Anda di halaman 1dari 14

BAB III METODE PENELITIAN

A. Jenis Penelitian Berdasarkan karakteristik permasalahan pada Bab I, jenis

penelitian ini merupakan penelitian deskriptif. Penelitian deskriptif menurut Tika (2005:4) adalah: Penelitian yang lebih mengarahkan pada pengungkapan suatu masalah atau keadaan sebagaimana adanya dan mengungkapkan fakta fakta yang ada, walaupun kadang kadang diberikan interpretasi atau analisis. Penelitian deskriptif perlu memanfaatkan ataupun menciptakan konsep konsep ilmiah, sekaligus berfungsi dalam mengadakan suatu spesifikasi mengenai gejala gejala fisik maupun social yang dipersoalkan. Di samping itu, penelitian ini harus mampu merumuskan dengan tepat apa yang ingin ditelitidan teknik penelitian apa yang tepat dipakai untuk menganalisisnya. Hasil penelitiannya adalah difokuskan untuk memberikan gambaran keadaan sebenarnya dari objek yang diteliti Jenis penelitian deskriptif digunakan untuk mengukur daya dukung dari berbagai potensi wilayah baik fisik maupun sosial serta partisipasi masyarakat terhadap pengembangan budidaya kambing Peranakan Etawa (PE) sebagai komoditas unggulan di Desa Cibeureum Wetan Kecamatan Cimalaka Kabupaten Sumedang. Adapun jenis penelitian berdasarkan bentuk dan metode pelaksanaan pada penelitian ini adalah survey. Menurut Tika (2005:6) yang dimaksud survey adalah metode penelitian yang bertujuan untuk mengumpulkan sejumlah besar data berupa variabel, unit atau individu dalam waktu yang bersamaan. Survei dipilih karena memiliki beberapa

54

55

keuntungan seperti yang lebih lanjut dikemukakan oleh (Tika, 2005: 7) berikut: Keuntungan survei adalah sebagai berikut : 1) Dilibatkan oleh banyak orang untuk mencapai generalisasi atau kesimpulan yang dapat dipertanggungjawabkan. 2) Dapat menggunakan berbagai teknik pengumpulan data. 3) Sering tampil masalah masalah yang sebelumnya tidak diketahui. 4) Dapat dibenarkan atau mewakili teori tertentu. 5) Biaya lebih rendah kerena waktunya lebih singkat. Pelaksanaan survey biasanya, menggunakan beberapa instrumen baik untuk meneliti aspek fisik maupun aspek sosial dalam penelitian. Untuk penelitian aspek fisik instrumen yang digunakan adalah berupa format observasi, sedangkan untuk meneliti aspek sosial biasanya menggunakan instrument berupa angket maupun format wawancara. Seperti yang dikemukakan oleh Masri Singarimbun dalam Anggraeni (2011:52), survey adalah metode penelitian yang mengambil sampel dari suatu populasi dan menggunakan angket sebagai alat pengumpul data.

B. Variabel Penelitian Variabel penelitian pada dasarnya adalah segala sesuatu yang berbentuk apa saja yang ditetapkan oleh peneliti untuk diteliti sehingga diperoleh informasi tentang hal tersebut, kemudian ditarik kesimpulannya. Pada hakikatnya setiap variabel adalah suatu konsep, yaitu konsep yang bersifat khusus yang mengandung variasi nilai. Dalam penelitian ini variabel yang digunakan adalah variabel tunggal. Menurut Hadari Nawawi

56

dan H,.M Martini Hadari (1992 : 45) variabel tunggal adalah variabel yang hanya mengungkapkan variabel unutk dideskripsikan unsur atau faktorfaktor didalam setiap gejala yang termasuk variabel tersebut, penelitian seperti ini disebut variabel tunggal. Yang menjadi variabel dalam penelitian ini adalah berbagai macam faktor yang berkaitan dan dengan pengembangan budidaya kambing Peranakan Etawa, faktor faktor tersebut adalah sebagai berikut : 1. Potensi pengembangan budidaya Kambing Peranakan Etawa (PE) yang meliputi potensi fisik terdiri dari aspek lokasi, iklim, morfologi , tanah , hidrografi, dan potensi sosial meliputi modal, tenaga kerja, teknologi , inovasi, dan kelembagaan. 2. Partisipasi masyarakat non peternak terhadap usaha pengembangan budidaya kambing Peranakan Etawa (PE) yang meliputi bentuk bentuk partisipasi, faktor yang mempengaruhi partispasi, dan upaya meningkatkan partisipasi. 3. Budidaya Kambing Peranakan Etawa (PE) meliputi jenis ternak, lokasi peternakan, pemasaran, dan perkembangannya. Seluruh aspek dalam variabel diatas memiliki keterkaitan terhadap kegiatan pengembangan budidaya Kambing Peranakan Etawa (PE) yang ada di Desa Cibeureum Wetan. Setiap variabel memiliki nilai dan karakteristik yang bervariasi baik mendukung sebagai kekuatan dan peluang , maupun menghambat sebagai kelemahan dan anacaman bagi budidaya Kambing Peranakan Etawa (PE) itu sendiri. Dengan

57

menganalisis setiap variabel tersebut akan menghasilkan rumusan strategi pengembangan yang ideal dan sesuai dengan karakteristik wilayah yang ada.

