari Cina. Tentu saja terlihat dari faktor geografis yang begitu dekat.

Kesimpulannya, budaya yang berkembang di wilayah Sungai Kuning dapat diukur dalam lingkup yang sangat luas. Dapat dikatakan luas Karen perkembangannya hingga mencapai wilayah Jepang yang berarti berada di seberang lautan. Ditambah lagi wilayah peradabannya yang mencakup daratan Cina saat ini, membuktikan bahwa wilayah persebarannya begitu luas. Negara-negara seperti Korea, Vietnam, serta Mongolia juga merupakan wilayah cakupan persebaran kekuasaan dinasti-dinasti yang pernah ada di Cina, fenomena inilah yang mampu menjelaskan kenyataan bahwa ada beberapa persamaan dari kebudayaan negara-negara tersebut dewasa ini.

Anda mungkin juga menyukai