Anda di halaman 1dari 5

KARAKTERISTIK FISIKA KIMIA PERAIRAN DAN KAITANNYA DENGAN DISTRIBUSI SERTA KELIMPAHAN LARVA IKAN DI TELUK PALABUHAN RATU

NURMILA ANWAR

SEKOLAH PASCASARJANA INSTITUT PERTANIAN BOGOR BOGOR 2008

I. PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Jaminan stok berbagai komoditas perikanan umumnya tergantung pada keberadaan fase larva. Perikanan pantai tergantung pada keberadaan biota-biota muda yang hidup di areal pasang surut, tempat mereka berlindung dan memperoleh makanan diawal masa hidupnya. Pemahaman tentang biologi ikan sangatlah penting dimulai dengan pengetahuan yang baik tentang perkembangan awal daur hidup ikan, baik ekologi maupun kehidupannya. Pentingnya aspek ini karena mempunyai keterkaitan dengan fluktuasi ikan, bahkan kelangsungan hidup dari spesies itu sendiri. Seperti diketahui pada tahap awal daur hidup ikan mempunyai mortalitas yang tinggi karena kepekaan terhadap predator, ketersediaan makanan, dan juga perubahan lingkungan yang terjadi di alam (critical period). Dengan

terganggunya tahap-tahap awal dari kehidupan ikan maka hal ini memberi dampak negatif bagi populasi ikan. Kondisi perairan sangat menentukan kelimpahan dan penyebaran organisme di dalamnya, akan tetapi setiap organisme memiliki kebutuhan dan preferensi lingkungan yang berbeda untuk hidup yang terkait dengan karakteristik lingkungannya. Nikolsky (1963) menyatakan bahwa setidaknya ada tiga alasan utama bagi ikan untuk memilih tempat hidup yaitu 1) yang sesuai dengan kondisi tubuhnya, 2) sumber makanan yang banyak, 3) cocok untuk perkembangbiakan dan pemijahan. Dalam rangka pengelolaan sumberdaya hayati perairan laut, pemahaman terhadap faktor-faktor fisik laut dan pengaruhnya terhadap perkembangan biota laut merupakan suatu kebutuhan yang mutlak. Faktor fisika-kimia laut, seperti cahaya, suhu, salinitas, arus dan pasang surut semenjak semula dipandang sebagai faktor abiotik pada ekosisitem laut yang memiliki banyak kegunaan dalam proses kelangsungan hidup ikan, seperti pertumbuhan dan distribusinya. Bertolak dari uraian di atas, dipandang perlu untuk menguraikan secara mendetail tentang keterkaitan pola distribusi dengan kelimpahan larva ikan berdasarkan parameter fisika kimia perairan. Mengingat Ichthyoplankton sebagai awal kehidupan ikan yang merupakan sumberdaya perikanan di suatu perairan.

Mengetahui distribusi Ichthyoplankton sangat penting, tidak hanya dalam pengertian proses ekologis, tetapi juga terhadap implikasi praktis penilaian kelimpahannya (Brodeur dan Rugen, 1994), diharapkan dengan pengetahuan tentang faktor-faktor fisik laut akan dapat memberikan arahan yang jelas tentang keberadaan ichthyoplankton di laut sehingga tidak dilakukan penangkapan tanpa memperhitungkan kelestariannya. Teluk Palabuhan Ratu dipilih sebagai lokasi penelitian karena teluk ini dianggap masih sangat potensial sebagai daerah pemijahan dan penangkapan ikan intensif, memiliki karakteristik perairan yang khas dengan berbagai macam sumberdaya ikan, sehingga diharapkan mampu memberikan interpretasi tentang keberadaan larva ikan. Disamping itu, studi mengenai distribusi dan kelimpahan larva di perairan ini masih belum banyak dilakukan. 1.2 Perumusan masalah Selama ini pemanfaatan sumberdaya ikan yang dilakukan oleh sebagian besar nelayan ditekankan pada kepentingan jangka pendek dengan besaran manfaat yang sedikit dibandingkan dengan jangka panjang. Umumnya nelayan bersaing untuk mendapatkan ikan lebih banyak sehingga mengancam kapasitas lingkungan sumberdaya. Keadaan di atas tidak hanya terjadi pada sumberdaya ikan yang telah dewasa tetapi juga terjadi pada sumber daya larva ikan, padahal telah diketahui bahwa fase ini merupakan fase awal dalam siklus biota untuk berkembang menjadi dewasa. Sehingga jika tidak dilakukan pengelolaan sejak awal akan mengancam kelestarian dan keberlangsungan hidup biota tersebut. Secara biologi fase larva akan banyak ditemui di daerah pesisir, selain karena adanya naluri dari induk ketika memijah, juga dipengaruhi oleh ketersediaan makanan dan ruang. Kedua faktor tersebut tidak berdiri sendiri, tetapi dipengaruhi oleh kondisi fisika kimia perairan seperti arus, suhu, pasang surut, salinitas, dan yang lainnya. Sehingga dengan demikian antara faktor fisika, kimia dan biologi larva akan terjadi interaksi yang saling terkait menjadi komponen ekologi di perairan pantai. Artinya jika salah satu di atara variabel lingkungan berubah maka secara berantai akan menyebabkan perubahan bagi variabel lingkungan lainnya (Gambar 1). Hal inilah yang ingin di kaji yaitu untuk melihat sejauh mana keterkaitan antara komponen-komponen itu dengan pola distribusi larva ikan.

RUANG

PESISI

ESTUARI

LAUT LEPAS

IKAN DEWASA SUMBER DAYA IKAN LARVA IKAN EKSPLOITASI


PENGELOLAAN

KETERSEDIAAN SD MAKANAN

+
KEBERLANGSUNGAN

FISIKA KIMIA PERAIRAN Suhu, arus, salinitas, pasang surut, pH, DO, elemen nutrien (Nitrogen, Fosfat dan silika)

POLA DISTRIBUSI LARVA IKAN BIOLOGI * komposisi dan kelimpahan * keragaman (Indeks Diversitas) * pola penyebaran (Indeks Morisita) * Kepadatan

* Plankton

= hubungan

= ruang lingkup penelitian = pengaruh langsung * = komponen


Gambar 1. Kerangka Pendekatan Masalah

1.3 Tujuan dan Manfaat Penelitian Penelitian ini bertujuan untuk: 1. Mengetahui keterkaitan antara karakter habitat dengan distribusi larva yang didasarkan pada parameter fisika kimia perairan di Teluk Palabuhan Ratu. 2. Mengetahui pola distribusi larva ikan secara spasial dan temporal di perairan Teluk Palabuhan Ratu. Manfaat penelitian ini diharapkan dapat memberi kontribusi dalam pemanfaatan dan pengelolaan sumberdaya larva ikan dan dengan ini akan diketahui sejauh mana kondisi ekologis larva ikan di Teluk Palabuhan Ratu. 1.4 Hipotesis 1. Perbedaan karakteristik habitat tidak mempengaruhi komunitas larva ikan dan distribusi stadia larva ikan di Teluk Palabuhan Ratu. 2. Perbedaan parameter fisika-kimia perairan tidak mempengaruhi pola distribusi dan komposisi jenis larva secara spasial-temporal.

Anda mungkin juga menyukai