C. Populasi dan Sampel a. Populasi Menurut Prasetyo dan Jannah (2010 :119) populasi adalah keseluruhan gejala, individu kasus dan masalah yang ingin diteliti . Populasi dalam penelitian ini terdiri dari populasi wilayah dan populasi manusia. Populasi wilayah meliputi seluruh wilayah administratif Desa Cibeureum Wetan Kecamatan Cimalaka Kabupaten Sumedang dengan luas wilayah 590 Ha, Sedangkan populasi manusia meliputi seluruh penduduk yang bertempat tinggal di Desa Cibeureum Wetan Kecamatan Cimalaka Kabupaten Sumedang dengan jumlah penduduk 3903 jiwa, diantaranya 1973 penduduk laki laki dan 1930 penduduk perempuan. Dengan jumlah kepala keluarga keseluruhan 1279 kepala keluarga. b. Sampel Menurut Tika (2005 : 24) sampel adalah sebagian dari objek atau individu individu yang mewakili populasi Sampel merupakan himpunan bagian dalam populasi yang memiliki ukuran kecil jika

dibandingkan dengan ukuran populasi namun mewakili karakteristik dari populasi. Tidak ada ketentuan yang pasti dalam pengambilan sampel sebagaimana diungkapkan Suharsimi dalam Nurhaeni (2006: 37) bahwa

58

Untuk sekedar ancer ancer maka apabila subjeknya kurang dari 100 lebih baik diambil semua sehingga penelitian merupakan penelitian populasi , selanjutnya apabila subjeknya besar lebih dari 100 maka dapat diambil antara 10 % -15% atau 20% - 30% atau lebih. Penarikan sampel pada daerah penelitian ini dibagi dua yaitu : 1. Sampel Wilayah Sampel Wilayah dalam penelitian ini dapat disebut juga sampel populasi karena seluruh wilayah pada tiap RW yang memiliki lahan untuk ternak kambing etawa baik dalam jumlah kecil maupun besar akan dijadikan wilayah penelitian. 2. Sampel Penduduk Sampel penduduk yang digunakan dalam penelitian ini adalah sampel random, dengan pertimbangan karakteristik yang dimiliki oleh responden dianggap homogen sehingga setiap responden memiliki hak yang sama untuk dipilih. Responden dalam penelitian ini diseragamkan menurut 2 kategori yaitu penduduk yang berprofesi peternak kambing Peranakan Etawa (PE) yang telah termasuk dalam kelompok tani Simpay Tampomas dan penduduk warga Desa Cibeureum yang bukan termasuk kelompok tani Simpay Tampomas. Banyaknya sampel penduduk dalam penelitian ini setelah diseragamkan berdasarkan dua kelompok yaitu kelompok peternak kambing Simpay Tampomas sebanyak 45 Responden, dan kelompok masyarakat Desa Cibeureum Wetan pada umumnya yang bukan

59

peternak sebanyak 3092, adapun penentuan jumlah sampel adalah sebagai berikut : a. Sampel Peternak Jumlah Responden 45 peternak yang merupakan seluruh anggota Kelompok Tani Simpay Tampomas , dikarenakan responden berjumlah >100 orang maka populasi responden diambil seluruhnya untuk dijadikan sampel. b. Sampel Masyarakat Non Peternak Untuk mengetahui besaran sampel yang diambil dan dapat mewakili populasi penduduk Dixon dan B. Lench dalam Pabundu (2005:25) membuat pendekatan dengan rumus : n= [ Dimana : n = Jumlah Sampel Z = Tingkat kepercayaan (Confidence level), nilai convidence level 95% adalah 1,96 V = Variabilitas dalam persen dihitung dengan rumus : V= (
)

]2

Dimana : p = persentase karakteristik sampel yang dianggap benar C = Batas kepercayaan (convidence limit) dalam persen

60

p=

x 100 %

Berdasarkan rumus di atas maka proses perhitungan sampel adalah sebagai berikut : p= V= V= V = 46,64 n= [ n= [ n = 83,56 n = 84 responden ( pembulatan ) selanjutnya untuk menentukan proporsi dari sampel di atas maka digunakan teknik pengambilan sampel acak terlapis (Stratified random Sampling), teknik ini digunakan dengan alasan
]2

x 100 % = 31,99%
( )

