Anda di halaman 1dari 5

LAPORAN PRAKTIKUM PATOLOGI ANATOMI BLOK RESPIRATORY SYSTEM Asma Bronkial

Oleh : Kelompok A 3 NUR FITRIMARGARETNA RATIH PARINGGIT ANDRIAN NOVATMIKO FIRDA SOFIA KHOZATIB ZUNI F G1A010017 G1A010023 G1A010025 G1A010026 G1A010027

Asisten :

UNIVERSITAS JENDERAL SOEDIRMAN FAKULTAS KEDOKTERAN DAN ILMU-ILMU KESEHATAN JURUSAN KEDOKTERAN PURWOKERTO 2012

LEMBAR PENGESAHAN

Asma Bronkial

Oleh : Kelompok A 3 NUR FITRIMARGARETNA RATIH PARINGGIT ANDRIAN NOVATMIKO FIRDA SOFIA KHOZATIB ZUNI F G1A010017 G1A010023 G1A010025 G1A010026 G1A010027

Disusun untuk memenuhi persyaratan nilai praktikum Patologi Anatomi blok Respiratory System pada Jurusan Kedokteran FKIK Universitas Jenderal Soedirman Purwokerto

Diterima dan disahkan Purwokerto, Maret 2012 Asisten

BAB I PENDAHULUAN Definisi Asma bronkial merupakan penyakit saluran pernapasan obstruktif yang ditandai inflamasi saluran dan spasme akut otot polos bronkiolus. Kondisi ini menyebabkan produksi mukus yang berlebihan dan menumpuk, penyumbatan aliran udara, dan penurunanventilasi alveolus (Corwin, 2009). Asma terjadi pada individu tertentu yang berespon secara agresif terhadap berbagai jenis iritan di jalan napas. Faktor risiko untuk salah satu jenis gangguan hiper responsif ini adalah riwayat asama atau alergi dalam keluarga, yang mengisyaratkan adanya kecenderungan genetik. Pajanan yang berulang atau terusmenerus terhadap beberapa rangsangan iritan, kemugkinan pada masa penting perkembangan, juga dapat meningkatkan risiko penyakit ini. Infeksi pernapasan atas berulang juga dapat memicu asma awitan dewasa, seperti yang dapat terjadi akibat pajanan okupasional terhadap debu di lingkungan kerja (Corwin, 2009).

Etiologi Ada beberapa hal yang merupakan faktor predisposisi dan presipitasi timbulnya serangan asma bronkial. a. Faktor Predisposisi 1. Genetik Dimana yang diturunkan adalah bakat alerginya, meskipun belum diketahui bagaimana cara penularannya yang jelas. Penderit dengan penyakit alergi biasanya mempunyai keluarga dekat juga menderita penyakit alergi. Karena adanya bakat alergi ini, penderita sangat mudah terkena penyakit asma bronkhial jika terpapar dengan faktor pencetus. Selain itu, hipersensitifitas saluran pernafasannya juga bisa diturunkan b. Faktor Presipitasi 1. Alergen Dimana alergen dapat dibagi menjadi 3 jenis, yaitu : Inhalan, yang masuk melalui saluran pernapasan

Contoh: debu, bulu binatang, serbuk bunga, spora jamur, bakteri dan polusi. Ingestan, yang masuk melalui mulut Contoh : makanan dan obat-obatan. Kontakan, yang masuk melalui kontak dengan kulit Contoh : perhiasan, logam, dan jam tangan 2. Perubahan Cuaca Cuaca lembab dan hawa pegunungan yang dingin mempengaruhi asma. Atmosfer yang mendadak dingin merupakan faktor pemicu terjadinya serangan asma. Kadang-kadang serangan berhubungan dengan musim. 3. Stres Stres atau gangguan emosi dapat menjadi pencetus serangan asma, selain itu juga bisa memperberat serangan asma yang sudah ada. Disamping gejala yang timbul harus segera diobati penderita asma yang mengalami stres atau gangguan emosi perlu diberi nasihat. 4. Lingkungan Kerja Mempunyai hubungan langsung dengan sebab terjadinya asma. Contoh : orang yang bekerja di laboratorium hewan, industri tekstil, dan pabrik asbes. 5. Olah raga Sebagian besar penderita asma akan mendapat serangan jika melakukan aktivitas jasmani yang berat. Lari cepat paling mudah menimbulkan asma. Serangan asma karena aktivitas biasanya terjadi segera setelah selesai aktivitas tersebut (Tanjung, 2003).

Komplikasi Berbagai komplikasi yang mungkin timbul adalah : 1. Status Asmatikus Merupakan serangan asma yang berat yang tidak dapat diatasi dengan pengobatan konvensional dan merupakan keadaan darurat medis, bila tidak segerra diatasi akan terjadi gagal napas.

2. Atelektasis Pengerutan sebagian atau seluruh paru akibat adanya penyumbatan saluran udara (bronkus maupun bronkiolus) atau akibat pernapasan yang sangat dangkal. 3. Hipoksemia Penurunan tekanan parsial oksigen di dalam darah. 4. Pneumotoraks Merupakan kolapsnya sebagian atau seluruh paru yang terjadi sewaktu udara atau gas lain masuk keruang pleura yang mengelilingi paru. 5. Emfisema Merupakan penyakit obstruktif kronis dengan karakteristik penurunan elastisitas paru dan luas permukaan alveolus yang berkurang akibat destruksi dinding alveolus dan pelebaran ruang distal udara ke bronkiolus terminal. 6. Deformitas Toraks 7. Gagal Nafas Merupakan pertukaran gas yang tidak adekuat sehingga terjadi hipoksia, hiperkapnia (peningkatan konsentrasi karbon dioksida arteri) dan asidosis ( Tanjung, 2003) Dapus Corwin, Elizabeth J. 2009. Buku saku patofisiologi. Jakarta : EGC Tanjung, Dudut. 2003. Asuhan keperawatan Asma bronkial. Universitas Sumatra Utara.

Anda mungkin juga menyukai