]2

karakteristik populasi bervariasi (terdiri dari beberapa lapisan) adapun yang dijadikan kriteria untuk menentukan karakteristik sampel adalah tingkat pendidikan responden pada usia angkatan kerja diatas 15 tahun. Rumus yang digunakan untuk menghitung proporsi pada sampel acak berlapis menurut Prasetyo dan Jannah (2010 : 130):

61

Sampel1 =

x Total Sampel

Adapun hasil perhitungan dari rumus tersebut adalah sebagai berikut : Table 3.1 Proporsi Sampel Tingkat Pendidikan SD/Sederajat SLTP/Sederajat SLTA/Sederajat D1/Sederajat D-2/Sederajat D-3/Sederajat S1/Sederajat Jumlah Jumlah Populasi 1140 916 870 50 30 56 30 3092 Proporsi Sampel 31 25 23 1 1 2 1 84

Sumber : Hasil Perhitungan Penarikan Sampel Acak Berstrata

D. Instrumen Penelitan Instrumen yang digunakan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut a. Bahan 1) Peta Rupabumi skala 1 : 25.000 lembar 1209 323 Sumedang sebagai peta dasar untuk membuat peta administrative, penggunaan lahan, dan kemiringan lereng di Desa Cibeureum Wetan sebagai daerah penelitian secara utuh dan tunggal. 2) Monografi Desa beserta data data sekunder lain yang diperoleh dari berbagai sumber berisi informasi informasi yang menunjang terhadap objek yang diteliti.

62

b. Alat 1) GPS untuk mengetahui koordinat pada masing masing sampel lokasi penelitian di lapangan. 2) Kamera Digital untuk mendokumentasikan kondisi objek penelitian di lapangan 3) Angket untuk memperoleh informasi mengenai respon dan partisipasi masyarakat dalam Budidaya Kambing Peranakan Etawa (PE) di Desa Cibeureum Wetan 4) Pedoman Wawancara untuk memperoleh informasi mengenai

seluruh aspek budidaya Kambing Peranakan Etawa (PE) di desa Cibeureum Wetan 5) Pedoman Observasi untuk memperoleh informasi tentang kondisi fisik Desa Cibeureum Wetan

E. Teknik Pengumpulan Data Teknik pengumpulan data merupakan langkah penting dalam penelitian, karena tujuan utama dari penelitian adalah mendapatkan data. Tanpa mengetahui teknik pengumpulan data, peneliti tidak akan mendapatkan data yang diharapkan. Dalam proses pengumpulan data dilakukan dengan alat pengumpul data berupa instrumen. Dalam penelitian ini teknik dan instrumen penelitian dalam proses pengumpulan data dilakukan dengan beberapa teknik, yaitu :

63

a. Teknik observasi untuk memperoleh gambaran mengenai segala hal yang berhubungan dengan budidaya kambing Peranakan Etawa (PE) terutama menyangkut aspek fisik yang meliputi letak dan lokasi, iklim, morfologi, tanah, dan hidrografi . b. Teknik wawancara untuk memperoleh data tentang aspek sosial masyarakat dan peternak kambing etawa meliputi kondisi sosial ekonomi, dan proses budidaya kambing Peranakan Etawa (PE) c. Kuesioner atau angket digunakan sebagai teknik untuk mengumpulkan data yang berkaitan dengan respon dan partisipasi masyarakat terhadap budidaya kambing Peranakan Etawa (PE) di Desa Cibeureum Wetan d. Studi Literatur, digunakan untuk memperoleh data-data konsep atau teori yang berkenaan dengan pengembangan budidaya kambing Peranakan Etawa (PE), data tersebut dapat diperoleh dari buku sumber, jurnal, makalah, laporan sebagai data sekunder yang bersifat melengkapi. e. Studi Dokumentasi, digunakan untuk memperoleh data sekunder seperti monografi serta data - data yang terkait dengan pengembangan budidaya kambing Peranakan Etawa (PE) juga untuk pengambilan bukti berupa gambar daerah penelitian Untuk lebih mempermudah jalannya penelitian maka kisi kisi instrumen dalam penelitian ini adalah sebagai berikut : Table 3.2 Kisi Kisi Instrumen Penelitian

64

No 1

Variabel Potensi Fisik

Indikator Lokasi Iklim Tanah Hidrografi Modal

Bentuk Instrumen

Format Observasi Format Observasi Format Observasi Format Observasi 2 Potensi Format Sosial Wawancara Teknologi dan Format Inovasi Wawancara Tenaga Kerja Format Wawancara Organisasi dan Format Manajemen Wawancara 3 Partisipasi Respon Angket Masyarakat Masyarakat Bentuk Angket Partisipasi Faktor yang Angket mempengaruhi Partisipasi Upaya Angket Meningkatkan Partisipasi 4 Budidaya Jenis Ternak Format wawancara kambing Analisis Lokasi Format wawancara Etawa Peternakan Pemasaran Format Wawancara Perkembangan Format Observasi Sumber : Hasil Klasifikasi Proses Perolehan Data

No Item 1 2 3 4 1-5 6-19 20-24 25-37 1-8 9-15 16-30

Sasaran Observasi Lapangan

Peternak Kambing Etawa

Masyarakat

31- 39

38-53 54-69 70-78 5

Peternak Kambing Etawa

F. Teknik Pengolahan dan Analisis Data 1. Teknik Pengolahan Data. Langkah yang akan dilakukan peneliti dalam pengolahan data hasil penelitian secara sistematis adalah sebagai berikut :

65

a. Tahap persiapan atau mengoleksi data, langkah ini dimaksudkan untuk mengetahui kelengkapan data yang terkumpul melalui instrument penelitian yaitu angket dan pedoman wawancara. b. Editing data Pengecekan data yang telah dikumpulkan agar data yang akan diolah lebih lanjut cukup baik dan relevan dengan tujuan penelitian c. Coding Coding adalah usaha pengklasifikasian / pengelompokan jawaban menurut macamnya . Hal ini dilakukan untuk mengetahui apakah data tersebut memenuhi atau belum terhadap pertanyaan peneliti. d. Tabulasi Tabulasi data yaitu hasil dari editing dan coding di atas, data tersebut kemudian disusun dan disajikan dalam bentuk tabel, gambar, bagan, dan peta . e. Interpretasi dan kompilasi peta . Langkah ini dilakukan dengan memanfaatkan data sekunder berupa peta peta agar diperoleh informasi yang berhubungan dengan karakteristik lahan yang selanjutnya digunakan untuk menentukan kualitas lahan serta pola pengembangan budidaya Kambing Etawa.

2. Teknik Analisis data. Teknik analisis data yang akan digunakan dalam penelitian ini adalah teknik deskriptif yakni dengan menggunakan analisis SWOT .

66

Analisis SWOT adalah identifikasi berbagai faktor secara sistematis yang merumuskan strategi perusahaan. Dalam (Rangkuti 1998 :18) analisis SWOT didasarkan pada logika yang dapat memaksimalkan kekuatan

(Strength) dan peluang (Opportunities), namun secara bersamaan dapat meminimalkan kelemahan (Weakness) dan ancaman (Treath). Proses pengambilan keputusan strategis selalu berkaitan dengan pengembangan misi, tujuan, strategi, dan kebijakan pada suatu sektor kegiatan yang ada pada suatu daerah dalam hal ini adalah Budidaya kambing Peranakan Etawa (PE), dimana analisis tersebut dikelompokn kedalam pertanyaan pertanyaan berikut : 1. Strength , adalah analisis mengenai factor yang menjadi kekuatan dalam pengembangan budidaya kambing Peranakan Etawa 2. Weaknes, adalah analisis mengenai factor yang menjadi kelemahan dalam pengembangan budidaya kambing Peranakan Etawa 3. Oportunty adalah analisis mengenai factor yang menjadi peluang dalam pengembangan budidaya kambing Peranakan Etawa

4. Threat adalah analisis mengenai factor yang menjadi ancaman dalam pengembangan budidaya kambing Peranakan Etawa Menurut Wulandari dalam Somantri (2011 : 40) Analisis SWOT dilakukan dengan menggunakan data kuantitatif dan deskriptif melalui pendekatan matriks SWOT. Masing masing unsur dihubungkan keterkaitannya untuk memperoleh beberapa alternatif strategi. Strategi

67

tersebut dimaksudkan adalah untuk mengkonsolidasikan faktor faktor eksternal strategis (peluang dan ancaman) dengan faktor faktor internal strategis (kekuatan dan kelemahan). Hubungan unsur unsur tersebut dapat dilihat dalam matriks SWOT berikut : Table 3.3 Matriks SWOT Faktor Internal Faktor Eksternal

Kekuatan (S) Strategi SO Strategi yang disusun untuk memanfaatkan kekuatan yang ada dalam upaya meraih peluang Strategi ST Strategi yang disusun untuk memanfaatkan kekuatan yang ada dalam upaya meghadapi ancaman

Kelemahan (W) Strategi WO Strategi yang disusun untuk menutupi atau mengurangi kelemahan yang ada dalam upaya meraih peluang Strategi WT Strategi yang disusun untuk menutupi atau mengurangi kelemahan yang ada dalam upaya menghadapi ancaman

Peluang (O)

Ancaman (T)

Sumber: Sirait ,2005

Anda mungkin juga menyukai